Anda di halaman 1dari 19

PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

“CONTOH PROSES KOMUNIKASI BESERTA


FUNGSI,UNSUR-UNSUR DAN PRINSIPNYA”

DISUSUN OLEH:

1. HARIS MUNANDAR (07031281823227)

2. GRACEITA DEBORA (07031281823090)

3. ANDE RAMADHAN (07031281823124)

4. RAHMATULLAH (07031281823107)

5. SALSABILAH FITRIA R (07031281823105)

DOSEN PENGAMPU: PROF.DR.SRIATI,M.Si

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok
makalah tentang ilmu komunikasi. Dan juga kami berterima kasih pada ibu
PROF.DR.SRIATI,M.Si selaku Dosen mata kuliah pengantar ilmu komunikasi yang telah
memberikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai ilmu komunikasi. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa
di dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Indralaya, 12 September 2018

Penyusun

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 4

A.    Latar Belakang................................................................................................. 4
B.     Rumusan Masalah........................................................................................... 5
C.     Tujuan Penulisan ............................................................................................ 5

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................6

A. Proses Terjadinya Komunikasi............................................................................6

B. Unsur-unsur Komunikasi.....................................................................................8

C. Fungsi Komunikasi...............................................................................................10

D. Prinsip-prinsip Komunikasi.................................................................................14

BAB III PENUTUP................................................................................................19

A.    Kesimpulan........................................................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan


manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui
apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu memaksa manusia perlu
berkomunikasi.

Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseoang


dengan ornag lain, dengan adanya komunikasi maka terjadilah hubungan social,
karena bahwa manusia itu adalah sebagai makhluk sosial, antara satu dan yang lainnya
saling membutuhkan, sehingga terjadilah interaksi emanti balik.

Komunikasi merupakan hal penting yang tidak bisa lepas dari seluruh bidang
kehidupan. Tiap orang tentu pernah melakukannya, karena pada hakekatnya manusia
adalah makhluk soaial yang selalu bergantung pada manusia lain. Sehingga satu-
satunya cara dan alat yang digunakan agar tetap bisa saling berhubungan adalah
dengan berkomunikasi satu sama lain. Baik itu melalui komunikasi sederhana
maupun komunikasi yang tergolong canggih karena proses penyampaiannya melalui
saluran yang disebut media massa.

Dalam hubungan seseorang dengan orang lain tentunya terjadi proses


komunikasi, tentunya tidak lepas dari tujuan yang menjadi eman atau pokok
pembahasan, dan juga untuk tercapainya proses penyampaian informasi itu akan
berhasil apabila ditunjang dengan alat atau media sebagai sarana penyaluran informasi
dan berita.

Dalam kenyataanya, bahwa proses komunikasi itu tidak selamanya lancar, hal
itu terjadi karena kurangnya minat dalam memperhatikan emant-unsur yang mestinya
ada dalam proses komunikasi. Dalam komunikasi memiliki unsu-unsur yang berkaitan
dengan proses komunikasi, baik itu oleh komunikator mauapn komunikan, dan juga
komunikator harus memahami tujuan komunikasi.

Pada aspek pendidikan komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar bagi
pembangunan bangsa suatu negara, yang melibatkan guru sebagai pendidik dan sisiwa
sebagai peserta didik, dapat diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau
proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banayak tenaga
pendidik saat ini yang cenderung pada pencapaian target kurikulum dan lebih
memntingkan pada pengahafalan konsep bukan pada pemahamannya.
Sebagai ilmu, komunikasi menjelaskan fenmenal yang berkaitan dengan
produksi, proses, dan pengaru dari system dan lembing yang digunakan manusia untuk
berkomunikasi. Komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan fakta,
baik dari hasil riset yang disusun secara sisitematis menurut kaidah atau metode
ilmiah.

B. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah:

1. Bagaimana proses komunikasi itu terjadi?

2. Apa saja unsur-unsur komunikasi?

3. Apa saja fungsi komunikasi?

4. Apa saja prinsip komunikasi?

B. TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


1. Untuk memahami bagaimana sistem cara kerja komunikasi.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur komunikasi.
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dari komunikasi.
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip dari komunikasi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PROSES TERJADINYA KOMUNIKASI

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada


komunikannya, sehingga dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan
dengan komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi
yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya). Proses komunikasi, banyak
melalui perkembangan. Proses komunikasi dapat terjadi apabila ada interaksi antar manusia
dan ada penyampaian pesan untuk mewujudkan motif komunikasi.

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Penginterprestasian

Hal yang diinterpretasikan adalah motif komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya,
proses komunikasi tahap pertama bermula sejak motif komunikasi muncul hingga akal budi
komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang ia pikir dan rasakan ke dalam pesan
(masih abstrak). Proses penerjemahan motif komunikasi ke dalam pesan disebut interpreting.

2. Penyandian

Tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan
oleh akal budi manusia ke dalam lambang komunikasi. Tahap ini disebut encoding, akal budi
manusia berfungsi sebagai encorder, alat penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.

3. Pengiriman

Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi, mengirim lambang
komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.

4. Perjalanan

Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan
diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan

Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui peralatan jasmaniah
komunikan.

6. Penyandian Balik

Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima melalui peralatan
yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya (decoding).

Lalu bagaimana komunikasi yang efektif dapat terjadi?

Komunikasi efektif bisa terjadi harus ada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya,
diantaranya adalah respect atau peduli, empaty, audible, clarity, dan humble.

Pertama adalah Respect atau peduli.

Nilai pertama yang harus tersirat di dalam komunikasi efektif adalah kita harus besa peduli
dan sikap menghargai dengan sesame individu yang menjadi sasaran pesan yang kita
sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai adalah nilai yang sangat penting jika kita
berkomunikasi dengan yang lain. Ingat bahwa semua orang ingin di hargai dan dianggap
penting. Jangan kita mengkritik orang ain dengan cara memarahinya, dan lakukan dengan
penuh respect dan kebanggaan kepada seseorang.

Kedua adalah Empaty.

Empaty adalah kemampuan kita menempatkan diri kita di dalam kondisi dan situasi yang
dihadapi seseorang. Syarat dari berempati adalah menghargai seseorang jika dia sedang
berbicara dan dimengerti. Intinya, jika kita ingin membangun komunikasi atau mengirim
pesan, kita perlu pahami dan kenali empati calin penerima pesan kita. Sehingga pesan dapat
tersampaikan tanpa ada hambatan psikologis atau penolakan dari penerima pesan.

Ketiga adalah Audible.

Audible adalah dapat dipahami dan dimengerti dengan baik. Jadi audible itu berarti pesan
yang bisa disampaikan oleh media atau channel sedemikian sehingga dapat diterima oleh
penerima pesan.

Keempat adalah Clarity.

Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri sehingga tidak menimbulkan berbagai
penafsiran atau pemahaman yang berbeda. Clarity juga dapat diartikan sebagai keterbukaan
atau trasparasi. Kita perlu mengembangkan sifat terbuka sehingga penerima pesan dapat
percaya akan pesan yang disampaikan.
Kelima adalah Humble.

Rendah hati adalah salah satu yang diperlukan agar komunikasi bisa efektif. Rendah hati
termasuk ke dalam saling menghargai terhadap orang lain dapat membangaun komunikasi
menjadi efektif.

Jika lima nilai ini dijalani, komunikasi tentunya komunikasi dapat berjalan dengan
lancer dan tanpa hambatan sedikit pun.

B. UNSUR-UNSUR KOMUNIKASI

Menurut Aristoteles, ada tiga unsur komunikasi yaitu siapa yang berbicara, apa yang
dibicarakan, dan siapa yang mendengarkannya. Pandangan Aristoteles ini menurut sebagian
besar para ahli komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi
publik dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini disebabkan pada zaman Aristoteles retorika
menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani pada saat itu.

Unsur Komunikasi Menurut Claude E Shannon & Warren Weaver

Unsur komunikasi yaitu pengiriman, transmitter, penerima, tujuan, dan signal. Kesimpulan
tersebut berdasarkan atas studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan radio dan
telpon.

Unsur Komunikasi Menurut Charles Osgood Gerald Miller & Melvin L De Fluer

Mereka menambahkan efek dan umpan balik sebagai unsur unsur komunikasi. Umpan balik
dan efek sebagai unsur komunikasi yang nantinya akan lebih banyak dikembangkan pada
proses komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa.

Unsur Komunikasi Menurut Joseph de Vito, Sereno, Erika Vora

Mereka menilai lingkungan adalah unsur komunikasi yang tidak kalah pentingnya dalam
mendukung terjadinya proses komunikasi.

Terdapat beberapa unsur komunikasi, antara lainnya adalah:

1. Komunikator

Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses
komunikasi. Dengan kata lain, komunikator adalah seseorang atau sekelompok orang yang
memiliki inisiatif untuk menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau interaksi.
Komunikator tidak hanya berperan sebagai pengirim pesan saja. Akan tetapi juga
memberikan sebuah respon atau tanggapan dan menjawab dari proses komunikasi yang
sedang berlangsung. Baik itu secara langsung maupun tidak langsung.

2. Pesan atau Informasi

Pesan atau informasi merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh


komunikator. Pesan bisa berupa sebuah kata-kata, tulisan, gambaran, atau sebuah perantara
lainnya. Pesan ini mempunyai inti, yaitu mengarah pada usaha untuk mengubah sikap dan
tingkah laku orang lain. Inti pesan akan selalu mengarah kepada tujuan akhir komunikasi
tersebut.

3. Sarana Komunikasi atau Channel

Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang digunakan sebagai
penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi. Pemilihan sarana atau media dalam proses
komunikasi tergantung pada sifat berita yang akan disampaikan.

4. Komunikan atau Receiver

Komunikan adalah sebutan bagi orang yang menerima pesan atau berita yang
disampaikan oleh komunikator. Komunikan dapat terdiri dari satu roang atau lebih dan bisa
pula dalam bentuk kelompok. Dalam sebuah proses komunikasi, komunikasi merupakan
elemen penting karena dialah yang menjadi sasaran komunikasi dan bertanggung jawab untuk
bisa mengerti pesan yang disampaikan dengan baik dan benar.

5. Umpan Balik atau Feedback

Umpan balik bisa diartikan sebagai jawaban komunikan atas pesan yang diberikan oleh
komunikator kepadanya. Pada komunikasi yang dinamis, komunikator dan komunikan akan
terus menerus bertukar peran.

6. Dampak atau Effect

Dampak adalah efek perbedaan yang dialami oleh komunikan sebelum dan sesudah menerima
pesan. Apabila sikap dan tingkah laku komunikan berubah sesuai dengan isi pesan, maka
komunikator telah berhasil dengan baik. Dampak atau effect sesungguhnya dapat dilihat dari
personal opinion, public opinion, ataupun majority opinion. Namun semua itu mengarah
kepada perubahan yang terjadi pada komunikan setelah menerima pesan yang disampaikan
oleh komunikator.
C. FUNGSI KOMUNIKASI

Komunikasi memiliki banyak fungsi. Para ahli dalam bidang ilmi komunikasi seperti
Effendi, Thomas M. Scheidel, Rudolf F. Verderber, Gordon I. Zimmerman, serta Judy C.
Pearson & Paul E. Nelson mengungkapkan beragam fungsi komunikasi yang dilakukan
manusia kepada manusia lainnya. Berikut ini kami rangkum 15 fungsi komunikasi dalam
keseharian hidup manusia tersebut.

1. Menyampaikan pikiran dan perasaan.

Seperti yang dikatakan Effendi dalam bukunya, bahwa salah satu fungsi komunikasi
adalah sebagai pengungkapan emosional. Dengan berkomunikasi kita difasilitasi untuk dapat
mengungkapkan apa yang kita pikirkan dan rasakan. Mengungkapkan pikiran dan perasaan
pribadi kepada orang lain penting untuk dilakukan. Sebab dengan mengungkapkan isi pikiran
dan emosi baik itu marah, senang, kecewa, gembira, atau emosi lainnya; orang lain jadi
mengerti apa yang kita rasakan. Dilain pihak, kita akan mendapatkan keseimbangan hidup
serta kelapangan hati.

Namun ada batasan tertentu yang perlu kita jaga dalam pengungkapan isi pikiran dan
perasaan. Ada norma yang harus diperhatikan, serta kebijakan pribadi menyangkut privasi.
Misalnya sebaiknya tidak mengungkapkan kemarahan kepada seseorang di depan banyak
orang. berikan teguran kepada seseorang secara pribadi dan tidak depan umum.

Contoh lain, ketika mengungkapkan perasaan lewat media sosial seperti facebook
misalnya. Hindari untuk memposting hal yang bersifat pribadi, seperti misalnya permasalahan
dalam rumah tangga. Masalah rumah tangga pribadi bukan sesuatu yang pantas di umbar ke
publik, untuk kebaikan diri sendiri.

2. Berinteraksi dengan sesama.

Seperti telah kita ketahui bahwa manusia adalah mahluk sosial, tidak dapat hidup
sendiri dan perlu bersosialisasi dengan orang lain. Thomas M. Scheidel menyebutkan bahwa
dengan berkomunikasi, kita dapat membangun interaksi sosial dengan sesama dan lingkungan
sekitar. Dengan begitu kita tidak terisolasi atau terasing dari pergaulan di masyarakat,
sekaligus juga menjaga kelangsungan hidup masyarakat.

Dengan berkomunikasi kita dapat berdiskusi, bekerjasama, dan melakukan interaksi


social lainnya dengan sesama dan lingkungan di sekitar kita.

3. Memberi Informasi.

Informasi merupakan hal yang cukup penting, informasi dapat mencegah kita untuk
melakukan kesalahan. Misalnya pemberian informasi mengenai arah suatu tempat bisa
mencegah tersasarnya seseorang yang akan menuju tempat tersebut. Atau informasi mengenai
cara menggunakan suatu alat, penting untuk diketahui agar tidak kegagalan produksi yang
bisa jadi berimbas pada kerusakan alat.

Melalui komunikasi informasi mengenai suatu peristiwa, masalah, tingkah laku, atau
lainnya dapat disampaikan. Informasi yang disampaikan dapat digunakan untuk menilai dan
mengevaluasi suatu hal, dan memberikan alternative pilihan yang akan dimbil.

4. Menambah Wawasan/ Pengetahuan.

Menurut Effendi salah satu fungsi komunikasi adalah ‘to educate’ atau untuk
mendidik. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan pengetahuan, ide, atau
gagasannya dan memungkinkan terjadinya transfer ilmu dari seseorang kepada seseorang
yang lain. Dengan begitu wawasan dan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal menjadi
bertambah.

Contohnya komunikasi yang dilakukan guru kepadaanak didiknya, seorang dosen


kepada mahasiswanya, seorang pelatih kepada muridnya, atau seorang pembicara kepada
audiencenya.

5. Aktualisasi Diri.

Menurut Thomas M. Scheidel seseorang berkomunikasi dengan orang lain, untuk


saling menyatakan dan mendukung identitas dirinya. Akualisasi diri merupakan sebuah
kebutuhan bagi manusia, dan dapat dipenuhi dengan melakukan komunikasi. Dengan
berkomunikasi seseorang dapat menyatakan keberadaan dan potensi dirinya pada orang lain.
Dilain pihak, hal tersebut juga membantu seseorang untuk dapat lebih mengenal dirinya
sendiri.

6. Hiburan.

Dengan berkomunikasi seseorang dapat menghibur orang lain serta mendapat


penghiburan dari orang lain. Rudolf F. Verderber menyatakan bahwa manusia melakukan
komunikasi untuk kesenangan. Effendi juga menyatakan bahwa salah satu fingsi komunikasi
adalah ‘to entertain’, yaitu untuk menghibur orang lain dan menyenangkan hati orang.
Contohnya komunikasi yang dilakukan pelaku stand up comedy yang saat ini sedang trend.

Hanya dengan mendengarkan perkataan dari komika yang sedang melakukan stand up
comedy, orang-orang bisa tertawa dan terhibur. Seseorang juga bisa memberikan penghiburan
bagi orang lain dengan komunikasi, misalnya memeluk seseorang yang sedih, atau
mengucapkan belasungkawa pada seseorang yang kehilangan anggota keluarga.
7. Mengurangi atau meghilangkan ketegangan.

Ketika sedang menghadapi suatu masalah atau sedang bersiap melakukan


performance, seseorang biasanya akan merasakan ketegangan. Dengan berkomunikasi,
seseorang bisa mengurangi atau menghilangkan rasa tegang yang melandanya (baca:
psikologi komunikasi) . Selain itu, misalkan sedang terjadi pertentangan antar pribadi atau
kelompok, sedang berada dalam ruangan bersama orang asing, dengan mulai percakapan dan
saling bekomunikasi, ketegangan yang timbul akan sedikit mencair bahkan mungkin hilang
sama sekali.

8. Mengisi waktu.

Waktu berlaku sama kepada setiap orang. Dalam sehari, terdapat 24 jam atau 1440
menit yang dapat dimanfaatkan oleh manusia di bumi ini selama masih hidup. Dalam
melakukan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari bisanya terdapat waktu jeda atau waktu
kosong, seperti saat beirstirahat misalnya; yang bisa kita isi dengan berkomunikasi.

9. Mempengaruhi orang lain.

Thomas M. Scheidel menyebutkan bahwa dengan berkomunikasi seseorang dapat


mepengaruhi orang lain agar berpikir, merasa, atau berprilaku seperti apa yang
diharapkannya. Senada dengan pernyataan Effendi bahwa salah satu fungsi komunikasi
adalah ‘to influence’ atau mempengaruhi orang lain.

Dengan menyampaikan ide, gagasan, atau apa yang kita pikirkan kepada orang lain,
kita dapat membujuk seseorang untuk memiliki sikap serta prilaku seperti yang kita harapkan
dan memberikan arahan mengenai sikap atau prilaku yang harus diikuti.

10. Menunjukan Ikatan.

Setiap orang memiliki ikatan dengan orang lain, minimal ikatan keluarga atau
pertemanan misalnya. Dengan melakukan komunikasi seseorang menunjukkan bahwa dia
mengenal dan memiliki hubungan dengan orang yang diajaknya berkomunikasi. Misalnya
ketika memanggi seseorang dengan panggilan mama, maka orang sekitar yang mendengarnya
bahwa dia memiliki ikatan keluarga – ibu dan anak dengan orang yang dipanggilnya.

11. Memelihara Hubungan.

Menurut Rudolf F. Verderber komunikasi yang dilakukan seseorang dapat


membangun dan memelihara hubungannya dengan orang lain. Dengan berkomunikasi
seseorang dapat menjalin hubungan usaha baru, persahabatan baru, dkk dengan orang lain.
Selain itu juga memelihara hubungan yang telah dimilikinya. Hubungan dengan kekasih
misalnya, bisa saja menjadi rusak jika tidak ada komunikasi dalam jangka waktu lama.
12. Pengendalian.

Komunikasi dapat mengarahkan seseorang untuk bertindak sesuai dengan aturan


tertentu, dan sifatnya memaksa. Misalnya peraturan untuk tidak membuat kegaduhan ketika
berada di dalam perpustakaan, atau peraturan mengenai aturan kerja di suatu perusahaan (baca
juga: etika komunikasi bisnis).

Terdapat garis panduan formal dari suatu lembaga atau organisasi yang harus diikuti
oleh anggotanya. Dan organisasi tersebut memiliki kewenangan untuk memberikan sanksi
kepada anggota yang melanggar, seperti misalnya mengeluarkan orang tersebut dari
organisasi.

13. Motivasi.

Komunikasi dapat memperkuat motivasi seseorang untuk melakukan sesuatu. Seperti


yang dilakukan para motivator untuk membangkitkan kualitas hidup pendengarnya. Dengan
mengkomunikasikan kepada para pegawai apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan
penjualan serta benefit yang akan mereka dapatkan jika penjualan meningkat; seorang atasan
dapat memotivasi pegawainya agar dapat memperbaiki kinerja mereka.

14. Mengambil Keputusan.

Seperti disebutkan sebelumnya, dengan komunikasi seseorang dapat menyampaikan


informasi tertentu mengenai suatu peristiwa atau permasalahan sehingga dapat memberikan
alternative pilihan. Dan berdasarkan informasi yang ada, seseorang akan dapat melakukan
evaluasi dan analisis mengenai keputusan terbaik yang akan diambil.

15. Meminta pertolongan.

Orang tidak akan mengetahui jika kita membutuhkan pertolongan, jika kita tidak
mengatakannya. Kadang kala orang lain pun akan merasa segan untuk memberikan bantuan,
jika kita tidak memintanya. Hanya dengan mengkomunikasikan bahwa kita membutuhkan
pertolongan, dan meminta seseorang untuk memberikan pertolongan, kita bisa mendapatkan
pertolongan. Misalnya dengan cara menelepon nomor darurat (seperti 911), menyampaikan
terjadinya kebakaran dan permintaan bantuan darurat.
D. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI

Berikut ini adalah prinsip-prinsip komunikasi yang di jabarkan oleh “Dedi Mulyana”
berdasarkan pengalaman dan pengamatan pribadi serta rujukan lain yang relavan. Prinsip-
prinsip komunikasi tersebut pada dasarnya merupakan penjabaran lebih jauh dari definisi atau
hakikat komunikasi.

PRINSIP 1 : KOMUNIKASI ADALAH SUATU PROSES SIMBOLIK

Salah satu kelebihan manusia dari makhluk lain (hewan) adalah ia diberi kemampuan
untuk berfikir, Seorang filosuf mengistilahkan sebagai al hayawanu nathiq manusia adalah
hewan yang berfikir. Dengan fikiran itulah manusia mempunyai kemampuan untuk
menggunakan lambang. Ernst Cassier menyebutkan bahwa yang membedakan manusia
dengan makhluk lain adalah kemampuannya dalam menggunakan simbol (animal
symbolicum).

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya,
berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata (pesan verbal),
perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Kata kunci dari lambang
atau simbol ini adalah adanya kesepakatan sekelompok orang, tanpa adanya kesepakatan
tersebut maka simbol tersebut tidak akan dapat dijadikan sebagai komunikasi.

Lambang adalah salah satu kategori tanda, hubungan antara tanda dengan objek dapat
direpresentasikan oleh ikon dan indeks, akan tetapi ikon[1] dan indeks[2] tidak memerlukan
kesepakatan. Salah satu ciri ikon adalah kemiripan sebagaimana ketika anda membuat Kartu
Anggota Perpustakaan maka foto yang tertempel pada kartu tersebut adalah ikon anda. Akhir-
akhir ini lambang itu sering dipertukarkan dalam penggunaannya, sebagai contoh Romeo dan
Juliet / Rama dan Shinta merupakan lambang “cinta yang abadi”. Sedangkan indeks muncul
berdasarkan hubungan antara sebab dan akibat yang punya kedekatan eksistensi, sebagai
contoh ketika matahari terbenam maka merupakan indeks bahwa waktu shalat maghrib telah
masuk, akan tetapi bagi sebagian masyarakat yang masih percaya pada hal-hal yang mistik
maka ketika matahari terbenam merupakan sinyal waktu keluarnya jin dan setan lainnya
sehingga para orang tua melarang anak-anak kecil untuk keluar rumah maka waktu
terbenamnya matahari merupakan lambang karena sudah disepakati oleh masyarakat tersebut.

Lambang mempunyai karateristik sebagai berikut :

1. Lambang bersifat sembarang, manasuka, atau sewenang-wenang.

Sebagaimana dalam muqaddimah bahwa hal yang paling utama dalam lambang adalah adanya
kesepakatan, maka apapun bentuknya dapat dijadikan sebagai lambang, baik berupa kata-kata,
isyarat anggota tubuh, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Sebagai contoh bahwa kenapa buah
yang berduri itu disebut durian, atau hewan yang berkokok itu disebut ayam, penyebutan
tersebut tentunya karena orang bersepakat

2. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna.


Yang memberikan makna pada sebuah lambang itu adalah pikiran kita, bahkan kata-kata
itupun merupakan pemaknaan dari pikiran kita. Tentu akan menjadi hal yang sulit apabila
suatu perkataan tidak dimaknai dengan makna yang sama, maka hal ini akan menjadikan miss
communication.

3. Lambang itu bervariasi

Yang dimaksud dengan bervariasi adalah bahwa lambang itu akan berubah dari konteks
waktu ke konteks waktu yang lain, dari suatu tempat ke tempat lain dan dari satu budaya ke
budaya lain.

Lambang kekayan pada masyarakat jawa tahun tujuh puluhan adalah dengan rumah gedhong
(tembok) karena pada waktu itu rumah biasa dibuat dari bambu atau papan, lambang tersebut
tentunya tidak berlaku lagi pada

zaman sekarang karena kebanyakan masyarakat sudah mampu untuk hanya membuat rumah
gedhong.

PRINSIP 2: SETIAP PELAKU MEMPUNYAI POTENSI KOMUNIKASI

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah
terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah ( komunikasi non verbal )
seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Kita tidak dapat berkomunikasi (We Cannot not communicate). Tidak berarti bahwa
semua perilaku adalah komunikasi. Alih-alih, komunikasi terjadi bila seseorang member
makna pada perilaku orang lain atau perilakunya sendiri.

PRINSIP 3: KOMUNIKASI PUNYA DIMENSI ISI DAN DIMENSI HUBUNGAN

Dimensi isi menunjukkan muatan (isi) komunikasi sedangkan dimensi hubungan


menunjukkan bagaimana cara mengatakannya dan mengisyaratkan, bagaimana hubungan para
peserta komunikasi dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Dimensi isi disandi
secara verbal sedangkan dimensi hubungan disandi secara non verbal. Sebagai contoh kalimat
“Makan..tuh” dengan nada lembut bermakna perintah untuk makan sedangkan apabila
menggunakan intonasi tinggi maka bermakna larangan memakannya. Ketika seseorang tahu
bahwa temannya sedang makan iapun tetap menyapa dengan kalimat “makan…?” hal itu
bermakna menyapa agar tidak dikatakan sebagai orang yang judes atau cuek.
PRINSIP 4: KOMUNIKASI ITU BERLANGSUNG DALAM BERBAGAI TINGKAT
KESENGAJAAN.

Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja dan sadar
serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika berkomunikasi
dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita bercakap-cakap dengan seorang yang
baru dikenal tentunya akan berbeda cara berkomunikasi kita dibanding ketika kita bercakap-
cakap dengan teman yang sudah biasa bergaul sehari-hari. Akan tetapi kita juga akan bisa
berkomunikasi dengan kesadaran yang lebih tinggi dengan teman sehari-hari kita apabila
teman tersebut menyampaikan berita yang sangat menarik bagi kita.

Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsi-asumsi


orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagai contoh ketika
seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya dengan sering menggaruk-garuk
kepalanya maka kita akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut kurang siap, walaupun
mahasiswa tersebut tidak demikian. Untuk membuktikan bahwa niat atau kesengajaan bukan
syarat mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari contoh kasus sebagai berikut ; Ketika anak
muda yang belum tahu tata krama Yogya-Solo berjalan di depan orang yang lebih tua pada
masyarakat Yogyakarta dan Solo klasik dan ia tidak membungkukkan badan maka dia akan
dicap sebagai anak yang tidak punya tata krama walaupun anak itu tidak sengaja.

PRINSIP 5: KOMUNIKASI TERJADI DALAM KONTEKS RUANG DAN WAKTU

Pesan komunikasi yang dikirim oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun
non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada
siapa pesan itu dikirim dan kapan komunikasi itu berlangsung.

Seseorang yang berkomunikasi akan menimbulkan makna-makna tertentu, sedangkan


makna tersebut berhubungan dengan konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan psikologis.
Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan dengan ruang adalah akan dianggap “kurang
sopan” apabila menghadiri acara protokoler dengan memakai kaos oblong. Adapun waktu
dapat mempengaruhi makna komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut seoarang yang
berlangganan koran Republika dan koran itu selalu datang jam 05.30 kemudian dengan tiba-
tiba datang jam 09.00 tentunya pelanggan tersebut akan mempunyai persepsi-persepsi
tertentu.

PRINSIP 6: KOMUNIKASI MELIBATKAN PREDIKSI PESERTA KOMUNIKASI

Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku komunikasi


mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tatakrama. Artinya, orang-
orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang yang menerima pesan akan
merespon. Prediksi ini tidak selalu disadari, dan sering belangsung cepat. Kita dapat
memprediksi perilaku komunikasi orang lain berdasarkan peransosialnya. Misanya anda
mengetahui bagaimana tatakrama dalam berbahasa ketika anda berhaapan dengan orang tua
anda atau orang yang lebih tua. Misalnya tidak dapat menyapa orang tua anda dengan “kamu”
atau “elu”.

PRINSIP 7: KOMUNIKASI ITU BERSIFAT SISTEMIK

Setiap Individu adalah suatu system yang hidup ( A Living System ). Organ-organ
dalam tubuh kita saling berhubungan. Kerusakan mata dapat membuat kepala kita pusing.
Bahkan unsure diri kita yang bersifat jasmani juga berhubungan dengan unsure kita yang
bersifat rohani.

Komunikasi juga menyangkut suatu system dari unsur-unsurnya.setidaknya dua


system dasar beroperasi dalam transaksi komunikasi itu system internal dan eksternal. System
internal adalah seluruh system nilai yang dibawah oleh seseorang individu ketika ia
berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia serap selalu sosialisasinya dalam berbagai
lingkungan sosialnya ( Keluarga, Masyarakat setempat, kelompok suku, kelompok agama,
lembaga pendidikan, dan lain-lain). System internal ini mengandung semua unsur yang
membentuk individu yang unik. Kita hanya dapat menduganya lewat kata-kata yang ia
ucapkan dan perilaku yang ia tunjukkan. Jumlah system internal ini adalah sebanyak individu
yang ada.

System Eksternal terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan diluar individu, termasuk
kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik, kegaduhan disekitarnya, penataan
ruangan, cahaya, dan temperature ruangan. Lingkungan dan objek mempengaruhi komunikasi
kita namun persepsi kita atas lingkungan kita juga mempengaruhi kita berperilaku.

PRINSIP 8: SEMAKIN MIRIP LATAR BELAKAN SOSIAL BUDAYA SEMAKIN


EFEKTIFLAH KOMUNIKASI

Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang
sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk
berkomunikasi.

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para
pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi). Dalam kenyataannya, tidak pernah ada
dua manusia yang persis sama, meskipun mereka kembar. Namun adanya kesamaan sekali
lagi akan mendorong orang-orang untuk saling tertarik dan pada gilirannya karena kesamaan
tersebut komunikasi mereka menjadi lebih efektif.
PRINSIP 9: KOMUNIKASI BERSIFAT NONSEKUENSIAL

Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan
respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan
dimengerti.

PRINSIP 10: KOMUNIKASI BERSIFAT PROSESUAL, DINAMIS DAN


TRANSAKSIONAL

Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi
itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara
pihak-pihak yang melakukan komunikasi.

PRINSIP 11: KOMUNIKASI BERSIFAT IRREVERSIBLE

Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian
rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat
ditarik kembali, jika seseorang sudah berkata menyakiti orang lain, maka efek sakit hati tidak
akan hilang begitu saja pada diri orang lain tersebut.

PRINSIP 12: KOMUNIKASI BUKAN PANESAUNTUK MENYELESAIKAN


BERBAGAI MASALAH

Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan
untuk menyelesaikan masalah. Banya persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh
masalah komunikasi. Namun komunikasi bukanlah panasea (obat mujrab) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena konflik atau persoalan tersebut mungkin
berkaitan dengan masalah structural.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai