Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PRINSIP PRINSIP KOMUNIKASI


“Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah ilmu komunikasi”

Disusun oleh kelompok 2


Khairatul Zahra 2121005
Regil ardi sahputra 2121035
Jumatul usna 2121203
Mairida safia 2121231

Dosen pengampu
Ahmad masrur firosad,S.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVESITAS SYECH M DJAMIL
DJAMBEK

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya,sehingga penyusunan makalah ini yang berjudul “prinsip prinsip komunikasi” dapat
diselesaikan. Makalah ini disususn dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah ’’ilmu
komunikasi’’.Sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya. Tidak lupa pula penulis
mnegucapkan terimakasih kepada Bapak Ahmad masrur firosad S.Pd,I selaku dosen
pengampu mata kuliah ’’ilmu komunikasi’’. Keberhasilan dalam penyusunan makalah ini
tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karna itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar akalah ini bias pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dan kami sangat bertrimakasih sekali,bila sipembaca dengan senang
hati memberikan saran yang bain berupa solusi yang mungkin tidak kami temui selama
pembuatan makalah ini berlangsung. Sekian, terimakasih kami ucapkan kepada semua
pembaca makalah.

Bukittinggi,8 maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................4
B. Rumusan masalah....................................................................................................5
C. Tujuan penulisan .....................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................6
A. Prinsip prinsip komunikasi......................................................................................6
1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik................................................................6
2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi.............................................7
3. Komunikasi Punya Dimensi Isi dan Dimensi hubungan ..................................8
4. Komunikasi Berlangsung dalam Berbagai Tingkat Kesenjangan.....................8
5. Komunikasi terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu......................................9
6. Komunikasi Melibatkan Prediksi Peserta Komunikasi.....................................10
7. Komunikasi Bersifat Sistemik...........................................................................11
8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial-Budaya Semakin Efektiflah ................11
9. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial.................................................................12
10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional...........................12
11. Komunikasi bersifat Irreversible.......................................................................13
12. Komunikasi Bukan Panasea untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah.............15
BAB III PENUTUP.............................................................................................................17
A. Kesimpulan .............................................................................................................17
B. Saran .......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berkomunikasi dengan manusia
lainnya. Dengan berkomunikasi kita dapat menyalurkan atau mengekspresikan apa
yang ada di pikiran kita kepada orang lain. Dengan komunikasi kita juga dapat
membentuk saling pengertian, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan
peradaban.
Manusia sebagai mahluk sosial sudah tentu memiliki kebutuhan untuk saling
berkomunikasi satu sama lain. Namun dengan keterbatasan kemampuan menangkap
pesan yang disampaikan, antara satu orang dengan yang lainnya akan berbeda.
Setiap manusia butuh untuk berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini
dilakukan sebagai bagian dari kodrat manusia yang tak bisa hidup sendiri. Dasar dari
komunikasi interpersonal adalah adanya komunikasi antara dua orang atau lebih yang
membicarakan topik tertentu. Memang tidak semua orang bisa menjadi seorang
komunikator yang baik dan handal. Ada teknik-teknik komunikasi yang harus
dipelajari bila ingin bisa diterima dari berbagai kalangan sosial.
Pembahasan utama dan central dari komunikasi dalam proses pembangunan
yaitu faktor manusia dan perubahan sosial. Dua hal ini erat kaitannya dengan
keyakinan dan nilai sosial, budaya, struktur sosial, persatuan dan penyebaran
informasi dan pembaruan, dan sistem pengaturan kelembagaan politik, ekonomi dan
kemasyarakatan1.
Banyak bukti menunjukkan bahwa komunikasi memegang peran penting
dalam kehidupan manusia, sebab berhasil tidaknya seseorang dalam menjalani
berbagai bentuk kegiatan yang berhubungan dengan bidang muamalah, tidak terlepas
dari kemampuan seseorang dari caranya berkomunikasi. Dengan adanya pencapaian
dari komunikasi yang baik, maka tercipta orang-orang besar yang menjadi tokoh-
tokoh terkenal, misalnya Barack Obama, Ia tidak akan menjadi Presiden Amerika
Serikat apabila ia tidak mampu berkomunikasi menyakinkan rakyat AS. Begitu juga

1
Santoso S. Hamijoyo Landasan Ilmiah komunikasi. Diktat mata kuliah PPs Ilmu Komunikasi. Universitas Dr.
Soetomo. 2004

4
Soekarno yang dikenal sebagai proklamator dan pemimpin besar Indonesia, juga
karena kemampuanya berkomunikasi 2.
Sebagai makhluk sosial, manusia menduduki posisi yang lebih baik dan mulia.
Karena manusia merupakan makhluk yang diberi karunia bisa berbicara. Dengan
kemampuan berbicara itulah, memungkinkan manusia membangun interaksi
sosialnya. Kemampuan berbicara berarti kemampuan berkomunikasi. Berkomunikasi
adalah sesuatu yang dibutuhkan di hampir setiap kegiatan manusia. Dengan
komunikasi dapat membentuk saling pengertian dan menumbuhkan persahabatan,
memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban.

B. Rumusan masalah
1. Apa prinsip prinsip komunikasi?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui prinsip prinsip komunikasi

BAB II

2
Erna kurniawati. Analisis Prinsip-Prinsip Komunikasi Dalam Perspektif Al-Qur'an. JurnalAl-Munzir Vol. 12.
No.2 November 2019.

5
PEMBAHASAN

A. Prinsip prinsip komunikasi


1. Komunikasi Adalah Proses Simbolik

Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti di katakan sussanne K. Langer,


adalah kebutuhan kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang.  Dan itulah yang
membedakan manusia dengan makhluk lainnya dengan keistimewaan mereka sebagai
animal symbolicum.

Lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk suatu
lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata – kata
(pesan verbal), perilaku non verbal, dan objek maknanya di sepakati bersama,
misalnya memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan kehormatan atau
kecintaan terhadap Negara kemampuan manusia menggunakan lambang verbal
memungkinkan perkembangan bahasa dan menangani hubungan antara manusia dan
objek  baik nyata maupun abstrak) tanpa kehadiran manusia dan objek tersebut.
Lambang adalah salah satu kategori tanda. Hubungan antara tanda dengan objek dapat
di presentasikan oleh ikon dan indeks tidak memerlukan kesepakatan.

Ikon adalah suatu benda fisik yang menyerupai yang direpresentasikannya.


Representasi ini ditandai dengan kemiripan. Misalnya, patung soekarno adalah ikon
soekarno dan Foto anda di KTP adalah ikon anda. Indeks adalah suatu tanda yang
secara alamiah merepresentasikan objek lainnya. Istilah lain yang sering digunakan
untuk indeks adalah sinyal (signal), yang dalam bahasa sehari-hari disebut juga gejala
(symptom). Indek muncul berdasarkan hubungan antara sebab akibat yang punya
kedekatan eksistensi. Misalnya awan gelap indeks hujan yang akan turun, sedangkan
asap adalah indeks api.

Lambang memiliki beberapa sifat sebagai berikut :

a. Lambang bersifat sembarang, manasuka atau wewenang – wenang


Apa saja bisa dijadikan lambang, bergantung pada kesepakatan bersama. Alam
tidak memberikan penjelasan kepada kita mengapa manusia menggunakan
lambang-lambang tertentu untuk merujuk pada hal-hal tertentu baik yang konkret
atau pun yang abstrak.

6
b. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna : kitalah yang memberi makna
pada lambang.
Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri.
Persolan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang
sama pada suatu kata. Dengan kata lain, tidak ada hubungan yang alami antara
lambang dengan referent (objek yang ditujunya).
c. Lambang itu bervariasi
Lambang itu bervariasi dari suatu budaya ke budaya lain, dari suatu tempat ke
tempat lain,3 dari suatu konteks waktu ke konteks waktu lain. Begitu juga lambang
yang kita berikan pada lambang tersebut. Makna yang di berikan kepada sesuatu
lambang boleh jadi berubah dalam perjalanan waktu, meskipun berubahan makna
itu berjalan lambat. Misalnya, panggilan Bung yang pada zaman revolusi lazim di
gunakan dan berkonotasi positif karena menunjukan kesederajatan kini tidak
pouler lagi, kecuali di gunakan oleh penyaji acara olah raga ketika berbicaranya
dengan nara sumbernya di studio TV.
2. Setiap Perilaku Mempunyai Potensi Komunikasi4

Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud
mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut
sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi
non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.

Kita tidak dapat tidak berkomunikasi (We cannot not communicate).


Tidak berarti bahwa semua perilaku adalah komunikasi. Komunikasi terjadi
bila seseorang memberikan makna pada perilaku orang lain atau
perilakunya sendiri. Contohnya anda minta seseorang untuk tidak berkomunikasi.
Amat sulit baginya untuk berbuat demikian, karena setiap perilakunya punya
potensi untuk ditafsirkan. Kalau ia tersenyum dia bisa di tafsirkan bahagia, kalau
ia cemberut ia di tafsirkan ngambek. Prinsip ini menyadarkan kita bahwa setiap
perilaku kita bisa menafsirkan sesuatu karenanya kita kemudian sebaiknya was-was
dalam setiap tindakan agar tidak menimbulkan pemaknaan yang tidak sesuai dengan
keinginan kita.

3. Komunikasi Punya Dimensi Isi Dan Dimensi Hubungan


3
Riswandi ilmu komunikasi edisi pertama Yogyakarta graha ilmu, 2009 viii hlm 26
4
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

7
Dimensi isi disandi secara verbal, sementara dimensi hubungan disandi secara
nonverbal. Dimensi isi menunjukan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang
dikatakan. Sedangkan dimensi hubungan menunjukan bagaimana cara mengatakannya
yang juga mengisyaratkan bagaimana hubungan para peserta komunikasi itu, dan
bagaimana seharusnya pesan itu ditafsirkan. Sebagai contoh, kalimat ‘aku benci
kamu’ yang di ucapkan nada menggoda mungkin sekali jutru berarti sebaliknya.
Tidak semua orang menyadari bahwa pesan yang sama bisa ditafsirkan
berbeda bila disampaikan dengan cara berbeda. Dalam komunikasi massa, dimensi isi
merujuk pada isi pesan sedangkan dimensi hubungan merujuk kepada unsur-unsur
lain termasuk juga jenis saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan tersebut.
Pengaruh suatu pesan juga akan berbeda bila disajikan dengan media yang berbeda.
Cerita yang penuh dengan kekerasan dan sensualitas yang disajikan televisi boleh jadi
menimbulkan pengaruh lebih hebat, misalnya dalam bentuk peniruan oleh anak anak
atau remaja, bila di bandingkan dengan penyajian cerita yang sama lewat majalah atau
radio, karena televisi memiliki sifat audio visual, sedangkan majalah mempunyai sifat
visual saja, dan radio mempunyai sifat audio saja.

4. Komunikasi Berlangsungdalam Berbagai Tingkat Kesengajaan

Komunikasi dilakukan dalam berbagai tingkat kesengajaan, dari komunikasi


yang tidak sengaja sama sekali (misal ketika anda melamun sementara orang
memperhatikan anda) hingga komunikasi yang benar-benar direnacanakan
dan disadari (ketika anda menyampaikan suatu pidato). Kesengajaan bukanlah syarat
untuk terjadinya komunikasi. Meskipun kita sama sekali tidak
bermaksud menyampaikan pesan kepada orang lain, perilaku kita potensial untuk
ditafsirkan atau tidak menafsirkan perilaku kita.5

Komunikasi dilakukan manusia dari yang tidak sengaja hingga yang sengaja
dan sadar serta terencana melakukan komunikasi. Kesadaran akan lebih tinggi ketika
berkomunikasi dalam situasi-situasi khusus. Sebagai contoh ketika kita bercakap-
cakap dengan seorang yang baru dikenal tentunya akan berbeda cara berkomunikasi
kita dibanding ketika kita bercakap-cakap dengan teman yang sudah biasa bergaul
sehari-hari. Akan tetapi kita juga akan bisa berkomunikasi dengan kesadaran yang
lebih tinggi dengan teman sehari-hari kita apabila teman tersebut menyampaikan
berita yang sangat menarik bagi kita.
5
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

8
Adanya perilaku-perilaku dalam berkomunikasi akan menimbulkan asumsi-
asumsi orang lain yang bisa benar atau belum tentu benar secara mutlak. Sebagai
contoh ketika seorang mahasiswa mempresentasikan makalahnya dengan sering
menggaruk-garuk kepalanya maka kita akan berasumsi bahwa mahasiswa tersebut
kurang siap, walaupun mahasiswa tersebut tidak demikian. Untuk membuktikan
bahwa niat atau kesengajaan bukan syarat mutlak berkomunikasi dapat dilihat dari
contoh kasus sebagai berikut ; Ketika anak muda yang belum tahu tata krama Yogya-
Solo berjalan di depan orang yang lebih tua pada masyarakat Yogyakarta dan Solo
klasik dan ia tidak membungkukkan badan maka dia akan dicap sebagai anak yang
tidak punya tata krama walaupun anak itu tidak sengaja.6

Dalam komunikasi sehari-hari terkadang kita mengucapkan pesan verbal yang


tidak kita sengaja. Namun lebih banyak pesan nonverbal yang kita tunjukan tanpa kita
sengaja. Komunikasi telah terjadi bila penafsiran telah berlangsung. Terlepas dari
apakah anda menyengaja perilaku tersebut atau tidak. Kadang-kadang komunikasi
yang disengaja dibuat tampak tidak sengaka. Jadi, niat kesengajaan bukanlah syarat
mutlak bagi seseorang untuk berkomunikasi. Dalam komunikasi antara orang-orang
berbeda budaya ketidak sengajaan berkomunikasi ini lebih relevan lagi untuk kita
perhatikan.

5. Komunikasi Terjadi Dalam Konteks Ruang Dan Waktu

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik/ruang, waktu, sosial, dan
psikologis.Waktu juga mempengaruhi makna terhadap suatu pesan, misalnya orang
menelpon dini hari dengan siang hari akan berbeda. Kehadiran orang lain, sebagai
konteks sosial juga akan mempengaruhi orang-orang berkomunikasi,misalnya dua
orang yang berkonflik akan canggung jika ada disituasi berdua tidak ada orang,
namun dengan adanya orang ketiga, keeadaan akan bisa lebih mencair.

Seseorang yang berkomunikasi akan menimbulkan makna-makna tertentu,


sedangkan makna tersebut berhubungan dengan konteks fisik/ruang, waktu, sosial,
dan psikologis. Sebagai contoh bahwa komunikasi berhubungan dengan ruang adalah
akan dianggap “kurang sopan” apabila menghadiri acara protokoler dengan memakai
kaos oblong. Adapun waktu dapat mempengaruhi makna komunikasi dapat
digambarkan sebagai berikut seoarang yang berlangganan koran Republika dan koran

6
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

9
itu selalu datang jam 05.30 kemudian dengan tiba-tiba datang jam 09.00 tentunya
pelanggan tersebut akan mempunyai persepsi-persepsi tertentu.

Makna pesan juga bergantung pada konteks fisik dan ruang (termasuk iklim,
suhu, intensitas cahaya, dan sebagainya), waktu, sosial dan psikologis. Topik-topik
yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau tempat hiburan seperti
“lelucon,” “ acara televisi,” “mobil,” “bisnis,” atau “perdagangan” terasa kurang
sopan bila dikemukakan dimasjid.

Suasana psikologis peserta komunikas juga sangat mempengaruhi suasana


komunikasi. Contohnya ketika diputarkan lagu mellow, seseorang yang sedang patah
hati bisa menjadi sentimental kemudian menangis karena lagu itu mendukung
suasanya hatinya. Sebaliknya, jika lagu itu didengar seorang workaholic akan terkesan
sangat cengeng. Komunikasi begitu kompleks, kita harus paham betul pada situasi apa
dan dimana kita berkomunikasi agar dapat berjalan efektif.

6. Komunikasi Melihat Prediksi Peserta Komunikasi

Ketika orang – orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku


komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau tata
krama. Artinya orang-orang memiliki strategi tertentu berdasarkan bagaimana orang
yang menerima pesan akan meresponnya. Prinsip ini mengansumsikan bahwa hingga
derajat tertentu ada keteraturan pada perilaku manusia, minimal secara persial dapat di
ramalkan.7

Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar


norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi
bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa
seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan
membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.

Ketika orang-orang berkomunikasi, mereka meramalkan efek perilaku


komunikasi mereka. Dengan kata lain, komunikasi juga terikat oleh aturan atau
tatakrama. Artinya , orang-orang memilih strategi tertentu berdasarkan bagaimana
orang yang menerima pesan akan merespons. Prediksi ini tidak selalu disadari dan

7
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

10
sering berlangsung cepat. Kita dapat memprediksi perilaku komunikasi orang lain
berdasarkan peran sosialnya.

7. Komunikasi Itu Bersifat Sistemik

Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar
belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang
berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti
lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi
bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.

Setiap individu adalah suatu sistem yang hidup (a living system). Komunikasi
juga menyangkut suatu sistem dari unsur-unsurnya. Setidaknya dua sistem dasar
beroperasi dalam transaksi komunikasi yaitu: sistem internal (seluruh sistem nilai
yang dibawa oleh seorang individu ketika ia berpartisipasi dalam komunikasi, yang ia
serap selama sosialisasinya dalam berbagai lingkungan sosialnya) dan sistem
eksternal (sistem yang terdiri dari unsur-unsur dalam lingkungan di luar individu,
termasuk kata-kata yang ia pilih untuk berbicara, isyarat fisik peserta, dan temperatur
ruangan).

 Komunikasi adalah produk dari perpaduan antara sistem internal dan sistem
eksternal tersebut. Lingkungan dan objek memengaruhi komunikasi kita namun
persepsi kita atas lingkungan kita juga memengaruhi cara berperilaku. Lingkungan
dimana para peserta komunikasi itu berada merupakan bagian dari suatu sistem yang
lebih besar.

8. Semakin Mirip Latar Belakang Sosial Budaya Semakin Efektiflah


Komunikasi

Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan


harapan para pesertanya (orang-orang yang sedang berkomunikasi), yaitu adanya
persamaan persepsi akan suatu hal. Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari
suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut
mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak
mempunyai makna yang sama terhadap simbol-simbol yang saling dipertukarkan.
Semakin banyak persamaan antara komunikator dan komunikan, maka komunikasi

11
yang berlangsung lebih mudah, karena keberanekaragaman pesan dimengerti
keduanya.

9. Komunikasi Bersifat Nonsekuensial

Meskipun terdapat banyak model komunikasi, sebenarnya komunikasi


manusia dalam bentuk dasarnya bersifat dua arah. Beberapa pakar komunikasi
mengakui sifat sirkuler atau dua arah komununikasi ini. Komunikasi sirkuler ditandai
dengan beberapa hal berikut :

a. Orang-orang yang berkomunikasi dianggap setara.


b. Proses komunikasi berjalan timbal balik (dua arah).
c. Dalam praktiknya, kita tidak lagi membedakan pesan dengan umpan balik.
d. Komunikasi yang terjadi sebenarnya jauh lebih rumit.

Pada dasarnya, unsur tersebut tidak berdada dalam suatu tatanan yang bersifat
linier, sirkuler, helikal atau tatanan lainnya. Unsur-unsur proses komunikasi boleh jadi
beroprasi dalam suatu tatanan tadi, tetapi mungkin pula, setidaknya sebagian, dalam
suatu tatanan yang acak.

10. Komunikasi Bersifat Prosesual, Dinamis, dan Transaksional

Seperti juga waktu dan eksitensi, komunikasi tidak mempunyai awal dan tidak
mempunyai akhir, melainkan  merupakan proses yang sinambung (Continous).
Bahkan kejadian yang sangat sederhanapun, seperti “Tolong ambil garam” 
melibatkan rangkaian kejadian yang rumit bila pendengar memenuhi permintaan
tersebut. Untuk lebih mesmudahkan pengertian, kita dapat megatakan bahwa
peristiwa itu dimulai kEtika orang A meminta garam dan berakhir ketika orang B
membirikan garam itu. Namun kita tidak dapat mengukur peristiwa itu hanya
berdasarkan apa yang terjadi antara permintaan akan garam dan pemberian garam itu.
Baik A atau B telah merujuk pada pengalaman masa lalu mereka untuk merumuskan
dan menafsirkan pesan serta menanggapinya secara layak.

Komunikasi sebagai proses dapat dianalogikan dalam pernyataan Heraclitus


enam abad sebelum Masehi bahwa “ seorang manusia tidak akan pernah melangkah di
sungai yang sama dua kali. Jadi dalam kehidupan manusia, tidak pernah saat yang
sama datang dua kali. Pandangan serupa juga dapat diterapkan pada fenomena berikut
ini. Ketika Anda menonton sebuah film Titanic misalnya untuk kedua kalinya

12
keesokan harinya pada jam yang sama dan duduk dikursi yang sama sekalipun, maka
hakikatnya film itu bukanlah film yang sama, karena film yang anda tonton kedua
untuk kedua kalinya itu adalah film yang pernah anda tonton sebelumnya.

Begitu jugalah komunikasi ; komunikasi terjadi sekali waktu dan kemudian


menjadi bagian dari sejarah kita. Dalam proses komunikasi itu, para peserta
mempengaruhi, seberapa kecil pun pengaruh itu, baik lewat kaomunikasi verbal
ataupun lewat komunikasi nonverbal. Menanggapi salah satu elemen komunikasi,
misalnya pesan verbal saja dengan mengabaikan semua elemen lainya, menyalahi
gambaran komunikasi yang sebenarnya sebagai proses yang sinambung dan dinamis
yang kita sebut sebagai transaksi. Transaksi menunjukan bahwa para peserta
komunikasi saling berhubungan, sehingga kita tidak dapat mempertimbangkan salah
satu tanpa mempertimbangkan lainnya.

Pernyataan bahwa komunikasi telah terjadi sebenarnya bersifat artifisial dalam


arti bahwa kita coba menangkap suatu gambaran diam (statis) dalam proses tersebut
dengan maksud untuk menganalisis kerumitan pristiwa tersebut, dengan menonjolkan
komponen-komponen atau aspek-aspeknya yang penting. Implikasi sebagai proses
yang dinamis dan transaksional adalah bahwa para peserta komunikasi berubah ( dari
sekedar berubah pengetahuan hingga berubah pandangan dunia dan perilakunya).

Implisit dalam proses komunikasi sebagai transaksi ini adalah proses


penyadian (enconding) dan penyadian balik (decoding). Kedua proses itu, meskipun
secara teoretis dapat dipisahkan, sebenarnyaterjadi serempak, bukan bergantian.
Sebetulnya, para peserta komunikasi merupakan sumber informasi, dan masing-
masing membeeri serta menerima pesan secara serentak. Pandangan dinamis dan
transaksional memberi penekanan bahwa Anda mengalami perubahan sebagai hasil
terjadinya komunikasi. Jadi, perspektif transaksional memberi penekanan pada dua
sifat pristiwa komunikasi, yaitu serentak dan saling mempengaruhi. Para pesertanya
menjadi saling bergantung, dan komunikasi mereka hanya dapat dianilisi berdasarkan
konteks pristiwanya.

11. Komunikasi Bersifat Irreversibel

Suatu prilaku adalah suatu peristiwa. Oleh karena itu merupakan peristiwa,
perilaku berlangsung dalam waktu dan tidak dapat “diambil kembali”. Misalnya para
pemimpin negara yang menyalahgunakan kekuasaan dan kemudian jatuh dari

13
kekuasaan akibat ulah mereka, seperti Ferdinand Marcosdan soeharto, dan
menimbulkan efek tertentu berupa perubahan persepsi dan sikap masyarakat terhadap
para pemimpin itu, pengaruh itu tidak bisa ditiadakan sama sekali, meskipun kita
berupaya meralatnya.

Apa lagi bila penyampaian pesan itu dilakukan untuk pertama kalinya. ketika
anda tempil pertama kali untuk melakukan presentasi atau pidato,  anda harus
mempersiapkannya secara lebih hati hati, karna kesan halayak terhadap kinerja anda
akan cenderung sulit dihilangkan sama sekali berdasarkan prinsip ini. Curtis et al
mengatakan bahwa kesan pertama itu cenderung abadi. Dalam kaitan ini, kita bisa
memahami pribahasa “sekali lancung ke ujian, seumur hidup orang tak percaya”.

Pesan yang menyinggung perasaan orang lain mungkin bisa dimaafkan tapi
tidak bisa dilupakan (to forgive but not to forget). Sifat irreversible ini adalah
implikasi dari komunikasi sebagai proses yang selalu berubah. Prinsip ini seyogyanya
menyadarkan kita bahwa kita harus berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada
orang lain sebab efeknya tidak bisa ditiadakan sama sekali meskipun kita berusaha
meralatnya.

Contohnya ketika pembeli menawar harga sebuah baju yang awalnya 80.000
menjadi 60.000, pedagang tidak setuju dan menurunkan harga menjadi 70.000. Ketika
terjadi tawar menawar baju yang sukup alot antara pedagang dan pembeli, secara
tidak sengaja (keceplosan) pedagang menurunkan harga menjadi 60.000, tapi
kemudian ia meralatnya. walaupun perkataan tersebut diralat namun efeknya telah
terjadi yaitu pembeli tidak akan mau lagi jika harga baju dinaikkan. Ia tidak akan mau
membeli baju tersebut lebih dari 60.000 karena si pedagang tadi telah menurunkan
harganya.

Dalam komunikasi massa, sekali wartawan menyiarkan berita yang tanpa


disengaja mencemarkan nama baik seseorang, maka nama baik orang itu sulit
dikembalikan lagi ke posisi semula, meskipun surat kabar, majalah, radio atau televisi
itu telah minta maaf dan memuat hak jawab sumber berita secara lengkap. Ada saja
pihak yang telah menaruh prasangka buruk kepada sumber berita sudah dipulihkan
melalui permohonan maaf media cetak dan media elektronik yang bersangkutan atau
pemuatan hak jawab sumber berita secara lengkap, bahka n bila hal itu misalnya

14
dicetak satu halaman penuh pada halaman dimana berita pencemaran nama baik
sumber berita dimuat sebelumnya.

Sekali kita mengirimkan suatu pesan, kita tidak dapat mengendalikan


pengaruh pesan tersebut bagi khalayak apalagi menghilangkan efek pesan tersebut
sama sekali. Sifat irreversible ini adalah implikasi dari komunikasi sebagai suatu
proses yang selalu berubah. Prinsip ini seharusnya menyadarkan kita bahwa kita harus
berhati2 untuk menyampaikan suatu  pesan kepada orang lain, sebab efeknya tidak
bisa ditiadakan sama sekali.

12. Komunikasi Bukan Panasea Untuk Menyelesaikan Berbagai Masalah

Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah


komunikasi. Namun komunikasi bukanlah penasea (obat mujarab) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu, karena persoalan atau konflik tersebut
mungkin berkaitan dengan masalah struktual. Agar komunikasi efektif, kendala
struktual kendala ini harus juga diatasi. Misalnya, meskipun pemerintah berusaha
payah menjalin komunikasi yang efektif dengan warga aceh dan warga papua, tidak
mungkin usaha itu akan berhasil bila pemerintah memperlakukan masyarakat di
wilayah wilayah itu secara tidak adil, dengan merampas kekayaan alam mereka dan
mengangkutnya kepusat.

Komunikasi antara berbagai etnik, baik antara warga tionghoa dengan warga
pribumi, antara suku madura dengan suku dayak di sambas (kalimantan) atau antara
warga pendatang (bugis makassar) dan warga pribumi di ambon, juga tidak akan
efektif bila terdapat kesenjangan ekonomi yang lebar diantara pihak pihak tersebut,
juga bila pihak pihak tertentu tidak memperoleh akses atau mengalami diskriminasi
dalam lapangan pekerjaan yang seharusnya juga terbuka bagi mereka. Hubungan
antara warga tionghoa dan warga pribumi akan semakin efektif bila warga tionghoa
pun diperbolehkan menjadi pegawai negeri dan anggota TNI, tidak hanya sebagai
pedagang atau pegawai bank swasta seperti yang terjadi selama ini

Banyak persoalan dan konflik antar manusia disebabkan oleh masalah


komunikasi. Namun komunikasi itu sendiri bukanlah panasea (obat mujarab) untuk
menyelesaikan persoalan atau konflik itu. Karena persoalan atau konflik tersebut
mungkin berkaitan dengan masalah struktural. Esensi dari konflik harus tetap dicari
dan diselesaikan. Misalnya konflik antara GAM dan pemerintah tidak akan pernah

15
selesai walaupun pemerintah sudah berusaha melakukan komunikasi seefektif
mungkin apabila pemerintah tidak memenuhi janjinya untuk mensejahterakan rakyat
di daerah tetapi terus menerus hanya mengeruk kekayaan daerah guna memperkaya
pusat. Agar komunikasi efektif, kendala struktural ini juga harus diatasi.

BAB III

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari semua uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip
komunikasi menurut Dedddy Mulyana dibagi dalam 12 prinsip, yaitu komunikasi
adalah suatu proses simbolik; setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi;
komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan; komunikasi itu berlangsung
dalam berbagai tingkat kesengajaan; komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan
waktu; komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi; komunikasi itu bersifat
sistemik; semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi;
komunikasi bersifat nonsekuensial; komunikasi bersifat prosesual, dinamis, dan
transaksional; komunikasi bersifat irreversibel; dan komunikasi bukan panasea untuk
menyelesaikan berbagai masalah.
Terdapat 12 Prinsip komunikasi yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari agar komunikasi berjalan lancar dan efektif. Komunikasi mempunyai beberapa
prinsip - prinsip yangg penting yang harus diperhatikan oleh seorang komunikan, dan
prinsip - prinsip ini mempunyai peran penting untuk seseorang yang melakukan
komunikasi baik secara individu maupun dengan orang lain, karena dengan berpegang
teguh kepada 12 prinsip ini kesalahan komunikasi dapat dihindari.

B. Saran

Demikianlah makalah ini penulis buat untuk dijadikan acuan atau referensi
dalam menambah ilmu pengetahuan, penulis menyadari bahwa banyak kekurangan
dalam pembuatan makalah ini,untuk itupenulis mengharapkan saran dari semua pihak
agar makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.Dan sebagai umat muslim
kita seharusnya bisa berdakwah kapan pun dan dimana pun karena keutamaan dakwah
sangatlah besar. Oleh karena itu, kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan
tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA

Santoso S. Hamijoyo Landasan Ilmiah komunikasi. Diktat mata kuliah PPs Ilmu Komunikasi.
Universitas Dr. Soetomo. 2004
Erna kurniawati. Analisis Prinsip-Prinsip Komunikasi Dalam Perspektif Al-Qur'an. JurnalAl-
Munzir Vol. 12. No.2 November 2019.
Riswandi ilmu komunikasi edisi pertama Yogyakarta graha ilmu, 2009 viii hlm 26
Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya

18

Anda mungkin juga menyukai