di Era Reformasi
Disusun Oleh :
AFDAL LUTHFI
023942927
UNIVERSITAS TERBUKA
2020
BAB I PENDAHULUAN
1
1.1 Latar Belakang
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa sebenarnya merupakan
perwujudan dari nilai-nilai budaya milik bangsa sendiri yang diyakini
kebenarannya. Pancasila digali dari budaya bangsa yang sudah ada, tumbuh,
dan berkembang berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, Pancasila adalah
khas milik bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa.
Pancasila merangkum nilai-nilai yang sama yang terkandung dalam adat-
istiadat, kebudayaan, dan agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian,
Pancasila sebagai pandangan hidup mencerminkan jiwa dan kepribadian
bangsa Indonesia.
Pancasila adalah ideologi dasar bangsa Indonesia, yaitu sebagai nilai- nilai
yang mendasari segala aspek kehidupan bermasyarakat rakyat Indonesia.
Pancasila terdiri dari lima sendi utama, yaitu: (1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab; (3) Persatuan Indonesia; (4)
Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksaan dalam permusyawaratan
perwakilan; dan (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila yang lahir pada tanggal 1 Juni 1945 ini resmi ditetapkan sebagai
dasar Negara Indonesia dan masih terus digunakan hingga saat ini.
Penerapannya berbeda sesuai dengan masa yang ada. Di setiap masa,
Pancasila mengalami perkembangan terutama dalam mengartikan Pancasila
itu sendiri. Dalam masa-masa tersebut, terdapat banyak hal yang belum
relevan dalam penerapan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai ideologi bangsa
Indonesia. Banyak penyimpangan yang terjadi.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61 ).Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
hidup.Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu
golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan
satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 517).
2.2 Pancasila Sebagai Ideologi Negara
2.3 Reformasi
5
seluruh kelompok yang terdapat di Indonesia dapat bersatu dan menerima asas
tersebut.
3.2 Ideologi
Istilah ideologi berasal dari kata idea, yang artinya gagasan, konsep,
pengertian dasar, cita-cita; dan logos yang berarti ilmu. Ideologi secara
etimologis, artinya ilmu tentang ideide (the science of ideas), atau ajaran
tentang pengertian dasar (Kaelan, 2013:60-61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi didefinisikan sebagai
kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat yang memberikan
arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Ideologi juga diartikan sebagai cara
berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat diartikan paham, teori,
dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008: 517). Dalam pengertian tersebut, Anda dapat menangkap
beberapa komponen penting dalam sebuah ideologi, yaitu sistem, arah, tujuan,
cara berpikir, program, sosial, dan politik.
Sejarah konsep ideologi dapat ditelusuri jauh sebelum istilah tersebut
digunakan Destutt de Tracy pada penghujung abad kedelapanbelas. Tracy
menyebut ideologi sebagai science of ideas, yaitu suatu program yang
diharapkan dapat membawa perubahan institusional bagi masyarakat Perancis.
Namun, Napoleon mengecam istilah ideologi yang dianggapnya suatu
khayalan belaka, yang tidak mempunyai arti praktis. Hal semacam itu hanya
impian belaka yang tidak akan ditemukan dalam kenyataan (Kaelan,2003:
113). Jorge Larrain menegaskan bahwa konsep ideologi erat hubungannya
6
dengan perjuangan pembebasan borjuis dari belenggu feudal dan
mencerminkan sikap pemikiran modern baru yang kritis. Niccolo Machiavelli
(1460--1520) merupakan pelopor yang membicarakan persoalan yang secara
langsung berkaitan dengan fenomena ideologi. Machiavelli mengamati praktik
politik para pangeran, dan mengamati pula tingkah laku manusia dalam politik,
meskipun ia tidak menggunakan istilah “ideology” sama sekali. Ada tiga aspek
dalam konsep ideologi yang dibahas Machiavelli, yaitu agama, kekuasaan, dan
dominasi. Machiavelli melihat bahwa orangorang sezamannya lebih dahulu
memperoleh kebebasan, hal tersebut lantaran perbedaan yang terletak dalam
pendidikan yang didasarkan pada perbedaan konsepsi keagamaan.
Inti reformasi adalah memelihara segala yang sudah baik dari kinerja
bangsa dan negara di masa lampau, mengoreksi segala kekurangannya, sambil
merintis pembaruan untuk menjawab tantangan masa depan. Pelaksanaan
kehidupan berbangsa dan bernegara di masa lalu memerlukan identifikasi,
mana yang masih perlu pertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
Pada awal reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah,
sama dengan konfigurasi politik yang dihasilkan melalui pemilu 1997, yang
tetap didominasi oleh Golkar dan ABRI. Tetapi, karena adanya reformasi
disertai penggantian Presiden, maka merubah sifat lama anggota MPR dan
DPR tersebut dan mengikuti tuntutan reformasi, antara lain keterbukaan,
demokratisasi, peningkatan perlindungan HAM, pemeberantasan KKN,
reformasi sistem politik dan ketatanegaraan, termasuk amandemen atas
Undang-Undang Dasar 1945.
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
8
Eksistensi Pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik
yang substansinya belum mampu diwujudkan secara riil. Reformasi belum
berlangsung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara
maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang hafal butir-butir
Pancasila tetapi belum memahami makna yang sesungguhnya.
Pada Era Reformasi, Pancasila sebagai re-interpretasi, yaitu Pancasila
harus selalu diinterpretasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman,
berarti dalam menginterpretasikannya harus relevan dan kontekstual, serta
harus sinkron atau sesuai dengan kenyataan pada zaman saat itu.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
10