a. Pengertian ideologi
* Dr. Alfian menjelaskan bahwa ideologi adalah “ suatu pandangan atau sistem
nilai yang menyeluruh dan mendalam tentang bagaimana cara yang sebaiknya,
yaitu secara moral dianggap benar dan adil, mengatur tingkah laku bersama
dalam berbagai segi kehidupan duniawi”.
Dari pendapat yang berkembang diantara Mr. Mohamad Yamin, Mr. Soepomo,
dan Ir. Soekarno, akhirnya disepakati bahwa dasar negara Indonesia terdiri dari
lima unsur dengan nama Pancasila.
Istilah Pancasila pertama kali diperkenalkan oleh Soekarno dalam
pidatonya pada tanggal 1 Juni 1945 dengan rumusan sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Oleh karena ada rumusan yang berbeda di antara para anggota di
pandang perlu membentuk sebuah panitia kecil yang bertugas membahas usul-
usul yang diajukan. Panitia kecil yang dipimpin oleh Ir. Soekarno pada tanggal
22 Juni 1945 telah menghasilkan “Piagam Jakarta” yang didalamnya tercantum
rumusan dasar negara. Dalam sidang BPUPKI yang kedua pada tanggal 14 – 16
Juli 1945 Piagam Jakarta dapat diterima dengan baik.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk kemudian
dalam sidangnya 18 Agustus 1945 antara lain berhasil mengesahkan Undang –
Undang Dasar 1945. Dan didalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke empat
tercantum rumusan Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara. Untuk lebih
mempertegas tentang rumusan Pancasila yang benar dan sah , Presiden
Republik Indonesia telah mengeluarkan Instruksi No. 12/ 1968 pada tanggal 13
April 1968. Dalam Instruksi tersebut ditegaskan bahwa tata urutan (sistimatika)
dan rumusan Pancasila sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ideologi Tertutup adalah ideologi yang bersifat mutlak, ideologi macam ini
memiliki ciri :
1. bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, melainkan cita-
cita sebuah kelompok yang digunakan sebagai dasar untuk mengubah
masyarakat;
6. isi ideologi tidak hanya nilai-nilai dan cita-cita, tetapi tuntutan –tuntutan konkret
dan oprasional yang keras, mutlak,dan total.
Menurut Dr. Alfian, suatu ideologi perlu mengandung tiga dimensi penting
di dalam dirinya agar supaya ia dapat memelihara relevansinya yang tinggi/ kuat
terhadap perkembangan aspirasi masyarakatnya dan tuntutan perubahan
zaman. Kehadiran ketiga dimensi yang saling berkaitan, saling mengisi dan
saling memperkuat itu akan menjadikannya suatu ideologi yang kenyal dan
tahan uji dari masa ke masa. Ketiga dimensi itu adalah :
1. Dimensi realita
Bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu secara rill berakar dan
hidup dalam masyarakat atau bangsanya, terutama karena nilai-nilai dasar
tersebut bersumber dari budaya dan pengalaman sejarahnya.
2. Dimensi idealisme
Bahwa nilai-nilai dasar ideologi tersebut mengandung idealisme bukan angan-
angan (utopia), yang memberi harapan tentang masa depan yang lebih baik
melalui perwujudan atau pengamalannya dalam praktek kehidupan bersama
mereka sehari-hari dengan berbagai dimensinya
1. Nilai dasar
Merupakan nilai-nilai dasar yang relatif tetap (tidak berubah) yang terdapat di
dalam pembukaan UUD 1945. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Pancasila
( Ketuhanan, kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan keadilan sosial). Nilai
dasar ini bersifat filosofis dan fundamental dan dijabarkan lebih lanjut menjadi
nilai instrumental dan nilai praxis yang lebih bersifat flexibel dalam bentuk
norma-norma yang berlaku di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
2. Nilai Instrumental
Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan
penjabaran lebih lanjut, sebagai arahan untuk kehidupan rakyat. Penjabaran
lanjut inilah yang kita namakan nilai instrumental yang harus tetap mengacu
kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu dapat dilakukan
secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan
semangat yang sama, dan batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai-nilai dasar.
Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang
dijabarkannya. Dokumen konstitusional yang disediakan untuk penjabaran
secara kreatif dan dinamis dari nilai-nilai dasar itu, adalah UUD 1945, peraturan
perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang merupakan
conditio sine qua non yaitu kesepakatan seluruh bangsa, Yang menjadi tolok
ukur kebenaran dalam nilai dasar Pancasila adalah kebersamaan, kekeluargaan,
persatuan dan kesatuan, gagasan-gagasan perorangan dan golongan yang
akhirnya menjadi kesepakatan, baik secara formal maupun secara in formal.
3. Nilai Praxis.
Nilai praxis adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai dasar maupun nilai instrumental betapapun luhur dan agungnya masih
berada dalam kawasan yang bersifat abstrak, belum operasional. Nilai praxis ini
seyogyanya mempunyai semangat yang sama dengan nilai dasar dan nilai
instrumentalnya. Dalam rangka operasionalisasi nilai-nilai dasar dan nilai-nilai
instrumental Pancasila diperlukan petunjuk teknis yang mengandung nilai praxis,
kebiasaan-kebiasaan. Adat istiadat yang tidak bertentangan dengan Pancasila.
Nilai-nilai praxis Pancasila tercermin dalam asas gotong royong, asas
kekeluargaan, asas kebersamaan dan lain-lain.
1. Kegiatan Belajar 2 :Menganalisis Pancasila sebagai sumber nilai dan
paradigma pembangunan
3) Persatuan Indonesia
Dari pengalaman hidup bangsa Indonesia diperoleh suatu keyakibnan
bahwa dalam menghadapi berbagai permasalahan, khususnya dalam menjaga
existensi bangsa diperlukan persatuan dan kesatuan. Persatuan yang mengikat
seluruh kekuatan dan potensi bangsa perlu selalu dibina dan dikembangkan
demi kelestarian bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa Ini berkembang dalam
bentuk cara pandang bangsa dalam menghadapi segala bentuk Ancaman
Tantangan hambatan dan gangguan (ATHG) Cara pandang tersebut disebut
wawasan Nusantara yang rumusannya sesuai dengan UU No. 20 Tahun 1982,
adalah sebagai berikut.
a.Menunjukkan contoh sikap dan perilaku positif yang sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila
Nilai Perilaku
disiplin Selalu menghargai waktu, selalu bekerja
secara tuntas dan bertanggung jawab, biasa
mematuhi tata tertib dan menjaga ketertiban
umum dan lingkungan bekerja
Selalu menghormati kepada guru, orang tua,
a hormat pejabat, selalu menghindarkan diri dari
melecehkan orang lain
Gemar
menabung