KOMUNIKASI INTERPERSONAL
OLEH:
KELOMPOK I (SATU)
ANITA MARIANI 70200117022
NURUL HASYIFAH 70200117029
MUH. RIZAL RIDWAN 70200117073
OVHY APRILIA PUTRI 70200117082
FAUZIAH 70200117086
FEFI BUDIHARTA 70200117126
Segala puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah yang telah
memberikan kepada kita semua nikmat iman dan nikmat Islam, sehingga pada saat
kali ini kita masih dapat menjalankan aktivitas untuk mengharapkan ridho Allah dan
juga penulis dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas kelompok pada mata
kuliah Komunikasi Kesehatan yang berjudul “Komunikasi Interpersonal” dengan
tepat waktu.
Semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kehancuran dan dari jalan yang
gelap gulita menuju jalan yang terang benderang yakni Agama Islam.
Semoga atas tersusunnya makalah ini menjadi pembelajaran bagi kita semua
dari segala hal yang terjadi di sekeliling kita. Mudah-mudahan makalah ini bagi
penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, dapat mengambil pembelajaran
bagi kita semua. Di samping itu penulis juga menyadari makalah ini tidak terlepas
dari segala kekurangan, oleh karenanya segala bentuk kritikan dan saran sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi interpersonal merupakan kegiatan sehari-hari yang
paling banyak dilakukan oleh manusia sebagai mahluk sosial. Sejak bangun tidur di
pagi hari sampai tidur lagi di larut malam, sebagian besar dari waktu kita digunakan
untuk berkomunikasi dengan manusia yang lain. Dengan demikian kemampuan
berkomunikasi merupakan suatu kemampuan yang paling dasar. Akan tetapi dalam
kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perbedaan pendapat, ketidaknyamanan
situasi atau bahkan terjadi konflik yang terbuka yang disebabkan adanya
kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Menghadapi situasi seperti ini, manusia baru
akan menyadari bahwa diperlukan pengetahuan mengenai bagaimana cara
berkomunikasi yang baik dan efektif yang harus dimiliki seorang manusia.
Efektifitas seorang komunikator dapat dievaluasi dari sudut sejauh mana
tujuan-tujuan tersebut dicapai. Persyaratan untuk keberhasilan komunikasi adalah
mendapat perhatian. Jika pesan disampaikan tetapi penerima mengabaikannya, maka
usaha komunikasi tersebut akan gagal. Keberhasilan komunikasi juga tergantung
pada pemahaman pesan dan penerima. Jika penerima tidak mengerti pesan tersebut,
maka tidaklah mungkin akan berhasil dalam memberikan informasi atau
mempengaruhinya. Bahkan jika suatu pesan tidak dimengerti, penerima mungkin
tidak meyakini bahwa informasinya benar, sekalipun komunikator benar-benar
memberikan arti apa yang dikatakan.
Kemampuan berkomunikasi interpersonal yang baik dan efektif sangat
diperlukan oleh manusia agar dia dapat menjalani semua aktivitasnya dengan lancar.
Terutama ketika seseorang melakukan aktivitas dalam situasi yang formal, misal
dalam lingkungan kerja. Lebih penting lagi ketika aktivitas kerja seseorang adalah
berhadapan langsung dengan orang lain dimana sebagian besar kegiatannya
merupakan kegiatan komunikasi interpersonal.
1
Agar komunikasi dapat berjalan lancar, maka dibutuhkan keahlian dalam
berkomunikasi (communication skill). Dan tidaklah semua orang memiliki
communication skill. Banyak orang yang berkomunikasi hanya mengandalkan gaya
yang dipakai sehari-hari. Mereka menganggap cara komunikasi yang mereka pakai
sudah benar. Padahal kalau dicermati masih banyak kesalahan dalam berkomunikasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan komunikasi interpersonal?
3. Apakah tujuan dari komunikasi interpersonal?
4. Apa sajakah yang termasuk dalam unsur-unsur komunikasi interpersonal?
5. Apa sajakah yang termasuk jenis-jenis komunikasi interpersonal?
6. Bagaimanakah tahapan perkembangan komunikasi interpersonal?
7. Apa sajakah hambatan komunikasi interpersonal?
8. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal?
9. Apa sajakah pola hubungan komuniksai interpersonal?
10. Bagaimanakah proses komunikasi interpersonal?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal
2. Mengetahui sejarah perkembangan komunikasi interpersonal
3. Mengetahui tujuan dari komunikasi interpersonal
4. Mengetahui yang termasuk dalam unsur-unsur komunikasi interpersonal
5. Mengetahui yang termasuk jenis-jenis komunikasi interpersonal
6. Mengetahui tahapan perkembangan komunikasi interpersonal
7. Mengetahui hambatan komunikasi interpersonal
8. Mengetahui faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal
9. Mengetahui pola hubungan komuniksai interpersonal
10. Mengetahui proses komunikasi interpersonal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Pada penghujung tahun 1950-an, buku seorang psikolog Fritz Heider berjudul
The Psychology of Interpersonal Relations (1958) membantu melancarkan
serangkaian penilitian mengenai teori atribusi atau attribution theory yang merupakan
bagian integral bagi studi komunikasi antarpribadi sekarang. Tahun 1950-an diakhiri
dengan terbitnya buku yang berpengaruh oleh seorang ahli sosiologi Erving Goffman
(1959,1963) yang pengaruhnya pada studi komunikasi antarpribadi adalah luar biasa.
Tahun 1960-an, dan 1980-an. Walaupun banyaknya gagasan-gagasan dan
tulisan-tulisan dihasilkan selama beberapa dekade sebelum 1960-an, berkembangnya
komunikasi antarpribadi sebagai area studi akademik yang dikenal, terutama
merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan sosial yang ada. Kerusuhan sosial
mendampingi gerakan hak-hak sipil dan berikutnya dengan keterlibatan militer
Amerika Serikat di Vietnam banyak penduduk terutama di kalangan muda yang
idealis, kebencian yang begitu mendalam terhadap aspek manipulasi dan kebohongan
dari banyak pesan-pesan media massa. Kepedulian yang muncul bagi pengembangan
diri dan kesadaran pribadi membangkitkan kegiatan seperti komunikasi tatap muka
sebagai latihan kepekaan dan bangkitnya kesadaran kelompok.
sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.
Komunikasi interpersonal, bertujuan membantu orang lain untuk menemukan diri
mereka, siapakah saya, siapa Anda, kita masing-masing mempunyai identitas diri.
Dengan kata lain, jika kita bertujuan agar orang lain dapat memahami identitas
dan diri kita maka sebaliknya kita juga harus menjadikan identitas kita sebagai
cara untuk memahami orang lain (to understand other).
2. Menemukan Dunia Luar
Hanya komunikasi interpersonal yang menjadikan kita dapat memahami lebih
banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak
informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun
banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu yang
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi
interpersonal.
3. Membentuk dan Menjaga Hubungan yang Penuh Arti
Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara
hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan dalam
komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga hubungan
sosial dengan orang lain.
4. Berubah Sikap dan Tingkah Laku
Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain
dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka memilih cara
tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu, melihat film,
menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu
benar atau salah. Kita banyak menggunakan waktu terlibat dalam posisi
interpersonal.
5. Untuk Bermain dan Kesenangan
Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah
mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada waktu
akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita lucu
8
pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk menghabiskan
waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu dapat
memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan rileks
dari semua keseriusan di lingkungan kita.
6. Untuk Membantu
Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakan komunikasi
interpersonal dalam kegiatan profesional mereka untuk mengarahkan kliennya.
Kita semua juga berfungsi membantu orang lain dalam interaksi interpersonal kita
sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang teman yang putus cinta,
berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah yang sebaiknya diambil dan
lain sebagainya.
4. Saluran
a. Sebuah saluran ibarat kendaraan yang mengangkut pesan dari pengirim ke
penerima . saluran komunikasi biasa berbentuk ucapan kata-kata verbal dan
nonverbal , saluran media massa seperti Tv, radio, surat kabar dan buku.
b. Saluran adalah sarana dimana pesan bergerak dari sumber ke penerima
bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari satu orang ke oramg yang lain
dimana semuanya berfungsi sebagai alat transportasi. Contoh, gelombang
suara, kabel tembaga, serat kaca, juga televisi dan radio.
c. Saluran ibarat kendaraan atau karena terletak ditengah yaitu antara pengirim
dan penerima maka disebut medium.
d. Saluran atau media merupakan tempat yang dilalui pesan,. Saluran umumnya
dipilih oleh pengirim karena dialah yang berhak menentukan jenis media
yang digunakan, apakah media sebagai jalur formal maupun informal.
5. Decoding
a. Decoding merupakan proses yang dilakukan penerima (decoder) untuk
menyandi pesan sesuai dengan apa yang dia terima.menyandi pesan tidaklah
sesederhana yang kita bayangkan , kadang-kadang faktor “mental set” sangat
berpengaruh terhadap penerima ketika dia menyandi pesan tersebut.
b. Decoding adalah penafsiran pesan oleh penerima (decoder) agar pesan
tersebut bermakna sebagaimana yang dimaksudkan oleh pengirim.
6. Penerima
a. Jika anda adalah orang yang dalam posisi menerima, mendengarkan, melihat
mereka, mencium pesan maka anda disebut penerima.
b. Adalah sebuah tujuan, sasaran atau orang yang mengkomsumsi dan
memproses pesan dari penerima.
7. Gangguan
a. Noise, gangguan atau hambatan bagi kelancaran proses pengiriman pesan dari
pengirim ke penerima
11
2. Eksplorasi
Tahap ini merupakan pengembangan dari tahap inisiasi dan terjadi tidak lama
sesudah inisiasi. Disini mulai dijajaki potensi yang ada dari setiap individu serta
dipelajari kemungkinan-kemungkinan yang ada dari suatu hubungan.
3. Intensifikasi
Pada tahap ini, individu harus memutuskan baik secara verbal maupun nonverbal
apakah hubungan akan dilanjutkan atau tidak.
4. Formalisasi
Dalam perkembangannya hubungan yang telah berjalan itu perlu diformalkan.
Pada tahap ini tiap-tiap individu secara bersama mengembangkan simbol-simbol,
pola-pola komunikasi yang disukai, kebiasaan dan lain sebagainya. Contoh
hubungan dua orang berpacaran diformalkan dengan tukar cincin.
5. Redefinisi
Sejalan dengan waktu individu tidak dapat menghindarkan diri dari perubahan.
Perubahan ini mampu menciptakan tekanan terhadap hubungan yang tengah
berlangsung. Konsekuensinya adalah individu perlu mendefinisikan kembali
hubungan yang sedang dijalankan.
6. Deteriorasi
Kemunduran atau melemahnya suatu hubungan kadang tidak disadari oleh
mereka yang terlibat dalam hubungan tersebut. Jika kemunduran yang terjadi itu
tidak segera diantisipasi maka bukan tidak mungkin hubungan yang terbentuk itu
akan mengalami kehancuran.
2. Media
Hambatan yang dapat terjadi adalah pada masalah teknologi komunikasi, seperti
telepon, microphone.
3. Komunikan
Hambatan pada komunikan dalam hal biologis, dapat saja komunikan mengalami
sulit pendengaran atau tuna rungu. Hambatan lain dalam hal psikologinya adalah
komunikan yang sulit berkonsentrasi dalam pembicaraan.
Ada beberapa jenis gangguan yaitu:
a. Gangguan internal, kelelahan , kurang terampil berbicara, atau mendengarkan
sikap penerima terhadap pengirim. Kurangnya minat terhadap pesan ,
ketakutan, kecurigaan, pengalaman masa lalu, sikap negatif, kurangnya
pengalaman umum dan emosi.
b. Gangguan eksternal, kebiasaan, gangguan lingkungan , sambungan telepon
yang buruk , tidak ada sinyal, pengirim menggunakan kata-kata yang terlalu
teknis.
Kategori gangguan umumnya terdiri dari:
a. Environment noise, seperti interferensi yang menghambat atau mencegah
penerima untuk menerima pesan secara lengkap.
b. Physiological-impairment noise, gangguan fisiologi seperti penurunan
kemampuan sensorik untuk menerima pesan.
c. Semantic noise, adalah hambatan yang tampil dalam bentuk bahasa, gangguan
ini bersumber dari alam seperti penggunaan dialek atau term tertentu bagi
komunitas (suku bangsa, profesi, dan pekerjaan tertentu).
d. Syntactical noise, gangguan sintaksis terlihat dalam penggunaan kata-kata
yang tidak tersusun yang sesuai dengan tata bahasa setempat.
e. Organizational noise , hambatan yang bersumber dari perbedaan struktur dan
status dalam organisasi, contohnya perbedaan derajat jabatan dan
kepangkatan, perbedaan antara pemilik dengan pekerja.
15
1. Persepsi Interpersonal
Persepsi sosial kini telah memperoleh konotasi baru sebagai proses
mempersepsi objek-objek dan peristiwa-peristiwa sosial.
Ada empat perbedaan antara persepsi objek dan persepsi intepersonal, yaitu:
a. Stimulasi ditangkap oleh alat indera melalui benda-benda fisik dan stimuli
mungkin sampai kepada seseorang melalui lambang-lambang verbal atau
grafis.
b. Ketika menanggapi objek, seseorang hanya menanggapi sifat-sifat luar objek
itu, tapi tidak melihat sifat batiniyah obyek itu. Namun, pada persepsi
interpersonal mencoba memahami apa yang tidak tampak pada alat indera
seseorang.
c. Ketika mempersepsi objek, objek tidak bereaksi kepada seseorang; seseorang
itu pun tidak memberikan reaksi emosional padanya, tetapi dalam persepsi
interpersonal, akan terjadi sebaliknya.
d. Objek relatif tetap, sedangkan manusia berubah-ubah. Persepsi interpersonal
yang berobjekkan manusia kemudian menjadi mudah salah.
16
4) Selektivitas
Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi karena konsep diri
mempengaruhi pesan apa yang akan diterima. Jadi, untuk membentuk
suatu konsep diri yang sehat adalah baik jika tidak menerima pesan secara
mentah-mentah.
3. Atraksi Interpersonal
Atraksi berasal dari bahasa Latin attrahere menuju trahere yang artinya
adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan daya tarik seseorang.
a. Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Atraksi Interpersonal, antara lain:
1) Faktor Personal
Faktor personal sangat menentukan timbulnya atraksi seseorang dengan
orang lain. Adapun faktor-faktor personal yang mempengaruhi atraksi
interpersonal, adalah sebagai berikut:
a) Kesamaan Karakteristik Personal
Adanya kesamaan dalam nilai-nilai, sikap, keyakinan, tingkat atau
status sosial, ekonomi, agama dan ideologi.
b) Tekanan Emosional
Individu yang sedang mengalami tekanan emosional akan
membutuhkan kehadiran orang lain sehingga kecenderungan akan
menyukai semakin besar.
c) Harga Diri yang Rendah
Orang yang rendah diri cenderung mudah untuk menyukai orang lain.
Orang yang merasa penampilannya kurang menarik akan mudah
menerima persahabatan dari orang lain.
d) Isolasi Sosial
Beberapa penelitan menunjukkan bahwa semakin besar tingkat isolasi
yang dialami seseorang maka semakin besar pula kecenderungan
seseorang menyukai orang lain.
20
2) Faktor Situasional
Adapun faktor-faktor situasional yang dapat memicu timbulnya atraksi
interpersonal, antara lain:
a) Daya Tarik Fisik (physical attractiveness)
Biasanya seseorang yang berpenampilan menarik akan lebih mudah
mendapat perhatian atau simpati dari orang lain.
b) Ganjaran (Reward)
Individu cenderung menyukai orang yang memberikan ganjaran yang
berupa dorongan motivasi dan bantuan secara moral.
c) Familiarity
Seseorang akan lebih menyukai sesuatu yang sebelumnya sudah ia
kenal akrab.
d) Kedekatan (Proximity) atau Closeness
Kedekatan antara individu dengan individu lainnya dapat terjadi
karena adanya sebuah stimulus netral yaitu tempat tinggal yang
berdekatan.
e) Kemampuan (Competence)
Terdapat kecenderungan bahwa seseorang lebih menyukai orang lain
yang memiliki kemampuan yang lebih tinggi atau lebih berhasil dalam
kehidupan dirinya.
3) Komunikasi Atraksi Interpersonal Pada Komunikasi Interpersonal
a) Penafsiran Pesan dan Penilaian
Manusia adalah makhluk rasional dan emosional. Oleh karena itu,
ketika individu menyenangi seseorang, individu tersebut cenderung
melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif, begitu
pula sebaliknya.
b) Efektivitas Komunikasi
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan.
21
4. Hubungan Interpersonal
Komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Kegagalan komunikasi sekunder terjadi, bila isi pesan kita dipahami, tetapi
hubungan di antara komunikan menjadi rusak. Terdapat beberapa teori mengenai
hubungan interpersonal yang kita kenal, yaitu:
a. Model Pertukaran Sosial
b. Model Peranan
c. Model Permainan
d. Model Interaksional
Adapun Tahap-Tahap Hubungan Interpersonal
a. Pembentukan Hubungan Interpersonal
Tahap ini dikenal dengan tahap perkenalan dan penggalian informasi
seputar data-data demografis seseorang untuk memunculkan kesan pertama
pada lawan bicaranya.
b. Peneguhan Hubungan
Tahap ini dikenal dengan tahap pemeliharaan hubungan interpersonal yang
dilakukan untuk meningkatkan keakraban antar individu dalam
berkomunikasi dengan catatan kedua belah pihak mempunyai pandangan
yang sama mengenai tingkat keakraban yang diperlukan.
c. Pemutusan Hubungan
Tahap ini dikenal dengan tahap konflik. Pemutusan hubungan terjadi jika
tahap keakraban tidak dapat dilewati, sehingga terdapat konflik-konflik
seperti adanya kompetisi antar kedua belah pihak, terdapat individu yang
dominan, saling menyalahkan, adanya provokasi, dan adanya perbedaan
nilai pada masing-masing individu.
22
Tahap ini disebut encoding, akal budi manusia berfungsi sebagai encorder, alat
penyandi: merubah pesan abstrak menjadi konkret.
3. Pengiriman
Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan tindakan komunikasi,
mengirim lambang komunikasi dengan peralatan jasmaniah yang disebut
transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan
Tahapan ini terjadi antara komunikator dan komunikan, sejak pesan dikirim
hingga pesan diterima oleh komunikan.
5. Penerimaan
Tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang komunikasi melalui
peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik
Tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak lambang komunikasi diterima
melalui peralatan yang berfungsi sebagai receiver hingga akal budinya berhasil
menguraikannya (decoding).
7. Penginterpretasian
Tahap ini terjadi pada komunikan, sejak lambang komunikasi berhasil diurai
kan dalam bentuk pesan.
25
Tahap 1 Tahapan 6
pengirim mempunyai Penerima mengirim
gagasan ide pesan
SALURAN
Tahapan 2 dan Tahapan 5
Pengirim mengubah MEDIA Penerima
ide menjadi pesan menafsirkan pesan
Tahapan 3 Tahapan 4
otak, yang merupakan gambaran persepsi kira terdahap kenyataan. Setia orang
akan memiliki peta mental yang berbea karena kita memandang dunia dan
menyerap berbagai pengalaman dengan suatu cara yang unik dan bersifat
individual.
Karena persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang
mungkin akan berbeda dengan pikiran orang lain. Bahkan dua orang yang
memiliki suatu pengalaman yang sama terhadap suatu hal atau kejadian, akan
memiliki kesan yang tidak serupa. Sebagai contoh ada dua orang yang sama-sama
mengikuti briefing dari pemimpin perusahaan. Apabila mereka diminta untuk
menceritakan pengalaman mereka masing-masing, tentu ada beberapa hal yang
berbeda. Mengapa demikian? Hal ini terjadi karena setiap orang akan menyaring
informasi yang didapat, dan hanya akan memperhatikan dan mengingat hal-hal
yang mereka anggap menarik atau penting. Seseorang komunikator yang baik,
harus perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan. Dalam dunia
komunikasi, proses tersebut dikenal sebagai abstraksi (abstraction).
2. Tahapan Kedua: Pengiriman Mengubah Ide Menjadi Suatu Pesan
Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau
dimengerti dengan sempurna. Poses komunikasi dimulai dengan adanya ide
dalam pikiran, yang lalu diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam
bentuk kata-kata, ekspresi wajah, dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan
kepada orang lain.
Agar dapat diterima dan dimengerti secara sempurna, pengirim pesan harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu subjek (apa yang ingin disampaikan) maksud
(tujuan), audiens, gaya personal, dan latar belakang budaya. Sebagai contoh
sederhana, pada umumnya orang timur cenderung menyampaikan pesan dengan
menggunakan bahasa tak langsung dan bahasa yang halus. Untuk menyatakan
sikap menolak, seseorang terlebih dahulu harus menggunakan kalimat-kalimat
pembuka yang bersifat netral, baru kemudian menyatakan sikap penolakan.
28
B. Saran
Orang yang mempunyai keahlian komunikasi maka komunikasi orang
tersebut akan berjalan efektif. Kita harus memupuk keahlian kita dalam komunikasi
interpersonal melalui konsep diri. Konsep diri seperti yang telah tertuang diatas
sangat penting dilakukan agar kita ahli dalam berkomunikasi. Komunikasi yang
efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
30
DAFTAR PUSTAKA
31