Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pancasila adalah pandangan hidup yang tidak lahir, namun telah lama ada di Indonesia dan
melalui refleksi pemikiran yang cerdas dan perenungan mendalam serta adu argumentasi
bijak sana oleh para pendiri bangsa Indonesia, dilahirkan Pancasila sebagai dasar
negara, sebagai pandangan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
Pancasila sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang
dalam kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman dahulu Dalam perjalan sejarah, eksistensi
Pancasila sebagai dasar filsafat Negara Republik Indonesia mengalami berbagai macam
interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan penguasa demi kokoh
dan tegaknya kekuasan yang berlindung dibalik legitimasi ideologi negara Pancasila. Hal
tersebut menyatakan bahwa Pancasila di dalam arus sejarah bangsa Indonesia kedudukan
Pancasila tidak lagi diletakkan sebagai dasar pandangan dan dasar filsafat bangsa Indonesia,
tetapi Pancasila direduksi dan dimanipulatif untuk kepentingan rezim-rezim kekuasaan pada
saat itu. Dewasa ini Pancasila banyak masyarakat Indonesia serta kalangang elit politik
menganggap bahwa Pancasila merupakan label politik Orde Baru. Oleh karena itu sebagai
generasi penerus bangsa kita perlu mengkaji, meninjau, dan mempelajari nilai-nilai Pancasila
sebagai suatu hasil karya besar bangsa kita yang setingkat dengan paham atau isme-isme
besar di dunia ini. Upaya untuk mempelajari serta mengkaji Pancasila tersebut,
terutama dalam kaitannya dengan tugas besar bangsa Indonesia untuk mengembalikan
tatanan Negara kita yang mudah dipecah belah oleh rezim penguasa yang
memanipulatif ideologi kita, yaitu Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan masalah:
2.1 Bagaimana sejarah pancasila pada era pra kemerdekaan?
2.2 Bagaimana sejarah pancasila pada era kemerdekaan?
2.3 Bagaimana sejarah pancasila pada era orde lama?
2.4 Apa saja tantangan dalam penerapan pancasila setelah kemerdekaan?
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas kami merumuskan masalah:
2.1 Bagaimana sejarah pancasila pada era pra kemerdekaan?
2.2 Bagaimana sejarah pancasila pada era kemerdekaan?
2.3 Bagaimana sejarah pancasila pada era orde lama?
2.4 Apa saja tantangan dalam penerapan pancasila setelah kemerdekaan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Pada Masa Pra Kemerdekaan
Terlahirnya ideologi suatu bangsa diawali dengan adanya rasa
nasionalisme yang menjadi tahap awal terbukanya pintu gerbang kemerdekaan
suatu bangsa. Lahirnya kebangkitan nasional bangsa Indonesia terlahir pada saat
kancah politik internasional terjadi pergolakan kebangkitan Dunia Timur, dengan
suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Sehingga bangsa Indonesia bergejolak
kebangkitan kesadaran akan berbangsa dan pada tanggal 28 Mei 1908 di gedung
STOVIA didirikan Budi Utomo sebagai hasil ide dr. Wahidin Sudiro Husodo yaitu
Kebangkitan Nasional, gerakan Budi Utomo merupakan awal gerakan nasional
untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan, kemerdekaan, dan
kekuatanya sendiri. Menurut Sartono Kartodirdjo, seorang sejarawan yang dikutip
oleh Mochtar Panottinggi dalam artikelnya yang berjudul Pancasila sebagai
Modal Rasionalitas Politik, benih-benih nasionalisme mulai tertanam kuat dalam
gerakan Perhimpoenan Indonesia, yang menekan solidaritas dan kesatuan,
menghimbau agar segenap suku bangsa bersatu teguh menghadapi kolonialisme.
28 Oktober 1928 diusul pembentukan Soempah Pemoeda, yang menjadi tonggak
penegasan perjuangan bangsa Indonesia.
Pengusulan Pancasila awalnya dilakukan pada sidang BPUPKI pertama
yang dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945, dimulai dengan materi
pokok pembicaraan calon dasar negara. Tokoh-tokoh dalam pembicaraan itu
mengemukakan pemikiran atau gagasannya yakni :
a. Pada tanggal 29 Mei 1945, M. Yamin, berpidato tentang gagasanya yakni
Asaz dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia dan
menyampaikan lima asas dasar yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
b. Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo juga berpidato menyampaikan
pemikirannya tentang dasar negara yaitu :
1. Paham Negara Persatuan
2. Perhubungan Negara dan Agama
3. Sistem Badan Permusyawaratan
4. Sosialisme Negara
5. Hubungan Antarbangsa Yang Bersifat Asia Timur Raya
c. Dan pada tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengemukakan 5 butir gagasan
tentang dasar negara Indonesia Merdeka yang kemudian diberi nama
Pancasila, yaitu :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Berikutnya setelah para tokok-tokoh yang memberikan gagasan tentang dasar
negara selesai, dibentuklah panitia kecil terdiri dari 8 orang yaitu Ir. Soekarno, Ki
Bagus Hadi Kusumo, K.H. Wahid Hasyim, Sutarjo, A.A. Maramis, Muh. Yamin,
Moh. Hatta, dan Otto Iskandar Dinata. Sebagai penampung usulan-usulan gagasan
calon dasar negara.
Kemudian berlanjut ke sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 Juli 1945-
16 Juli 1945, dibentuklah panitia kecil beranggotakan 9 orang atau disebut dengan
panitia 9 bertugas mengumpulkan usulan, memeriksa usulan, dan membulatkan
hasil diskusi, yang beranggotakan Ir. Soekarno, Moh. Hatta, K.H. Wahid Hasyim,
Kahar Muzakir, Achmad Soebardjo, H. Agus Salim, Abikusno Tjokorosujoso.
Panitia 9 berhasil menyusun rancangan Pembukaan Hukum Dasar yang
merupakan persetujuan naskah awal kemudian dikenal dengan nama Piagam
Jakarta yang berisikan 5 dasar negara Indonesia, yaitu :
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Ketika para pemimpin bangsa Indonesia sibuk dengan mempersiapkan


kemerdekaan Indonesia, peta politik dunia terjadi perubahan akibat Jepang takluk
pada Sekutu, setelah dijatuhkannya bom atom di Hirosima. Sehari setelah
kejadian tersebut pada tanggal 7 Agustus 1945 pemerintahan Jepang di Indonesia
memberikan maklumat yang berisikan: akan dibentuknya panitia persiapan
kemerdekaan bagi Indonesia (PPKI), pada tanggal 18 Agustus 1945 panitia
dilantik dan mulai bersidang pada 19 Agustus 1945, dan direncanakan merdeka
pada tanggal 24 Agustus 1945. Pada 8 Agustus 1945 Jendral Terauchi memanggil
Soekarno, Moh. Hatta, dan Rajiman untuk datang ke Saigon, Vietnam untuk
bertemu dengannya. Pada pertemuan itu Jendral Terauchi memberikan
kewenangan untuk segera membentuk panitia persiapan kemerdekaan bagi
Indonesia sesuai dengan maklumat yang diberikan. PPKI semulanya dibentuk
oleh Jepang diambil alih sepenuhnya oleh pemimpin bangsa Indonesia, akibat dari
kekosongan kekuasaan di Indonesia karena pihak sekutu menjatuhkan bom atom
lagi menyebabkan Jepang terpaksa menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
2.2 Pancasila Pada Masa Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan saat terjadinya
kekosongan kekuasaan pemerintah di Indonesia. Karena pada tanggal 14 agustus
1945, Jepang menyerah kepada sekutu, sementara Inggris oleh sekutu diserahkan
tugas untuk memelihara keamanan di Asia Tenggara salah satunya Indonesia.
Untuk tugas penjagaan keamanan di Indonesia, diserahkan kepada Jepang.
Proklamasi dilaksanakan 17 agustus 1945, pada hari jum’at, dan naskah
proklamasi di tanda tangani oleh Soekarno-M.Hatta, ber-atas namakan rakyat
Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan yang dinyatakan oleh bangsa Indonesia memiliki
beberapa arti dasar (darmodiharjo, 1983, jarmanto, 1982), yakni:
1. Merupakan titik, kulminasi dari perjuangan bangsa Indonesia dalam
membebaskan dirinya untuk mencapai kemerdekan negara dan bangsa
telah berabad-abad dicengkram oleh penjajah.
2. Puncak perjuangan rakyat Indonesia dengan pengorbanan harta benda,
darah, dan jiwa yang berlangsung sudah berabad-abad lamanya untuk
membangun persatuan dan merebut kemerdekaan bangsa dari tangan
penjajah.
3. Merupakan mercusuar yang menerangi dan menunjukkan jalan sejarah,
pemberi aspirasi dan pemberi daya yang tidak kunjung habis bagi
perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia di semua lapangan dan di
setiap keadaan.
sehari sesudah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, yang juga
di saksikan PPKI, PPKI tanggal 18 Agustus 1945 mengadakan sidang
pertamanya, dan mengambil keputusan :
a. Menetapkan dan mengesahkan pembukaan undang-undang Dasar
1945, yang bahan-bahannya hampir seluruhnya (dengan beberapa
perubahan) diambil dari rancangan pembukaan undang-undang
Dasar yang di susun oleh panitia perumus pada tanggal 22 juni
1945; khusus didalam pembukaan yang terdiri dari 4 alinea, terjadi
perubahan naskah lima dasar negara, menjadi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusian yang adil dan beradap
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Perubahan ini dikarenakan adanya tuntutan dari wakil yang
mengatasnamakan Masyarakat Indonesia Bagian Timur yang
menemui Bung Hatta yang mempertanyakan 7 kata di belakang
kata “ketuhanan”, yaitu “dengan kewajiban menjalankan Syariat
Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Tuntuan ini ditanggapi secara
arif oleh para pendiri negara sehingga terjadi perubahan yang
disepakati, yaitu dihapunya 7 kata yang dianggap menjadi
hambatan di kemudian hari dan diganti dengan istilah “Yang Maha
Esa”.
b. Memilih ketua PPKI, Soekarno, dan wakil ketua PPKI, M.Hatta.
masing –masing menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik
Indonesia.
c. Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibentuk oleh sebuah
Komite Nasional.
2.3 Pancasila Pada Masa Orde Lama ( 1950-1966)
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia mengalami berbagai proses
Implementasi yang berbeda- beda dari masa ke masa. Salah satu periode
penerapan Pancasila dalam sejarah Indonesia adalah pada masa Orde Lama yang
dipimpin Presiden Soekarno, khususnya dari tahun 1959 hingga 1966. Pada Masa
Orde lama, masa kepemimpinan Presiden Soekarno Pancasilla mengalami
ideologisasi. Yaitu Pancasila berusaha untuk dibangun dan dijadikan sebagai
keyakinan dan kepribadian bangsa Indonesia. Meskipun pada saat itu menurut
Soekarno idelogi Pancasila belum jelas dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke
kesejahteraan atau tidak, Soekarno tetap berani menjadilan ideologi Pancasila
sebagai ideologi Indonesia. Pada masa Orde lama, masih dicari bentuk
implementasi dari Pancasila itu sendiri. Terutama dalam sistem ketatanegaraan.
Oleh sebab itu, Pancasila pun diterapkan dengan bentuk yang berbeda-beda, yaitu:

A. Demokrasi Liberal atau Demokrasi Parlementer


Sejarah sistem pemerintahan demokrasi Liberal atau Parlementer
diterapkan di Indonesia pada 1950-1959. Ketika menganut sistem ini,
pemerintah Indonesia dipimpin perdana mentri besama presiden sebagai
kepala negara. Demokrasi Parlementer adalah ssistem dimana parlemen
negara punya peran penting. Dalam demokrasi ini badan legislatif
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari badan eksekutif.. Kepala
pemerintahan dipimpin oleh perdana mentri. Sementara perdana mentri
dan mentri dalam cabinet bisa diangkat dan diberhentikan oleh parlemen.
Presiden menjabat sebagai kepala negara dalam demokrasi parlementer.
Demokrasi Liberal memakai sistem politik demokrasi yang
menjunjung tinggi persamaan di bidang poilitik. Demokrasi ini
mengedepankan kebebasan dan individualisme.Jadi dalam demokrasi
liberal berupaya mengrangi kesenjangan dalam ekonomi. Selain itu rakyat
dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Ada ciri khas demokrasi
liberal yaitu kekuasaan pemerintah dibatasi konstitusi, Sehingga tidak
diperkenankan campur tangan dan bertindak sewenang pada rakyat.
Ciri ciri demokrasi liberal
1) Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
2) Perdana mentri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintah
3) Presiden bisa dan berhak membubarkan DPR
4) Perdana Mentri diangkat oleh presiden
Dalam perjalanya demokrasi liberal di Indonesia terjadi dari tahun 1950
sampai 1959. Ada tujuh kabinet dalam demokrasi liberal yaitu kabinet
Natsir, kabinet Sukiman, Kabinet Wilopo, kabinet Ali, kabinet
Burhanuddin Harahap, kabinet Ali Saatroamijoyo II, dan kabinet Djuanda.
B. Demokrasi Terpimpin
Sistem pemerintahan demokrasi terpimpin adalah sebuah system
pemerintahan, dimana segala sistem, dimana segala kebijakan atau
keputusan yang diambil dan dijalankan berpusat kepada suatu orang, yaitu
pemimpi pemerintah. Demokrasi terpimpin dikenal dengan pemerintahan
terkelola dengan peningkatan otoraksi, alam artian lain negara yang
menganut sistem demokrasi terpimpin adalah dibawah pemerintah
penguasa tunggal. Sistem demokrasi terpimpin terjadi di Indonesia pada 5
Juli 1959 hingga 11 Maret1966. Dalam sistem demokrasi terpimpin,
negara menggunakan prinsip-prinsip demokrasi beserta nilainya namun
dengan satu pengecualian. Negara dibuat dengan tujuan untuk
mesejahterakan masyarakat secara umum dan juga untuk melindungi
segenap bangsa yang ada didalamnya. Namun tugas negara harus berada
dalam panduan dan pimpinan tokoh pusat, yakni presiden.
Ciri yang paling khas dari konsep demokrasi terpimpin adalah
adanya campur tangan presiden selaku pemimpin tertinggi dan munculnya
Lembaga tinggi negara seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat
Sementara dan lainya. Tujuan demokrasi terpimpin diantaranya:
1) Untuk mengganti demokrasi liberal yang dianggap tidak stabil bagi
negara Indonesia.
2) Untuk meningkatkan kekuasaan presiden pada masa itu sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi.
Demokrasi terpimpin dibentuk bukan tanpa tujuan, tujuanya adalah untuk
menata ulang kehidupan politik serta pemerintahan berdasarkan UUD
1945 yang pada akhirnya justru banyak pelanggaran UUD 11945 pada
proses pelaksanaanya. Berikut beberapa penyimpangan terhadap Pancasila
dan UUD 1945 pada masa demokrasi terpimpin:
1) Pembentukan Nasionalis, Agama, dan Komunis ( Nasakom).
2) Tap MPRS No III/MPRS/1963 tentang pengangkatan Soekarno
sebagai presiden seumur hidup.
3) Pembubaran DPR hasil pemilu oleh presiden.
4) GBHN yang bersumber pada pidato presiden tanggal 17 Agustus
1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan
oleh DPA bukan MPRS.
5) Pengangkatan ketua DPR Gotong Royong/MPRS menjadi mentri
negara oleh presiden.
Peistiwa Gerakan 30 Septemper Partai Komunis Indonesia
( G30SPKI ) pada 1965 menandakan ditinggalkanya demokrasi
terpimpin dan melemahnya pengaruh dan kekuasaan presiden
Soekarno.
2.4 Tantangan Penerapan Pancasila Setelah Kemerdekaan
Pada masa setelah kemerdekaan, Pancasila mengalami beberapa
tantangan dalam penerapannya.
1. Pemberontakan Partai komunis Indonesia (PKI) Madiun 1948
Pemberontakan PKI Madiun terjadi pada tanggal 18 September
1948 yang dipimpin oleh Muso. Tujuan pemberontakan ini ingin
mengganti dasar negara yaitu panca sila menjadi ideologi komunis.
Pemberontakan PKI Madiun melakukan aksinya dengan menguasai
seluruh daerah Madiun, PKI juga melakukan pembunuhan dan
penculikan ini secara besar-besaran. Pemberontakan ini berhasil
ditumpas oleh Pasukan TNI yang dibantu rakyat dibawah pimpinan
Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono.
2. Pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DT/TII) di
Jawa Barat
Pemberontakan DI/TII dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan
Kartosuwiryo yang ingin mendirikan Negara Islam Indonesia.
pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan TNI dengan
menggunakan Operasi Pagar Betis di gunung Geber.
3. Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA)
Gerakan ini bertujuan untuk mempertahankan bentuk negara
federal di Indonesia dan memiliki tentara sendiri, yang dipimpin oleh
Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini didasari oleh adanya
kepercayaan rakyat akan datangnya seorang ratu adil yang akan
membawa merePemberontakan APRA juga didukung oleh Sultan
Hamid II yang menjabat sebagal menteri negara pada Kabinet RIS.
Pemberontakan APRA berhasil ditumpas melalui operasi militer yang
dilakukan oleh Pasukan Siliwangika ke suasana aman dan tenteram
serta memerintah dengan adil dan bijaksan.
4. Pemberontakan Andi Azis
Pemberontakan Andi Azis terjadi di Makassar yang dipimpin oleh
Andi Azis. Pemberontakan ini bertujuan membangun Negara Indonesia
Timur (NIT). Pada tanggal 15 April 1950, Andi Aziz berangkat ke
Jakarta setelah didesak oleh Presiden NIT, Sukawati. Tetapi Andi Aziz
terlambat melapor sehingga ia ditangkap dan diadili, sedangkan
pasukan yang dipimpin oleh Mayor H. V Worang terus melakukan
pendaratan di Sulawesi Selatan untuk merebut Makassar kembali. Pada
21 April 1950, pasukan ini berhasil menduduki Makassar tanpa
perlawanan dari pasukan pemberontak.
5. Pemberontakan Gerakan Republik Maluku Selatan (RMS)
Pemberontakan RMS dipimpin oleh MR.DR.Cristian Robert
Steven Soumokil yang menolak pembentukan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pemberontakan ini memproklamasiakan
berdirinya Republik Maluku Selatan yang bertujuan untuk melepaskan
diri dari Indonesia. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan
TNI melalui ekspedisi militer yang dipimpin oleh Kolonel A.E.
Kawilarang.
6. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1965
Pemberontakan PKI sering disebut sebagai G30SPKI, karena
terjadi pada tanggal 30 September 1965. Pemeberontakan ini terjadi di
Jakarta Timur tepatnya pada lubang buaya dipimpin oleh DN Aidit.
Peristiwa ini merupakan salah satu bentuk pengkudetaan terhadap
pemerintah Indonesia saat itu. Pemberontakan ini diakhiri oleh satuan
TNI yang dipimpin oleh Mayjen Soeharto.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila sebagai dasar negara merupakan alas atau fundamental yang
menjadi pijakan dan mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya
Negara Indonesia. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara adalah sebagai
kaidah hukum yang mengatur Negara Republik Indonesia, termasuk di
dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah, dan rakyat.
Dalam penerapannya pun Pancasila mendapatkan tantangan yang
bermacam-macam contohnya Pemberontakan PKI, APRA, TII/DII, dan
RMS. Serta Pancasila sendiri mendapatkan tempat yang berbeda-beda
dalam pandangan rezim pemerintahan yang berkuasa dan penafsiran
Pancasila pun didominasi oleh pemikiran-pemikiran dari mereka untuk
melanggengkan kekuasaan. Misal pada masa orde lama, pancasila
ditafsirkan dengan nasionalis agama dan komunis (nasakom) dan terjadi
banyak penyimpangan dalam penggunaan kekuasaan.
DAFTAR PUSTAKA
Ujang, Charda. 2018. Pendidikan Pancasila Untuk Pendidikan Tinggi. Jakarta :
Rajawali Pers.
Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ristekdikti RI2016. Pendidikan
Pancasila Untuk Pendidikan Tinggi. Jakarta : Ditjen Ristekdikti.
Reja, Fahlevi dan Sarbani. 2018. Pendidikan Pancasila (Pendekatan Berbasis
Nilai-Nilai). Banjarmasin : Asswaja Pressindo.
Asep, Sulaiman. 2015. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Bandung :
CV Arfino Raya
https://id.scribd.com/document/370969471/KAJIAN-SEJARAH-PANCASILA-
PADA-ERA-PRA-KEMERDEKAAN-ERA-KEMERDEKAAN-ERA-ORDE-
LAMA-ERA-ORDE-BARU-DAN-ERA-REVORMASI
https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-
1966-ghT9#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16629806744688&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah-
penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-1966-ghT9
https://www.hukumonline.com/berita/a/periode-sistem-pemerintahan-demokrasi-
terpimpin-di-indonesia-lt6239a34782507
https://tirto.id/sejarah-penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-
1966-ghT9#amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16629806744688&csi=1&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fsejarah-
penerapan-pancasila-pada-masa-orde-lama-1959-sampai-1966-ghT9
https://www.kompas.com/stori/read/2022/06/10/150000479/apa-peran-soekarno-
pada-masa-demokrasi-terpimpin-?page=all
https://tirto.id/sejarah-masa-demokrasi-parlementer-atau-liberal-di-indonesia-
gbDP
https://www.inews.id/news/nasional/g30s-pki-fakta-sejarah-kronologi-tujuan-dan-
latar-belakang#:~:text=Rangkuman%20Peristiwa%20G30S%2FPKI,G30S
%20PKI%20adalah%20kelompok%20PKI
12

Anda mungkin juga menyukai