Anda di halaman 1dari 7

KEDUDUKAN PANCASILA PADA MASA ERA

PRA KEMERDEKAAN

Dosen pengampu :

Bapak Festian Cindarbumi,S.Pd., M.Pd

Di susun oleh kelompok 01 / BK 1C :

Ahmat Aziz Zakkyuddin 230801073


Lya Rahmawati 230801066
Nia Nikmatul Khoiriyah 230801092
Ummu Khudzaevah 230801068
Della Syafitri 230801071

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI
2023
PRAKATA

Puji syukur kehadirat allah swt karena berkat rahmatnya penyusunan makalah ini
dapat diselsaikan. Makalah ini merupakan makalah Psikologi Kepribadian yang
membahas mengenai “kedudukan pancasila pada masa pra kemerdekaan” secara
khusus pembahasan dalam makalah ini diatur sedemikian rupa, sehingga matepadari
yang disampaikan sesuai dengan mata kuliah. dalam penyusunan tugas atau materi
ini, tidak ada sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa
kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan dorongan dan
doa bimbingan orang tua, sehingga kendala kendala yang kami hadapi teratasi. Oleh
karna itu, kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Festian
Cindarbumi,S.Pd., M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Pancasila
yang telah memberikan tugas petunjuk kepada kami sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi yang telah kami tekuni. Para
penulis yang telah kami jadikan acuan dalam penulisan makalah ini. Dan yang
terakhir kepada rekan kelompok yang turut berkerjasama demi terselesainya makalah
ini. Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dengan harapan
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Kami sadar, dalam
pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan, bahwasanya makalah ini belum
sempurna baik dari segi susunan kalimat, isi dan lainnya dengan keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami, dengan senang hati kami menerima kritikan dari
para pembaca tanpa adanya rasa ketersinggungan satu sama lain.

Bojonegoro,
09 Oktober 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pancasila adalah suatu ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Di dalam
pancasila terdapat isi di setiap silanya sesuai dengan cita-cita, tujuan dan harapan
terbentuknya Negara Indonesia. Pancasila pemersatu kedaulatan bangsa Indonesia
yang dulunya tersebar dari kerajaan. Dasar terbentuknya Negara Indonesia, telah
disusun dan ditetapkan oleh para tokoh dari gabungan beberapa tokoh-tokoh
terkenal. Pada dasarnya Pancaila sebagai dasar sistem pemerintahan dengan cara
menjalankan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan
sesuai dengan isi dari pancasila tersebut. Konsekuensinya adalah Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Hal ini menempatkan pancasila
sebagai dasar Negara yang berarti melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, sudah
seharusnya semua peraturan perundang-undangan di Negara Republik Indonesia
bersumber pada Pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Pancasila era Pra Kemerdekaan?
2. Apa kejadian yang terjadi di masa Pancasila era Pra Kemerdekaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pancasila era Pra Kemerdekaan
2. Menjelaskan beberapa kejadian penting yang terjadi di masa Pancasila era Pra
Kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pancasila Sebagai Kajian Sejarah Bangsa Indonesia


Pada era pra kemerdekaan, telah terjadi beberapa kejadian berharga.
Ketika Dr. Radjiman Wediodiningrat, selaku ketua Badan dan Penyelidik Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Chōsakai pada tanggal
29 Mei 1945, beliau meminta untuk mengadakan sidang yang membahas tentang
pengemukaan dasar (negara) Indonesia merdeka. Pada tanggal 29 mei – 1 juni
1945 dilaksanakanlah sidang pertama BPUPKI. Dalam sidang pertama tersebut
telah terjadi pidato secara berurut dari beberapa tokoh untuk menyampaikan
usulan tentang dasar negara.
Beberapa tokoh yang menyampaikan pendapat mereka mengenai dasar
negara Indonesia diantaranya :
a. Mr. Muhammad Yamin
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Peri Kesejahteraan Rakyat
b. Prof. Dr. Soepomo
1. Persatuan negara, negara serikat, persekutuan
2. negara,
3. Hubungan antara negara dan agama,
4. Republik atau monarchie.
c. lr. Soekarno
1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Peri Kemanusiaan)
3. Mufakat (Demokrasi)
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa (Berkebudayaan)
Masa sidang kedua BPUPKI yaitu pada tanggal 10 Juli - 17 Juli 1945,
merupakan sidang penentuan perumusan dasar negara sebagai hasil kesepakatan
bersama. Anggota BPUPKI dalam masa sidang kedua ini ditambah enam orang
anggota baru. Sidang lengkap BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945 menerima hasil
panitia kecil atau panitia Sembilan yang disebut dengan piagam Jakarta. Hasil
dari “Piagam Jakarta” adalah rumusan dasar negara yang terdiri dari 5 isi, yaitu :
1. Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at Islam
2. bagi pemeloek2-nja*
3. Kemanoesiaan jang adil dan beradab
4. Persatoean Indonesia
5. Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan
6. dalam permoesjarawaratan/perwakilan
7. Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.
Namun, setelah sidang pertama dilaksanakan, terjadi perdebatan sengit yang
disebabkan perbedaan pendapat karena apabila dilihat lebih jauh para anggota
BPUPKI terdiri dari elit Nasionalis netral agama, elit nasionalis agama Muslim
dan elit nasionalis agama Kristen. Elit nasionalis Muslim di BPUPKI
mengusulkan Islam sebagai dasar negara, namun dengan kesadaran dan terjadi
negosiasi politik elit nasionalis agama netral dengan elit nasionalis Muslim maka
terbentuklah kesepakatan untuk mengganti Piagam Jakarta pada nomor satu
dengan bunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa” kesepakatan tersebut dilaksanakan
oleh elit nasionalis Muslim maupun elit.
Nasionalis agama Netral dengan cara Legowo atau tidak ada salah satu pihak
merasa kurang sependapat. Disamping menerima hasil rumusan Panitia Sembilan
dibentuk juga panitia-panitia Hukum Dasar. Pancasila sebagai sumber segala
sumber hukum Indonesia, tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan
UUD 1945 yang diwujudkan lebih lanjut di dalam pokok pikiran, yang meliputi
suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikonkrietisasikan dalam
pasal-pasal UUD 1945 maupun dalam hukum positif lainnya.
Konsekuensi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini lebih lanjut dapat
dirinci sebagai berikut :
Pertama : Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia.
Kedua : Pancasila sebagai dasar negara meliputi suasana kebatinan dari UUD
1945.
Ketiga : Pancasila sebagai dasar negara mewujudkan cita-cita hukum bagi
hukum dasar negara Indonesia.
Keempat : Pancasila sebagai dasar negara mengandung norma yang
mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
maupun para penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur
dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila adalah dasar negara yang dikemukakan oleh beberapa tokoh patriot
di Indonesia. Yaitu : Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan lr.
Soekarno. Selain dari 3 tokoh yang berpengaruh tersebut, dasar negara juga
tertuang dalam Piagam Jakarta hasil dari rumusan Panitia Sembilan. Namun,
dasar negara yang disampaikan di Piagam Jakarta belum sempurna dan
melakukan revisi pada sila pertamanya menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”.
Pancasila sebagai sumber segala sumber hukum Indonesia, tercantum dalam
ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945 yang diwujudkan lebih lanjut di
dalam pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang
pada akhirnya dikonkrietisasikan dalam pasal-pasal UUD 1945 maupun dalam
hukum positif lainnya. Konsekuensi kedudukan Pancasila sebagai dasar negara
ini lebih lanjut dapat dirinci sebagai berikut :
Pertama : Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala
sumber hukum atau sumber tertib hukum Indonesia.
Kedua : Pancasila sebagai dasar negara meliputi suasana kebatinan dari UUD
1945.
Ketiga : Pancasila sebagai dasar negara mewujudkan cita-cita hukum bagi
hukum dasar negara Indonesia.
Keempat : Pancasila sebagai dasar negara mengandung norma yang
mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
maupun para penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti yang luhur
dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Anda mungkin juga menyukai