Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu : Dr. H. A. Rachmat Hadis, M.Si.

DISUSUN OLEH :
DAUD YUSUF
2331477059
PRODI SISTEM KOMPUTER

UNIVERSITAS RAHARJA
Modern, Jl. Jenderal Sudirman No.40, Cikokol, Kec. Tangerang, Kota
Tangerang, Banten 15117
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmatnya, inayahnya, taufik dan hidayah Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya berharap makalah ini dapat berguna
bagi para pembaca dan juga semoga makala ini dapat menambah
wawasan dan pengetahuan.
Pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh Dosen. Dalam penyusunan makalah ini,
berdasarkan artikel serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan Pancasila. Saya menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaannya.

Tangerang, 1 Oktober 2023

Daud Yusuf
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………………
1.1 LATAR BELAKANG ………………………………………………………..
1.2 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….
2.1 PENGERTIAN PANCASILA ……………………………………………..
2.2 SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA ………………………………
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………
3.1 KESIMPULAN ……………………………………………………………….
3.2 SARAN …………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara historis, bangsa Indonesia telah melewati berbagai peristiwa sejarah yang
telah membentuk karakteristik dan kearifan serta kedewasaan bangsa Indonesia.
Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang maju ketika mampu menjaga
keotentikan sejarah yang dimilikinya. Keotentikan sejarah dari sebuah bangsa akan
sangat membantu keberlangsungan negara tersebut di masa yang akan datang,
karena sejarah telah membentuk suatu bangsa yang belajar dari peristiwa masa lalu,
khususnya sejarah dalam menggali semangat pembentukan negara Indonesia. Taufik
Abdullah dalam sambutan di buku risalah sidang BPUPKI mengatakan bahwa
“dengan memelihara sumber-sumber sejarah bukan saja bermaksud untuk
‘melestarikan masa lalu’ atau ‘memelihara peninggalan lama’, tetapi, juga
sesungguhnya berjaga-jaga akan kemungkinan terjadinya perdebatan kesejarahan
yang bersifat disintegratif (Bahar, 1998).
Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil perjuangan para pendiri negara
Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang berjuang untuk mendirikan bangsa dan
negara Indonesia. Dalam perumusan pancasila tersebut, terdapat lima sila dalam
Pancasila, setiap silanya memiliki nilai-nilai tersendiri. Nilai-nilai tersebut sekaligus
sebagai jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Nilai Pancasila berkembang sebagai
nilai dasar dan puncak budaya bangsa yang dirumuskan dan ditetapkan melalui
pemikiran para tokoh bangsa sebagai dasar negara dan pandangan hidup.
Hal inilah yang menempatkan Pancasila dalam semua peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dasar Negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi
pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah Negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar Negara, merupakan sumber
kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya
seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Pancasila dalam
kedudukannya merupakan dasar pijakan penyelenggaraan negara dan seluruh
kehidupan negara Republik Indonesia.
Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara utuh dan kaitannya dengan
jati diri bangsa Indonesia ini. Diperlukan pemahaman sejarah bangsa Indonesia
dalam membentuk suatu negara dan dijadikannya pancasila sebagai dasar negara
karena semua itu berhubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal
tersebut penting untuk diketahui karena perumusan Pancasila dalam sejarah bangsa
Indonesia mengalami dinamika yang kaya dan penuh tantangan. Perumusan
Pancasila mulai dari sidang BPUPKI sampai pengesahan Pancasila sebagai dasar
negara dalam sidang PPKI, masih mengalami tantangan berupa “amnesia sejarah”
(istilah yang dipergunakan Habibie dalam pidato 1 Juni 2011).

1.2 Tujuan Penulisan


1. Memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
2. Mengetahui pengertian Pancasila serta sejarah perumusan Pancasila.
3. Mengetahui perlunya pemahaman Pancasila dalam kajian sejarah bangsa
Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Istilah pancasila pertama kali dikenal dalam pidato Ir. Soekarno sebagai
anggota Dokritzu Tyunbi Tjosakai (Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia) 1 juni 1945 di Jakarta, badan ini kemudian setelah
mengalami penambahan anggota menjadi panitia persiapan kemerdekaan
Indonesia (PPKI). Dari uraian tersebut dinyatakan: Pancasila adalah Lima, Sila
adalah asas atau dasar.
Pancasila merupakan pedoman bagi semua warga bangsa Indonesia untuk
berinteraksi dalam konteks kebersamaan untuk mengokohkan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Oleh karena itu, Pendidikan Kewarganegaraan tidak dapat
dilepaskan keterkaitannya dengan Pancasila. Pancasila menjadi roh bagi
Pendidikan Kewarganegaraan.
Pengertian Pancasila sebagai dasar negara yang dimaksud sesuai dengan
bunyi pembukaan pada Undang-Undang Dasar 1945 Alinea IV yang menyatakan
kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial. Maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia yang membentuk dalam suatu susunan negara Indonesia yang
berkedaulatan rekyat dengan berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanperwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Norma
hukum pokok yang disebut pokok kaidah fundamental dari negara itu dalam
hukum mempunyai hakikat dan juga kedudukan yang kuat, tetap, dan tidak
berubah bagi negara yang terbentuk dengan perkataan lain. Dengan jalan hukum
tidak bisa diubah-ubah. Fungsi dari Pancasila sebagai pokok kaidah yang
fundamental. Hal yang paling penting sekali karena Undang-Undang Dasar harus
berasal dan berada di bawah pokok kaidah negara yang fundamental itu.

2.2 Sejarah Perumusan Pancasila


a. Sidang BPUPKI (28 Mei-1 Juni 1945)
Sejarah lahirnya Pancasila bermula dari rapat-rapat Dokuritsu Junbi Cosakai
atau BPUPKI yang dibentuk pada 29 April 1945. BPUPKI bertugas
menyelidiki semua hal penting termasuk politik, ekonomi, dan lain-lain yang
dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara Indonesia. BPUPKI diketuai
oleh KRT Dr Radjiman Wedyodiningrat.

Dalam sejarahnya, BPUPKI menjalankan sidang pertamanya secara resmi


pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945. Dalam sidang BPUPKI ini, sejumlah tokoh
menyampaikan pidatonya terkait perumusan asas dasar negara. Para tokoh
itu di antaranya Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.

Menurut Himpunan Risalah Sidang-Sidang dari BPUPKI dan PPKI yang


Berhubungan dengan Penyusunan UUD 1945, Moh. Yamin berpidato pada
29 Mei 1945 merumuskan 5 asas dasar negara, yaitu Peri Kebangsaan, Peri
Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.
Sementara Soepomo mengusulkan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu
Persatuan, Kekeluargaan, Mufakat dan Demokrasi, Musyawarah, serta
Keadilan Sosial.

b. Lahirnya Istilah Pancasila (1 Juni 1945)


Selanjutnya pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan 5 sila,
yang terdiri dari Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme atau Peri
Kemanusiaan, Mufakat atau Demokrasi, Kesejahteraan Sosial, dan
Ketuhanan Yang Maha Esa. Inilah momen Pancasila dikenalkan untuk
pertama kalinya.

c. Pembentukan Panitia Sembilan


Tak berhenti di situ, BPUPKI kemudian membentuk Panitia Sembilan untuk
merumuskan lebih rinci tentang rumusan Pancasila sebagai dasar negara dan
pembuatan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Para tokoh Panitia Sembilan itu beranggotakan:


1. Ir. Soekarno
2. Drs. Mohammad Hatta
3. Mr. A. A. Maramis
4. Mr. Muhammad Yamin
5. Achmad Soebardjo
6. Abikoesno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkar
8. H. Agus Salim
9. K.H Abdul Wahid Hasyim
Hasil pembahasan Panitia Sembilan tertuang dalam Piagam Jakarta atau
Jakarta Charter pada 22 Juni 1945 sebagai berikut:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Namun, perumusan soal dasar negara itu masih belum selesai. Masih timbul
perdebatan antara kelompok kebangsaan dan kelompok Islam. Saat rapat
Panitia Perancang UUD pada 11 Juli 1945, J Latuharhary menyampaikan
keberatan terutama kewajiban melakukan syariat buat pemeluk-pemeluknya.

d. Pancasila Sebagai Dasar Negara Sah


Setelah melalui berbagai kompromi pada rapat Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), satu hari setelah kemerdekaan Indonesia,
yakni pada tanggal 18 Agustus 1945, Moh. Hatta menyebutkan rumusan final
pembukaan UUD Negara. Salah satunya menyebutkan perubahan kalimat
pada dasar negara menjadi hanya "Negara berdasarkan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa".

"Inilah perubahan yang maha penting menyatukan segala bangsa," ujar


Hatta. Perubahan ini dianggap sebagai rumusan final dasar negara yang
dikenal dengan nama Pancasila. Pancasila dinyatakan sah sebagai dasar
negara Indonesia dalam sidang BPUPKI. Pancasila disetujui ada dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945 sebagai dasar negara Indonesia
yang sah.

e. Penetapan Hari Lahir Pancasila 1 Juni


Penetapan tanggal 1 Juni sebagai hari libur nasional peringatan Hari Lahir
Pancasila itu diatur dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun
2016 tentang Hari Lahir Pancasila. Keppres tersebut ditandatangani oleh
Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Mengutip Keppres No. 24 Tahun 2016, ditetapkan bahwa tanggal 1 Juni 1945
sebagai Hari Lahir Pancasila. Tanggal 1 Juni diperingati sebagai Hari Lahir
Pancasila ini berdasarkan sejarah lahirnya Pancasila pertama kali dikenalkan
pada 1 Juni 1945 silam.
Dan berdasarkan Keppres tentang Hari Lahir Pancasila, tanggal 1 Juni
sebagai peringatan Hari Lahirnya Pancasila ditetapkan sebagai hari libur
nasional. "Tanggal 1 Juni merupakan hari libur nasional" bunyi Keppres
tersebut.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia menunjukkan bahwa
Pancasila merupakan produk otentik pendiri negara Indonesia (The Founding
fathers). Adapun dengan nilai-nilai Pancasila bersumber dan digali dari nilai agama,
kebudayaan, dan adat istiadat. Pancasila juga merupakan pandangan hidup bangsa
dan dasar filsafat kenegaraan. Pentingnya Pancasila dalam sejarah bangsa Indonesia
menunjukkan Beberapa hal-hal yaitu, betapapun lemahnya pemerintahan suatu
rezim, tetapi Pancasila tetap bertahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Betapapun ada upaya untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi bangsa, tetapi
terbukti Pancasila merupakan pilihan yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Dan
Pancasila juga merupakan pilihan terbaik bagi bangsa Indonesia karena bersumber
dan digali dari nilai-nilai agama, kebudayaan, dan adat istiadat yang hidup dan
berkembang di negara Indonesia.

3.2 Saran
Semoga dengan adanya makalah Sejarah Perumusan Pancasila ini pembaca
dapat mengerti serta memahami perjalanan bangsa Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan, dan sejarah bagaimana adanya Pancasila serta lahirnya Pancasila
tersebut.

Daftar Pustaka
https://news.detik.com/berita/d-6739778/sejarah-singkat-lahirnya-pancasila-
pada-tanggal-1-juni-1945.
https://www.academia.edu/63443245/Makalah_sejarah_lahirnya_pancasila
https://id.scribd.com/document/399021557/Makalah-Sejarah-Lahirnya-
Pancasila

Anda mungkin juga menyukai