Anda di halaman 1dari 24

EKSISTENSI FILSAFAT PANCASILA

DALAM LINTASAN SEJARAH BANGSA INDONESIA

OLEH:

ALFRET MANDEKA
2106010001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2022


KATA PENGANTAR

Pertama – tama saya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “Pancasila Dalam Arus Sejarah Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan
dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Djibrael Rakke pada
mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Djibrael Rakke, selaku dosen mata kuliah
Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan saya
pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan kearah
kesempurnaan. Akhir kata saya sampaikan terima kasih.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara yang memiliki bentuk Negara kepulauan dan bentuk
pemerintahan republik sehingga disebut dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
masyarakatnya tidak asing lagi dengan pancasila. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
masyarakat Indonesia mengenal pancasila sebagai dasar Negara, pedoman, dan pandangan
hidup,yang nilainya diangkat dari kehidupan masyarakat sendiri.

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia sejak
dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa Indonesia.
Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam
fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian
dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan
menjiwai sila-sila yang lain. Lantas perumusan pancasila juga dapat dijadikan sebagai pandangan
hidup bangsa yang selalu berkaitan dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga merupakan dasar Negara Indonesia,
yang berarti dasar dari hukum tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala sumber hukum di
Indonesia. Hal ini terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang merupakan
Naskah Proklamasi Indonesia.

Untuk itu sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab seharusnya masyarakat
mengikuti dan mematuhi pancasila, karena seperti pemaparan di atas telah disebutkan bahwa
pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atau dasar Negara yang harus dipatuhi. Karena
dalam sila-sila pancasila tidak memihak kepada satu orang saja melainkan keseluruh warga Negara
Indonesia.
Pancasila ialah nama dan isi dari lima inti pokok dari pidato Bung Karno tanggal 1 Juni
1945 sebagai hasil penggalian dan pengungkapan pandangan hidup bangsa Indonesia yang
merupakan sumber penjawantahan isi jiwa atau kepribadian bangsa Indonesia yang ditetapkan oleh
bangsa Indonesia sebagai dasar falsafah negara yang didirikan atau diproklamasikan tanggal 17
agustus 1945.
Kedudukan pancasila sebagai doktrin revolusi Indonesia, sebagai pemersatu (bukan alat
pemersatu) bangsa Indonesia, sebagai dasar pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan di
Indonesia dan masih banyak lagi wujudnya, yang semuanya itu mencerminkan kebutuhan yang
mendasar bagi bangsa Indonbesia untuk mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya.
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu eksistensi filsafaat Pancasila


2. Apa tujuan perumusan UUD ?
3. Bagaimana cara menjabarkan nilai Pancasila dalam norma Hukum di Indonesia?
4. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?
5. Mengapa pancasila diperlukan dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?
6. Bagaimana cara menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila
7. Bagaimana cara membangun argumen tentang dinamika dan tantangan pendidikan Pancasila?
8. Bagaimana cara mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Indonesia untuk Masa Depan?
BAB II

PEMBAHASAN
A. Eksistensi Filsafat Pancasila
Istilah falsafah atau filsafat berasal dari kata istilah Yunani dengan asal kata “philos” dan
“sophia”. “philos” berarti gemar, cinta, senang dan “sophia” diartikan sebagai kebijaksanaan,
hingga berfilsafat berarti memiliki kecintaan akan kebijaksanaan.
Dalam artian lain Filsafat adalah pemikiran fundamental dan monumental manusia untuk
mencari kebenaran hakiki (hikmat, kebijaksanaan), karenanya kebenaran ini diakui sebagai nilai
kebenaran terbaik, yang dijadikan pandangan hidup (filsafat hidup, Weltanschauung)
Pancasila sebagai dasar falsafah negara diartikan Pancasila sebagai landasan kebijakan
segenap alat perlengkapan negara sebagai penyelenggara pemerintahan negara mencapai tujuan
negara dan landasan bagi rakyat warga-negara Indonesia mewujudkan hak kedaulatannya, serta
landasan wakil-wakil rakyat dalam menjelmakan hak kedaulatan dari rakyat yang dipercayakan
kepadanya. Prinsip-prinsip dasar itu ditemukan oleh para pendiri bangsa tersebut diangkat dari
filsafat hidup atau pandangan hidup ban. gsa Indonesia, yang kemudian diabstraksikan menjadi
suatu prinsip dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Jadi dasar filsafat suatu bangsa dan negara
berakar pada pandangan hidup yang bersumber pada kepribadiannya sendiri.

B. Menelusuri konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia

1. Periode Pengusulan Pancasila

Awal munculnya ideologi bangsa itu bermula dengan lahirnya rasa nasionalisme kemerdekaan
Indonesia. Dan adanya rasa nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan
Perhimpoenan indonesia. Perhimpoenan Indonesia bertujuan agar bangsa indonesia bersatu
teguh menghadapi tantangan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda
28 Oktober 1928 merupakan momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.

Lalu dibuatkan BPUPKI oleh Jepang pada 29 April 1945. Tetapi dalam sidang tidak
sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang, dengan rasa nasionalisme sidang
BPUPKI berlangsung bertahap dan semangat untuk melengkapi goresan sejarah hingga masa
sekarang ini. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 dengan jumlah anggota
60 orang, dengan struktur keanggotaan:

1) Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat

2) Ketua Muda : Raden Panji Soeroso

3) Ketua Muda : Ichibangase (Anggota Luar Biasa – Orang Jepang)

4) Anggota : 60 Orang (tidak termasuk ketua dan ketua muda)

BPUPKI dilantik oleh Letjen kumakici Harada seorang panglima tentara ke-16 Jepang di
Indonesia, pada tanggal 8 Mei 1945. Dalam sidang pertama 4 tokoh menyampaikan usulan isi
dasar negara yaitu Ir.Soekarno, Mr Muhammad 4 Yamin, Ki Bagus Hadikusumo dan Mr
Supomo. Dari berbagai usulan hanya satu yang diambil yakni usulan dari Ir. Soekarno yang
berisi :

a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,

b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,

c. Mufakat dan Demokrasi,

d. Kesejahteraan Sosial,

e. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Dari kelima gagasan itu diberi nama Pancasila, jika ada yang tidak menyukai angka 5
Soekarno mengusulkan angka tiga yang dinamakan Trisila terdiri atas Sosio nasionalisme,
Sosio demokratis, dan ketuhanan yang maha esa. Soekarno juga mengusulkan angka satu yaitu
ekasila berisi asas gotong royong. Kemudian dibentuk panitia kecil yang beranggotakan 8
orang yakni Ki Bagus Hadikusumo, KH Wahid Hasyim, Muh Yamin, Sutarjo, AA Maramis,

Otto Iskandardinata, dan Moh Hatta. Mereka bertugas untuk menampung usul-usul calon dasar
negara.

2. Periode Perumusan Pancasila

Pada tanggal 22 juni 1945, diadakan rapat gabungan antara panitia kecil, dengan para anggota
BPUPKI yang berdomisili di Jakarta yang berhasil merumuskan calon Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta atau Djakarta Charter” Piagam
Jakarta itu merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea Ke- Empat
Piagam Jakarta Itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.

1) Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya.

2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3) Persatuan Indonesia.

4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat hadir dalam permusyawaratan perwakilan.

5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tanggal 6 Agustus 1945 : Kota Hiroshima dibom sekutu. Tanggal 7 Agustus 1945
Jepang mengeluarkan maklumat yang berisi :

1. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi Indonesia
(PPKI).

2. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus 1945.
3. Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia di merdekakan.

Dan pada waktu itu BPUPKI dibubarkan kemudian dibentuk PPKI. Dilanjut pada tanggal 9
Agustus 1945 Kota Nagasaki dibom sekutu. Sedangkan tanggal 14 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada sekutu.

3. Periode Pengesahan Pancasila


Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan baik dalam proses
perumusan dan pengesahan. Sejarah perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara dan
Pembukaan UUD 1945 secara kronologis :

➢ Tanggal 15 Agustus 1945


Ir.Soekarno, Moh Hatta, Dr. Radjiman widyodiningrat kembali ke Indonesia,
setelah dari Vietnam pada tanggal 12 Agustus 1945 karena dipanggil penguasa militer
Jepang di Dalat (Vietnam) untuk membahas hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana
yang telah dijanjikan. Terjadi peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok oleh para pemuda karena mereka para pemuda tanggap akan situasi
politik dunia pada saat itu Mak mendesak agar kemerdekaan Indonesia
diproklamasikan secepatnya.
➢ Tanggal 16 Agustus 1945
Teks kemerdekaan didektekan oleh Moh Hatta dan ditulis oleh Ir. Soekarno, lalu
hasil akhir diketik oleh Sayuti Melik.
➢ Tanggal 17 Agustus 1945
Dicetuskan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno.
➢ Tanggal 18 Agustus 1945
Diadakan sidang PPKI, putusan-putusan yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945), yang terdiri atas
pembukaan dan batang tubuh. Naskah pembukaan berasal dari Piagam Jakarta
dengan sejumlah perubahan. Batang tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI
dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama.
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah
tokoh-tokoh masyarakat dari banyak golongan, komite ini dilantik 29 Agustus 1945
dengan ketua Mr. Kasman Singodimedjo. Selain itu momen pancasila resmi
disahkan oleh PPKI dengan berbagai perubahan.

Eksistensi filsafat Pancasila jika ditinjau dari teori kausalitas aristoteles yaitu sebagai
berikut:
a. Causa Materialis
Pancasila sebelum dirumuskan secara formal yudiris dalam Pembukaan UUD
1945 sebagai dasar filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya telah ada pada bangsa
Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari sebagai suatu pandangan hidup, sehingga
materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia
sendiri. Dalam pengertian seperti ini menurut Notonegoro bangsa Indonesia adalah
sebagai causa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut adalah nilai yang bersumber
dari adat atau kebiasaan, budaya, agama dan negara.
b. Causa Formalis
Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya “Pancasila”
didengar, dimengerti, dan siterima sebagai hal sesuatu yang “baru” ditengah-tengah
kehidupan bangsa Indonesia, terdapat dalam pidato Bung Karno di hadapan sidang
Dokuritsu Zyumbi Tsoosakai yang kemudian dikenal dengan nama “Lahirnya
Pancasila”. Prof. Mr. Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo, juga seorang bekas anggota
BPUPKI menyatakan pendapat antara lain sebagai berikut: “Berkat bakti Ir. Soekarno,
yang telah meletakkan landasan 5 sila Pancasila, membentuk pandangan filosofis
rakyat Indonesia mengenai kehidupan dan dunia”.1
Pancasila itu ialah seluruh isi, terutama isi inti-pokoknya yang lima jumlahnya
sebagai suatu kesatuan dan namanya serta seluruh latar belakang sebagai dasar adanya
lima inti-pokok tersebut yang diungkap didalam pidato Bung Karno 1 Juni 1945. Latar
belakang sebagai sumber atau dasar inti-pokok itu ialah seluruh pengalaman hidup,
sejarah, nasib dan penderitaan serta cita-cita bangsa Indonesia yang terkandung
didalam kalbunya, yang akibat penjajahan hampir-hampir tidak dikenali oleh bangsa
Indonesia.

c. Causa Finalis
Pancasila sebagai Dasar Negara juga sering disebut dengan Dasar
Falsafah Negara ataupun sebagai Ideologi Negara. Pancasila sebagai Dasar Falsafah
Negara merupakan salah satu aspek identitasnya yang khusus untuk peri-kehidupan
Negara Republik Indonesia dengan segala fungsi, ciri, tugas, dan kewajibannya, baik
terhadap warga negaranya, terhadap negara lain, dan merupakan suatu dasar bagi
manusia Indonesia didalam rangka hidup bernegara.
Prof. Soedijono Kartohadipuro, menamakannya sebagai suatu spesies daripada genus
filsafat Pancasila yang merupakan pemikiran bangsa Indonesia tentang Alam Semesta
dan seluruh isinya dan merupakan suatu pemikiran dasar yang hendak dinamakan jenis
genus filsafat Pancasila.

d. Causa Efisien
Identitas Pancasila didapatkan oleh Presiden Soekarno dari hasil menggali
artinya, meneliti sejarah, meneliti keadaan sosiologis, meneliti watak dan psikhe
manusia Indonesia. Presiden Soekarno pada saat itu adalah salah satu anggota dari
Panitia Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pancasila adalah karya
yang berasal dari pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945. Pancasila disampaikan
oleh Bung Karno dengan secara terharu dengan cara pidatonya yang khas. Semuanya
menerima, baik umat Kristen maupun umat Islam.
C. Aktualisasi Nilai Pancasila
Negara memiliki tujuan seperti yang telah dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 yang
dapat diwujudkan melalui pengamalan Pancasila dalam kehidupan nyata. Aktualisasi secara
maksimal akan nilai-nilai Pancasila menjadi hal yang tidak mungkin dihindari apabila bangsa
Indonesia menginginkan kemajuan dan kehidupan yang ideal. Aktualisasi Pancasila meliputi
pendalaman karakter sebagai bangsa Indonesia secara utuh dengan mengisi kemerdekaan dengan
hal-hal berguna dan tidak melakukan ‘penjajahan’ terhadap sesama bangsa Indonesia. Hal ini
menjadi sesuatu yang rentan seiring arus globalisasi yang tidak bisa dihindari dan pengaruh sistem
ekonomi kapitalis yang mulai menginfeksi. Pancasila harus dapat memberikan kenyamanan pada
setiap warga negara Indonesia untuk menjalankan kehidupannya dan tafsiran akan Pancasila tidak
boleh membatasi gerak dan pemikiran bangsa Indonesia dalam berkontribusi aktif
mengembangkan bangsa.
Jika bangsa Indonesia benar-benar menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap sendi
kehidupan dan mengaktualisasikannya dalam setiap tindakan, bukan memahami Pancasila hanya
sebagai sebuah simbol maka bangsa Indonesia pasti mampu mengatasi segala guncangan yang
menerpa kehidupan berbangsa dan bernegara baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Hal
inilah yang telah dipikirkan dan diharapkan para pencetus Pancasila supaya kelak Pancasila dapat
membentuk bangsa Indonesia yang berkarakter dan unggul di segala bidang. Nilai dasar
Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan
nilai keadilan.
1. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan
keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai
ini menyatakan bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang
ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk
memeluk agama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati
nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam
kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya
terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia.

4. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
5. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai
dasar sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif.
Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat
bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh
nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan
bersumber pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai
instrumental penyelenggaraan negara Indonesia.

D. Penjabaran Nilai Pancasila Dalam Norma Hukum Indonesia


Proklamasi yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokoh perjuangan kita telah pula dijiwai oleh
Pancasila. Proklamasi Kemerdekaan itu sendiri telah pula merupakan batas awal bagi lahir dan
tumbuh tertib hukum nasional Indonesia Merdeka dan batas akhir tertib hukum kolonial. Sedang
sejak Pembukaan Undang Undang Dasar disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, maka secara
formal dan sah telah berlaku tertib hukum Indonesia dan berhenti tertib hukum kolonial. Pancasila
sebagai Dasar Negara yang menjadi pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa, merupakan tolak
ukur daripada keinginan rakyat didalam menentukan hakekat hukum di Indonesia.
Yang dimaksud dengan tertib hukum, ialah keseluruhan daripada peraturan-peraturan
hukum yang memenuhi syarat-syarat:
1. Kesatuan subyek yang mengadakan peraturan-peraturan hukum tersebut, yang
untuk Indonesia ialah Pemerintah Republik Indonesia.
2. Kesatuan asas kerohanian yang meliputi keseluruhan peraturan-peraturan
hukum itu, yang untuk Indonesia ialah Pancasila
3. Kesatuan waktu yang menetapkan saat berlaku peraturan-peraturan tersebut,
yang untuk Indonesia ialah sejak tanggal 18 Agustus 1945
4. Kesatuan daerah, sebagai batas wilayah berlaku bagi peraturan-peraturan
tersebut, yang untuk Indonesia ialah seluruh wilayah bekas daerah Hindia
Belanda, mulai dari Sabang sampai Merauke.

Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum Indonesia, yang berwujud didalam
tertib hukumnya. Sebagai sumber disini maksudnya adalah sebagai asal, tempat setiap pembentuk
hukum di Indonesia mengambil atau menimba unsur-unsur dasar yang diperlukan untuk
menemukan ketentuan-ketentuan yang akan menjadi sisi dari peraturan hukum yang akan dibuat,
serta berbagai dasar ukuran (maatstaf), untuk menguji apakah isi suatu peraturan hukum yang
berlaku itu, sungguh-sungguh merupakan suatu hukum yang menagarah kepada tujuan hukum
negara Republik Indonesia.
Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan perundangan yang
ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan pemerintah, program-program
pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai
penjabaran dari nilai-nilai dasar Pancasila.

E. Menanya alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa


Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa
Indonesia secara keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti menentang
arus globalisasi, akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan
dan peluang yang tercipta.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Yang artinya nilai-nilai Pancasila diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta
amal perbuatan.Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik
dan khas. Dan Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya
dengan ideologi bangsa (Bakry, 1994: 157).
3. Pancasila sebagai pandagan hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai pedoman
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad yang kuat untuk
mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai pandangan hidup
berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan norma dalam
bersikap dan bertindak.
4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Perumusan Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logis-rasional, tetapi digali dari
akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Dalam hal ini Bung Karno hanya mengaku diri
sebagai penggali Pancasila, nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai
yang sejak lama hadir dalam masyarakat Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut
mengandung nilai-nilai dasar filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa
(volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa
Indonesia yang sesungguhnya.
5. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry,
1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan
bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

F. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pendidikan Pancasila

❖ Sumber Historis Pancasila

Perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI. Pada siding ini
masalah tersebut adalah tentang suatu rumusan dasr negara Indonesia yang akan di
bentuk. Dan di bentuk lah Pancasila yang di peringati sebagai hari lahir Pancasila
yakni pada tanggal 1 Juni 1945.
Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia melaksanakan proklamasi kemerdekaan .
kemudian esoknya tanggal 18 Agustus 1945 disahkan Undang-Undang Dasar 1945, yang
berisi lima prinsip dasar negara yang di beri nama Pancasila. Namun Pancasila juga di
gunakan sebagai filsafat atau (kebijaksanaan hidup) agar memberikan suatu pandangan
hidup yang menyeluruh. Karena Pancasila memilki objek tersendiri yang sangat luas maka
dalam ilmu psikologi mempelajari tingkah laku kehiduoan manusia, tapi dalam ilmu
filsafat tidak terbatas pada salah satu bidang kehidupan saja, melaainkan memberi
pandangan hidup pada hasil pemikaran yang tersusun dalam sistematis.

❖ Sumber Sosiologis Pancasila

Sosiologi di pahami sebagai ilmu tentang kehiduoaan antar manusia. Tersusun


dalam pola kehidupan sosial dari berbagaigolongan kelompokmasyarakat, dan juga dapat
mengkaji masalah sosial. Dalam prespektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu
dan Tempat memiliki nilai tertentu agar dapat mengkaji struktur sosial, proses sosial, dan
termasuk perubahan sosial.
Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu, yang meliputi nilai ketuhanan,
kemanusaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Dan sosiologi Pancasila ini sebagai
dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Sehingga peradaban
manusia mengalami perubahan yang luar biasa.
Sejak pertama kali didirikan telah menetapkan Pancasila di posisi yang luhur dan
mulia namun bukan berarti menuhankannya. Dan sejak lahirnya Pancasila, dari naskah
kuno zaman majapahit memuat istilah Pancasila yang berarti lima prinsip dasar. Naskah
tersebut di tulis sekitar abad 14.
Peran manusia sebagai makhkluk individu dan petan manusia sebagai makhluk
sosial, juga sebagai pemenuhan hak sipil,politik dengan hak ekonomi,sosial dan budaya.
Pandangan tersebut berlandaskan pada pemikiran Bierensnde Haan Soeprapto.
❖ Sumber Politis Pancasila

Pancasila sebagai politis sebagai sumber pengayaan pendidikan berasal dari


fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Bertujuan agar mampu mendiagnosia saran
tentang mewujudkan kehidupan politik yang sesuai nilai-nilai
Pancasila. Dalam tatanan tertentu mengandung nilai-nilai kaidah yang mewujudkan tata
tertib sosial politik. Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yakni
menemukan niali ideal menjadi pedoman dalam konsep pokok politik yang meliputi
kekuasaan, pengambilan keputusan,kebijakan,dan pembagian sumber daya negara.

G. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan Pancasila

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihat
kan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai ideologi
negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno; sebagaimana diketahui bahwa Soekarno
termasuk salah seorang perumus Pancasila, bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar
negara. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada
kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada
masa Soeharto ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik
(Orpol) dan organisasi masyarakat (Ormas). Bahkan pada masa reformasi masih mengalami
pasang surut yakni, enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang pancasila,
bahkan berujung pada hilangnya pancasila di kurikulum nasional. Meskipun pada akhirnya timbul
kesadaran penyelenggara negara tentang pendidikan pancasila di perguruan tinggi.Tantangan
terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara Unsur-unsur yang mempengaruhi tantangan terhadap
pancasila sebagai ideologi negara meliputi faktor eksternal dan internal.

Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:


a) Pertarungan ideologi antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga
Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
b) Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi
asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c) Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
ideologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara motif.
d) Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.

Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut :

1) Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
2) Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat
terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercyaan terhadap ideologi menurut drastis.
3) Penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagai mata kuliah di perguruan tinggi ditegaskan
dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 914/E/T/2011,
tertanggal 30 Juni 2011, ditentukan bahwa perguruan tinggi harus menyelenggarakan
pendidikan Pancasila minimal 2 (dua) SKS atau dilaksanakan bersama mata kuliah
pendidikan kewarganegaraan dengan nama pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan
(PPKn) dengan bobot minimal 3 (tiga) SKS. Selanjutnya, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 tahun 2012, tentang pendidikan tinggi, memuat penegasan tentang
pentingnya dan ketentuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila sebagaimana tercantum
dalam pasal-pasal berikut.
a) Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
Bhinneka Tunggal Ika.
b) Pasal 35 ayat (3) menegaskan ketentuan bahwa kurikulum pendidikan tinggi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama, Pancasila, kewarganegaraan,
dan bahasa Indonesia. Dengan demikian, berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, tentang pendidikan Tinggi,
yang dimaksud dengan mata kuliah pendidikan Pancasila adalah pendidikan untuk
memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa mengenai ideologi bangsa
Indonesia. Dengan landasan tersebut, Ditjen Dikti mengembangkan esensi materi
pendidikan

Pancasila yang meliputi:

1. Pengantar perkuliahan pendidikan Pancasila


2. Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia
3. Pancasila sebagai dasar negara

H. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa


Indonesia untuk Masa Depan

I. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat
negara (Philosofische Grondslag) karena mengandung unsur-unsur sebagai berikut :

Alasan filosofis berdirinya suatu negara

Alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang dibentuk mempertimbangkan


pandangan hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta
falsafah bangsa Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
• Setiap produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila.
• Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur
nilai-nilai agama, budaya, dan adat istiadat.
II. Urgensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
A. Hasil Survei yang dilakukan KOMPAS yang dirilis pada 1 Juni 2008:
o 48, 4% responden berusia 17 sampai 29 tahun tidak mampu menyebutkan silaisila
Pancasila secara benar dan lengkap.
o 42, 7% salah menyebut sila-sila Pancasila.
o 60% responden berusia 46 tahun ke atas salah menyebutkan sila-sila Pancasila.
B. Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia dikarenakan hal-hal
berikut:
o Pengidentikan Pancasila dengan ideologi lain.
o Penyalahgunaan Pancasila sebagai alat justifikasi kekuasaan rezim tertentu.
o Melemahnya pemahaman dan pelaksanaan nilai Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
C. Faktor penyebab rendahnya pemahaman dan pengamalan tentang nilai-nilai
Pancasila dalam masyarakat Indonesia dewasa ini:
o Banyak generasi muda yang menerapkan budaya barat
o Kurangnya pengajaran karakter bangsa berlandaskan Pancasila
o Adanya sikap apitisme
o Adanya kesenjangan sosial.

CONTOH KASUS

Munculnya permasalahan yang mendera Indonesia, memperlihatkan telah tergusurnya


nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Oleh karena itu,
perlu diungkap berbagai permasalahan di negeri tercinta ini yang menunjukkan pentingnya mata
kuliah pendidikan Pancasila.

1. Masalah Kesadaran Perpajakan Kesadaran perpajakan menjadi permasalahan utama


bangsa, karena uang dari pajak menjadi tulang punggung pembiayaan pembangunan.
APBN 2016, sebesar 74,6 % penerimaan negara berasal dari pajak. Masalah yang muncul
adalah masih banyak Wajib Pajak Perorangan maupun badan (lembaga/instansi/perusaha
n/dan lain-lain) yang masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan. Laporan
yang disampaikan masih belum sesuai dengan harta dan penghasilan yang sebenarnya
dimiliki, bahkan banyak kekayaannya yang disembunyikan. Masih banyak warga negara
yang belum terdaftar sebagai Wajib Pajak, tidak membayar pajak tetapi ikut menikmati
fasilitas yang disediakan oleh pemerintah.
2. Masalah Korupsi Masalah korupsi sampai sekarang masih banyak terjadi, baik di pusat
maupun di daerah. Transparency Internasional (TI) merilis situasi korupsi di188 negara
untuk tahun 2015. Berdasarkan data dari TI tersebut, Indonesia masih menduduki peringkat
88 dalam urutan negara paling korup di dunia. Pendidikan Pancasila perlu diintensifkan di
perguruan tinggi. Hal tersebut dikarenakan mahasiswa merupakan kelompok elit
intelektual generasi muda calon-calon pejabat publik di kemudian hari.
3. Masalah Disintegrasi Bangsa Demokratisasi mengalir dengan deras menyusul terjadinya
reformasi di Indonesia. Disamping menghasilkan perbaikan-perbaikan dalam tatanan
Negara Republik Indonesia, reformasi juga menghasilkan dampak negatif, antara lain
terkikisnya rasa kesatuan dan persatuan bangsa. Sebagai contoh setiapkali mengemuka
dalam wacana publik bahwa ada segelintir elit politik didaerah yang memiliki pemahaman
yang sempit tentang otonomi daerah. Mereka terkadang memahami otonomi daerah
sebagai bentuk keleluasaan pemerintah daerah untuk membentuk kerajaan-kerajaan kecil.
Implikasinya mereka menghendaki daerahnya diistimewakan dengan berbagai alasan.
4. Masalah Penegakan Hukum yang Berkeadilan Salah satu tujuan dari gerakan reformasi
adalah mereformasi sistem hukum dan sekaligus meningkatkan kualitas penegakan hukum.
Memang banyak faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas penegakan hukum, tetapi
faktor dominan dalam penegakan hukum adalah faktor manusianya. Konkritnya penegaka
n hukum ditentukan oleh kesadaran hukum masyarakat dan profesionalitas aparatur pene
gak hukum. Inilah salah satu urgensi mata kuliah pendidikan Pancasila, meningkatkan ke
sadaran hukum para mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
5. Masalah Terorisme Salah satu masalah besar yang dihadapi Indonesia saat ini adalah
terorisme. Asal mula dari kelompok terorisme itu sendiri tidak begitu jelas di Indonesia.
Namun, faktanya terdapat beberapa kelompok teroris yang sudah ditangkap dan dipenjara
kan berdasarkan hukum yang berlaku. Para teroris tersebut melakukan kekerasan kepada
orang lain dengan melawan hukum dan mengatasnamakan agama. Mengapa mereka mudah
terpengaruh paham ekstrim tersebut? Sejumlah tokoh berasumsi bahwa lahirnya terorisme
disebabkan oleh himpitan ekonomi, rendahnya tingkat pendidikan, pemahaman keagamaan
yang kurang komprehensif terkadang membuat mereka mudah dipengaruhi oleh keyakinan
ekstrim tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pancasila sebagai dasar falsafah negara diartikan Pancasila sebagai landasan
kebijakan segenap alat perlengkapan negara sebagai penyelenggara
pemerintahan negara mencapai tujuan negara dan landasan bagi rakyat warga-
negara Indonesia mewujudkan hak kedaulatannya, serta landasan wakil-wakil
rakyat dalam menjelmakan hak kedaulatan dari rakyat yang dipercayakan
kepadanya. Eksistensi filsafat Pancasila jika ditinjau dari teori kausalitas
aristoteles yaitu sebagai berikut:
a. Causa materials
b. Causa formalis
c. Causa finalis
d. Causa efisien
2. Jika bangsa Indonesia benar-benar menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam
setiap sendi kehidupan dan mengaktualisasikannya dalam setiap tindakan,
bukan memahami Pancasila hanya sebagai sebuah simbol maka bangsa
Indonesia pasti mampu mengatasi segala guncangan yang menerpa kehidupan
berbangsa dan bernegara baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Hal
inilah yang telah dipikirkan dan diharapkan para pencetus Pancasila supaya
kelak Pancasila dapat membentuk bangsa Indonesia yang berkarakter dan
unggul di segala bidang. Nilai dasar Pancasila adalah:
a. nilai ketuhanan,
b. nilai kemanusiaan,
c. nilai persatuan,
d. nilai kerakyatan, dan
e. nilai keadilan.
3. Proklamasi yang telah dirumuskan oleh tokoh-tokoh perjuangan kita telah pula
dijiwai oleh Pancasila. Proklamasi Kemerdekaan itu sendiri telah pula
merupakan batas awal bagi lahir dan tumbuh tertib hukum nasional Indonesia
Merdeka dan batas akhir tertib hukum kolonial. Pancasila sebagai Dasar Negara
yang menjadi pandangan hidup atau falsafah hidup bangsa, merupakan tolak
ukur daripada keinginan rakyat didalam menentukan hakekat hukum di
Indonesia. Yang dimaksud dengan tertib hukum, ialah keseluruhan daripada
peraturan-peraturan hukum yang memenuhi syarat-syarat:

a. Kesatuan subyek
b. Kesatuan asas kerohanian
c. Kesatuan waktu
d. Kesatuan daerah

Dari kalimat diatas telah diketahui bahwa pancasila sangat berperan untuk
keutuhan negara. Dengan kelima sila tersebut kehidupan masyarakat akan lebih
terarah.

B. Saran
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang saya peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Saya banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada saya demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Djojoadisoerjo, Soebardjo. 1978. Kesadaran Nasional, Sebuah Otobiografi. Jakarta:
Gunung Agung
Jarmanto. 1982. Pancasila, Suatu Tinjauan Aspek Historis dan Sosio-Politis. Yogyakarta:
Liberti
Kartohadiprodjo, Soediman. 1980. Beberapa Pikiran Sekitar Pancasila. Bandung:Alumni
Kartohadiprodjo, Soediman. 1976. Pancasila dan/dalam Undang-Undang Dasar. Bina
Cipta
Notonegoro. 1975. Pancasila Secara Utuh Populer. Jakarta: Pancoran Utuh
Siagian. 1973. Filsafat Administrasi. Jakarta: Gunung Agung
Triyanto. 2013. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Deepublish
Wahjono, Padmo. 1988. Penjabaran Pancasila Dalam Peraturan Perundangan. CV Niagara

Anda mungkin juga menyukai