Anda di halaman 1dari 10

PANCASILA SEBAGAI KONSENSUS NASIONAL

(Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila)

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Muhammad Abidzar Radja A (23021030051)

Rigina Yulistya Maharani (23041030077)

Okta Walia (23041030086)

Aldi Saputra (23041030083)

Dosen Pengampu:

Rian Marta, M.H

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pancasila sebagai Konsensus
Nasional ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas Bapak Rian Marta, M.H pada bidang studiPancasila. Selain itu makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada selaku dosen pembimbing Bapak Rian marta,
M.H ,Dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya
dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 08 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 KATA PENGANTAR


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 KONSENSUS NASIONAL
2.2 FUNGSI DAN PERAN PANCASILA

BAB 3. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsensus adalah sebuah kata yang bermakna “ kesepakatan bersama”
atau“kebulatan suara”. Konsensus disetujui secara bersama-sama antar kelompok atau
individu setelah adanya diskusi atau perdebatan setelah dilakukanya penelitian secara
kolektif. Pembentukan consensus dilandasi oleh adanya integrasi sosial terhadap
legtimasi dan norma sosial yang berlaku pada suatu masyarakat yang mempunyai struktur
sosial yang stabil dengan individu-individu yang berperan sebagai suatu sistem
Pancasila berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata yaitu “panca”
yang berarti lima dan “sila” yang berarti prinsip atau dasar. Jadi pancasila secara harfiah
berarti “lima prinsip”. Pancasila dinyatakan dalam Piagam Jakarta pada 22 juni 1945 dan
kemudian dijadikan dasar negara Indonesia dalam pembukaan UUD 1945. Pancasila
mencerminkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan tujuan yang menjadi landasan ideology
negara Indonesia.
Pancasila merupakan Konsensus Nasional yang merupakan hasil kesepakatan seluruh
Bangsa Indonesia, sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan dasar atau landasan dalam
menjalankan pemerintahan negara.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa pancasila dianggap sebagai konsensus nasional?
2. Apa yang dimaksud dengan Konsensus
3. Apa Fungsi dan Peran Pancasila?

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsensus Nasional

Konsensus adalah suatu kesepakatan nasional atau kesepakatan para pemimpin kekuatan
sosial politik yang mewakili kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat sebagai hasil
musyawarahnya dalam rangka mencapai cita cita bangsa. Mengapa pancasila dianggap sebagai
consensus nasional adalah karena dasar negara yang dirumuskan dan dimusyawarahkan oleh
para tokoh tokoh bangsa melalui sidang BPUPKI pada tanggal 29 Mei- 1 Juni 1945 dan
Pancasila juga melambangkan persatuan dan perbedaan suku, budaya dan agama. Selain
Pancasila sebagai Konsensus nasional Indonesia yang lainnya adalah Undang-undang dasar
1945, negara kesatuan republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika

A. Pancasila

Pancasila terdiri dari 2 kata, panca artinya “lima” dan sila artinya “dasar”. Secara harfiah
Pancasila memiliki pengertian “dasar yang memiliki 5 unsur” . Gagasan Pancasila dibahas
pertama kali di dalam sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), salah seorang peserta sidang Dr. Radjiman Widyoningrat melontarkan gagasan
tentang rumusan sebuah dasar negara bagi Indonesia yang akan dibentuk. Merespons gagasan ini
sejumlah tokoh pergerakan nasional, antara lain Mohammad Yamin, Prof, Soepomo dan Ir
Soekarno masing-masing menguraikan buah pikiran mereka tentang dasar negara pada
perhelatan resmi tersebut.

Pada persidangan pertama BPUPKI 29 Mei 1945, Mr. Mohammad Yamin dalam pidatonya
mengusulkan pemikirannya tentang dasar negara yang mencerminkan lima asas dasar negara
Indonesia Merdeka. Kelima asas usulan Mr. Yamin ini, yaitu:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Kelima asas yang diuraikan Mr. Yamin secara lisan tersebut kemudian disarikan secara tertulis
dalam bentuk rancangan konstitusi atau UUD Republik Indonesia, sebagai berikut
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
6. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam persidangan BPUPKI, masalah hubungan antara agama dan negara menjadi salah
satu perdebatan yang sangat dinamis diantara para peserta yang hadir. Secara garis besar,
peserta perhelatan nasional itu dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok: nasionalis sekuler
dan nasional islam. Merespons keinginan nasionalis islam yang mengusulkan menjadikan islam
sebagai dasar negara Indonesia Merdeka, pada Mei 1945, Prof. Soepomo menjabarkan tentang
gagasan negara islam dan gagasan negara yang berdasarkan cita cita luhur dari agama Islam.
Menurut pengusul konsep negara kebangsaan ini, dalam negara yang tersusun sebagai negara
islam, negara tidak bisa dipisahkan dari agama.
Negara dan agama adalah satu, bersatu padu, dan hukum syariat itu dianggap sebagai
perintah tuhan untuk menjadi dasar di dalam bernegara. Soepomo lalu menganjurkan agar
negara Indonesia tidak menjadi negara Islam, tetapi menjadi “Negara yang memakan dasar
moral yang luhur yang dianjurkan juga oleh agama Islam” , alasan Soepomo inilah yang
menjadi argument kesediaan kalangan nasionalis Islam untuk menerima usulan pergantian
“tujuh kata” dalam Piagam Jakarta dengan “ Ketuhanan yang Maha Esa” di dalam pancasila
sebagaimana akan dijelaskan kemudian.
Alasan Soepomo inilah yang menurut Budayawan Abdul Hadi dapat diterima oleh
kalangan nasionalis Islam yang mengusung ide negara Islam. Prinsip Ketuhanan Yang Maha
Esa dinilai tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dalam islam dan prinsip moral pendirian
negara dalam ajaran Islam.

Pada 1 Juni 1945, Ir Soekarno pada gilirannya menyampaikan pidato tentang dasar negara
dengan menguraikan lima unsur dasar negara. Untuk yang pertama kalinya Soekarno
mengusulkan lima unsur dasar negara yang ia beri nma Pancasila. Bersandar pada usulannya ini,
banyak ahli menyimpulkan 1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. Kelima unsur uraian
Soekarno adalah:
1. Nasionalisme atau Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrat
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Setelah membahas beragam usulan tentang dasar negara Indonesia merdeka pada sidang
sidang sebelumnya. Panitia Sembilan akhirnya berhasil menyusun sebuah Piagam Jakarta ini
dirumuskan butir-butir Pancasila sebagai berikut:

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Sehari setelah proklamasi, momentum yang tidak kalah pentingnya terjadi pada rumusan
Pancasila. Terjadi perubahan penting di dalam piagam Jakarta, sila pertama di piagam
Jakarta.Meskipun menurut Moh. Hatta bahwa itu bukanlah suatu diskriminasi sebab
penetapannya hanya berlaku untuk rakyat yang beragama Islam, namun kerena isi rumusannya
menjadi bagian dari UUD 1945 yang menjadi konstitusi dasar negara Republik Indonesia, maka
sudah selayaknya jika sila pertama diubah sedikit isinya demi menghindari kesan diskriminasi
terhadap agama minioritas di Indonesia saat itu. Oleh kareena itulah Moh. Hatta pun mengajak
Ki Bagus Hadikusumo, Wahid Hasyim, Mr Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Mohammad
Hasan untuk membicarakan hal yang cukup serius ini. Karena mereka tidak ingin ada perpecahan
dalam suatu bangsa dimana jika hal itu terjadi maka akan mebahayakan keutuhan negara
Kesatuan Republik Indonesia, akhirnya mengubah isi sila pertama dari Piagam Jakarta

Akhirnya rumusan hasil sidang PPKI yang pertama pun bisa kita lihat ssampai kini dalam
pembukaan UUD 1945 dan Paancasila yaitu
1. Ketuhan yang maha esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Pancasila merupakan Konsensus Nasional yang merupakan hasil kesepakatan seluruh


Bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, pancasila dijadikan dasar atau landasan dalam
menjadikan pemerintahan negara. Pancasila dalam hal ini tidak hanya sebagai suatu pemikiran
filsafat dan dasar negara. Melainkan berlanjut dalam bentuk gagasan bertindak yang kita sebut
ideology. Ideologi ini tidak saja berkaitan dengan kehidupan kenegaraan melainkan juga
kehidupan masyarakat.

2.2 Fungsi dan Peranan Pancasila

 Fungsi Pancasila
Pancasila memiliki fungsi penting bagi Negara Indonesia. Berikut adalah beberapa
diantaranya
1. Landasan filsafat negara
Pancasila merupakan filsafat dasar negara Indonesia yang menjadi panduan dalam
menyusun undang undang, kebijakan dan aturan-aturan pemerintahan
2. Pemersatu Bangsa
Pancasila berperan sebagai perekat dan pemersatu bangsa Indonesia yang beragam suku,
agama dan budaya dan bahasa. Prinsip persatuan Indonesia mengajarkan pentingnya
menghargai perbedaan dan bersatu dalam kebhinekaan
3. Pedoman Sosial dan Moral
Prinsip-prinsip Pancasila menjadi pedoman bagi perilaku dan interaksi sosial antarwarga
negara. Ia mendorong nilai-nilai kemanusiaan, keadilandan solidaritas dalam kehidupan
sehari-hari

 Peranan Pancasila
Peranan Pancasila bagi negara Indonesia sangatlah penting dan luas. Berikut adalah
beberapa peranan utama Pancasila
1. Filsafat dasar Negara
Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia yang tertuang dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Ia memberikan arah dan tujuan dalam
pembentukan sistem pemerintahan hukum, dan kebijakan di negara ini
2. Perekat dan Pemersatu Bangsa
Pancasila berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bagi bangsa Indonesia yang
beragam suku, agama, bahasa dan budaya. Prinsip persatuan Indonesia mendorong
rasa nasionalisme dan kesatuan dalam kebhinekaan
3. Menjamin Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan
Prinsip Ketuhanan yang maha esa menjamin kebebasan beragama bagi setiap warga
negara. Pancasila melindungi hak semua individu untuk menjalankan agama atau
kepercayaan sesuai dengan keyakinan masing-masing
4. Menghargai Keanekaragaman Budaya dan Bahsa
Pancasila mengajarkan pentingnya menghargai dan memelihara keanekaragaman
budaya dan bahasa di Indonesia. Ia mendorong adanya pengakuan terhadap berbagai
identitas lokal dan tradisi kebudayaan.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hal yang patut dicatat sepanjang perumusan dasar negara Pancasila adalah nilai-nilai
religious yang selalu ada pada setiap usulan tentang falsafah negara Indonesia Merdeka. Nilai
nilai transeden inilah kemudian menjadi spirit yang menyinari semua sila yang terdapat pada
Pancasila. Kelima sila Pancasila saling berkelindan satu dengan yang lainnya, dengan nilai
ketuhanan sebagai sokoguru bagi nilai-nilai kemanusiaan, persatuan, demokrasi dan keadilan
yang dicita citakan para pendiri bangsa. Dalam demokrasi ini prinsip dan norma norma
permufakatan, kesejajaran, kebersamaan atau gotong royong dan kekuatan argumentasi dan
kebijakan bersama untuk mencapai kesepakatan kesepakatan dalam urusan bersama menjadi
unsur paling penting

3.2 Saran
Demikian maklah yang dapat kami susun. Pastinya dalam penguraian diatas masih banyak
kekurangan dan kelemahan didalamnya. Oleh karena itu kritik dan saran pembaca yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan. Untuk itu apabila dalam pemuatan makalah ini terdapat
kesalahan dalam uraian. Kami mohon maaf sebsar-besarnya. Semoga makalh ini dapat
bermanfaat bagi kelompok kami dan khususnya bagi para pembaca.
Daftar Pustaka

Ubaedillah A. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan Pancasila, Demokrasi dan Pencegahan


Korupsi.Jakarta. Kencana.

Eviani Eva Dr M.Si. Desember 2019. Teknik Membangun Konsensus. Jatinagor. Fakultas
Hukum Tata Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Hendri Yun, SH, MH dan Gesmi Irwan, S. Sos. 2018. Buku Ajar Pendidikan Pancasila.
Ponorogo. Uwais Inspirasi Indonesia

Syairbani, syahril. Drs.,M.A.2002. Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi

Anda mungkin juga menyukai