Anda di halaman 1dari 2

Tujuan : lebih volatil dari zat yang akan dipisahkan sehingga setelah

1) Untuk mengetahui pengaruh penambahan entrainer proses, komponen tersebut muncul sebagai hasil atas.
pada proses distilasi ekstraktif distilasi ekstraktif adalah distilasi dengan penambahan
2) Untuk mendapatkan etanol dengan kosentrasi tinggi entrainer bersifat lebih tidak volatil dari zat yang akan
melalui proses distilasi ekstraktif dipisahkan sehingga kebanyakan terikut sebagai produk
3) Untuk menentukan kurva kesetimbangan baru dari bawah
campuran azeotrope etanol- air dengan menghilangkan
titik azeotropenya Perbedaan distilasi ekstraktif dan distilasi azeotrop
yaitu volatilitas pelarut yang ditambahkan ke kolom
Titik azeotrop distilasi. Di mana, pada distilasi azeotrop terdapat
adalah sebagai parameter dari 2 campuran yang didistilasi pembentukan azeotrop baru di sistem yang tidak terjadi
sudah tidak bisa lagi dipisahkan. Sedangkan distilasi pada distilasi ekstraktif
ekstraksi didasarkan ketika ada 2 campuran yg bercampur
memiliki titik didih yg berdekatan sehigga ketika Syarat Pemilihan Entrainer
dipansakan larutannya tidak bisa dipisahkan. Dimana Dari hasil beberapa penelitian dapat disimpulkan bahwa
prinsip distilasi sendiri adalah untuk memisahkan campuran entrainer bertitik didih tidak maksimum dapat dipakai
berdasarkan titik didihnya. Jika larutan ini memiliki titik sebagai medium pemisah pada pemurnian campuran
didih lebih rendah maka dia akan menguap terlebih dahulu, azeotrop
nah ketika 2 campuran ini berdekatan (hampir sama) pada
waktu yg bersamaan, kemungkinan 2 campuran/larutan tadi Pengaruh penambahan entrainer
itu akan menguap secara bersamaan. Sehingga kita tidak Menurut teori (Billah, 2014) dan (Yansen, 2018) pengaruh
bisa mendapatkan produk yg murni. Maka dari itu penambahan entrainer dapat melampaui kondisi akhir
diperlukan distilasi ekstraktif dengan cara menambahkan azeotrop karena entrainer mengikat air sehingga titik didih
entrainer(garam). air jauh melebihi titik didih aslinya. Oleh sebab itu, etanol
yang didapat lebih murni yaitu melebihi 96%. Maka pada
Distilasi percobaan ke4 sudah membuktikan bahwa sudah
Suatu proses yang bertujuan untuk memisahkan suatu terbukanya titik azeotrop.
campuran liquida yang miscible dan volatile menjadi
komponennya masing-masing. Dalam proses distilasi, Refluks
terjadi kontak antara fase uap yang volatile dan fase liquid adalah teknik distilasi yang melibatkan kondensasi uap dan
yang menguap. berbaliknya kondensat ini ke dalam sistem asalnya. Refluks
Contoh : Distilasi larutan etanol-air, dimana uap dilakukan untuk mempercepat reaksi dengan jalan
mengandung konsentrasi etanol yang lebih besar daripada pemanasan tetapi tidak akan mengurangi jumlah zat yang
di dalam liquid ada
Prinsip Dasar Rasio refluks
Destilasi adalah perbedaan titik dari zat-zat cair dalam didefinisikan sebagai rasio dari jumlah tetesan kondensat
campuran zat cair tersebut sehingga zat (senyawa) yang yang kembali ke dalam kolom dan labu didih dengan
memiliki titik didih terendah akan menguap terlebih dahulu, jumlah tetesan yang dikumpulkan sebagai distilat.
kemudian apabila didinginkan akan mengembun dan
menetes sebagai zat murni Relative Volatility
Distilasi Ekstraktif Secara matematis adalah perbandingan antara fraksi mol
Distilasi ekstraktif diketahui sebagai distilasi dengan komponen yang lebih volatil pada fase gas dan cair dengan
penambahan bahan lain yang mempunyai titik didih lebih fraksi mol komponen yang tidak volatil pada fase gas dan
tinggi, komponen yang relatif non-volatil, suatu pelarut cair, sehingga persamaannya dituliskan
yang tidak membentuk azeotrop dengan komponen lain
dalam campuran. Ekstraksi
Proses pemisahan suatu zat dari sampel berdasarkan
Azeotrop kelarutannya pada pelarut tertentu
Didefinisikan sebagai campuran komponen pada komposisi
tertentu dimana komposisi tersebut tidak bisa berubah Ekstraksi Liquid – liquid
hanya melalui distilasi biasa jadi diperlukan distilasi pengontakan suatu larutan dengan pelarut (solvent) lain
fraksinasi yang tidak saling melarut (immisible) dengan pelarut asal
Azeotrop adalah suatu kondisi dimana ketika konsentrasi yang mempunyai densitas yang berbeda sehingga akan
fase uap dan konsentrasi fase liquid sama pada konsentrasi terbentuk dua fasa beberapa saat setelah
tertentu (x1 = y1) penambahan solvent. Hal ini menyebabkan terjadinya
perpindahan massa dari pelarut asal ke pelarut pengekstrak
Distilasi azeotrop (solvent)
distilasi azeotrop adalah distilasi dengan penambahan suatu
senyawa yang dapat memecah azeotrop (entrainer). Pada Ekstraksi padat-cair (soxhlet)
distilasi azeotrop ini komponen yang ditambahkan bersifat
Hk Roult
Menyatakan suatu campuran hanya diperngaruhi oleh fraksi Aplikasi
masing masing komponen dan hanya berlaku pada tekanan Salah satu aplikasinya pemisahan hidrokarbon dan
rendah dan menengah pemisahan titik azeotrop pada campuran etanolair.
Hk Henry
Distilasi ekstraktif dengan penambahan garam dan
Berlaku pada konsentrasi rendah dan terbatas pada sistem
pelarut sebagai separating agent merupakan proses
yayng tekanannya rendah ke menengah. hukum Henry
baru untuk meningkatkan kemurnian produk. Dalam
digunakan untuk mendapatkan hubungan antara
konsentrasi kesetimbangan solut di fasa gas terhadap yang distilasi ekstraktif dapat dikombinasikan antara
di fasa cair. Dengan mengasumsikan fasa gas sebagai gas penambahan garam dan pelarut, atau penambahan
ideal, nilai konstanta Henry tak berdimensi garam saja. Di dalam indsutri hanya garam saja yang
ditambahkan
Faktor – faktor yang berpengaruh
1. Perubahan temperatur
dimana apabila temperatur tidak dijaga selama proses
destilasi, maka akan mempengaruhi ratio refluks yang
tinggi saat proses pemisahan secara spesifik. Dan juga
pada temperatur pelarut yang meningkat akan
menyebabkan air menguap dan destilat yang dihasilkan
tidak murni serta penimbangan piknometer yang
dilakukan pada saat cairan bersuhu tinggi dapat
menyebabkan pengamatan kurang tepat.
2. Konsentrasi dan kemurnian garam yang digunakan
pada proses destilasi
Juga akan mempengaruhi hasil etanol yang diperoleh,
dimana saat penambahan garam tersebut pada proses
destilasi dapat mempengaruhi relative volatility, karena
dapat dikatakan bahwa garam memiliki efek dehidrasi
yang dapat merubah komposisi fase uap dan fase liquid
dari etanol. Dengan adanya komponen lain dalam
garam yang digunakan pada saat proses akan
mempengaruhi koefisien aktivitas baik pelarut maupun
destilat. Garam yang digunakan dalam percobaan ini
adalah NaCl teknis (<99%) dimana artinya dalam
garam tersebut masih terdapat komponen lain
didalamnya sehingga dapat mempengaruhi hasil
konsentrasi destilat. (dalam lapres)

Prosedur (dalam video)


Bahan NaCl sbg entrainer (media), Ethanol 96%, Aquadest
1. Membuat larutan ethanol dengan konsentrasi yang
telah ditentukan (misal etanol 90%) lalu campur
kebutuhan entrainer kedalam larutan, kemudian aduk
larutan hingga larut
2. Setelah larut, masukkan ethanol kedalam labu leher 3
dan pasang termometer. Pastikan air pendingin telah
mengalir kedalam kondensor
3. Atur volume reflux dengan memutar valve (tube kran)
4. Nyalakan heating mantle dan amati titik campuran
dengan menggunakan termometer
5. Saat proses distilasi berlangsung tunggu hingga distilat
mencapai 15ml
6. Setelah 15ml, lakukan pengamatan konsentrasi etanol
dengan enghitung densitasnya (timbang pikno kosong
dahulu lalu timbang pikno isi distilat
7. Kemudian timbang piknometer isi larutan bottom
8. Setelah menimbang larutan distilat dan bottom. Ulangi
percobaan sebanyak 3x
9. Lalu membuat kurva kesetimbangan & perhitungan
jumlah plate

Anda mungkin juga menyukai