Anda di halaman 1dari 6

Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

1) Makna Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang mampu mengikuti perkembangan jaman dan bersifat dinamis atau
merupakan suatu sistem pemikiran terbuka yang merupakan hasil konsensus dari masyarakat itu sendiri,
nilai-nilai dari cita-citanya tidak dipaksakan dari luar melainkan digali dan diambil dari suatu kekayaan,
rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.

2) Makna Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Sebagai ideologi Pancasila menjadi pedoman dan acuan bangsa Indonesia dalam menjalankan aktivitas
di segala bidang sehingga sifatnya harus terbuka, luwes dan fleksibel tidak tertutup dan kaku melainkan
harus mampu mengikuti perkembangan jaman tanpa harus mengubah nilai-nilai dasarnya. Pancasila
memberikan orientasi ke depan dan selalu menyadari situasi kehidupan yang sedang dihadapi dan akan
dihadapi di era keterbukaan/globalisasi dalam segala bidang.

Ideologi terbuka adalah ideologi yang pemikirannya terbuka. Ciri-ciri ideologi ini antara lain:

Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.

Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya masyarakat.

Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh menafsirkannya.

Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.

Berdasarkan ciri-ciri yang sudah disebutkan sebelumnya, Pancasila memenuhi syarat sebagai ideologi
terbuka.

Pancasila adalah pandangan hidup yang berakar pada kesadaran masyarakat Indonesia.

Isi Pancasila tidak langsung operasional, hanya berisi lima dasar, yaitu Ketuhanan, Kemanusiaan,
Persatuan,

Kerakyatan, dan Keadilan. Karena hanya berisi nilai dasar, maka perlu adanya penafsiran.
Pancasila menghargai kebebasan. Hal ini tercermin dalam makna sila kedua yang tidak saja mengakui
kebebasan dan kesedarajatan manusia Indonesia, tetapi semua bangsa di dunia.

Pancasila adalah ideologi politik, pedoman hidup masyarakat, bangsa, dan negara.

Pancasila menghargai pluralitas, seperti yang tercermin dalam sila pertama. Sila ini mencerminkan
semua agama yang ada di Indonesia.

Sebagai ideologi terbuka, Pancasila harus mampu menyesuaikan diri dengan zaman. Hal ini bukan
berarti nilai dari Pancasila dapat diganti dengan nilai dasar lain yang dapat menghilangkan jati diri
bangsa Indonesia. Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah nilai-nilai dasar Pancasila dapat
dikembangkan sesuai dengan dinamika kehidupan bangsa Indonesia dan tuntutan perkembangan zaman
dengan memperhatkan tingkat kebutuhan dan perkembangan masyarakat Indonesia, serta tidak keluar
dari eksistensi dan jati diri bangsa Indonesia. Ideologi Pancasila menghendaki agar bangsa Indonesia
tetap bertahan dalam jiwa dan budaya bangsa Indonesia dan dalam ikatan NKRI.

Menurut moerdiono, faktor-faktor yang mendorong pemikiran Pancasila sebagai ideologi terbuka
adalah:

Perkembangan dinamika masyarakat Indonesia yang cepat sehingga tidak semua persoalan hidup dapat
ditemukan jawabannya secara ideologis;

Runtuhnya ideologi tertutup, seperti Marxisme-Leninisme/komunisme;

Pengalaman sejarah politik Indonesia dengan pengaruh komunisme; dan

Tekad bangsa Indonesia untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (Pancasila sebagai satu-satunya asa telah dicabut oleh MPR
pada tahun 1999).

3) Proses Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan dibentuklah BPUPKI pada tanggal 28 Mei 1945, dan
mengadakan sidang pertama pada tanggal 29 Mei – 1 Juni 1945, membahas tentang rumusan dasar
negara. Tampil tiga tokoh.

1. Tanggal 29 Mei 1945 Moh. Yamin mengemukakan 5 dasar negara Indonesia(dalam pidato)
– Peri Kebangsaan

– Peri Kemanusiaan

– Peri Ke-Tuhanan

– Peri Kerakyatan

– Kesejahteraan rakyat

Pada akhir pidatonya beliau menyerahkan rancangan (tertulis)

– 1. Ke-Tuhanan Yang maha Esa

– 2. Kebangsaan Persatuan Indonesia

– 3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

– 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

– permusyawaratan/ Perwakilan

– 5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia


2. Tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Supomo mengemukakan usulan dasar negara Indonesia yaitu:

– Persatuan

– Kekeluargaan

– Kesimbangan lahir dan batin

– Musyawarah

– Keadilan rakyat

3. Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno menyampaikan pidatonya mengenai lima hal yang menjadi dasar
negara merdeka, yaitu:

– Kebangsaan Indonesia

– Internasionalisme atau kemanusiaan

– Mufakat atau demokrasi

– Kesejahteraan sosial

– Ke-Tuhanan yang berkebudayaan


Pendapat ketiga tokoh dibahas oleh Panitia Sembilan tanggal 22 Juli 1945 dan menghasilkan rumusan
yang menggambarkan maksud dan tujuan pembentukan negara Indonesia merdeka yang terkenal
dengan nama “Piagam Jakarta” atau Jakarta Charter”.

Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 – 17 Juli 1945 menerima laporan Panitia Sembilan tentang isi
Piagam Jakarta, membahas rancangan Pembukaan UUD 1945 dan tugasnya selesai BPUPKI dibubarkan.

Pada tanggal 7 Agustus 1945 dibentuk PPKI dan mengadakan sidang pada tanggal 18 Agustus 1945
setelah melalui perdebatan yang sengit akhirnya menerima perubahan Piagam Jakarta menjadi
Pembukaan UUD’45 dengan rumusan Pancasila sebagai berikut:

– Ke-Tuhanan Yang Maha Esa

– Kemanusiaan yang adil dan beradab

– Persatuan Indonesia

– Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

– Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Kemudian mengesahkan UUD 1945, mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden dan Moh. Hatta sebagai
wakil presiden, sebelum MPR/DPR terbentuk tugas presiden dibantu oleh KNIP.

4) Fungsi Pokok Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara

Pancasila sebagai dasar negara dijadikan sebagai landasan setiap aspek penyelenggaraan negara,
termasuk segala peraturan perundangan dalam negara, pemerintahan dan aspek-aspek kenegaraan
lainnya.
Sedangkan sebagai ideologi negara, dasar, pandangan bagi sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat
Indonesia.

Selain itu, Pancasila sebagai ideologi negara memiliki 4 fungsi pokok yaitu:

– Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan kesatuan

– Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya

– Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas bangsa

– Pancasila menjadi ukuran untuk melakukan kritik mengenai keadaan bangsa dan negara

Anda mungkin juga menyukai