Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

NILAI LUHUR PANCASILA

Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Pancasila


Dosen Pengampu:
Tri Wahyudiono S.H., M,Kn

Oleh:
Layla Intan Rahayu (16)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO
NGANJUK
KATA PENGANTAR

Pertama - tama kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Nilai Luhur Pancasila” ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pancasila, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Tri Wahyudiono,
S,H.,M,Kn, selaku dosen mata kuliah Pancasila yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami pada khususnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik
yang bersifat membangun demi perbaikan kearah kesempurnaan. Akhir kata kami
sampaikan terima kasih.

Nganjuk, 02 Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………ii

BAB I : PENDAHULUAN………………………………………………. 1
A. Latar Belakang………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………….. 1
C. Tujuan Masalah…………………………………………….. 1

BAB II : PEMBAHASAN……………………………………………….. 2
A. Sejarah Perumusan Pancasila……………………………… 2
B. Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila………………….. 4
C. Upaya Untuk Menjaga Pancasila………………………….. 8

BAB III : PENUTUP………………………………………………………9


A. Kesimpulan………………………………………………… 9
B. Saran……………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dizaman yang penuh dengan persaingan ini makna “Pancasila”
seolah-olah mulai terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
Gencarnya arus global tanpa disertai adanya filter dari Indonesia
mengakibatkat rakyat mudah terbawa arus kebebasan dan individualisme
yang berdampak langsung terhadap menurunnya nilai luhur pada pancasila.
Padahal sejarah perumusannya melalui proses yang sangat panjang.
Pengorbanan tersebut akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat
para pendiri negara melalui pancasila.
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak
terpisahkan, karena setiap sila dalam pancasila mengandung makna dan
nilai tersendiri. Lima sila dalam pancasila memiliki kedudukan dari
masing-masing sila tersebut tidak dapat ditukar atau dipindah-pindah
tempatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perumusan Pancasila?
2. Bagaimana dengan Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila?
3. Bagaimana Upaya Untuk Menjaga Pancasila?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perumusan Pancasila
2. Untuk Mengetahui Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila
3. Untuk Mengetahui Upaya Menjaga Pancasila

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perumusan Pancasila


Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang disahkan oleh
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sebelum terbentuknya
rumusan pancasila, pada 22 Juni 1945, sembilan tokoh nasional yang
disebut Panitia Sembilan berhasil menyusun sebuah naskah piagam yang
dikenal dengan nama Piagam Jakarta.1
Pancasila dirumuskan dalam sidang pertama oleh Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI) yang dilaksanakan pada 2
Mei hingga 1 Juni 1945.
Dalam sidang tersebut, pembahasannya berkaitan dengan dasar negara
Indonesia. Tiga tokoh pun menyampaikan beberapa usulan mengenai
falsafah atau dasar negara Indonesia. Mereka adalah Soepomo, Moh.
Yamin, dan Soekarno.
1. M. Yamin (29 Mei 1945)
Mengusulkan dasar negara Indonesia, yaitu:
 Peri Kebangsaan
 Peri Kemanusiaan
 Peri Ketuhanan
 Peri Kerakyatan
 Peri Kesejahteraan Rakyat

2. Mr. Soepomo (31 Mei 1945)


Memaparkan 3 teori negara, yaitu:
 Negara Individualistik, yaitu negara yang disusun atas dasar
kontrak sosial dari warganya dengan mengutamakan
kepentingan individu sebagaimana diajarkan oleh Thomas
Hobbes, John Locke, Jean Jackquest Rousesou, H.J Laski.
 Negara golongan (class theory) yang diajarkan Marx, Lanin.
 Negara Integralistik, negara tidak boleh memihak pada salah
satu golongan tetapi berdiri diatas semua kepentingan (Spinoza,

1
CNN, “Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara” CNN Indonesia 24 Februari
2023https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230220112500-569-915287/sejarah-
perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-Indonesia

2
Adam Muller, Hegel). Soepomo menolak negara individualistik
dan negara golongan serta mengusulkan negara integralistik atau
negara kesatuan.

3. Ir. Soekarno (01 juni 1945)


Dasar yang diusulkan yaitu:
 Kebangsaan (nasionalisme)
 Kemanusiaan ( internasionalisme)
 Musyawarah, mufakat, perwakilan
Kesejahteraan sosial
 Ketuhanan yang berkebudayaan
Kemudian kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila. 2

Jika kelima asas tersebut tidak disetujui, dapat diperas menjadi


Trisila yang isinya:
 Sosio Nasionalisme
 Sosio Demokrasi
 Ketuhanan
Jika ketiga tersebut tidak disegani, dapat diperas menjadi Ekasila,
yaitu Gotong Royong.

Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 dibentuk panitia kecil yang


menampung dan mengidentifikasi usulan anggota BPUPKI,
berdasarkan usulan yang masuk, ada perbedaan usulan tentang dasar
negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasarkan syariat islam,
sedangkan golongan nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan
hukum agama tertentu. Panitia kecil beranggotakan 8 orang, yaitu:
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Moh. Hatta
3. Sutardjo
4. A wachid Hasyim
5. Ki Agus Hadikoesoemo
6. Oto Iskandardinata
7. Moh Yamin
8. Mr A.A Maramis

2
oonoo, Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara (Jakaroa Timur: PT. Balai
Pusoaka: 2012), hal.7

3
Dikarenakan adanya perbedaan pendapat, maka dibentuklah
kembali Panitia Sembilan yang beranggotakan 9 orang dan diambil dari
golongan Islam dan golongan nasionalis, yaitu:
1. Ir. Soekarno (ketua)
2. Drs. Moh. Hatta
3. Mr. Moh Yamin
4. Mr. A.A Maramis
5. Ahmad Soebardjo
6. Abikusno Tjokrosoejoso
7. Abdul Kahar Muzakkir
8. A. Wachid Hasyim
9. H. Agus Salim3

Panitia sembilan melaksanakan sidang pada tanggal 22 Juni 1945,


menghasilkan kesepakatan dasar negara tertuang dalam alenia kermpat
rancangan preambule UUD 1945 sebagai berikut:
 Ketuhanan, dengan kewajban menjalankan syariat islam bagi
pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaandalam
permusyawaratan/perwakilan
 Keadialan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Isi selengkapnya kesepakatan tersebut disebut dengan Rancangan


Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh Yamin mempopulerkan kesepakatan
tersebut dengan sebutan Piagam Jakarta.

B. Nilai Yang Terkandung Dalam Pancasila


Nilai-nilai pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia pada
hakikatnya merupakan suatu sumber dari segala sember hukum dalam
negara Indonesia. Secara objektif merupakan suatu pandangan hidup, cita-
cita, serta watak/sifat bangsa Indonesia. Setelah ditetapkannya pancasila
sebagai dasar filsafat Negara Kesatuan Republik Indonesia, pergerakan
yang muncul saat itu memang menjadikan pancasila sebagai pondasi
berdirinya sebuah pergerakan. Para pemuda yang antusias dengan

3
Gramedia, “Anggooa Panitia Sembilan”, Gramedia 2021
https://gramedia.com/lioerasi/anggooa-panitia-sembilan/

4
pergerakan tersebut mempunyai jiwa satu rasa dan satu nasib berdasarkan
nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila. 4
Adapun makana dan nilai yang terkandung dalam setiap sila-sila
adalah:
1. Ketuhanan (Religiusitas)
Milai religius nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu
dengan sesuatu yang dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung
dan mulia. Memahami ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah
meeujudkan rakyat yang berketuhanan. Dari sudut andang yang etis
keagamaan, negara yang berdasar Ketuhanan adalah negara yang menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat
menurut agama dan kepercayaan masing-masing.

2. Kemanusiaan (Moralitas)
Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu
kesadaran tentang keteaturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia
mempunyai potensi untuk menjadi manusia sempurna, yaitu manusia yang
beradab.

3. Persatuan Indonesia (Kebangsaan)


Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian,
kehadiran Indonesia dan bangsanya di muka buki ini bukan untuk
bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk mewujudkan kasih sayang
kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke.

4. Permusyawaratan dan Perwakilan


Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita utama untuk
memvangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam
dunia modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah
menguasai diri walaupun berada dalam kancah pergolakan hebat
menciptakan perubahan dan pembaharuan.

5. Keadilan Sosial
Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan
tidak berpuhakan, keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu
hal.Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan

4
Susanoo. “PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS DAN NILAI LUHUo BANGSA”. JIIP:Jurnal Ilmiah
Ilmu Pengetahuan,vol.2,No.1,20 Okoober 2017.
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jiip/article/view/1634/1082

5
dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraab tercapai secara
merata.5

Ketetapan MPR ini memuat 36 butir pedoman penghayatan dan


pengamalan pancasila yang meliputi:
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang
adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama
dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda, sehingga
terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai
dengan agama dan kepercayaan.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepasa orang
lain.

2. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


a. Mengakui persamaan derajat, persamaan gakdan kewajiban
sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat
menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.

3. Sila Persatuan Indonesia


a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan
keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.

5
oizaludin,Abdul Wahid. “NILAI PANCASILA”. JPPI:Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Indonesia, Vol.2, No.2, Agusous 2022. https://journal.acoual-
insigho.com/index.php/paidea/article/view/1105/1381

6
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang
ber Bhineka Tunggal Ika.

4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidan memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong
royongan.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak-hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
f. Menjauhi sikap pemerasan.
g. Tidak bersikap boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai hasil kerja keras orang lain.
l. Bersama-sama mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial. 6

6
oohani,Edi. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan (Jawa Tengah: Gema Media:
2019), hal.75

7
C. Upaya Menjaga Pancasila
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila merupakan cerminan
kehidupan masyarakat Indonesia (nenek moyang) dan selalu menjadi bagian
darinya yang tudak dapat dipisahkan dari kehidupan bangsa Indonesia. Oleh
karena itu, kita adalah generasi penerus bangsa harus mampu
mempertahankan nilai-nilai tersebut. Untuk mencapai hal ini perlu berbagai
upaya yang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia. Upaya-upaya ini
diantaranya:

1. Melalui dunia pendidikan, dengan menambahkan mata pelajaran


khusus pancasila pada masing-masing satuan pendidikan bahkan
sampai perguruan tinggi.
2. Lebih memajukan pancasila.
3. Menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari dan
dalam lingkungan sekolah.
4. Memberi sanksi pada pelaku-pelaku pelanggar pancasila.
5. Menolak tegas gagasan-gagasan yang bertentangan dengan
pancasila.7
6. Mengamalkan ajaran agama atau kepercayaan yang dianut dengan
tulus dan ikhlas serta menghormati agama atau kepercayaan orang
lain yang berbeda.
7. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan menghargai hak asasi
manusia, menghindari diskriminasi, menolak kekerasan, dan
membantu sesama yang membutuhkan.
8. Menjaga persatuan dan kesatuanbangsa dengan mengedepankan
semangat nasionalisme, patriotisme, gorong royong, dan Bhinrka
Tunggal Ika.
9. Menghormati sistem demokrasi dengan menggunakan hal dan
kewajiban sebagai warga negara secara bertanggungjawab, serta
menghargai pendapat lain.
10. Berpartisipasi dalam pembangunan nasional dengan berkontribusi
sesuai dengan kemampuan dan potensi masing-masing, serta
menuntut hak-hak sosial secara adil dan wajar.8

7
Abidin,Helmi. Pancasila (Sumaoera Barao: CV Azka Pusoaka: 2023), hal.67
8
An-nur.ac.id, “Upaya-Upaya Menjaga Nilai Luhur Pancasila”10 Agusous 2023 https://an-
nur.ac.id/blog/upaya-upaya-menjaga-nilai-luhur-pancasila.homl

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila merupakan rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak
terpisahkan, karena setiap sila dalam pancasila mengandung makna dan
nilai tersendiri. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila adalah
Ketuhanan (Religius), Kemanusiaan (Moralitas), Persatuan Indonesia
(Kebangsaan), Permusyawaratan dan Perwakilan, Dan Keadilan Sosial.
Tugas kita sebagai warga negara adalah menjaga pancasila agar tetap
bernilai luhur dan tidak redup di tengah-tengah majunya perkembangan
zaman.

B. Saran
Demikian yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan, kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Abidin,Helmi.2023. Pancasila. Sumatera Barat: CV. Azka Pustaka

An-nur.ac.id, 10 Agustus 2023, Upaya-Upaya Menjaga Nilai Luhur


Pancasila, 02 Februari 2024, https://an-nur.ac.id/blog/upaya-upaya-
menjaga-nilai-luhur-pancasila.html

CNN Indonesia, 24 Februari 2023, Sejarah Perumusan PancasilaSebagai


Dasar Negara, 02 Februari 2024,
https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20230220112500-569-
915287/sejarah-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-negara-
Indonesia

Gramedia,2021, Anggota Panitia Sembilan,02 Februari 2024,


https://gramedia.com/literasi/anggota-panitia-sembilan/

Rizaludin, Abdul Wahid. “NILAI PANCASILA”. JPPI: Jurnal Pendidikan


dan Pembelajaran Indonesia, Vol.2, No.2, Agustus 2022,
https://journal.actual-
insight.com/index.php/paidea/article/view/1105/1381

Rohani,Edi. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jawa


Tengah: Gema Media.

Ronto. 2012. Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Jakarta: PT.
Balai Pustaka.

Susanto. “PANCASILA SEBAGAI NILAI LUHUR BANGSA”. JIIP:


Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan, Vol.2, No.1, 20 Oktober 2017,
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/jiip/article/view/1634/1082

10

Anda mungkin juga menyukai