Anda di halaman 1dari 2

Dhanang Dharmarendra D.

P
195020307111013

8BG - Pancasila
Ujian Akhir Semester Ganjil

1. Hakikat dalam suatu ideologi adalah sebuah gagasan, ide, dan juga ajaran. Secara
umum idelogi erat kaitanya dengan hal-hal politik, sehingga terkadang juga disebut
sebagai ideologi politik/ Cara pandang atau ideologi ini merupakan sebuah pilihan
yang memilikiketerkaitan dalam proses perwujudannya, dan bila seseorang telah
memahami denga seksama suatu ideologi secara lebih mendalam dengan begitu
seseorang akan mengimplikasikan ideologi tersebut didadalm kehidupannya sebagai
pedoman hidup. Dalam ideologi juga hakikatnya sebagai cerminan mengenai keadaan
yang didapatkan manusai dari renungan terhadap kehidupannya. Hubungan dua arah
dari sebuah ideologi dan kenyataan hidup masyarakat menimbulkan pengaruh
hubungan timbla balik yang tercermin dalam sebuah interaksi yang memberikan
pengaruh kuat untuk menuju sesuatu hal yang dianggap idea. Ideologi merupakan
rfleksi dari cara pandang yang mendorong masyarakat mencapai gagasan-gagasan
yang di cita-citakan.

2. Ideologi memiliki posisi yang sangat penting bagi setiap bangsa, tida terkecuali
bangsa Indonesia. Posisi penting ini dikarenakan ideologi memiliki peranan sebagai
arah atau pedoman bagi bangsa untuk mencapai tujuannya masing-masing. Selain itu,
ideologi bmemiliki peran lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai alat untuk
mncegah terjadinya konflik sosial dalam masyarakat agar setiap masyarakat dapat
hidup dalam ketentraman dan juga memiliki rasa solidaritas yang tinggi. Lalu,
terdapat peranan lain yang dimiliki oleh ideologi adalah sebagai alat pemersatu
bangsa. Keberagaman yang terdapat di Indonesia adalah salah satu alasan mengapa
Bangsa Indonesia membutuhkan ideologi untuk mempersatukan perbedaan yang
bermacam-macam didalam nya.

3. Pancasila merupakan dasar filsafat negara yang termuat dalam pembukaan


UUD1945. Artinya setiap hal dalam konteks penyelenggaraan negara harus sesuai
dengan nilai Pancasila, termasuk peraturan, perundang-undangan, pemerintahan,
sistem demokrasi dan lainnya. Yang dapat disimpulkan adalah adanya hubungan
antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945 merupakan hubungan yang bersifat
formal. Pancasila juga menjadi dasar dalam penyelenggaraan negara, serta sebgai
norma positif. Pancasila memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat diubah.
Sedangkan pembukaan UUD 1945 berkedudukan sebagai tertib hukum tertinggi.
Selain itu, Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 juga memiliki hubungan material,
artinya UUD 1945 merupakan kaidah hukum negara Indonesia, yang mana seluruh
unsur dan pokok kaidahnya bersumber dari Pancasila. Dapat dikatakan pula jika
Pancasila juga merupakan tertib hukum Indonesia.

4. Sila ke empat Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh khitmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan” memiliki penjabaran yang berada
pada pembukaan UUD 1945. terdapat pokok pikiran yang terdapat pada pembuka
UUD 1945, dengan pokok-pokok pikiran tersebut dapa dijelaskan pula bagaimana
pembuka dan bentuk menyeluruh dari UUD 1945 berdasar. Sila ke empat memiliki
penjabaran bagaimana UUD harus mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan
penyelenggara negara yang lain untuk memelihara budi pekerti kemanusaiaan yang
luhur. Pokok pikiran ini juga mengandung pengertian taqwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan pokok pikiran kemanusaiaan yang adil dan beradab, sehingga
mengandung maksud menjunjung tinggi hak asasi manusia yang luhur dan budi
pekerti kemanusiaan yang luhur. Untuk sila ke lima, terdapat pada Pasal 33 ayat1 - 3
UUD 1945, yang berisikan tentang semua kekayaan yang dimiliki negara, dan sumber
perekonomian yang dimiliki bangsa, semena-mena untuk keadilan bagi rakyat
Indonesia.

5. Dalam merumuskan solusi untuk mengatasi moral bangsa, seperti radiklaisme dan
anarkisme kita memperlukan pengetahuan yang cukup tentang wawasan kebangsaan
dan dapat memberikan edukasi tentang hal tersebut. Selagi memberi edukasi, juga
perlu diberitahu untuk menghindari hal-hal yang akan merusak moral seseorang,
dengan tidak terlalu fanatik terhadap suatu hal. Perlunya berpikir sebab-akibat untuk
apa yang terjadi setiap perbuatan yang dilakukan. Dengan pemikiran yang seperti itu,
seseorang dapat lebih bijak dalam melakukan segala tindakan yang menyangkut
tentang perbuatan mereka.

6. Perlunya melihat sisi lain dari manusia agar dapat membuat kerangka berpikir
untuk dapat mengimplementasikan nya ketika berhubungan dengan antar manusia.
Perlunya pandangan dari orang-orang sekitar juga dirasa perlu, karena dengan begitu
seseorang dapat melihat pandangan lain dari manusia. Setelah mendapatkan
pandangan, perlu dilakukan penyaringan untuk memahami pandangan-pandangan
yang berebeda.

Anda mungkin juga menyukai