Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

MK Pendidikan Pancasila
PANCASILA DALAM SEJARAH
INDONESIA DAN SEBAGAI LAMBANG NEGARA INDONESIA

Oleh :
Nama : Ardyan Lukman
Nim : 2301011007
Kelas : TME I D

JURUSAN TEKNIK MESIN


POLITEKNIK NEGERI PADANG
SMT I TA 2023-2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

KATA PENGANTAR....................................................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................................................1-2

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH..................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3-12

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. Menelusuri konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa Indonesia...............3-6

B. Menanya alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia............6-7


C. Lambang republic negara Indonesia…………………………………………………….7-10
D. Deskripsi dan Filosofi Lambang Negara………………………………………………10-11

BAB III..........................................................................................................................................15

PENUTUP.....................................................................................................................................15

A. Kesimpulan...........................................................................................................................15

B. Saran......................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................15

ii
KATA PENGANTAR

Pertama – tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang berjudul “Pancasila Dalam Arus Sejarah Indonesia serta Pancasila
sebagai lambing Indonesia” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari H. Ikhsan Yusda Prima Putra S.H, LLM
pada mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi
para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Ikhsan Yusda Prima Putra S.H,
LLM, selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan
kami pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh
dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami sampaikan terima kasih.

Penulis

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara yang memiliki bentuk Negara kepulauan dan


bentuk pemerintahan republik sehingga disebut dengan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI), dan masyarakatnya tidak asing lagi dengan pancasila. Dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, masyarakat Indonesia mengenal pancasila sebagai dasar Negara,
pedoman, dan pandangan hidup,yang nilainya diangkat dari kehidupan masyarakat sendiri.

Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa Indonesia
sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat, dan pribadi bangsa
Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain melainkan satu kesatuan yang
bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai dasar Negara maupun sebagai falsafah
hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa
sila yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain. Lantas perumusan pancasila juga
dapat dijadikan sebagai pandangan hidup bangsa yang selalu berkaitan dengan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu juga merupakan dasar Negara
Indonesia, yang berarti dasar dari hukum tertinggi di Indonesia atau sumber dari segala
sumber hukum di Indonesia. Hal ini terdapat pada Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945, yang merupakan Naskah Proklamasi Indonesia.

Untuk itu sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab seharusnya
masyarakat mengikuti dan mematuhi pancasila, karena seperti pemaparan di atas telah
disebutkan bahwa pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum atau dasar Negara
yang harus dipatuhi. Karena dalam sila-sila pancasila tidak memihak kepada satu orang saja
melainkan keseluruh warga Negara Indonesia.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah perumusan pancasila?


2. Mengapa pancasila diperlukan dalam kajian sejarah bangsa Indonesia?
3. Apa saja Lambang Negara Republik Indonesia?
4. Apa makna serta Filosofi Lambang Negara Republik Indonesia?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menelusuri konsep dan urgensi Pancasila dalam arus sejarah bangsa


Indonesia

1. Periode Pengusulan Pancasila


Awal munculnya ideologi bangsa itu bermula dengan lahirnya rasa nasionalisme
kemerdekaan Indonesia. Dan adanya rasa nasionalisme sudah mulai tertanam kuat dalam gerakan
Perhimpoenan indonesia. Perhimpoenan Indonesia bertujuan agar bangsa indonesia bersatu teguh
menghadapi tantangan dan keterjajahan. Kemudian disusul lahirnya Soempah Pemoeda 28
Oktober 1928 merupakan momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia.
Lalu dibuatkan BPUPKI oleh Jepang pada 29 April 1945. Tetapi dalam sidang tidak
sedikitpun ada intervensi dari pihak penjajah Jepang, dengan rasa nasionalisme sidang BPUPKI
berlangsung bertahap dan semangat untuk melengkapi goresan sejarah hingga masa sekarang ini.
Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 dengan jumlah anggota 60 orang, dengan
struktur keanggotaan:
1) Ketua : Dr. Radjiman Wedyodiningrat
2) Ketua Muda : Raden Panji Soeroso
3) Ketua Muda : Ichibangase (Anggota Luar Biasa – Orang Jepang)
4) Anggota : 60 Orang (tidak termasuk ketua dan ketua muda)

BPUPKI dilantik oleh Letjen kumakici Harada seorang panglima tentara ke-16 Jepang di
Indonesia, pada tanggal 8 Mei 1945. Dalam sidang pertama 4 tokoh menyampaikan usulan isi
dasar negara yaitu Ir.Soekarno, Mr Muhammad

3
Yamin, Ki Bagus Hadikusumo dan Mr Supomo. Dari berbagai usulan hanya satu yang diambil
yakni usulan dari Ir. Soekarno yang berisi :
a. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan,
c. Mufakat dan Demokrasi,
d. Kesejahteraan Sosial,
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan.

Dari kelima gagasan itu diberi nama Pancasila, jika ada yang tidak menyukai angka 5 Soekarno
mengusulkan angka tiga yang dinamakan Trisila terdiri atas Sosio nasionalisme, Sosio demokratis,
dan ketuhanan yang maha esa. Soekarno juga mengusulkan angka satu yaitu ekasila berisi asas
gotong royong. Kemudian dibentuk panitia kecil yang beranggotakan 8 orang yakni Ki Bagus
Hadikusumo, KH Wahid Hasyim, Muh Yamin, Sutarjo, AA Maramis, Otto Iskandardinata, dan
Moh Hatta. Mereka bertugas untuk menampung usul-usul calon dasar negara.

2. Periode Perumusan Pancasila

Pada tanggal 22 juni 1945, diadakan rapat gabungan antara panitia kecil, dengan para anggota
BPUPKI yang berdomisili di Jakarta yang berhasil merumuskan calon Hukum Dasar, yang
kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta atau Djakarta Charter” Piagam Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea Ke- Empat Piagam
Jakarta Itulah terdapat rumusan Pancasila sebagai berikut.
1) Ketuhan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk – pemeluknya.
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Persatuan Indonesia.
4) Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat hadir dalam permusyawaratan perwakilan.
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4
Pada tanggal 6 Agustus 1945 : Kota Hiroshima dibom sekutu. Tanggal 7 Agustus 1945 Jepang
mengeluarkan maklumat yang berisi :
1. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI).
2. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19 Agustus 1945.
3. Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia di merdekakan.

Dan pada waktu itu BPUPKI dibubarkan kemudian dibentuk PPKI. Dilanjut pada tanggal 9
Agustus 1945 Kota Nagasaki dibom sekutu. Sedangkan tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah
tanpa syarat kepada sekutu.

3. Periode Pengesahan Pancasila


Pancasila Dasar Negara dan Pembukaan UUD 1945 tidak dapat terpisahkan baik dalam proses
perumusan dan pengesahan. Sejarah perumusan dan pengesahan Pancasila Dasar Negara dan
Pembukaan UUD 1945 secara kronologis :
 Tanggal 15 Agustus 1945
Ir.Soekarno, Moh Hatta, Dr. Radjiman widyodiningrat kembali ke Indonesia, setelah dari
Vietnam pada tanggal 12 Agustus 1945 karena dipanggil penguasa militer Jepang di Dalat
(Vietnam) untuk membahas hari kemerdekaan Indonesia sebagaimana yang telah dijanjikan.
Terjadi peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok oleh para pemuda
karena mereka para pemuda tanggap akan situasi politik dunia pada saat itu Mak mendesak agar
kemerdekaan Indonesia diproklamasikan secepatnya.
 Tanggal 16 Agustus 1945
Teks kemerdekaan didektekan oleh Moh Hatta dan ditulis oleh Ir. Soekarno, lalu hasil akhir
diketik oleh Sayuti Melik.
 Tanggal 17 Agustus 1945
Dicetuskan proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Ir. Soekarno.

5
 Tanggal 18 Agustus 1945
Diadakan sidang PPKI, putusan-putusan yang dihasilkan sebagai berikut :
1. Mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara (UUD 1945), yang terdiri atas pembukaan dan
batang tubuh. Naskah pembukaan berasal dari Piagam Jakarta dengan sejumlah perubahan. Batang
tubuh juga berasal dari rancangan BPUPKI dengan sejumlah perubahan pula.
2. Memilih presiden dan wakil presiden yang pertama.
3. Membentuk KNIP yang anggota intinya adalah mantan anggota PPKI ditambah tokoh-tokoh
masyarakat dari banyak golongan, komite ini dilantik 29 Agustus 1945 dengan ketua Mr. Kasman
Singodimedjo.
Selain itu momen pancasila resmi disahkan oleh PPKI dengan berbagai perubahan.

B. Menanya alasan diperlukannya Pancasila dalam kajian sejarah bangsa Indonesia

1. Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia


Pancasila sebagai kepribadian bangsa harus mampu mendorong bangsa Indonesia secara
keseluruhan agar tetap berjalan dalam koridornya yang bukan berarti menentang arus globalisasi,
akan tetapi lebih cermat dan bijak dalam menjalani dan menghadapi tantangan dan peluang yang
tercipta.
2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia
Yang artinya nilai-nilai Pancasila diwujudkan dalam sikap mental dan tingkah laku serta
amal perbuatan.Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas. Dan Setiap pribadi
mencerminkan keadaan atau halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa (Bakry,
1994: 157).
3. Pancasila sebagai pandagan hidup bangsa Indonesia
Pancasila dikatakan sebagai pandangan hidup bangsa, artinya nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diyakini kebenarannya, kebaikannya,
keindahannya, dan kegunaannya oleh bangsa Indonesia

6
yang dijadikan sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat dan berbangsa dan menimbulkan tekad
yang kuat untuk mengamalkannya dalam kehidupan nyata (Bakry, 1994: 158). Pancasila sebagai
pandangan hidup berarti nilai-nilai Pancasila melekat dalam kehidupan masyarakat dan dijadikan
norma dalam bersikap dan bertindak.
4. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia
Perumusan Pancasila tidak muncul dari sekedar pikiran logis-rasional, tetapi digali dari
akar budaya masyarakat bangsa Indonesia sendiri. Dalam hal ini Bung Karno hanya mengaku diri
sebagai penggali Pancasila, nilai-nilai yang dirumuskan dalam Pancasila itu diambil dari nilai-nilai
yang sejak lama hadir dalam masyarakat Nusantara. Oleh karena itulah Pancasila disebut
mengandung nilai-nilai dasar filsafat (philosophische grondslag), merupakan jiwa bangsa
(volksgeist) atau jati diri bangsa (innerself of nation), dan menjadi cara hidup (way of life) bangsa
Indonesia yang sesungguhnya.
5. Pancasila sebagai perjanjian luhur
Perjanjian luhur, artinya nilai-nilai Pancasila sebagai jiwa bangsa dan kepribadian bangsa
disepakati oleh para pendiri negara (political consensus) sebagai dasar negara Indonesia (Bakry,
1994: 161). Kesepakatan para pendiri negara tentang Pancasila sebagai dasar negara merupakan
bukti bahwa pilihan yang diambil pada waktu itu merupakan sesuatu yang tepat.

C. LAMBANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA


Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah
kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung
dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti
DzBerbeda-beda tetapi tetap satudz ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan
oleh Presiden Soekarno, dan diresmikan pemakaiannya sebagai lambang negara pertama kali
pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat tanggal 11 Februari 1950. Lambang negara
Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No. 43/1958. I.SEJARAH
Garuda, kendaraan (wahana) Wishnu tampil di berbagai candi kuno di Indonesia, seperti
Prambanan, Mendut, Sojiwan, Penataran, Belahan, Sukuh dan Cetho dalam bentuk relief
atau arca. Di Prambanan terdapat sebuah candi di muka candi Wishnu yang dipersembahkan
7
untuk Garuda, akan tetapi tidak ditemukan arca Garuda di dalamnya. Di candi Siwa
Prambanan terdapat relief episode Ramayana yang menggambarkan keponakan Garuda
yang juga bangsa dewa burung, Jatayu, mencoba menyelamatkan Sinta dari cengkeraman
Rahwana. Arca anumerta Airlangga yang digambarkan sebagai Wishnu tengah mengendarai
Garuda dari Candi Belahan mungkin adalah arca Garuda Jawa Kuna paling terkenal, kini arca
ini disimpan di Museum Trowulan. Garuda muncul dalam berbagai kisah, terutama di Jawa
dan Bali. Dalam banyak kisah Garuda melambangkan kebajikan, pengetahuan, kekuatan,
keberanian, kesetiaan, dan disiplin. Sebagai kendaraan Wishnu, Garuda juga memiliki sifat
Wishnu sebagai pemelihara dan penjaga tatanan alam semesta. Dalam tradisi Bali, Garuda
dimuliakan sebagai "Tuan segala makhluk yang dapat terbang" dan "Raja agung para
burung". Di Bali ia biasanya digambarkan sebagai makhluk yang memiliki kepala, paruh, sayap,
dan cakar elang, tetapi memiliki tubuh dan lengan manusia. Biasanya digambarkan dalam
ukiran yang halus dan rumit dengan warna cerah keemasan, digambarkan dalam posisi
sebagai kendaraan Wishnu, atau dalam adegan pertempuran melawan Naga. Posisi mulia
Garuda dalam tradisi Indonesia sejak zaman kuna telah menjadikan Garuda sebagai simbol
nasional Indonesia, sebagai perwujudan ideologi Pancasila. Garuda juga dipilih sebagai nama
maskapai penerbangan nasional Indonesia Garuda Indonesia. Selain Indonesia, Thailand juga
menggunakan Garuda sebagai lambang negara. Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia
1945-1949, disusul pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda melalui Konferensi Meja
Bundar pada tahun 1949, dirasakan perlunya Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat)
memiliki lambang negara. Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia
Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II
dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M A
Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas
menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.
Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku DzBung Hatta Menjawabdz untuk
melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan
sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya
M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan
Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang

8
menampakkan pengaruh Jepang. Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang
(Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus
dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Mereka bertiga sepakat mengganti pita
yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan
menambahkan semboyan "Bhineka Tunggal Ika".Tanggal 8 Februari 1950, rancangan
lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada
Presiden Soekarno. Rancangan lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi
untuk dipertimbangkan kembali, karena adanya keberatan terhadap gambar burung Garuda
dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap terlalu bersifat mitologis.
kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan
berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali-Garuda Pancasila.
Disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut
kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri. AG Pringgodigdo
dalam bukunya DzSekitar Pancasiladz terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI
menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan
pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950.[3] Ketika itu gambar
bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih "gundul" dan tidak berjambul seperti bentuk
sekarang ini. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang
negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Soekarno
terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno
memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah
sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta
mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi
di depan pita, atas masukan Presiden Soekarno. Dipercaya bahwa alasan Soekarno
menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle,
Lambang Amerika Serikat.[4] Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan
penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan
tata warna gambar lambang negara. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung
besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan

9
Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia,
dan desainnya tidak berubah hingga kini.

 DESKRIPSI DAN FILOSOPI

A.Garuda Garuda Pancasila sendiri adalah burung Garuda yang sudah dikenal melalui
mitologi kuno dalam sejarah bangsa Indonesia, yaitu kendaraan Wishnu yang
menyerupai burung elang rajawali. Garuda digunakan sebagai Lambang Negara untuk
menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat. Warna
keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan. Garuda memiliki paruh,
sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan. Jumlah bulu
Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, antara lain: 17 helai bulu pada masing-masing sayap 8 helai bulu pada ekor 19 helai
bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor 45 helai bulu di leher B.Perisai Perisai adalah
tameng yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban Indonesia
sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri
untuk mencapai tujuan. Di tengah-tengah perisai terdapat sebuah garis hitam tebal yang
melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Ind
Warna dasar pada ruang perisai adalah warna bendera kebangsaan Indonesia "merah-putih".
Se onesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
dangkan pada bagian tengahnya berwarna dasar hitam. Pada perisai terdapat lima buah ruang yang
mewujudkan dasar negara Pancasila. Pengaturan lambang pada ruang perisai adalah sebagai
berikut:
a)Bintang Tunggal Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah
bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam,
Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme.
b)Rantai Emas Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun
atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya
yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi
menggambarkan pria.
c)Pohan Beringin Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah
10
sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang
menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah.
Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar
d)Kepala Banteng Sila ke-4: Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar
adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana
pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan
kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia.
e)Padi dan Kapas Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas
(yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap
masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan
persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini
bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.
C.Pita bertuliskan semboyan Bhinneka Tunggal Ika Kedua cakar Garuda Pancasila
mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam.
Semboyan Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular.
Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata
"ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu",
yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan,
bahwa di antara pusparagam bangsa Indonesia adalah satu kesatuan. Semboyan ini digunakan
untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan
kepercayaan.
III.SEKILAS SEJARAH GAMBAR LAMBANG Rancangan awal Garuda Pancasila oleh
Sultan Hamid IImasih menampilkan bentuk tradisional Garuda yang bertubuh manusia.
Garuda Pancasila yang diresmikan penggunaannya pada 11 Februari 1950, masih tanpa
jambul dan posisi cakar di belakang pita. Lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia Sekarang. Sultan Hamid II dari Pontianak yang pertama kali mengusulkan
Garuda sebagai lambang Kesatuan Negara Republik Indonesia.

11
3
5. Perisai
Perisai merupakan lambang
perjuangan dan perlindungan,
karena perisai sering
dibawa ke medan perang oleh
para prajurit untuk melindungi
diri dari serangan musuh.
Garis melintang yang
membagi perisai menjadi ruang
atas dan bawah melambangkan
garis Khatulistiwa yang memang
membelah Kepulauan Indonesia.

12
Perisai yang merupakan
lambang perjuangan dan
perlindungan ini terbagi atas
lima
bagian, yang masing-masing
melambangkan sila-sila dalam
Pancasila.
1) Bintang
Bintang menjadi simbol sila
pertama Pancasila, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa.
Simbol bintang tersebut
menggambarkan sebuah cahaya,
seperti cahaya kerohanian

13
yang berasal dari Tuhan kepada
setiap manusia. Di bagian
bintang, terdapat latar
berwarna hitam. Latar tersebut
melambangkan warna alam yang
asli yang memiliki
Tuhan, bukanlah sekadar rekaan
manusia, tetapi sumber dari
segalanya dan telah ada
sebelum segala sesuatu di dunia
ini ada.
2) Rantai
Rantai menjadi simbol sila
kedua Pancasila, yaitu
Kemanusiaan yang Adil dan
14
Beradab. Rantai tersebut terdiri
atas mata rantai yang berbentuk
segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan
membentuk lingkaran.
Keterkaitan itu memiliki makna
bahwa bangsa Indonesia saling
terkait erat, saling bahu-
membahu, dan saling
membutuhkan.
3) Pohon Beringin
Pohon Beringin menjadi
simbol sila ketiga, yaitu
Persatuan Indonesia. Pohon

15
beringin merupakan pohon besar
yang bisa digunakan oleh
banyak orang sebagai
tempat berteduh di bawahnya.
Hal tersebut dikorelasikan
sebagai Negara Indonesia, di
mana semua rakyat Indonesia
dapat 'berteduh' di bawah
naungan Negara Indonesia. Tak
hanya itu saja, pohon beringin
memiliki sulur dan akar yang
menjalar ke segala arah.
Hal ini dikorelasikan dengan
keragaman suku bangsa yang
menyatu di bawah nama
16
Indonesia.
4) Kepala Banteng
Kepala Banteng menjadi
simbol sila keempat Pancasila,
yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan.
Simbol
Pancasila yang berbentuk
Kepala Banteng ini memiliki
filosofi sebagai hewan sosial
yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah, di mana
orang-orang berdiskusi
17
untuk m

18
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi falsafah hidup bangsa
Indonesia sejak dahulu. Pancasila juga diperuntukkan kepada Negara, masyarakat,
dan pribadi bangsa Indonesia. Sila-sila pancasila itu tidak terlepas satu sama lain
melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi dan kedudukannya sebagai
dasar Negara maupun sebagai falsafah hidup bangsa. Pengertian dari kata “kesatuan
bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwa sila yang satu meliputi dan menjiwai
sila-sila yang lain.
Sila-sila pancasila itu tidak statis, akan tetapi dinamis, dengan gerakan-
gerakannya yang positif dan serasi, karena ketatanegaraan akan selalu berkaitan
dengan tata negara. Karena tata negara merupakan pengatur kehidupan bernegara
yang mennyangkut sifat, bentuk, tugas negara,dan pemerintahannya. Karena banyak
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi yaitu seperti krisis-krisis yang menimpa
bangsa bangsa dan negara, sebagai reaksi terhadap gejolak kehidupan bangsa
tampak menonjol satu atau beberapa sila saja. Dari kalimat diatas telah diketahui
bahwa pancasila sangat berperan untuk keutuhan negara. Dengan kelima sila
tersebut kehidupan masyarakat akan lebih terarah.

B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena
terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang kami peroleh
hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada para pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak


Sebagai Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica,
Volume 13, Nomor 2, 2016.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child


Rights In The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought
International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.

Prawirohardjo, Soeroso, dkk. 1987. Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan


Ilmu.Yogyakarta: Badan Penerbit Kedaulatan Rakyat.

Ristek (Ed.). 2009, Sains dan Teknologi: Berbagi Ide untuk Menjawab Tantangan dan
Kebutuhan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

A. kompasiana. 2020. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan


Pancasila. Diakses pada 4 september 2021.

Maria Farida. 2007. Ilmu perundang-undangan proses dan teknik pembentukannya.


Yogyakarta: Kanisius

20

Anda mungkin juga menyukai