Anda di halaman 1dari 11

Nama :Sabita Husnia Sholikatiddini

NIM :21105244026
Kelas :Teknologi Pendidikan-A
Mata Kuliah :Pancasila

Ujian Tengah Semester

Soal
1. Apa arti pentingnya Pendidikan Pancasila diberikan di PerguruanTinggi?
2. Diskripsikan tahap-tahap perkembangan lahirnya Pancasila.
3. Buat analisis nilai-nilai Pancasila yang teraktualisasikan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia sekarang!
4. Pancasila merupakan hasil berfikir ilmiah dan rumusannya sebagai suatu
sistem. Jelaskan pernyataan tersebut.
5. Apa yang pahami tentang :
a. Lahirnya Pancasila
b. Pluralisme Agama
c. Humanisme Religius
d. Tantangan Pancasila di era global.

Jawaban
1. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman hidup bangsa Indonesia.
Pancasila juga menjadi falsafah yang harus diperhatikan dan dihormati
oleh setiap rakyat. Selain sebagai pedoman bagi rakyat, Pancasila juga
merupakan dasar Negara Indonesia, dinyatakan secara jelas dan resmi
dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
(UUD 1945). Oleh karena itu Pendidikan Pancasila sangat penting
diberikan di Perguruan Tinggi karena merupakan dasar negara dan
pandangan hidup bangsa Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan salah
satu mata pelajaran pendukung pengembangan karakter manusia.
Pendidikan Pancasila di tingkat Perguruan Tinggi sangat penting artinya,
karena merupakan proses lanjutan pembentukan karakter bagi manusia di
mana akan berlangsung sampai manusia itu menemui ajalnya. Sehingga
mahasiswa dapat menjadikan pancasila sebagai pedoman dalam
bermasyarakat. Selain itu, mahasiswa juga perlu menanamkan nilai
persatuan indonesia. Karena kehidupan kampus yang majemuk terdiri atas
mahasiswa dari berbagai daerah sehingga diperlukan sikap toleransi yang
tinggi. Sebab itu seluruh tatanan kehidupan masyarakat dan bangsa
indonesia menggunakan pancasila sebagai dasar moral atau norma dan
sebagai tolak ukur baik buruk dan benar salahnya sikap, perubahan dan
tingkah laku sebagai bangsa indonesia. Adapun tujuan penyelenggaraan
pendidikan pancasila diperguruan tinggi yaitu untuk: 1) memperkuat
pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa melalui
revitalisasi nilai-nilai dasar pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 2) memberikan pemahaman dan
penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar pancasila kepada mahasiswa
sebagai warga negara republik indonesia, dan membimbing untuk dapat
menerapkannya dalam kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3) mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari
solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai
pancasila dan UUD Negara RI Tahun 1945. 4) membentuk sikap mental
mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa.
2. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA
Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa
▪ Zaman Kuno
Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu,
Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat, yaitu
terkait dengan sistem kepercayaan.
▪ Zaman Kolonial
- Masuknya Belanda: VOC (1602), perlawanan rakyat abad XVII-XIX
bersifat kedaerahan dan lokal, sehingga mudah dipatahkan.
- Perlawanan rakyat abad XX, ditandai :
1. Munculnya paham nasionalisme, liberalisme, dan demokrasi.
2. Pengaruh kemenangan bangsa Asia terhadap Eropa.
3. Munculnya Pergerakan nasional Indonesia
4. Tumbuhnya organisasi Modern.
5. Sumpah Pemuda.
▪ Penjajahan Jepang (sidang BPUPKI I dan II dan pembentukan PPKI).
Proklamasi 17 Agustus 1945 Penetapan Pancasila dalam UUD 1945
(sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945).
Sejarah Perumusan Pancasila
▪ Pembentukan BPUPKI
Jepang memberi janji kepada Indonesia bahwa akan diberi merdeka pada
tanggl 24 Agustus 1945, sehingga untuk mewujudkan janji tersebut
berdirilah BPUPKI (Dokuritsu Zyunbii Tioosakai). Badan ini beranggota
60 orang, diketuai dr. Radjiman Wedjodiningrat, dan wakil ketua Raden
Panji Soeroso serta Ichubangasa (Jepang).
A. Sidang Pertama BPUPKI (29 Mei-1 Juni 1945) Agenda sidang dalam
pertemuan ini adalah membicarakan tentang landasan-landasan bernegara,
atau dasar-dasar Indonesia merdeka. Dalam kesempatan ini:
▪ Moh. Yamin (29 Mei 1945) mengusulkan dasar Indonesia merdeka, yaitu:
- Peri kebangsaan
- Peri Kemanusiaan
- Peri Ketuhanan
- Peri kerakyatan
- Kesejahteraan rakyat.
▪ Mr. Soepomo (31 Mei 1945) memaparkan 3 teori, yaitu
- Negara individualistik, atau negara yang disusun atas dasar kontrak sosial
dari warganya dengan mengutamakan kepentingan individu sebagaimana
diajarkan oleh Thomas Hobbes, John Locke, Jean Jacques Rousseau,
Hebert Spencer, dan H.J Laski.
- Negara golongan (class theori) yang diajarkan Marx, Engels, dan Lenin.
- Negara Integralistik, yaitu negara tidak boleh memihak pada salah satu
golongan, tetapi berdiri di atas semua kepentingan (Spinoza, Adam
Muller, dan Hegel).
Dalam hal ini Soepomo menolak negara individualistik dan negara
golongan, namun mengusulkan negara integralistik (negara persatuan),
yaitu negara satu untuk semua orang.
▪ Ir. Soekarno (1 Juni 1945) mengusulkan bahwa dasar Indonesia yang
dimaksud adalah philosophishe gronslag (filsafat, fundamen, dan pikiran
yang sedalam-dalamnya yang di atasnya didirikan gedung Indonesia
merdeka). Dasar yang diusulkan yaitu:
- Kebangsaan atau Nasionalisme
- Kemanusiaan (internasionalisme)
- Musyawarah, mufakat, perwakilan
- Kesejahteraan sosial
- Ketuhanan yang berkebudayaan.
Kelima prinsip tersebut diberi nama Pancasila.
Menurut Soekarno, jika yang lima tidak disetujui, dapat diperas menjadi
Trisila (Sosio Nasionalisme, Sosio Demokratis, dan Ketuhanan).
Selanjutnya, jika yang tiga juga tidak disenangi, dapat diperas menjadi
Ekasila, yaitu Gotongroyong, dan inilah dasar asli bangsa Indonesia.
▪ Pada tanggal 1 Juni 1945 juga dibentuk panitia Kecil yang beranggotakan
8 orang.
▪ - Anggota 8 meliputi: Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Sutardjo, A. Wachid
Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Oto Iskandardinata, Moh. Yamin, dan
Mr. A.A. Maramis.
- Tugas panitia 8 ini adalah menampung dan mengidentifikasi usulan
anggota BPUPKI.
- Berdasarkan usulan yang masuk diketahui, ada perbedaan usulan tentang
dasar negara. Golongan Islam menghendaki negara berdasar syariat Islam,
sedang golongan nasionalis menghendaki negara tidak berdasarkan hukum
agama tertentu.
▪ Untuk mengatasi perbedaan ini, dibentuklah Panitia Kecil 9 orang, yang
anggotanya berasal dari golongan Islam dan golongan Nasionalis, yaitu :
Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Yamin, Mr. A.A. Maramis,
Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosoejoso, Abdul Kahar Muzakkir, A.
Wachid Hasyim, dan H. Agus Salim.
▪ Panitia Sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945, menghasilkan
kesepakatan dasar negara yang tertuang dalam alinea keempat rancangan
Preambule, yaitu “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat
Islam bagi pemelukpemeluknya; Kemanusiaan yang adil dan beradab;
Persatuan Indonesia; Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan; dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Isi selengkapnya kesepakatan itu disebut
Rancangan Preambule Hukum Dasar. Mr. Moh. Yamin mempopulerkan
kesepakatan tersebut dengan nama “Piagam Jakarta”.
B. Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli) 1945, menghasilkan:
1. Dasar negara yang disepakati, yaitu Pancasila seperti dalam Piagam
Jakarta.
2. Bentuk negara republik (hasil kesepakatan dari 55 suara dari 64 yang
hadir).
3. Wilayah Indonesia disepakati meliputi wilayah Hindia Belanda + Timor
Timur + Malaka (39 suara).
4. Dibentuk tiga panitia kecil:
a Panitia Perancang UUD, diketuai Ir. Soekarno.
b. Panitia Ekonomi dan Keuangan, diketuai Moh. Hatta.
c. Panitia Pembela Tanah Air, diketuai Abikusno Tjokrosoejoso.
Pembentukan PPKI (Dokuritsu Zyubbii Inkai)
► Pada tanggal 9 Agustus 1945 PPKI dibentuk dalam rangka
mempersiapkan Indonesia Merdeka dan intinya mengesahkan dasar negara
dan UUD 45, dengan ketua Ir. Soekarno, wakil ketua Moh. Hatta, jumlah
anggota 21 orang.
► Selanjutnya, anggota PPKI ditambah 6 orang anggota wakil golongan,
yaitu: Wiranatakusuma, Ki Hadjar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo,
Sajuti Melik, Mr. Iwa Kusumasumantri, dan Mr. Achmad Soebardjo.
► Jadi PPKI berfungsi sebagai komite nasional pembentuk negara.
▪ Proklamasi kemerdekaan
1.Jepang menyerah pada sekutu
2.Golongan pemuda (Soekarni, Adam Malik, Kusnaini, Sutan Sjahrir,
Soedarsono, Soepomo, dan kawan-kawan meminta Sukarno untuk segera
mengumumkan kemerdekaan RI. Sebaliknya, golongan tua masih banyak
berpikir dan pertimbangan.
3.Terjadilah kesepakatan di Rengesdengklok dan Proklamasi dilaksanakan
hari Jumat, 17 Agustus oleh Sukarno dan Mohammad Hatta di Jakarta.
▪ Sidang Pertama PPKI (18 Agustus 1945)
1. Sore hari setelah proklamasi datang opsir Jepang ke rumah Bung Hatta
menyampaikan keberatan wakil Indonesia bagian timur terhadap tujuh
kata dalam sila pertama Piagam Jakarta.
2. Sebelum sidang, Bung Hatta menemui wakilwakil Islam, akhirnya
disepakati untuk menghilangkan tujuh kata tersebut.
3. Mengesahkan UUD 1945.

4. Menetapkan Ir. Soekarno menjadi Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai
wakilnya.
5. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bertugas
mendampingi presiden dan wakil presiden sampai terbentuk MPR dan
DPR.
3. Sila Pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
Contoh perilaku:
• Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai ajaran
agama yang dianut masing- masing.
• Menjalankan perintah agama sesuai ajaran yang dianut masing-
masing.
• Saling menghormati antar umat beragama.
Sila Kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Contoh perilaku:
• Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna
kulit, tingkat ekonomi, maupun tingkat pendidikan.
• Menyadari bahwa kita mempunyai hak dan kewajiban yang sama.
• Hormat kepada bapak ibu guru.
Sila Ketiga Persatuan Indonesia
Contoh perilaku:
• Cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri,
meningkatkan prestasi di segala bidang.
• Menjaga nama baik bangsa dan negara
• Tidak membangga-banggakan bangsa lain dan merendahkan
bangsa sendiri.
Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Contoh perilaku:
• Selalu mengedepankan musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam menyelesaikan masalah.
• Tidak memaksakan kehendak pada orang lain.
• Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.

Sila Kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Contoh perilaku:
• Menghargai hasil karya orang lain.
• Berbuat adil dan tidak pilih kasih.
• Menghormati hak dan kewajiban orang lain
4. Ciri Berpikir Ilmiah-Filsafat Dalam Pembahasan Pancasila Ilmu
pengetahuan merupakan kumpulan usaha manusia untuk memahami
kenyataan berdasarkan pengalaman secara empirik dan reflektif Syarat
Pengetahuan dikatakan sebagai ilmu :
1. Berobyek
2. Bermetode
3. Bersistem
4. Bersifat umum/universal
Sistem suatu kesatuan bagian- bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Berdasarkan pengertian tersebut,
Pancasila yang terdiri dari atas bagian- bagian yaitu sila- sila Pancasila
setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri,
namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.

5. Apa yang pahami tentang :


a. Lahirnya Pancasila
Lahirnya Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh
Soekarno dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah
konsep dan rumusan awal "Pancasila" pertama kali dikemukakan
oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini
pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa
judul dan baru mendapat sebutan "Lahirnya Pancasila" oleh
mantan Ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata
pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh
BPUPKI. Sejak tahun 2017, tanggal 1 Juni resmi menjadi hari libur
nasional untuk memperingati hari "Lahirnya Pancasila".
b. Pluralisme Agama
Istilah ini terdiri dari dua kata yakni plural (beragam) dan isme
(paham) sehingga memiliki arti paham atas keberagaman. Secara
umum, pluralisme merupakan sebuah paham yang menghargai
adanya perbedaan di tengah kehidupan masyarakat dan
mengizinkan kelompok berbeda itu tetap menjaga budayanya
sebagai ciri khas. Pengertian pluralisme juga bisa diartikan
sebagai kesediaan menerima keberagaman untuk hidup toleran
pada tatanan masyarakat yang berbeda suku, golongan, agama,
adat dan pandangan hidup. Pluralisme mengimplikasikan
tindakan yang fokus pada pengakuan kebebasan beragama,
kebebasan berpikir atau mencari informasi, sehingga seseorang
atau suatu kelompok butuh kematangan kepribadian mereka
untuk mencapai pluralisme. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia, pluralisme adalah keadaan masyarakat yang majemuk
(bersangkutan dalam sistem sosial dan politiknya), berbagai
kebudayaan yang berbeda-beda dalam suatu masyarakat.
c. Humanisme Religius
Humanisme religius (religious humanism) melihat manusia dan
masyarakat berdasarkan pada nilai-nilai moral (etika) sebagaimana
yang lazim terdapat dalam agama.
d. Tantangan Pancasila di era global.
Pancasila sangat diperlukan pada masa globalisasi ini sebagai
pembatas untuk memilih budaya yang dapat diterima dan
bermanfaat bagi bangsa dan Negara Indonesia, selain itu pancasila
juga berperan sebagai alat untuk menjaga eksistensi kepribadian
bangsa Indonesia, karena di era globalisasi ini batasan-batasan
antar Negara seakan tidak terlihat, sihingga kebuadayaan luar, serta
informasi-inforamasi berita internasional masuk dengan mudah
dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Sumber:
Abdhul, Y. (2021, 20 Agustus). Pengertian Pluralisme: Macam, Dampak Dan
Contoh. Diakses pada (2022, 29 Maret) dari Deeppublish:
https://penerbitbukudeepublish.com/materi/pengertian-pluralisme-
dan-contoh/
Febrianto, B. (2021, 29 Desember). Peranan Pancasila di Era Globalisasi. Diakses
pada (2022, 29 Maret) Dari Jawa Pos Radar Bojonegoro:
https://radarbojonegoro.jawapos.com/daerah/bojonegoro/29/12/202
1/peranan-pancasila-di-era-globalisasi/
Hane, A. (2021, 1 September). Pentingnya Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa.
Diakses pada (2022, 29 Maret) dari Voxntt.com:
https://voxntt.com/2021/09/01/pentingnya-pendidikan-pancasila-
bagi-mahasiswa/81276/
Hutomo, M (2020, 29 November). Contoh Penerapan Pancasila Dalam Kehidupan
Sehari-hari. Diakses pada (2022, 29 Maret) dari Indomaritim.id:
https://indomaritim.id/contoh-penerapan-pancasila-dalam-
kehidupan-sehari-hari/

Ladju, A. (2020, 26 Oktober). PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA DI


PERGURUAN TINGGI. Diakses pada (2022, 29 Maret) dari:
https://mahasiswa.ung.ac.id/151420053/home/2020/10/26/pentingn
ya-pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi.html
Masduki, M. (2011). HUMANISME SEKULER VERSUS HUMANISME
RELIGIUS (Kajian Tentang Landasan Filosofis dan Upaya
Menemukan Alternatif Melalui Pemikiran Seyyed Hossein
Nasr). TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat
Beragama, 3(1), 98-118.
Putri, M. Y. (2021). Alasan diperlukannya pendidikan Pancasila.
Staff.uny.ac.id. (“Tanpa Tahun”). Sejarah Lahirnya Pancasila. Diakses pada (2022
, 29 Maret) dari:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132314547/pendidikan/Materi+Pa
ncasila+2.pdf
Stela. (2020, 5 Januari). Pentingnya Pendidikan Pancasila di Kalangan
Mahasiswa. Diakses pada (2022, 29 Maret) dari Sekilas Media:
https://sekilasmedia.com/2020/01/05/pentingnya-pendidikan-
pancasila-di-kalangan-
mahasiswa/#:~:text=Pendidikan%20Pancasila%20merupakan%20s
alah%20satu,samapai%20manusia%20itu%20menemui%20ajalnya
Suripno, (“Tanpa tahun”). KAJIAN ILMIAH TERHADAP PANCASILA.
Diakses pada (2022, 29 Maret) dari:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/suripno-sh-
mpd/bahan-ajar-kajian-ilmiah-pancasila.pdf

Wikipedia. (2021, 26 Agustus). Lahirnya Pancasila. Diakses pada (2022, 29


Maret) dari:
https://id.wikipedia.org/wiki/Lahirnya_Pancasila#:~:text=Lahirnya
%20Pancasila%20adalah%20judul%20pidato,sebagai%20dasar%2
0negara%20Indonesia%20merdeka

Anda mungkin juga menyukai