ILMU KOMUNIKASI
Di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Teknologi Informasi
Dosen.
OLEH:
“YPTK PADANG”
2023
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas ridhon-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.
Makalah ini kami susun untuk sebagai pemenuhan tugas pada salah satu mata kuliah
kami, Ilmu Komunikasi.
Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Bu Khusnul Khotimah, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi, kepada teman-teman yang telah
membantu penyelesaian tugas ini, serta semua pihak yang terlibat.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh karena
itu kami memohon saran dan kritik agar kedepannya kami bisa menyusun makalah yang lebih
baik lagi.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar isi................................................................................................................................... ii
Abstrak.................................................................................................................................... iii
Bab I : Pendahuluan
1....Latar Belakang.............................................................................................................. 1
2....Tujuan........................................................................................................................... 1
3....Rumusan Masalah.........................................................................................................1
Bab II : Pembahasan
Prinsip-Prinsip Komunikasi
1....Kesimpulan................................................................................................................. 13
2....Saran............................................................................................................................13
Daftar Pustaka..........................................................................................................................iv
PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI
Abstrak
Komunikasi merupakan sebuah aspek penting dalam kehidupan manusia.
Sangat disayangkan jika aspek penting ini disepelekan dengan alasan bahwa
komunikasi adalah sebuah bakat yang sudah dimiliki manusia sejak lahir. Terbiasa
berkomunikasi bukan berarti memahami komunikasi. Porter dan Samovar pernah
mengatakan bahwasannya memahami komunikasi manusia berarti memahami apa
yang terjadi selama komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, akibat-akibat apa
yang terjadi, dan akhirnya apa yang kita perbuat untuk mempengaruhi dan
memaksimumkan hasil dari kejadian-kejadian tersebut. Banyak kesalahan-kesalah
kecil dalam berkomunikasi yang pada akhirnya menyengsarakan manusia, untuk itu
diperlukan pemahaman terhadap prinsip-prinsip komunikasi agar dapat
meminimalkan kesalahan fatal dalam kehidupan manusia.
Menjadi komunikator dan komunikan yang baik bukanlah hal yang mudah,
untuk itu kita seharusnya memegang teguh prinsip-prinsip komunikasi agar
komunikasi bisa berjalan lancar dan efektif. Dengan memegang teguh 12 prinsip
komunikasi yang dikemukakan Deddy Mulyana kita mampu membuat strategi dalam
komunikasi dan meminimalisir kesalahan yang akan ditimbulkan.
ii
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Pertukaran pesan dari seseorang kepada orang lain melalui media dan metode
tertentu dengan harapan adanya persamaan perspektif atau pemahaman akan pesan
tersebut, kendatinya sudah dilakukan manusia sejak lahir bahkan sejak masih dalam
kandungan. Komunikasi yang awalnya tidak diperhatikan karena sudah dilakukan
sejak manusia baru saja dilahirkan, kini menuai kemajuan yang begitu pesat dimana
kesalahan komunikasi akhirnya meruntuhkan dunia. Kesalahan komunikasi ini terjadi
karena tidak adanya prinsip-prinsip yang diterapkan dalam kegiatan berkomunikasi.
Komunikasi seharusnya tidak berjalan begitu saja, tapi setiap yang berilmu memaknai
komunikasi haruslah memiliki prinsip-prinsip nyata demi baiknya komunikasi yang
sedang berlangsung dalam masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Apa saja prinsip-prinsip dalam Komunikasi?
C. Tujuan
Untuk memahami lebih dalam prinsip-prinsip komunikasi
1
Bab II
Pembahasan
A. Prinsip-prinsip Komunikasi
2
b. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna : kitalah yang memberi
makna pada lambang.
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu
sendiri. Persolan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi
makna yang sama pada suatu kata. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang
alami antara lambang dengan referent (objek yang ditujunya).
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke
tempat lain, dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juga
lambang yang kita berikan pada lambang tersebut. Makna yang di berikan
kepada sesuatu lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun
berubahan makna itu berjalan lambat. Misalnya, panggilan Bung yang pada
zaman revolusi lazim di gunakan dan berkonotasi positif karena menunjukan
kesederajatan kini tidak pouler lagi, kecuali di gunakan oleh penyaji acara olah
raga ketika berbicaranya dengan nara sumbernya di studio TV.
3
3. Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan
disandi secara nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu
apa yang dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara
mengatakannya yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta
komunikasi itu, dan bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh,
kalimat ‘aku benci kamu’ yang di ucapkan nada menggoda mungkin sekali jutru
berarti sebaliknya.
Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan
berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi
isi merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-
unsur lain termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan
tersebut. Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang
berbeda. Cerita yang penuh dengan kekerasan dan sensualitas yang disajikan televisi
boleh jadi menimbulkan pengaruh lebih hebat, misalnya dalam bentuk peniruan oleh
anak anak atau remaja, bila di bandingkan dengan penyajian cerita yang sama lewat
majalah atau radio, karena televisi memiliki sifat audio visual, sedangkan majalah
mempunyai sifat visual saja, dan radio mempunyai sifat audio saja.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan
psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya
orang menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain,
sebagai konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi,
misalnya dua orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak
ada orang, namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair.
Seseorang yang berkomunikasi akan menimbulkan makna-makna tertentu,
sedangkan makna tersebut berhubungan dengan konteks fisik/ruang, waktu, sosial,
dan psikologis. Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan dengan ruang
adalah akan dianggap “kurang sopan” apabila menghadiri acara protokoler dengan
5
memakai kaos oblong. Adapun waktu dapat mempengaruhi makna komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut seoarang yang berlangganan koran Republika dan
koran itu selalu datang jam 05.30 kemudian dengan tiba-tiba datang jam 09.00
tentunya pelanggan tersebut akan mempunyai persepsi-persepsi tertentu.
Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,
suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik
yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti
“lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang
sopan bila dikemukakan dimasjid.
Seperti juga waktu dan eksitensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, melainkan merupakan proses yang sinambung (Continous).
Bahkan kejadian yang sangat sederhanapun, seperti “Tolong ambil
garam” melibatkan rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi
permintaan tersebut. Untuk lebih memudahkan pengertian, kita dapat megatakan
bahwa peristiwa itu dimulai kEtika orang A meminta garam dan berakhir ketika orang
B membirikan garam itu. Namun kita tidak dapat mengukur peristiwa itu hanya
berdasarkan apa yang terjadi antara permintaan akan garam dan pemberian garam itu.
Baik A atau B telah merujuk pada pengalaman masa lalu mereka untuk merumuskan
dan menafsirkan pesan serta menanggapinya secara layak.
Suatu prilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena itu merupakan peristiwa,
perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali”. Misalnya para
9
pemimpin negara yang menyalahgunakan kekuasaan dan kemudian jatuh dari
kekuasaan akibat ulah mereka, seperti Ferdinand Marcosdan soeharto, dan
menimbulkan efek tertentu berupa perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap
para pemimpin itu, pengaruh itu tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita
berupaya meralatnya.
Apa lagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya.
ketika anda tempil pertama kali untuk melakukan presentasi atau pidato, anda harus
mempersiapkannya secara lebih hati hati, karna kesan halayak terhadap kinerja anda
akan cenderung sulit dihilangkan sama sekali berdasarkan prinsip ini. Curtis et al
mengatakan bahwa kesan pertama itu cenderung abadi. Dalam kaitan ini, kita bisa
memahami pribahasa “sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”.
Pesan yang menyinggung perasaan orang lain mungkin bisa dimaafkan tapi
tidak bisa dilupakan (to forgive but not to forget). Sifat irreversible ini adalah
implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini seyogyanya
menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada
orang lain sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali meskipun kita berusaha
meralatnya.
Contohnya ketika pembeli menawar harga sebuah baju yang awalnya 80.000
menjadi 60.000, pedagang tidak setuju dan menurunkan harga menjadi 70.000. Ketika
terjadi tawar menawar baju yang sukup alot antara pedagang dan pembeli, secara
tidak sengaja (keceplosan) pedagang menurunkan harga menjadi 60.000, tapi
kemudian ia meralatnya. walaupun perkataan tersebut diralat namun efeknya telah
terjadi yaitu pembeli tidak akan mau lagi jika harga baju dinaikkan. Ia tidak akan mau
membeli baju tersebut lebih dari 60.000 karena si pedagang tadi telah menurunkan
harganya.
10
pemuatan hak jawab sumber berita secara lengkap, bahkan bila hal itu misalnya
dicetak satu halaman penuh pada halaman dimana berita pencemaran nama baik
sumber berita dimuat sebelumnya.
Komunikasi antara berbagai etnik, baik antara warga tionghoa dengan warga
pribumi, antara suku madura dengan suku dayak di sambas (kalimantan) atau antara
warga pendatang (bugis makassar) dan warga pribumi di ambon, juga tidak akan
efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar diantara pihak pihak tersebut,
juga bila pihak pihak tertentu tidak memperoleh akses atau mengalami diskriminasi
dalam lapangan pekerjaan yang seharusnya juga terbuka bagi mereka. Hubungan
antara warga tionghoa dan warga pribumi akan semakin efektif bila warga tionghoa
pun diperbolehkan menjadi pegawai negeri dan anggota TNI, tidak hanya sebagai
pedagang atau pegawai bank swasta seperti yang terjadi selama ini
11
mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Esensi dari konflik harus tetap dicari
dan diselesaikan. Misalnya konflik antara GAM dan pemerintah tidak akan pernah
selesai walaupun pemerintah sudah berusaha melakukan komunikasi seefektif
mungkin apabila pemerintah tidak memenuhi janjinya untuk mensejahterakan rakyat
di daerah tetapi terus menerus hanya mengeruk kekayaan daerah guna memperkaya
pusat. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi.
12
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
Dari semua uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
komunikasi menurut Dedddy Mulyana dibagi dalam 12 prinsip, yaitu komunikasi
adalah suatu proses simbolik; setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi;
komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan; komunikasi itu berlangsung
dalam berbagai tingkat kesengajaan; komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan
waktu; komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi; komunikasi itu bersifat
sistemik; semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi;
komunikasi bersifat nonsekuensial; komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan
transaksional; komunikasi bersifat irreversibel; dan komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan berbagai masalah.
Terdapat 12 Prinsip komunikasi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari agar komunikasi berjalan lancar dan efektif. Komunikasi mempunyai beberapa
prinsip - prinsip yangg penting yang harus diperhatikan oleh seorang komunikan, dan
prinsip - prinsip ini mempunyai peran penting untuk seseorang yang melakukan
komunikasi baik secara individu maupun dengan orang lain, karena dengan berpegang
teguh kepada 12 prinsip ini kesalahan komunikasi dapat dihindari.
B. Saran
Setelah mempelajari prinsip-prinsip Ilmu Komunikasi, alangkah baiknya
mahasiswa juga menerapkannya di dunia perkuliahan. Sehingga mahasiswa menjadi
semakin cerdas dalam berkomunikasi.
13
Daftar Pustaka
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
http://expresikomunity.blogspot.com/2012/12/makalah-prinsip-prinsip-
komunikasi.html
http://nurfatimahbintitokhari.blogspot.com/2012/12/prinsip-prinsip-
komunikasi_3896.html
http://setiadarmawan.blogspot.com/2013/07/12-prinsip-prinsip-komunikasi-
menurut.html
http://khusnia.wordpress.com/pengantar-ilmu-komunikasi/03-prinsip-prinsip-
komunikasi/)
http://bukunnq.wordpress.com/2012/04/01/prinsip-prinsip-umum-komunikasi/
www. Gudang Materi.com/2010/II/prinsip – prinsip – komunikasi. Html
http://mejikubirubiru.wordpress.com/2012/12/07/prinsip-prinsip-komunikasi/