FAKULTAS SYARIAH
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas limpahan dan rahmat-
Nya berupa ilmu pengetahuan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,
insya allah dengan baik dan benar. Sholawat dan salam tetaplah kita curahkan
kepada Nabi kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita
jalan yang lurus yang berupa ajaran agama.
Dengan kerendahan hati kami ucapkan terima kasih pula kepada dosen
pengampu kita, Bapak HR. Agus Abikusna, SH, MM. Selaku dosen mata kuliah
Mediasi dan Advokasi Keluarga yang telah membimbing kami dalam proses
pembuatan makalah ini. Kami juga menyadari bahwa makalah yang kami susun
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami meminta maaf apabila
banyak kekurangan dan kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
2
DAFTAR ISI
MAKALAH............................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULAN.........................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................6
B. Unsur-Unsur Komunikasi...........................................................................7
C. Peran Komunikator..................................................................................10
D. Model-Model Komunikasi........................................................................11
E. Bentuk-Bentuk Komunikasi.....................................................................12
F. Teknik-Teknik Komunikasi......................................................................13
BAB 3 PENUTUP................................................................................................17
Kesimpulan....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat manusia berkomunikasi, pasti ada tujuan yang ingin dicapai pada
sasaran komunikasinya. Untuk mencapai sasaran komunikasi, manusia dituntut
untuk membangun komunikasi relasi dengan menciptakan interaksi yang
berkesinambungan. Khomsarial Romli berpendapat (dalam bukunya Komunikasi
Organisasi Lengkap, 2011:1) : “Jika komunikasi diaplikasikan dengan baik dan
benar dalam sebuah struktur organisasi perusahaan, maka komunikasi dapat
mencegah kesalahpahaman dan memperbaiki hubungan, sekaligus menciptakan
hubungan harmonis yang baik antara individu pribadi, antar diisi, ataupun bisang
usaha-usaha perusahaan lainnya”
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Makalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi
B. Unsur-Unsur Komunikasi
1. Sumber
5
Sumber adalah sumber utama yang dibutuhkan dalam menyampaikan
pesan dan berguna dalam memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa apa
saja, contohnya adalah seseorang, buku, lembaga, dokumen dan sebagainya.
2. Komunikator
1. Penampilan
2. Penguasaan masalah
3. Penguasaan bahasa
3. Pesan
4. Channel/ Saluran
6
Channel atau yang sering disebut dengan media merupakan sarana dalam
penyampaian pesan yang tengah dibicarakan oleh komunikator. Media
komunikasi dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu media umum dan
media massa. Media umum adalah media yang dapat digunakan oleh segala
bentuk komunikasi seperti radio dan sebagainya. Sedangkan media massa adalah
media yang digunakan untuk komunikasi massa seperti televisi dan sebagainya.
5. Komunikan
6. Efek
Efek merupakan hasil akhir dari suatu komunikasi. Efek tersebut dapat
berupa sikap dan tingkah laku seseorang yang akan menggambarkan sesuai atau
tidak sesuainya pesan yang tersampaikan dengan keinginan kita. Apabila efek
yang terjadi sesuai dengan yang kita inginkan, maka komunikasi tersebut dapat
dikatakan berhasil.
a. Pengumpulan fakta
b. Perencanaan
c. Komunikasi
d. Evaluasi
7
a. Attention (perhatian)
b. Interest (Kepentingan)
c. Desire (Keinginan)
d. Decision (Keputusan)
e. Action (Tindakan)
C. Peran Komunikator
A Attention (Perhatian)
I Interest (Minat)
D Desire (Hasrat)
D Decision (Keputusan)
A Action (Kegiatan)
8
Proses pentahapan komunikasi ini mengandung maksud bahwa komunikasi
hendaknya dimulai dengan membangkitkan perhatian. Dalam hubungan ini
komunikator harus menimblkan daya tarik. Pada dirinya harus terdapat faktor
daya tarik komunkator (source attractiveness), yang juga pernah di singgung di
muka. Seorang komunikator akan mempunyai kemampuan untuk melakukan
perubahan sikap, pendapat dan tingkah laku komunikasi melalui mekanisme daya
tarik jika pihak komunikan merasa bahwa komunikator ikut serta dengannya,
dengan lain perkataan pihak komunikan merasa adanya kesamaan antara
komunikator dengannya, sehingga dengan demikian komunikan bersedia untuk
taat pada pesan yang dikomunikasikan oleh komunikator. Sikap komunikator
yang berusaha menyamakan diri dengan komunikan ini akan menimbulkan
simpati komunikan pada komunikator. Satu hal yng perlu diperhatikan dalam
membangkitkan perhatian ini ialah dihindarkannya kemunculan himbauan
(appeal) yang negatif. Himbauan yang negatif bukan attention arousing,
menumbuhkan kegelisahan. William J. McGuire, seorang ahli komunikasi
kenamaan menegaskan dalam karyanya “Persuasion” bahwa “anxiety arousing
communication” menimbulkan efek ganda. Di satu pihak ia membangkitkan rasa
takut akan bahaya sehingga mempertinggi motivasi untuk melakukan tindakan
preventif. Di lain pihak rasa takut tersebut flight to fight yang dalam kasus
komunikasi dapat berbentuk permusuhan pada komunikator atau tidak menaruh
perhatian sama sekali.
D. Model-Model Komunikasi
9
Jenis-jenis Model Komunikasi
Dari berbagai model komunikasi yang telah dirumuskan oleh para ahli, dapat
ditarik benang merah bahwa model komunikasi dapat diklasifikasikan ke dalam 3
(tiga) jenis model komunikasi, yaitu model komunikasi linear, model komunikasi
transaksional, dan model komunikasi interaksional.
Model komunikasi linear adalah model komunikasi yang sangat sederhana dan
menggambarkan komunikasi berlangsung secara satu arah. Arus pesan
digambarkan bersifat langsung dari pengirim pesan ke penerima pesan. Dalam
model komunikasi linear tidak terdapat konsep umpan balik dan penerima pesan
bersifat pasif dalam menerima pesan. Model komunikasi yang merujuk pada
model komunikasi linear diantaranya adalah model komunikasi Aristoteles, model
komunikasi Lasswell, dan model komunikasi Shannon dan Weaver.
10
speaking. Model ini merupakan model komunikasi pertama dan merupakan model
komunikasi yang diterima secara luas diantara model komunikasi lainnya.
Pesan verbal (speech) – pesan yang dibentuk dan disampaikan oleh speaker.
Khalayak (audience) – orang yang menjadi target sasaran atau khalayak sasaran
dalam proses komunikasi.
11
7. Komunikasi berlangsung satu arah.
8. Hanya bisa digunakan dalam public speaking.
5. with what effect (feedback) – umpan balik yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan.
12
Model komunikasi Lasswell awalnya dikembangkan untuk
menganalisis komunikasi massa, khususnya studi tentang media propaganda.
Namun, pada perkembangannya, model ini digunakan pula untuk menganalisis
komunikasi interpersonal atau komunikasi kelompok yang menjadi sasaran
diseminasi pesan. Selain itu, Lasswell juga membawa konsep proses komunikasi
yang efektif. Menurutnya, terdapat hubungan antara penyajian fakta-fakta dengan
bagaimana fakta-fakta tersebut dapat menyebabkan efek yang berbeda.
Penggunaan konsep efek membuat model Laswell tidak seperti namanya. Hal ini
dikarenakan efek dapat berperan juga sebagai feedback atau umpan balik.
f. Merupakan dasar propaganda karena lebih menitik beratkan pada hasil keluaran.
13
3. Media (Channel) – media yang digunakan untuk mengirim pesan.
14
b. Konsep gangguan atau noise membantu dalam membuat komunikasi efektif
dengan cara menghilangkan gangguan atau masalah yang menyebabkan berbagai
gangguan.
d. Penerima pesan berperan sebagai bagian yang pasif dalam proses komunikasi.
f. Umpan balik tidak begitu penting jika dibandingkan dengan pesan yang
dikirimkan oleh pengirim.
E. Bentuk-Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi Pribadi
15
Komunikasi yang dilakukan tidak hanya mencakup aspek-aspek isi pesan yang
dipertukarkan, tetapi juga meliputi hubungan antar pribadi.
Tidak dapat diubah maupun diulang. Maksudnya jika salah dalam pengucapan
mungkin dapat minta maaf, tetapi itu bukan berarti menghapus apa yang sudah
diucapkan.
2. Komunikasi Kelompok
Ada empat eleman penting dalam bentuk komunikasi ini yakni interaksi
tatap muka, jumlah partisipan, maksud dan tujuan, dan kemampuan anggota
dalam menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya.
3. Komunikasi Massa
F. Teknik-Teknik Komunikasi
16
akibatnya menciptakan kesamaan persepsi, mengganti sikap,atau mendapatkan isu
(menjadi memahami/paham). Komponen Komunikasi Efektif
1. Encoding
2. Decoding
3. Konteks (Context)
5. Gangguan/hambatan (Interference)
Emosi mampu Mengganggu terjadinya komunikasi
efektif. Jika komunikator marah, kemampuannya mengirimkan pesan efektif
mungkin berpengaruh negatif.
17
Begitu juga Jika komunikan dalam keadaan kecewa
atau tidak sepakat dengan komunikator, mungkin dia mendengar
sesuatu yg berbeda.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
[1] Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta : CV. Andi Offset, 2008),
h.3.
[2] Ali Hasan, marketing Bank Syariah, (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2010), h.29.
[3] David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta : Selemba Empat, 2004), h. 14.
[4] Hitt michael, dkk, Manajemen Strategis (Jakarta: Erlangga, 1997) , h.137.
[5] Ali Hasan, Op, Cit, h.29.
[6] Kasmir, Pemasaran Bank, (Jakarta : Kencana,2004), cet ke-1, h.59.
[7]https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknl-manado/baca-artikel/13628/Arbitrase-
Dan-Alternatif-Penyelesaian-Sengketa.html (diakses pada tanggal 22 September
2022)
[8] Widijowati, Rr. Dijan. HUKUM DAGANG, ed. 1. 2012. Yogyakarta: CV.
Andi Offset
[13] Sembiring, Sentosa. HUKUM DAGANG, cet. 3, ed. Revisi. 2008. Bandung:
PT. Citra.
20
[16] Usman, Rachmadi. MEDIASI DI PENGADILAN Dalam Teori dan Praktik,
cet.1. 2012.Jakarta: Sinar Grafika.
21