Disusun Oleh:
KELOMPOK 3 KELAS G415
Soekarno lahir pada 6 Juni 1902 di Jawa Timur, dari Raden Sukemi
Sosrodihardjo dan R.A Ida Nyoman Rai, yang saat itu termasuk dalam keluarga
bangsawan dan merupakan keluarga terhormat jika dilihat secara struktur sosial.
Sebagai seorang pemimpin, Soekarno disebut sebagai sosok yang sempurna, terlebih
dalam memimpin negara Indonesia yang sangat luas dan beragam ini. Soekarno tidak
hanya berkharisma dan berwibawa, tetapi ia juga seorang cendekiawan dan ideolog.
Jika melihat dari gaya kepemimpinannya, tidak diragukan lagi kalau Soekarno masuk
dalam golongan pemimpin bergaya kharismatik, yang mana dirinya memiliki daya
tarik, berwibawa serta energi yang luar biasa sehingga mampu mempengaruhi orang
lain untuk menjadi pengikutnya. Soekarno sangat ahli dalam mengubah presepsi
orang lain sehingga menjadi sama dengannya, serta mampu membuat mereka agar
mau mengikuti perintah dan keinginannya dengan senang hati. Presiden Pertama
Indonesia ini juga dikenal sebagai seorang dengan temperamen yang meledak-ledak,
tetapi mampu menularkan semangatnya yang besar ini kepada orang lain. Ia mampu
membakar semangat seluruh rakyat dan menginspirasi mereka semua untuk berani
melakukan hal yang diinginkan.
Ivancevich, dkk, (2007:209) mengatakan bahwa pemimpin karismatik
adalah pemimpin yang mewujudkan atmosfer motivasi atas dasar komitmen dan
identitas emosional pada visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri bawahannya.
Setiap orang yang mengikuti pemimpin dengan gaya yang sama dengan Presiden
Soekarno biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa pemimpinnya selalu benar,
merasa sayang dan bangga dengan pemimpinnya, memiliki motivasi yang kuat untuk
terlibat dalam misi kelompoknya, mau mematuhi pemimpin dan yakin bahwa mereka
dapat berkontribusi bagi kelompoknya. Tentu saja menjadi hal yang sangat baik jika
bawahannya memiliki cara berfikir yang seperti ini, karena dengan demikian maka visi
yang telah ditetapkan oleh pemimpin akan menjadi lebih mungkin untuk
direalisasikan, karena pemimpin mendapat dorongan yang kuat dari bawah.
Gaya kepemimpinan kharismatik sendiri dibedakan menjadi dua tipe, yaitu tipe
kharismatik di masa krisis yang mana pemimpin ini akan menunjukan pengaruhnya di
saat menghadapi situasi krisis seperti misalnya ketika informasi dan prosedur yang
ada tidak mencukupi, serta saat tipe visioner yang mampu mengekspresikan visi
bersama mengenai masa depan. Pemimpin kharismatik dengan tipe visioner biasanya
mampu melihat gambaran yang besar untuk masa yang akan datang, serta mampu
melihat peluang yang ada dalam gambaran besar tersebut, serta memiliki
kemampuan komunikasi yang sangat baik.
a. Tipe Militeristik
Dari segi pendidikan dan pengalaman inilah yang mengindikasikan bahwa
Susilo Bambang Yudhoyono memiliki gaya militeristik karena Susilo Bambang
Yudhoyonomerupakan lulusan AKABRI terbaik dan mengabdi sebagai perwira TNI
selama 27 tahun, serta meraih pangkat Jendral TNI tahun 2000. Meskipun SBY
telah lama menyesuaikan diri dengan kepemimpinan sipil yang egaliter dan
demokratis tetapi budaya militer kepemimpinan SBY tidak bisa hilang begitu saja.
Dapat kita lihat dari beberapa contoh kasus gaya kepemimpinan militeristik SBY
yang masih melekat, seperti beberapa kali memarahi menterinya didepan umum,
memarahi para bupati dan walikota seluruh Indonesia yang tidur ketika SBY
sedang berpidato. Selain itu gaya militeristik SBY tergambar dari tindakan-
tindakannya SBY dalam pelaksanaan administrai negara yang formalitas dan kaku.
Ini merupakan salah satu karakteristik dari gaya kepemimpinan militeriktik yaitu
segala sesuatu bersifat formal. Terlihat dari pelaksanaan pemerintahan SBY yang
berjalan dengan prinsip bahwa segala sesuatunya sesuai dengan peraturan artinya
setiap pikiran baru harus bersabar untuk menunggu sampai peraturannya berubah
dulu, terobosan menjadi barang langka.
b. Tipe Karismatik
SBY memiliki kharisma yang berkarakter. Karakter seorang pemimpin masa
depan yang mampu memimpin rakyatnya dengan baik. Karisma beliau bukan
hanya tebar pesona. Karisma yang ada dalam diri beliau adalah karisma yang telah
menyatu karena memiliki kepribadian yang unggul. Unggul dalam segala bidang.
Baik bidang ideologi, politik, ekonomi, budaya, sosial, ataupun pendidikan.
c. Tipe Demokratis
Kepemimpinan SBY juga masuk dalam tipe demokratik mungkin disebabkan
karena tuntutan reformasi, situasi dan kondisi saat ini yang semakin liberal. Dimana
tipe pemimpin dengan gaya ini dalam mengambil keputusan selalu mengajak
beberapa perwakilan bawahan, namun keputusan tetap berada di tangannya.
Selain itu pemimpin yang demokratis berusaha mendengar berbagai pendapat,
kemudian mengambil keputusan yang tepat. Tidak jarang hal ini menimbulkan
persepsi bahwa SBY seorang yang lambat dalam mengambil keputusan dan tidak
jarang mengurangi tingkat determinasi dalam mengambil keputusan.
SBY yang mempunyai tipe kepemimpinan yang lebih dari satu dan tidak hanya
seperti yang sudah dijelaskan diatas tetapi lebih dari itu, seperti tipe supportif,
partisifatif, instrumental dan yang lainnya, kesemuanya itu disesuaikan dengan
situasi, dan perkembangan zaman yang ada.