Anda di halaman 1dari 3

Penyebab Gempa bumi

Berdasarkan atas penyebabnya gempabumi dapat dikelompokkan menjadi beberapa


macam diantaranya: tektonik, vulkanik, runtuhan, jatuhan meteor, dan gempa bumi buatan
manusia.

Gempa bumi tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh pelepasan energi
elastis yang tersimpan dalam lempeng tektonik. Karena adanya dinamika yang terjadi pada
lapisan mantel bumi, lempeng tektonik bumi kita ini terus menerima energi dari lapisan
tersebut. Lempeng tektonik adalah batuan yang bersifat elastis, sehingga energi yang diterima
dari lapisan mantel tersimpan dalam bentuk energi elastis. Bila energi yang diterima sudah
melebihi batas elastisitas lempeng tektonik, maka energi akan terlepas dalam bentuk
deformasi plastis dan gelombang elastis. Daerah yang melepaskan energi elastis umumnya
daerah yang lemah sehingga di daerah tersebut akan mengalami deformasi plastis, sedangkan
daerah yang jauh dari sumber tersebut akan 30 mengalami deformasi elastis dalam bentuk
gelombang seismik. Dengan adanya deformasi plastis di sekitar sumber gempabumi,
fenomena yang dapat diamati dalam jangka waktu panjang adalah terjadi pergerakan dari
lempeng tektonik dengan jenis pergerakan antara lain: penunjaman antara lempeng samudra
dan lempeng benua, tumbukan antara kedua lempeng benua, dan pergerakan lempeng
samudera yang saling menjauh, serta pergerakan lempeng yang saling bergeser. Dikarenakan
tepian lempeng yang tidak rata maka jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah
yang kemudian melepaskan energi goncangan gempabumi.

Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh kegiatan gunung api.
Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan
melepaskan energinya secara tiba‐tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Selain itu,
pelepasan energi stress tersebut juga menyebabkan gerakan magma secara perlahan.

Aktivitas gempa bumi tektonik dapat memicu aktivitas gempabumi vulkanik. Naiknya
magma ke permukaan dapat dipicu oleh pergeseran lempeng tektonik pada sesar bumi.
Biasanya ini terjadi pada batas lempeng tektonik yang bersifat konvergen (saling mendesak).
Hanya saja pada gempabumi vulkanik, efek goncangan lebih ditimbulkan karena desakan
magma, sedangkan pada gempabumi tektonik efek goncangan langsung ditimbulkan oleh
benturan kedua lempeng tektonik. Bila lempeng tektonik yang terlibat adalah lempeng benua
dengan lempeng samudera, maka akan terjadi deformasi di dasar laut yang kemudian
menimbulkan tsunami karena batas lempengnya umumnya berada di dasar laut.
Gempa bumi runtuhan adalah gempabumi lokal yang terjadi apabila suatu gua di
daerah batuan karst atau lokasi pertambangan runtuh. Sedangkan gempabumi jatuhan meteor
akibat kejatuhan meteorit atau benda langit ke permukaan bumi. Hal ini pernah terjadi di
kawasan Arizona, Amerika hingga meninggalkan bekas berupa lekukan tanah yang cukup
lebar seperti membentuk sebuah kawah. Gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas dari
manusia, yakni seperti peledakan dinamit, nuklir, ledakan bom, atau palu yang dipukulkan ke
permukaan bumi.

Salah satu peristiwa gempa bumi yang terjadi di wilayah tengah pulau jawa tepatnya
di Provinsi D.I Yogyakarta .Gempa Bumi tektonik yang berkekuatan 5,9 skala Richter atau
instesitas VI-VII skala MMI yang pernah mengguncang daerah Provinsi D.I.Yogyakarta dan
sebagian Provinsi Jawa Tengah  pada tanggal 27 Mei 2006 lalu. Tercatat pusat gempa terjadi
pada kedalamn sekitar 11.8 km dan episentrum gempa 37.2 km selatan Yogyakart. Dari
kejadian tersebut mengakibatkan kerugian dalam bentuk materil dan dan jiwa. Berdasarkan
data dari Bakornas PBP tahun 2006 dalam S.Husain dkk. (2006)  diketahui gempa tersebut
mengakibatkan 5.778 orang meninggal, 37.883 orang terluka, 2.111.872 orang menjadi
pengungsi, 139.859 rumah roboh, 190.025 rumah rusak berat, 278.124 rumah rusak ringan,
386 fasilitas kesehatan roboh dan rusak, 1.180 tempat ibadah roboh dan rusak, 2.936 sekolah
roboh dan rusak, serta 1.368 kantor pemerintahan roboh dan rusak.

Penyebab gempa ini adalah adanya pergeseran sesar Opak yang membentang dari
pesisir pantai Bantul hingga ke Prambanan sepanjang 40 km dengan arah 30⁰NE (Northeast
—Timur Laut). Gempa tersebut mempunyai daya rusak yg cukup kuat karena beberapa
faktor, yaitu antara lain kekuatan gempa, jenis gempa, dan kondisi tanah yg dilewati gempa.
Kekuatan gempa di atas 5 SR sehingga termasuk gempa yang berskala kuat. Gempa ini juga
tergolong “perusak” karena termasuk jenis gempa dangkal, yaitu hanya berkedalaman 17 km
di bawah permukaan tanah. Padahal gempa yang aman yaitu gempa dalam atau berkedalaman
lebih dari 30 km di bawah permukaan tanah. Selain itu, kondisi tanah di daerah Yogyakarta
dan sekitarnya merupakan endapan vulkanik yang rapuh sehingga gempa di Yogyakarta ini
mengakibatkan banyak kerusakan.

Aktivitas Gunung Merapi beberapa bulan menjelang gempa dicurigai menjadi faktor
utama penyebab terjadinya gempa ini. Hal ini tidak sepenuhnya benar karena ternyata bukan
aktivitas Gunung Merapi yang menyebabkan gempa terjadi. Akan tetapi, akibat dari dinamika
atau pergerakan palung Jawa yang terletak bi antara Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Pergerakan Palung Jawa ini sendiri terjadi akibat adanya pergeseran lempeng India-Australia
yang menghujam lempeng Eurasia—lempeng di mana Pulau Jawa berdiri. Oleh sebab itu
dapat disimpulkan bahwa aktivitas Gunung Merapi bukan penyebab terjadinya Gempa
Yogyakarta ini.

Referensi :

Sunarjo, Gunawan, Sugeng Pribadi.2012.Gempa Bumi.Jakarta : Badan Meteorologi


Klimatologi dan Geofisika

Hamdani, F.(2011, Oktober 17). Analisis Gempa Bumi Yogyakarta 27 Mei 2006.Diakses pada
29 November 2020 melalui
https://www.kompasiana.com/fuad_a_hamdani/550f430c8133111332bc61af/analisis
-gempa-bumi-yogyakarta-27-mei-2006

Anda mungkin juga menyukai