Pancasila adalah pandangan hidup yang tidak lahir, namun telah lama ada di Indonesia dan melalui refleksi pemikiran yang cerdas dan perenungan mendalam serta adu argumentasi bijak sana oleh para pendiri bangsa Indonesia, dilahirkan Pancasila sebagai dasar negara, sebagai pandangan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman dahulu Dalam perjalan sejarah, eksistensi Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Hal tersebut menyatakan bahwa Pancasila di dalam arus sejarah bangsa Indonesia kedudukan Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar pandangan dan dasar filsafat bangsa Indonesia, tetapi Pancasila direduksi dan dimanipulatif untuk kepentingan rezim-rezim kekuasaan pada saat itu. Dewasa ini Pancasila banyak masyarakat Indonesia serta kalangang elit politik menganggap bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa kita perlu mengkaji, meninjau, dan mempelajari nilai-nilai Pancasila sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan paham atau isme-isme besar di dunia ini. Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila tersebut, terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia untuk mengembalikan tatanan Negara kita yang mudah dipecah belah oleh rezim penguasa yang memanipulatif ideologi kita, yaitu Pancasila.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan masalah: 2.1 Bagaimana sejarah pancasila pada era pra kemerdekaan? 2.2 Bagaimana sejarah pancasila pada era kemerdekaan? 2.3 Bagaimana sejarah pancasila pada era orde lama? 2.4 Apa saja tantangan dalam penerapan pancasila setelah kemerdekaan? 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan masalah: 2.1 Bagaimana sejarah pancasila pada era pra kemerdekaan? 2.2 Bagaimana sejarah pancasila pada era kemerdekaan? 2.3 Bagaimana sejarah pancasila pada era orde lama? 2.4 Apa saja tantangan dalam penerapan pancasila setelah kemerdekaan? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pancasila Pada Masa Pra Kemerdekaan Terlahirnya ideologi suatu bangsa diawali dengan adanya rasa nasionalisme yang menjadi tahap awal terbukanya pintu gerbang kemerdekaan suatu bangsa. Lahirnya kebangkitan nasional bangsa Indonesia terlahir pada saat kancah politik internasional terjadi pergolakan kebangkitan Dunia Timur, dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Sehingga bangsa Indonesia bergejolak kebangkitan kesadaran akan berbangsa dan pada tanggal 28 Mei 1908 di gedung STOVIA didirikan Budi Utomo sebagai hasil ide dr. Wahidin Sudiro Husodo yaitu Kebangkitan Nasional, gerakan Budi Utomo merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan, kemerdekaan, dan kekuatanya sendiri. Menurut Sartono Kartodirdjo, seorang sejarawan yang dikutip oleh Mochtar Panottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik, benih-benih nasionalisme mulai tertanam kuat dalam gerakan Perhimpoenan Indonesia, yang menekan solidaritas dan kesatuan, menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi kolonialisme. 28 Oktober 1928 diusul pembentukan Soempah Pemoeda, yang menjadi tonggak penegasan perjuangan bangsa Indonesia. Pengusulan Pancasila awalnya dilakukan pada sidang BPUPKI pertama yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945, dimulai dengan materi pokok pembicaraan calon dasar negara. Tokoh-tokoh dalam pembicaraan itu mengemukakan pemikiran atau gagasannya yakni : a. Pada tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin, berpidato tentang gagasanya yakni Asaz dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia dan menyampaikan lima asas dasar yaitu : 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat b. Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo juga berpidato menyampaikan pemikirannya tentang dasar negara yaitu : 1. Paham Negara Persatuan 2. Perhubungan Negara dan Agama 3. Sistem Badan Permusyawaratan 4. Sosialisme Negara 5. Hubungan Antarbangsa Yang Bersifat Asia Timur Raya c. Dan pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan 5 butir gagasan tentang dasar negara Indonesia Merdeka yang kemudian diberi nama Pancasila, yaitu : 1. Kebangsaan Indonesia 2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan Yang Maha Esa Berikutnya setelah para tokok-tokoh yang memberikan gagasan tentang dasar negara selesai, dibentuklah panitia kecil terdiri dari 8 orang yaitu Ir. Soekarno, Ki Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Sutarjo, A.A. Maramis, Muh. Yamin, Moh. Hatta, dan Otto Iskandar Dinata. Sebagai penampung usulan-usulan gagasan calon dasar negara. Kemudian berlanjut ke sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945- 16 Juli 1945, dibentuklah panitia kecil beranggotakan 9 orang atau disebut dengan panitia 9 bertugas mengumpulkan usulan, memeriksa usulan, dan membulatkan hasil diskusi, yang beranggotakan Ir. Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir, Achmad Soebardjo, H. Agus Salim, Abikusno Tjokorosujoso. Panitia 9 berhasil menyusun rancangan Pembukaan Hukum Dasar yang merupakan persetujuan naskah awal kemudian dikenal dengan nama Piagam Jakarta yang berisikan 5 dasar negara Indonesia, yaitu : 1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Ketika para pemimpin bangsa Indonesia sibuk dengan mempersiapkan
kemerdekaan Indonesia, peta politik dunia terjadi perubahan akibat Jepang takluk pada Sekutu, setelah dijatuhkannya bom atom di Hirosima. Sehari setelah kejadian tersebut pada tanggal 7 Agustus 1945 pemerintahan Jepang di Indonesia memberikan maklumat yang berisikan: akan dibentuknya panitia persiapan kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI), pada tanggal 18 Agustus 1945 panitia dilantik dan mulai bersidang pada 19 Agustus 1945, dan direncanakan merdeka pada tanggal 24 Agustus 1945. Pada 8 Agustus 1945 Jendral Terauchi memanggil Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman untuk datang ke Saigon, Vietnam untuk bertemu dengannya. Pada pertemuan itu Jendral Terauchi memberikan kewenangan untuk segera membentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi Indonesia sesuai dengan maklumat yang diberikan. PPKI semulanya dibentuk oleh Jepang diambil alih sepenuhnya oleh pemimpin bangsa Indonesia, akibat dari kekosongan kekuasaan di Indonesia karena pihak sekutu menjatuhkan bom atom lagi menyebabkan Jepang terpaksa menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. 2.2 Pancasila Pada Masa Kemerdekaan Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan saat terjadinya kekosongan kekuasaan pemerintah di Indonesia. Karena pada tanggal 14 agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu, sementara Inggris oleh sekutu diserahkan tugas untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara salah satunya Indonesia. Untuk tugas penjagaan keamanan di Indonesia, diserahkan kepada Jepang. Proklamasi dilaksanakan 17 agustus 1945, pada hari jum’at, dan naskah proklamasi di tanda tangani oleh Soekarno-M.Hatta, ber-atas namakan rakyat Indonesia. Proklamasi kemerdekaan yang dinyatakan oleh bangsa Indonesia memiliki beberapa arti dasar (darmodiharjo, 1983, jarmanto, 1982), yakni: 1. Merupakan titik, kulminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam membebaskan dirinya untuk mencapai kemerdekan negara dan bangsa telah berabad-abad dicengkram oleh penjajah. 2. Puncak perjuangan rakyat Indonesia dengan pengorbanan harta benda, darah, dan jiwa yang berlangsung sudah berabad-abad lamanya untuk membangun persatuan dan merebut kemerdekaan bangsa dari tangan penjajah. 3. Merupakan mercusuar yang menerangi dan menunjukkan jalan sejarah, pemberi aspirasi dan pemberi daya yang tidak kunjung habis bagi perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia di semua lapangan dan di setiap keadaan. sehari sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang juga di saksikan PPKI, PPKI tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang pertamanya, dan mengambil keputusan : a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan undang-undang Dasar 1945, yang bahan-bahannya hampir seluruhnya (dengan beberapa perubahan) diambil dari rancangan pembukaan undang-undang Dasar yang di susun oleh panitia perumus pada tanggal 22 juni 1945; khusus didalam pembukaan yang terdiri dari 4 alinea, terjadi perubahan naskah lima dasar negara, menjadi : 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusian yang adil dan beradap 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Perubahan ini dikarenakan adanya tuntutan dari wakil yang mengatasnamakan Masyarakat Indonesia Bagian Timur yang menemui Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang kata “ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntuan ini ditanggapi secara arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang disepakati, yaitu dihapunya 7 kata yang dianggap menjadi hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha Esa”. b. Memilih ketua PPKI, Soekarno, dan wakil ketua PPKI, M.Hatta. masing –masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. c. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibentuk oleh sebuah Komite Nasional. 2.3 Pancasila Pada Masa Orde Lama ( 1950-1966) Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami berbagai proses Implementasi yang berbeda- beda dari masa ke masa. Salah satu periode penerapan Pancasila dalam sejarah Indonesia adalah pada masa Orde Lama yang dipimpin Presiden Soekarno, khususnya dari tahun 1959 hingga 1966. Pada Masa Orde lama, masa kepemimpinan Presiden Soekarno Pancasilla mengalami ideologisasi. Yaitu Pancasila berusaha untuk dibangun dan dijadikan sebagai keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Meskipun pada saat itu menurut Soekarno idelogi Pancasila belum jelas dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke kesejahteraan atau tidak, Soekarno tetap berani menjadilan ideologi Pancasila sebagai ideologi Indonesia. Pada masa Orde lama, masih dicari bentuk implementasi dari Pancasila itu sendiri. Terutama dalam sistem ketatanegaraan. Oleh sebab itu, Pancasila pun diterapkan dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu:
A. Demokrasi Liberal atau Demokrasi Parlementer
Sejarah sistem pemerintahan demokrasi Liberal atau Parlementer diterapkan di Indonesia pada 1950-1959. Ketika menganut sistem ini, pemerintah Indonesia dipimpin perdana mentri besama presiden sebagai kepala negara. Demokrasi Parlementer adalah ssistem dimana parlemen negara punya peran penting. Dalam demokrasi ini badan legislatif memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari badan eksekutif.. Kepala pemerintahan dipimpin oleh perdana mentri. Sementara perdana mentri dan mentri dalam cabinet bisa diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Presiden menjabat sebagai kepala negara dalam demokrasi parlementer. Demokrasi Liberal memakai sistem politik demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan di bidang poilitik. Demokrasi ini mengedepankan kebebasan dan individualisme.Jadi dalam demokrasi liberal berupaya mengrangi kesenjangan dalam ekonomi. Selain itu rakyat dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Ada ciri khas demokrasi liberal yaitu kekuasaan pemerintah dibatasi konstitusi, Sehingga tidak diperkenankan campur tangan dan bertindak sewenang pada rakyat. Ciri ciri demokrasi liberal 1) Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat 2) Perdana mentri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah 3) Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR 4) Perdana Mentri diangkat oleh presiden Dalam perjalanya demokrasi liberal di Indonesia terjadi dari tahun 1950 sampai 1959. Ada tujuh kabinet dalam demokrasi liberal yaitu kabinet Natsir, kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, kabinet Ali, kabinet Burhanuddin Harahap, kabinet Ali Saatroamijoyo II, dan kabinet Djuanda. B. Demokrasi Terpimpin Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin adalah sebuah system pemerintahan, dimana segala sistem, dimana segala kebijakan atau keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada suatu orang, yaitu pemimpi pemerintah. Demokrasi terpimpin dikenal dengan pemerintahan terkelola dengan peningkatan otoraksi, alam artian lain negara yang menganut sistem demokrasi terpimpin adalah dibawah pemerintah penguasa tunggal. Sistem demokrasi terpimpin terjadi di Indonesia pada 5 Juli 1959 hingga 11 Maret1966. Dalam sistem demokrasi terpimpin, negara menggunakan prinsip-prinsip demokrasi beserta nilainya namun dengan satu pengecualian. Negara dibuat dengan tujuan untuk mesejahterakan masyarakat secara umum dan juga untuk melindungi segenap bangsa yang ada didalamnya. Namun tugas negara harus berada dalam panduan dan pimpinan tokoh pusat, yakni presiden. Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah adanya campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi dan munculnya Lembaga tinggi negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan lainya. Tujuan demokrasi terpimpin diantaranya: 1) Untuk mengganti demokrasi liberal yang dianggap tidak stabil bagi negara Indonesia. 2) Untuk meningkatkan kekuasaan presiden pada masa itu sebagai pemegang kekuasaan tertinggi. Demokrasi terpimpin dibentuk bukan tanpa tujuan, tujuanya adalah untuk menata ulang kehidupan politik serta pemerintahan berdasarkan UUD 1945 yang pada akhirnya justru banyak pelanggaran UUD 11945 pada proses pelaksanaanya. Berikut beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 pada masa demokrasi terpimpin: 1) Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis ( Nasakom). 2) Tap MPRS No III/MPRS/1963 tentang pengangkatan Soekarno sebagai presiden seumur hidup. 3) Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden. 4) GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA bukan MPRS. 5) Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi mentri negara oleh presiden. Peistiwa Gerakan 30 Septemper Partai Komunis Indonesia ( G30SPKI ) pada 1965 menandakan ditinggalkanya demokrasi terpimpin dan melemahnya pengaruh dan kekuasaan presiden Soekarno. 2.4 Tantangan Penerapan Pancasila Setelah Kemerdekaan Pada masa setelah kemerdekaan, Pancasila mengalami beberapa tantangan dalam penerapannya. 1. Pemberontakan Partai komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948 Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada tanggal 18 September 1948 yang dipimpin oleh Muso. Tujuan pemberontakan ini ingin mengganti dasar negara yaitu panca sila menjadi ideologi komunis. Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan menguasai seluruh daerah Madiun, PKI juga melakukan pembunuhan dan penculikan ini secara besar-besaran. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Pasukan TNI yang dibantu rakyat dibawah pimpinan Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono. 2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DT/TII) di Jawa Barat Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwiryo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia. pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan TNI dengan menggunakan Operasi Pagar Betis di gunung Geber. 3. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) Gerakan ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk negara federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri, yang dipimpin oleh Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini didasari oleh adanya kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang akan membawa merePemberontakan APRA juga didukung oleh Sultan Hamid II yang menjabat sebagal menteri negara pada Kabinet RIS. Pemberontakan APRA berhasil ditumpas melalui operasi militer yang dilakukan oleh Pasukan Siliwangika ke suasana aman dan tenteram serta memerintah dengan adil dan bijaksan. 4. Pemberontakan Andi Azis Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar yang dipimpin oleh Andi Azis. Pemberontakan ini bertujuan membangun Negara Indonesia Timur (NIT). Pada tanggal 15 April 1950, Andi Aziz berangkat ke Jakarta setelah didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Aziz terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili, sedangkan pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan pendaratan di Sulawesi Selatan untuk merebut Makassar kembali. Pada 21 April 1950, pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa perlawanan dari pasukan pemberontak. 5. Pemberontakan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS) Pemberontakan RMS dipimpin oleh MR.DR.Cristian Robert Steven Soumokil yang menolak pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberontakan ini memproklamasiakan berdirinya Republik Maluku Selatan yang bertujuan untuk melepaskan diri dari Indonesia. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan TNI melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang. 6. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965 Pemberontakan PKI sering disebut sebagai G30SPKI, karena terjadi pada tanggal 30 September 1965. Pemeberontakan ini terjadi di Jakarta Timur tepatnya pada lubang buaya dipimpin oleh DN Aidit. Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk pengkudetaan terhadap pemerintah Indonesia saat itu. Pemberontakan ini diakhiri oleh satuan TNI yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pancasila sebagai dasar negara merupakan alas atau fundamental yang menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya Negara Indonesia. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat. Dalam penerapannya pun Pancasila mendapatkan tantangan yang bermacam-macam contohnya Pemberontakan PKI, APRA, TII/DII, dan RMS. Serta Pancasila sendiri mendapatkan tempat yang berbeda-beda dalam pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa dan penafsiran Pancasila pun didominasi oleh pemikiran-pemikiran dari mereka untuk melanggengkan kekuasaan. Misal pada masa orde lama, pancasila ditafsirkan dengan nasionalis agama dan komunis (nasakom) dan terjadi banyak penyimpangan dalam penggunaan kekuasaan. DAFTAR PUSTAKA Ujang, Charda. 2018. Pendidikan Pancasila Untuk Pendidikan Tinggi. Jakarta : Rajawali Pers. Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ristekdikti RI2016. Pendidikan Pancasila Untuk Pendidikan Tinggi. Jakarta : Ditjen Ristekdikti. Reja, Fahlevi dan Sarbani. 2018. Pendidikan Pancasila (Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai). Banjarmasin : Asswaja Pressindo. Asep, Sulaiman. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung : CV Arfino Raya https://id.scribd.com/document/370969471/KAJIAN-SEJARAH-PANCASILA- PADA-ERA-PRA-KEMERDEKAAN-ERA-KEMERDEKAAN-ERA-ORDE- LAMA-ERA-ORDE-BARU-DAN-ERA-REVORMASI https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai- 1966-ghT9#amp_tf=Dari %20%251%24s&aoh=16629806744688&csi=1&referrer=https%3A%2F %2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah- penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-1966-ghT9 https://www.hukumonline.com/berita/a/periode-sistem-pemerintahan-demokrasi- terpimpin-di-indonesia-lt6239a34782507 https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai- 1966-ghT9#amp_tf=Dari %20%251%24s&aoh=16629806744688&csi=1&referrer=https%3A%2F %2Fwww.google.com&share=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah- penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-1966-ghT9 https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/10/150000479/apa-peran-soekarno- pada-masa-demokrasi-terpimpin-?page=all https://tirto.id/sejarah-masa-demokrasi-parlementer-atau-liberal-di-indonesia- gbDP https://www.inews.id/news/nasional/g30s-pki-fakta-sejarah-kronologi-tujuan-dan- latar-belakang#:~:text=Rangkuman%20Peristiwa%20G30S%2FPKI,G30S %20PKI%20adalah%20kelompok%20PKI 12