Anda di halaman 1dari 7

Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Pengertian Ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari  2 kata, idea dan logos. Idea berarti
ide, gagasan, buah pikir, atau konsep. Sedangkan logos berarti hasil pemikiran. Jadi
berdasarkan bahasa, ideologi adalah ilmu yang mencakup ilmu kajian asal mula, juga hakikat
buah pikir atau gagasan.
Ideologi juga disebut a system of ideas yang akan mengatur seluruh hasil pemikiran tentang
kehidupan, lalu melengkapinya dengan berbagai sarana juga kebijakan serta strategi, dimana
tujuan yang ingin dicapai disesuaikan dengan kenyataan nilai-nilai yang ada dalam filsafat
yang menjadi sumbernya.
Berarti dapat disimpulkan bahwa ideologi merupakan hasil pemikiran yang isinya mencakup
nilai-nilai tertentu demi mencapai sebuah tujuan tertentu yang ingin dicapai. Ideologi disebut
juga sebagai identitas dari sebuah negara. Karena ideologi sebenarnya memiliki fungsi yang
sangat penting untuk sebuah negara, dimana ideologi digunakan sebagai sebuah hal yang
memperkuat identitas sebuah masyarakat negara.

Makna Ideologi Pancasila

Pancasila tak hanya berkedudukan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai ideologi nasional
bangsa Indonesia.

Pancasila ialah sebagai ideologi yang mempunyai makna sebagai berikut:

1. Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila itu menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan
bernegara.

2. Nilai-nilai yang tercantum di dalam Pancasila ini merupakan nilai yang disepakati secara
bersama, oleh karena itu menjadi satu di antara sarana di dalam pemersatu (integrasi) masyarakat
Indonesia.
Fungsi ideologi

Seperti halnya kartu identitas yang umumnya dimiliki setiap orang sebagai tanda pengenal,
ideologi juga dapat digunakan sebagai tanda pengenal dari sebuah bangsa. Selain itu, ideologi
memiliki fungsi lainnya, yaitu fungsi kognitif dan orientasi dasar. Sebagai fungsi kognitif
berarti ideologi dapat dijadikan sebuah landasan bagi suatu bangsa dalam berkehidupan
dunia.

Fungsi orientasi dasar berarti ideologi merupakan hal yang dapat dijadikan sumber wawasan
dan makna bagi rakyat, juga dapat menjadi pembimbing bagi rakyatnya dalam mencapai
tujuan. Ideologi memiliki kedudukan yang sentral bagi setiap bangsa. Hal tersebut
disebabkan ideologi peranannya mencakup berbagai hal dan menjadi pedoman bagi
masyarakat dalam mencapai tujuannya.

Peran lain yang dimiliki ideologi adalah sebagai alat dalam pencegahan terjadinya berbagai
konflik dalam masyarakat. Tentunya hal ini dengan tujuan agar masyarakat dapat tetap hidup
dalam rasa tentram sekaligus memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Ideologi juga memiliki
peranan sebagai pemersatu bangsa. Karena pada dasarnya tiap bangsa di dunia memiliki
keberagaman suku, bahasa, adat, budaya, dan agama.

Ideologi disini berperan sebagai pemersatu keberagaman yang ada agar masyarakat. Tentu
saja hal tersebut memiliki tujuan agar tercipta kehidupan bernegara yang baik. Ideologi
sebagai identitas bangsa Indonesia terlihat dari ideologi Pancasila yang dimiliki. Ideologi
Pancasila dirumuskan oleh Panitia Sembilan berdasarkan pidato oleh Ir. Soekarno.

Nilai-Nilai Pancasila sebagai Ideologi Negara

Ideologi berkaitan dengan hal-hal yang mendasarkan satu ajaran mengenai bagaimana
manusia harus bersikap dan bertindak. Misalnya, setiap warga negara bertindak adil, tolong-
menolong, saling menghormati, dan sebagainya. Selain itu, warga negara juga diharuskan
mematuhi dan melaksanakan berbagai ketentuan yang berlaku terkait dengan diterapkannya
ideologi. Ideologi tertentu yang dianut oleh suatu masyarakat atau bangsa mempunyai
seperangkat nilai sebagai landasan untuk berpikir, berperilaku, dan bertindak. Demikian pula
dengan Pancasila sebagai ideologi negara kita. Sebagai ideologi, secara umum Pancasila
mengandung dua nilai, yakni nilai dasar dan nilai instrumental:

1. Nilai Dasar

Nilai dasar  merupakan nilai yang terdapat di dalam kelima sila Pancasila dalam bentuk asal
atau pokok yang belum dikaitkan dengan hal lain. Nilai-nilai dasar itu adalah ketuhanan (sila
pertama), kemanusiaan (kedua), persatuan (ketiga), kerakyatan (keempat), dan keadilan
(kelima). Nilai-nilai dasar ini tertuang dalam Pembukaan UUD 1945; karena itu, Pembukaan
UUD 1945 merupakan norma dasar yang menjadi sumber tertib hukum tertinggi.

2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental merupakan nilai yang terkait dengan nilai Pancasila sebagai arahan,
kebijakan, strategi, serta terkait pula dengan lembaga pelaksananya. Nilai instrumental
merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai-nilai dasar ideologi Pancasila.

Tujuan dan Dimensi Ideologi Pancasila

Tujuan Ideologi Pancasila

 Menghendaki seluruh rakyat Indonesia untuk memiliki sikap religius, memeluk agama
sesuai dengan keyakinan, dan taat kepada Tuhan.
 Menanamkan dan menjunjung tinggi rasa saling menghargai dan menghormati HAM
(Hak Asasi Manusia).
 Menciptakan bangsa yang nasionalis dan menanamkan rasa cinta tanah air kepada seluruh
rakyat Indonesia tanpa terkecuali.
 Menciptakan bangsa yang demokrasi, yaitu mendahulukan kepentingan umum untuk
kesejahteraan bersama.
 Menciptakan bangsa yang adil, baik secara sosial maupun ekonomi, sehingga seluruh
rakyat Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan usaha tanpa
membeda-bedakan.

 
Dimensi Ideologi Pancasila

1. Dimensi Idealisme

Dimensi Idealisme adalah suatu dimensi ideologi Pancasila yang terkandung di dalam landasan
dasar negara sehingga dimensi ideologi ini memberikan harapan bagi kehidupan masyarakat
bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik.

2. Dimensi Realita

Dimensi realita adalah suatu nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila untuk
dilaksanakan dan diamalkan dalam kehidupan nyata. Dimensi realita ini menuntut setiap orang
untuk berperilaku sesuai dengan landasan negara, yakni Pancasila dalam kehidupan masyarakat.

3. Dimensi Fleksibilitas

Dimensi Fleksibilitas adalah suatu kemampuan dari ideologi tersebut untuk menyesuaikan diri
dan memengaruhi dengan perkembangan kehidupan sosial di Indonesia.

Contoh Ideologi Pancasila

1. Sila Pertama

Contoh penerapan ideologi Pancasila pada sila pertama adalah memberikan kebebasan untuk
memeluk agama. Jadi, negara tidak pernah memaksa seseorang untuk memeluk satu di antara
agama tertentu.

2. Sila kedua

Saling menghormati, sesuai adab ketimuran dan sesuai dengan sila kedua dari Pancasila
merupakan contoh ideologi dari sila kedua. Itulah mengapa, masyarakat Indonesia wajib untuk
saling memiliki rasa hormat antarindividu ataupun kelompok.

3. Sila Ketiga

Contoh ideologi pancasila yang diambil sila ketiga adalah selalu mementingkan kepentingan
golongan dibandingkan dengan kepentingan individu.

4. Sila Keempat

Adanya ideologi Pancasila ini menuntut masyarakat untuk bermusyawarah dalam memutuskan
atau memberikan solusi dari suatu masalah yang sedang terjadi.
Tujuan dari diadakan musyawarah ini adalah untuk mendengar dan memutuskan jalan keluar dari
suatu masalah sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

5. Sila Kelima

Contoh ideologi pancasila yang terakhir

Sejarah Perkembangan Ideologi Pancasila Dari Masa Ke Masa

1. Ideologi Pancasila Pada Zaman Orde Lama

Pada masa orde lama, Pancasila masih dalam tahap dibangun untuk dijadikan
keyakinan sekaligus ciri khas bangsa Indonesia. Presiden Soekarno yang mengusung
konsep Pancasila menyatakan meski berasal dari mitologi yang belum jelas, tetap saja
dapat membimbing masyarakat Indonesia menuju kesejahteraan. Pada masa ini
perkembangan Pancasila dipengaruhi oleh berbagai kondisi dan situasi di dunia yang
masih dilanda kekacauan. Masa orde lama merupakan masa pencarian bentuk
Pancasila terutama pengaruhnya terhadap kehidupan bernegara. Dalam memahami
pencetusan nilai Pancasila yang diusung Presiden Soekarno, buku berjudul Lahirnya
Pancasila: Kumpulan Pidato Bpupki (2019) akan membantu Grameds memiliki
gambaran serta pemahaman apa yang terjadi selama proses panjang pencetusannya
tersebut.

2. Ideologi Pancasila Pada Zaman Orde Baru

Pada masa ini gejolak politik di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Dimulai dengan
pecahnya peristiwa G 30 S/PKI. Kemudian peristiwa dikeluarkannya Surat Perintah
Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966. Walaupun pemerintahan orde baru
berhasil mempertahankan Pancasila sebagai ideologi negara, pelaksanaannya pada
tahun-tahun berikutnya ternyata malah keluar dari jalur. Banyak dari kebijakan
pemerintah yang tidak sejalan dengan nilai-nilai dalam Pancasila.

Pada masa orde baru terdapat beberapa tindakan pemerintah yang keluar dari nilai-
nilai Pancasila, antara lain :
1. Kekuasaan presiden yang dilanggengkan hingga 32 tahun lamanya.
2. Adanya penafsiran sepihak Pancasila lewat program p4.
3. Ada penindasan terhadap gagasan atau hasil pemikiran secara sepihak, hingga orang-
orang takut mengeluarkan pendapatnya.
4. Ada penindasan dalam bentuk fisik seperti yang terjadi di Timor Timur, Aceh, Irian
Jaya, dan lainnya.
5. Adanya diskriminasi terhadap masyarakat non pribumi, juga kelompok yang minoritas.
Dalam buku berjudul Menyibak Tabir Orde Baru oleh Jusuf Wanandi yang
merupakan orang dalam di lingkaran politik yang sudah bekerja dengan para
penasihan utama Presiden selama berpuluh-puluh tahun kan memberikan gambaran
mengenai segala kejadian yang terjadi selama orde baru negara Indonesia.

3. Ideologi Pancasila Pada Masa Reformasi

Yang dimaksud reformasi adalah sebuah kegiatan menata ulang, memformat ulang, atau
menata kembali segala hal yang dianggap keluar jalur, dan dikondisikan agar kembali pada
bentuk yang sebenarnya, sesuai dengan tujuan asalnya. Reformasi bisa juga diartikan sebagai
pembaruan untuk menuju hal yang lebih baik lagi dan sesuai dengan harapan.

Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk dapat melakukan reformasi atau
pembaruan, yaitu :

1. Terdapat penyimpangan.
2. Harus mengacu pada sebuah struktur kerangka tertentu.
3. Reformasi harus dapat mengembalikan sistem pada dasar negara demokrasi.
4. Reformasi harus berupaya dilakukan untuk hal yang lebih baik.
5. Reformasi harus berlandaskan pada Ketuhanan Yang Maha Esa, serta menjamin persatuan
bangsa.
Adapun tujuan dilakukannya reformasi adalah sebagai berikut ini :

1. Untuk melakukan perubahan yang bertahap demi menemukan pembaruan nilai-nilai dalam
kehidupan bernegara.
2. Untuk melakukan penataan terhadap seluruh struktur kenegaraan termasuk hukum dan undang-
undang yang menyimpang dari tujuan.
3. Untuk melakukan perbaikan di berbagai aspek kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial
budaya, juga pertahanan keamanan.
4. Meniadakan segala kegiatan dan kebiasaan dalam masyarakat yang tidak sesuai dengan
reformasi, seperti KKN, kekuasaan yang otoriter, penyimpangan dan penyelewengan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai