Anda di halaman 1dari 23

ORGANISASI DAN

MANAJEMEN
Kelompok 5
Anggota :
Amreylia Irnadianis Hana Saputri
Muhammad Ali Wafa
Savera Carolina
Kepemimpinan di
Indonesia
Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin yang mengandung
pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun, menunjukkan
atau mempengaruhi. Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting
dalam Negara karena sebagian besar keberhasilan dan kegagalan bergantung
pada kepemimpinan tersebut. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara
fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin,
sehingga menjadi pemimpin tidaklah mudah dan setiap orang mempunyai
perbedaan dalam menjalankan ke-pemimpinannya.

Berikut adalah gaya kepemimpinan pemimpin Negara Indonesia dari masa ke


masa.
MASA ORDE LAMA
1. Kepemimpinan presiden Soekarno
Soekarno lahir pada 6 Juni 1902 di Jawa Timur, saat itu keluarga nya termasuk dalam
keluarga bangsawan dan merupakan keluarga terhormat jika dilihat secara struktur
sosial.
Sebagai seorang pemimpin, Soekarno disebut sebagai sosok yang sempurna, terlebih
dalam memimpin negara Indonesia yang sangat luas dan beragam ini. Soekarno tidak
hanya berkharisma dan berwibawa, tetapi ia juga seorang cendekiawan dan ideolog.
Jika melihat dari gaya kepemimpinannya, tidak diragukan lagi kalau Soekarno masuk
dalam golongan pemimpin bergaya kharismatik, yang mana dirinya memiliki daya tarik,
berwibawa serta energi yang luar biasa sehingga mampu mempengaruhi orang lain untuk
menjadi pengikutnya. Soekarno sangat ahli dalam mengubah presepsi orang lain
sehingga menjadi sama dengannya, serta mampu membuat mereka mau mengikuti
perintah dan keinginannya dengan senang hati.
Presiden Pertama Indonesia ini juga dikenal sebagai seorang dengan temperamen yang
meledak-ledak, tetapi mampu menularkan semangatnya yang besar kepada orang lain. Ia
mampu membakar semangat seluruh rakyat dan menginspirasi mereka agar berani
melakukan hal yang diinginkan. Setiap orang yang mengikuti pemimpin dengan gaya yang
sama dengan Presiden Soekarno biasanya memiliki keyakinan yang kuat bahwa pemimpinnya
selalu benar, merasa sayang dan bangga dengan pemimpinnya, memiliki motivasi yang kuat
untuk terlibat dalam misi kelompoknya, mau mematuhi pemimpin dan yakin bahwa mereka
dapat berkontribusi bagi kelompoknya.
MASA ORDE BARU
2. KEPEMIMPINAN PRESIDEN SOEHARTO
Jenderal Besar TNI H. M. Soeharto adalah Presiden kedua Indonesia. Di dunia
internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan
populer “The Smiling General” karena raut mukanya yang senantiasa tersenyum dan
menunjukkan keramahan. Dengan berbagai kontroversi yang terjadi, ia sering juga
disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan dengannya. Sebelum menjadi
presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa Hindia Belanda dan
Kekaisaran Jepang, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal.
Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena membatasi kebebasan
warga negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, pemaksaan
asas tunggal Pancasila di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah satu rezim paling
korup dalam sejarah dunia modern. Menurut Transparency International, estimasi
kerugian negara adalah sekitar 15–35 miliar dolar Amerika Serikat selama
pemerintahannya. Namun, hal ini tidak berhasil dibuktikan, bahkan Majalah Time
kalah dalam gugatan dan usaha lain untuk mengadili Soeharto gagal karena
kesehatannya yang memburuk.
Soeharto juga merupakan sosok yang kontroversial karena membatasi kebebasan warga
negara Indonesia keturunan Tionghoa, menduduki Timor Timur, pemaksaan asas tunggal
Pancasila di berbagai bidang, dan disebut sebagai salah satu rezim paling korup dalam sejarah
dunia modern. Menurut Transparency International, estimasi kerugian negara adalah sekitar
15–35 miliar dolar Amerika Serikat selama pemerintahannya. Namun, hal ini tidak berhasil
dibuktikan, bahkan Majalah Time kalah dalam gugatan dan usaha lain untuk mengadili
Soeharto gagal karena kesehatannya yang memburuk. Setelah menderita sakit
berkepanjangan, ia meninggal karena kegagalan organ multifungsi di Jakarta pada tanggal 27
Januari 2008.
ERA REFORMASI
3. KEPEMIMPINAN PRESIDEN BJ.HABIBIE
Kepemimpinan yang berhasil meniscayakan adanya kemampuan untuk
mewujudkan suatu visi atau teori menjadi realitas. Semakin terwujud suatu visi atau
teori dalam realitas, semakin efektif pula suatu kepemimpinan telah dijalankan.
Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie ialah sosok yang penuh dengan rekam jejak
keberhasilan dan milestone sebagai buah terwujudnya visi dan teori ke dalam
realitas. Sosok multidimensional yang eninggalkan begitu banyak jejak
kepemimpinan bukan hanya sebagai Presiden ke-3 Republik Indonesia, Sebagai
ilmuwan dirgantara, BJ Habibie merupakan manusia pertama bukan hanya di
Indonesia, melainkan juga di dunia, yang mampu memperlihatkan cara mengitung
gejala perambatan retakan sayap pesawat terbang secara acak atau dikenal dengan
istilah crack propagation onrandom hingga ke atom-atomnya
Pencapaian itu membuat Habibie mendapat sebutan istimewa sebagai ‘Mr Crack’.
Di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, para ahli dirgantara juga mengenal
Habibie yang melahirkan sejumlah teori terkait dengan pengembangan teknologi
canggih di bidang tersebut.
Selain sebagai ilmuwan dirgantara yang dikenal luas, BJ Habibie juga dikenal
sebagai muslim yang saleh. Sebagai pribadi muslim, banyak pula jejak
kepemimpinan yang ditinggalkan, seperti pencetus teori relativitas Albert Einstein
yang berpendapat bahwa ilmu tanpa agama adalah buta dan agama tanpa ilmu
lumpuh.
BJ Habibie pun meyakini bahwa ilmu pengetahuan, keimanan, dan ketakwaan
harus berada dalam satu kesatuan sinergis.
BJ Habibie juga merupakan sosok yang menginisiasi pendirian salah satu Bank
serta mengimplementasikan konsep perbankan syariah di Indonesia
4. Kepemiminan Presiden KH.
Abdurahman Wahid
Abdurrahman Wahid (lahir dengan nama Abdurrahman ad-Dakhil; 7 September 1940 – 30
Desember 2009) atau yang akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh Muslim Indonesia dan
pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999 hingga
2001. Kepemimpinan Gus Dur bergaya kharismatik-transformasional yang dimana saat
mengambil keputusan, Gus Dur menonjolkan sikap kharismatik yang dimiliki tetapi tanpa
adanya kekerasan dan tekanan militer.
Kelebihan gaya kepemimpinan Gus Dur
1). Meliburkan siswa pada saat bulan Ramadan
2). Menjadikan Hari Imlek dan Memperbolehkan Bahasa Tionghoa
3). Menyelesaikan Berbagai Macam Konflik di Indonesia
Kekurangan gaya kepemimpinan Gus Dur
1). Kasus Buloggate dan Korupsi
2). Memperbolehkan Bendera Bintang Kejora
5. Kepemimpinan Presiden Megawati
Soekarno Putri
Prof. Dr. Hj. Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri adalah Presiden Indonesia yang kelima.
Dalam kepemimpinannya, Megawati lebih menonjolkan kepemimpinan dalam budaya ketimuran.
Megawati adalah seorang pemimpin yang memiliki berkepribadian yang kuat. Tidak mudah
dipengaruhi oleh siapa pun, jika tidak sesuai dengan pikiran dan nuraninya tentang cita-cita NKRI.
Baginya visi dan misi bagi pemimpin bangsa ini tak bisa lain dari visi dan misi yang tertuang dalam
pembukaan UUD 1945. Perubahan visi dan misi yang berbeda dengan Pembukaan UUD 1945 justru
harus dicegah.

Megawati merupakan seorang yang tenang dengan kepribadian yang cenderung tertutup. Akan
tetapi memiliki karakter dan wibawa yang kuat sebagai seorang pemimpin. Hal tersebut dapat dilihat
dari kecermatannya untuk memahami berbagai konflik atau krisis yang terjadi dan kegigihannya
dalam menekankan pemahaman anti kekerasan. Selama kepemimpinannya, Megawati juga dikenal
tegas dan berpegang teguh pada prinsipnya yaitu berpolitik dengan ideologi, sesuai konstitusi, dan
mengutamakan kepentingan rakyat (Sihaloho, 2019). Sikap yang dimilikinya berhasil membuat
Megawati meraih berbagai prestasi selama menjabat sebagai pemimpin bangsa.
6. Kepemimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono
Merupakan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan era demokrasi. Presiden SBY juga
menegaskan, kalau dirinya cenderung untuk mengalah, lebih memilih melakukan
berkompromi dan membuat consensus, karna SBY tidak ingin kepemimpinan Yang
dijalankannya menjadi otoriter. SBY sosok pemimpin yang demokratis dalam mengambil
keputusan selalu mengajak beberapa perwakilan bawahan, tetapi keputusan tetap berada
di tangannya. SBY tipe pemimpin yang cermat dan berpikir matang sebelum mengambil
suatu keputusan. Prestasi yang penting dicatat semasa kepemimpinan SBY yaitu
keberhasilan menyelesaaikan batas maritim Indonesia dengan 2 negara sahabat yaitu
singapura dan Filipina.
7. Kepemimpinan Presiden Joko Widodo
Joko Widodo atau yang dikenal dengan nama jokowi memiliki nama lengkap Ir. H.
Joko Widodo.
Gaya kepemimpinan presiden Jokowi yaitu ada tiga gaya kepemimpinan Jokowi
yaitu yang pertama adalah partisipatif yaitu selalu ikut atau terlibat dengan
anggota saat akan mengambil keputusan atau kegiatan seperti tindakan blusukan
yang serimg di lakukannya. Kedua yaitu karismatik, Jokowi dapat menyelesaikan
masalah yang dapat menarik perhatian orang lain. Ketiga yaitu transornasional
yaitu mengukur hubungan anggota dengan pemimpinnya sejauh apa.

Presiden Jokowi juga memiliki citra seorang pemimpin yang dekat dengan
mansyarakatnya serta presiden Jokowi juga memberlakukan program sosial yang
tentunya sangat membantu masyarakat.
Kepemimpinan Pancasila

Kepemimpinan Pancasila berarti kepemimpinan yang mengacu kepada


sila-sila Pancasila. Seorang pemimpin berbagai level dan bidang harus
mengacu kepada sila-sila Pancasila. Seorang pemimpin yang berjiwa
Pancasila selalu berupaya menerapkan fungsi kepemimpinannya dengan
berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang
diterapkan oleh seorang pemimpin, pada nantinya akan diinternalisasi
kepada segenap bawahannya. Nilai-nilai Pancasila menjadi parameter
dalam berperilaku setiap warga negara. Nilai-nilai Pancasila menjadi
seperangkat moral dan etika bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh yang mendorong,
menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata lain, beberapa asas utama dari
kepemimpinan Pancasila adalah :
Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengan sifat dan perbuatannya
menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.
Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampu membangkitkan semangat
berswakarsa dan berkreasi pada orang – orang yang dibimbingnya.
Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang – orang yang
diasuhnya berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

Asas utama ini juga dikemukakan oleh founding father Pendidikan Indonesia, Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat atau yang akrab dikenal sebagai Ki Hajar Dewantara.
Pengertian Hastabrata

Hastabrata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta. Hasta artinya delapan dan Brata yaitu
perilaku atau tindakan pengendalian diri. Hastabrata melambangkan kepemimpinan
dalam delapan unsur alam yaitu bumi, matahari, api, samudra, langit, angin, bulan, dan
bintang. Tiap unsur Hastabrata mengartikan tiap karakteristik ideal dari seorang
pemimpin. Kepemimpinan memang memiliki keunikan tersendiri untuk didiskusikan.
Sejarah Hastabrata

Istilah Hastabrata berasal dari kitab Hindu berbahasa Sansekerta, Manawa Dharma
Sastra. Konsep Hastabrata dalam kitab tersebut bahwa pemimpin kekaisaran bertindak
sesuai dengan karakter para dewa. Hastabrata pun menjadi tolok ukur sebuah
kepemimpinan di masa itu.
Ketika agama islam memasuki pulau Jawa, nilai-nilai luhur para dewa sebagai unsur
Hastabrata pun disesuaikan dengan prinsip Islam.Pengaruh Islam sebagai agama
monoteisme mengubah konsep dewa-dewa di Hastabrata menjadi delapan unsur alam.
Keberadaan Hastabrata sebagai kearifan lokal muncul dalam beberapa kitab kuno dan
naskah. Transformasi sifat-sifat dewa menjadi delapan unsur alam sendiri tercatat dalam
naskah Pustakaraja Purwa.
Nilai Luhur Hastabrta
1) Bumi 4). Samudra 7). Bulan
Seperti bumi, pemimpin harus mampu untuk memberi Padahal tidak semua sungai Samudra juga Bulan hanya bisa dipandang di malam hari.
dan kokoh. Memberi tanpa pamrih pada masyarakat mengolah semua konten air sungai di kedalaman Ketika memandang bulan, ada rasa damai
yang ia ayomi dan menjadi tempat pertama yang bisa airnya. Begitu juga dengan pemimpin. Ia tidak dalam gelap. Pemimpin harus menjadi sosok
diandalkan. menelan mentah-mentah masukan yang datang. yang memberikan kedamaian pada sekitarnya.
Dengan memikirkan baik-baik semua pendapat Rasa damai yang nyaman dan membuat hati
2) Matahari yang ada, pemimpin mampu mendapatkan gembira.Juga memberikan harapan pada sekitar
Pemimpin memberi energi berupa visi, tujuan, dan pengetahuan baru dari sekitarnya. ketika semua kondisi memberikan
alasan untuk setiap tindak keputusan. Memberi seperti 5). Langit keputusasaan.
matahari adalah memberi dengan terus menerus, Langit merupakan sebenar-benarnya atap bagi
8). Bintang
hingga ia tidak menyadari bahwa telah berbuat banyak bumi. Langit adalah cakrawala. Ia adalah simbol
Satu unsur alam paling indah yang dapat dilihat
untuk orang lain. bagi luasnya ilmu pengetahuan. Sosok yang
ketika malam. Tidak hanya indah, ia
menyimbolkan langit memiliki kompetensi,
memberikan arah mata angin pada mereka
3) Api kemampuan, dan kecakapan yang dapat diajarkan
yang membutuhkan. Pemimpin menjadi
Sifat api yang spontan namun stabil mencerminkan pada orang lain. pengarah dan pedoman bagi lingkungannya.
keberanian dan keyakinan kuat. Berani dan yakin
Menjadi pengarah artinya menjadi sebuah
untuk ‘menghancurkan’ masalah-masalah yang timbul 6). Angin inspirasi bagi yang lain. Menjadi inspirasi artinya
di kemudian hari. Selain itu, sifat api yang muncul Angin dapat berhembus di mana saja. Ia terbentuk pemimpin memiliki satu prinsip dasar yang
ketika menghadapi masalah juga merepresentasikan ketika ada perbedaan tekanan udara. Pemimpin menjadi ruh kepemimpinannya.
ketegasan dalam pengelolaan serta keberanian yaitu seseorang keberadaan dan pengaruhnya bisa
mengambil keputusan. dirasakan oleh sekitarnya. Keberadaan pemimpin
bukan sebagai simpol dari kekuasaan.
Kesimpulan
Kepemimpinan pemerintahan bukanlah urusan kompetensi dan kewenangan semata, tetapi merupakan sumber
aktivitas kelompok yang prima. Jika seorang pemimpin tahu bagaimana memasuki suatu masalah, maka ia pun
harus menemukan strategi untuk keluar dari masalah itu, sesempit apapun jalan keluarnya. Kepemimpinan
pemerintahan bukan hadir untuk membetangkan beban kepada yang dipimpinnya, tetapi hadir di tengah-tengah
masyarakat untuk membawa harapan, kesejahteraan, rasa aman dan penghargaan. Kondisi saat ini telah
mengalami perubahan jika dibandingkan sebelumnya, pemimpin pemerintahan tidak lagi merupakan sosok yang
hanya dapat member perintah saja, tetapi mereka dituntut untuk tanpil sebagai pemeberi suri teladan, menjadi
panutan dan pemberi arah, menjadi fasilitator, sebagai mitra kerja, sebagai penanggung resiko yang mempunyai
visi untuk mendorong organisasi dan orang-orang yang dipimpinnya berkembang, belajar, serta mampu
mengembangkan seluruh potensi dirinya secara optimal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai