BJ Habibie terbilang singkat dalam menjabat sebagai presiden. Dirinya menjabat sebagai Wakil
Presiden selama 2 bulan 7 hari saja, sedangkan menjadi Presiden Indonesia hanya 17 bulan.
Perjalanan yang singkat tapi bisa memberikan gambaran mengenai pola kepemimpinan BJ
Habibie yang dikenal sebagai orang yang sangat jenius dengan berbagai karya rancangan
pesawat terbangnya.
Sebenarnya menjadi seorang presiden sama sekali bukanlah impian BJ Habibie. Dikarenakan
sebuah kondisi darurat yang memaksanya untuk duduk di kursi presiden.
Karena regulasi pemerintah yang menetapkan, kalau presiden mengundurkan diri maka posisinya
secara otomatis akan digantikan wakil presiden. Kala itu krisis moneter melanda negeri ini dan
masyarakat menuntut Presiden Soeharto untuk segera lengser dari tampuk kepemimpinannya.
Soeharto pun akhirnya memutuskan untuk lengser pada 21 Mei 1998. Sehingga mulai saat ini
semakin jelas gaya kepemimpinan BJ Habibie.
BJ Habibie adalah orang yang sangat cerdas di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama
teknologi pesawat terbang. Sayangnya memang dalam hal politik, dirinya masih terlihat kurang
piawai.
Permasalahan Timor Timur kala itu menjadi blunder baginya. Opsi referendum akhirnya
mengakibatkan provinsi termuda kala itu terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada era pemerintahannya, kebebasan pers terbuka sangat lebar. Dengan begitu, mampu
melahirkan pola demokrasi yang sangat besar. Saat pemerintahannya itu, berbagai peraturan dan
undang-undang yang dibuatnya sangat demokratis.
Pertumbuhan ekonomi saat itu berlangsung sangat pesat, daripada beberapa tahun sebelumnya.
Habibie menerapkan sistem terbuka dalam berbicara, tapi sayangnya tidak lihai dalam
mendengarkan.
Dia juga mudah akrab dalam pergaulan, namun terkadang juga sangat eksplosif. Presiden ketiga
ini dikenal sangat detailis, senang melakukan ujicoba, sayangnya cenderung tidak tekun saat
merampungkan sebuah pekerjaan.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai presiden, BJ Habibie sebenarnya menerapkan gaya liberal.
Dikarenakan dirinya telah lama hidup dan mengenyam pendidikan di dunia barat dalam rentang
waktu yang lama, terutama di Jerman.
Gaya komunikasi kepemimpinannya sangat spontanitas, sangat meletup-letup, sangat cepat
bereaksi dan tidak mau begitu memikirkan risikonya.
Saat BJ Habibie sedang dalam kondisi sangat emosional, dirinya lebih cenderung bertindak dan
juga mengambil keputusan yang sangat cepat.
Seakan-akan dia kehilangan kesabaran guna menekan amarahnya yang sedang bergejolak.
Dengan bertindak lebih cepat, ternyata bisa menjadi salah satu jalan keluar terbaiknya guna
menurunkan amarahnya.
Inilah setidaknya gambaran mengenai gaya darikepemimpinan BJ Habibie.
Karakteristik tersebut digambarkan dalam kisah lepasnya Provinsi Timor Timur dari Republik
Indonesia.
BJ Habibie memang merupakan pribadi yang sangat terbuka. Sayangnya memiliki sifat mau
menang sendiri, terutama saat berwacana dan juga sangat anti terhadap kritikan.
Kepemimpinan BJ Habibie sebagai presiden RI kala itu memiliki berbagai visi dan misi untuk
meneruskan agenda reformasi. Berbagai keputusan yang diterapkannya berdasarkan kepada
faktor yang dapat diukur dan tidak dapat terlepas dari pengalaman kehidupannya.
Sehingga terkadang tertentu menilai kalau kebijakannya tidak bisa dimengerti. Bahkan
menganggapnya tidak memiliki perasaan dan apolitis. Pola kepemimpinan yang diterapkannya
itu, karena dirinya memiliki latar belakang sebagai pakar konstruksi pesawat terbang.
Berhubungan dengan pelaksanaan sistem demokrasi, BJ Habibie sudah melakukan sejumlah
perubahan dengan menciptakan pemerintahan yang lebih dialogis dan transparan.
Prinsip dari demokrasi juga dilakukan pada kebijakan ekonomi, penegakan hukum dan
kesejahteraan rakyat. Ketika mengelola aktivitas kabinet, dia mampu melakukan perubahan yang
signifikan.