Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Kamis, 23 November 2021
NUR AMANA
Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
1. Misi utama Al-Quran dan agama Islam dalam kehidupan bermasyarakat adalah untuk menegakkan
prinsip persamaan (egalitarianisme) dan mengikis habis segala bentuk fanatik menggolongkan
atau kelompok.
Bagaimana menurut pendapat saudara, terhadap ungkapan tersebut?
Jelaskan dengan landasan Al-Quran dan Hadist!
Jawaban:
Dalam ajaran islam dilarang untuk terlalu fanatik terhadap golongannya. Islam tidak membedakan
antara suku satu dengan lainnya, maupun bangsa satu dengan lainnya. Dikutip buku berjudul “40
Hadist shahih: terapi Nabi mengikis terorisme”, islam melarang membanggakan kesukuan karena sikap
tersebut bertentangan dengan prinsip islam yang menghargai perbedaan.
Perbedaan bukan lah alasan untuk saling memusuhi dan berpecah bela, justru, perbedaan itu
bermanfaat bagi manusia demi menjalin silaturrahim antarmanusia. Perbedaan tercipta bukan untuk
dipisahkan, melainkan untuk saling mendekatkan, tidak ada satu suku bangsa yang lebih mulia dari
suku atau bangsa lainnya. Tidak ada juga satu kelompok yang lebih mulia dari kelompok lainnya. Islam
hanya membedakan manusia dari sisi amal perbuatannya.
Allah SWT berfirman :
َ َ َ ٰٰٓ َ ُّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ ٰ ُ ْ ِّ ْ َ َ َّ ُ ْ ٰٰ َ َ َ ْ ٰ ُ ْ ُ ُ ْ ً َّ َ َ ۤ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه َ ْ ٰ ُ ْ َّ ه
اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْ ٌي اّٰلل اتقىكم ِۗان
ِ يايها الناس ِانا خلقنكم من ذك ٍر وانث وجعلنكم شعوبا وقبا ِٕىل ِلتعارفوا ۚ ِان اكرمكم ِعند
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti”. (QS Al-hujurat [49]:13)
Islam juga memandang manusia sama dan berasal dari suatu keturunan, yakni nabi Adam. Allah SWT
Berfirman :
“Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut,
dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk
yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna”. (QS Al-isra’ [17];70)
Selain itu, kedatangan islam yang dibawa Nabi Muhammad juga telah menempatkan manusia pada
kedudukan yang semestinya sebagai ciptaan Allah yang paling sempurna diantara mahkluk lainnya.
Allah SWT berfirman:
ْ َْ ْ َ ْٰٓ ِ َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ
ف اح َس ِن تق ِويم ِ ِ لقد خلقنا ِاْلنسان
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-tin [95];4)
2. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2. Dalam surat Al-Ahzab ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
“Uswatun Hasanah. Sehingga jelas kalau hanya Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan gelar
tersebut. Mengapa hanya Beliau yang mendapatkan gelar tersebut?
Bukankah para nabi dan para rasul yang lain juga manusia pilihan yang akhlaknya juga baik?
Jelaskan pendapat saudara beserta dalil naqlinya!
Jawaban:
Tak akan ada mahluk yang mampu menyamai kemuliaan Nabi Muhammad SAW. Berbagai riwayat
telah menggambarkan keagungan, kesabaran, serta keteladanan beliau dalam menjalankan tugas
Allah sebagai utusan-Nya.
Sebagai pendidik bagi umat muslim, Rasulullah SAW memberikan petunjuk kepada manusia dengan
tingkah lakunya sendiri sebelum melalui perkataannya. Rasulullah sebagai teladan universal bagi umat
manusia ditegaskan pula dalam QS. Saba' ayat 28:
َ َ َ َ َّ َ َٰ ْ َ َّ ٰ َ َ ً َ َ ً َ َّ ً َّ َ َّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ
اس ْل ي ْعل ُمون
ِ اس ب ِشيا ون ِذيرا ول ِكن أ كي الن
ِ وَما أرسلناك ِإْل كافة ِللن
Artinya: "Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai
pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahui." (QS. Saba': 28)
Karena kaum Muslimin benar-benar terdesak dan terkepung pada waktu itu, sedang Bani Quraizhah
(Yahudi) tidak lagi dipercaya karena sudah belot, sampai Madinah dikawal sejak siang sampai waktu
Subuh, sampai kami dengar takbir kaum Muslimin untuk melawan rasa takut mereka. Yang
melepaskan kami dari bahaya ialah karena musuh-musuh itu telah diusir sendiri oleh Allah dari
tempatnya mengepung itu dengan rasa sangat kesal dan sakit hati, karena maksud mereka tidak
tercapai". Demikian riwayat Ummu Salmah.
Namun, di dalam saat-saat yang sangat mendebarkan hati itu, contoh teladan yang patut ditiru, tidak
ada lain, melainkan Rasulullah Saw sendiri: "Sesungguhnya adalah bagi kamu pada Rasulullah itu
teladan yang baik".
3. Kontribusi yang diberikan oleh agama Islam dalam kehidupan politik cukup banyak, di antaranya
adalah kriteria dalam memilih pemimpin yang ideal.
Jelaskan kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam beserta dalil naqlinya!
Jawaban:
Kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah, Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau
kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin. Sedangkan Pandangan dalam Islam,
kepemimpinan merupakan amanah dan tanggungjawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan
kepada anggota-anggota yang dipimpinya, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah
Swt
Dalam konsep Syari’at Islam, kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin telah dirumuskan
dalam suatu cakupan sebagai berikut:
a. Pemimpin haruslah orang-orang yang amanah, amanah dimaksud berkaitan dengan banyak hal,
salah satu di antaranya berlaku adil. Keadilan yang dituntut ini bukan hanya terhadap kelompok,
golongan atau kaum muslimin saja, tetapi mencakup seluruh manusia bahkan seluruh makhluk.
Dalam al-Qur’an dijelaskan:
َ َ َ َ َّ ه ُ ُ َ الناس َأ ْن َت ْح ُك ُموا ب ْال َع ْدل ۚ إ َّن ه
َّ ََ ٰ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ْ َ ْ ن َ َ َ ْ ُّ َ ُ ْ َ ْ ُ ُ ُ ْ َ َ َّ ه
ً ان َسم
يعا ب ِص ًيا ِ اَّلل ِن ِع َّما َي ِعظك ْم ِب ِه ۗ ِإن اَّلل ك ِ ِ ِ ِ ي ب م ت م كح ا ذ إ
ِ و ا هلِ ه أ َل إِ ات
ِ ان ِإن اَّلل يأمركم أن تؤدوا اْلم
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan
(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha mendengar lagi Maha melihat." (QS. an-Nisa’: 58)
Ayat di atas memerintahkan menunaikan amanat, ditekankannya bahwa amanat tersebut harus
ditunaikan kepada ahliha yakni pemiliknya. Ketika memerintahkan menetapkan hukum dengan adil,
dinyatakannya “apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia”. Ini bearti bahwa perintah
berlaku adil itu ditunjukkan terhadap manusia secara keseluruhan.
2.) Seorang pemimpin haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan,
kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul
tanggungjawab. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an,
َ ُ َ َ َ َ
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
b. Seorang pemimpin haruslah orang-orang yang berilmu, berakal sehat, memiliki kecerdasan,
kearifan, kemampuan fisik dan mental untuk dapat mengendalikan roda kepemimpinan dan memikul
tanggungjawab. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Qur’an,
َ َ ُ ْ ُ َ ُ ْ َ َ َ َّ ُ َ ُْ َْ ُ َ َ ُ َّ َ ُ ُّ َ ْ َ َ ُ ََ ْ َ ْ َ َْْ َ ٌَْ ْ ُ َ َ َ َ
وَل اْل ْم ِر ِمنه ْم ل َع ِل َمه ال ِذين ي ْستن ِبطونه ِمنه ْم ۗ َول ْوْل
ِ ِ ول و ِإ َٰل أ
ِ و ِإذا جاءهم أمر ِمن اْلم ِن أ ِو الخو ِف أذاعوا ِب ِه ولو ردوه ِإَل الرس
ً َ َّ َ َ َّ ُ َّ َ ُ ُ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ َ
اّٰلل عل ْيك ْم َو َرح َمته ْلت َب ْعت ُم الش ْيطان ِإْل ق ِليل
ِ فضل
"Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu
menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka,
tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka
(Rasul dan ulil Amri) kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu
mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu)." (QS.An-Nisa’: 83)
Maksud ayat di atas adalah kalau mereka menyerahkan informasi tentang keamanan atau ketakutan
itu kepada Rasulullah Saw apabila bersama mereka, atau kepada pemimpin-pemimpin mereka yang
beriman, niscaya akan diketahui hakikatnya oleh orang-orang yang mampu menganalisis hakikat itu dan
menggalinya dari celah-celah informasi yang saling bertentangan dan tumpang tindih.
c. Pemimpin harus orang-orang yang beriman, bertaqwa dan beramal shaleh, tidak boleh orang
dhalim, fasiq, berbut keji, lalai akan perintah Allah Swt dan melanggar batas-batasnya. Pemimpin yang
dhalim, batal kepemimpinannya.
d. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan tatanan kepemimpinan sesuai dengan yang
dimandatkan kepadanya dan sesuai keahliannya.
Sebaliknya Negara dan rakyat akan hancur bila dipimpin oleh orang yang bukan ahlinya. Sebagaimana
sabda Rasulullah Saw “Apabila diserahkan suatu urusan kepada yang bukan ahlinya maka tungguhlah
kehancuran suatu saat”.
e. Senantiasa Menggunakan Hukum yang Telah Ditetapkan Allah. Sebagaimana yang Allah
jelaskan dalam al-Qur’an.
َ ُ ُْ ُُْ ْ ُ َّ َ َّ وه إ ََل ُ ُّ ُ َ ْ َ ِ ْ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ْ َ ْ ُ َ ُ َّ ُ اّٰلل َو َأط ُ آم ُنوا َأط
َ َّ يعوا َ َّ َ ُّ َ َ
ول ِإن كنت ْم تؤ ِمنون ِ اّٰلل والرس ِ ِ شء فرد ِ وَل اْلم ِر ِمنكم ف ِإن تنازعتم ِ ِف
ِ ِ ول َوأيعوا الرس ِ ِ
َ ين يَا أيها ال ِذ
ًاّٰلل َو ْال َي ْوم ْاْلخر ۚ َذ ٰ ل َك َخ ْ ٌي َو َأ ْح َس ُن َت ْأويل
َّ
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِب
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang
demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An Nisa' : 59)
Ayat di atas merupakan perintah untuk taat kepada Allah, Rasul, dan Ulil Amri (ulama dan umara). Oleh
karena Allah berfirman “Taatlah kepada Allah”, yakni ikutilah kitab-nya, “dan taatlah kepada Rasul”,
yakni pegang teguhlah sunnahnya, “dan kepada Ulim Amri di antara kamu”, yakni terhadap ketaatan
yang mereka perintahkan kepadamu, berupa ketaatan kepada Allah bukan ketaatan kepada
kemaksiatan terhadap-Nya. Kemudian apabila kamu berselisih tentang suatu hal maka kembalilah
kepada al-Qur’an dan hadits.
f). Tidak meminta jabatan, atau menginginkan jabatan tertentu. Sabda Rasulullah Saw
“Sesungguhnya kami tidak akan memberikan jabatan ini kepada seseorang yang memintanya, tidak pula
kepada orang yang berambisi untuk mendapatkannya.” (HR. Muslim).
4. Islam adalah agama yang sangat menghormati nilai-nilai kemanusiaan. Islam menegaskan
bahwa
manusia sebagai manusia tidak dilihat ras, etnis, bahasa, dll, melainkan dilihat dari
ketakwaannya.
Jelaskan, bagaimana konsep penghormatan nilai-nilai kemanusiaan dalam Islam?
Jawaban:
Dengan realita sebagai agama rahmatan lil alamin, maka Islam tentunya sangat beralasan juga
jika disebut sebagai agama perdamaian. Hal ini setidaknya dengan beberapa keterangan
berikut. Pertama, ajaran Islam lebih condong pada perintah untuk perdamaian dibandingkan
dengan perintah bersengketa (QS Al-Anfal : 61). Kedua, termasuk ajaran Islam yang mengarah
pada perdamaian adalah larangan membunuh manusia tanpa hak dan dengan cara yang
dibenarkan dalam agama (QS. Al-Maidah: 32). Ketiga, bukti bahwa Islam adalah agama
perdamaian adalah tidak adanya paksaan dalam beragama, apalagi dalam permasalahan sosial
lainnya (QS. Al-Kafirun). Keempat, bukti bahwa Islam itu agama damai adalah perintah untuk
berdakwah dengan baik dan benar (bil hikmah) (QS An Nahl : 125).
Hakekat dan nilai Islam adalah kemanusiaan secara universal. Semua manusia mulia dan
dimuliakan. Tidak satu pun yang berhak merendahkan apalagi menghina antar sesama. Dan
ketika ajaran ini benar-benar diterapkan oleh setiap umat Islam dalam kehidupan sehari-hari,
maka niscaya tidak akan ada konflik dan pertentangan yang pangkal permasalahannya karena
penilaian merendahkan orang lain.