Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

KELAHIRAN PANCASILA

A. Latar Sejarah Pancasila


Pancasila adalah dasar negara yang digali daari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia sendiri. Nilai-nilai
tersebut berasal dari adat istiadat, budaya, serta nilai-nilai religius yang berkembang dalam kehidupan
sehari-hari bangsa Indonesia.
1. Masa Prasejarah
Pada masa prasejarah, nilai-nilai Pancasila tercermin dalam berbagai aktivitas nenek moyang
kita. Nilai ketuhanan pada masa itu antara lain tercermin pada sistem panteon yang meliputi
kepercayaan, tempat pemujaan, sarana upacara pemujaan, dan sebagainya. Nilai kemanusiaan
tampak anttara lain pada sistem penguburan jenazah pada sarkofagus, waruga, serta dalam
sistem perdagangan barter. Nilai kesatuan tercermin pada kesamaan karakteristik kebudayaan
dan juga pada kesatuan-kesatuan bahasa di Indonesia sebagai rumpun Austronesia. Nilai
musyawarah tampak pada proses pemilihan pemimpin sesuai prinsip primus inter pares serta
pada pengambilan keputusan untuk mengatasi masalah bersama.
2. Masa Kerajaan-Kerajaan Nusantara
Seiring berkembangnya peradaban, kerajaan-kerajaan di Nusantara pun berdiri. Kerajaan-
kerajaan awal di Nusantara bercorak Hindu dan Buddha. Pada masa itu didirikan berbagai candi,
diantaranya Candi Prambanan (Hindu) dan Candi Borobudur (Buddha).
3. Masa Perjuangan Melawan Penjajah
Pada Abad XV-XVII, bangsa Eropa gencar mnejelajahi samudra. Tujuan awal mereka adalah
menemukan negeri penghasil rempah-rempah.
4. Masa Kebangkitan Nasional
Penderitaan rakyat Nusantara memicu kritik dari sebagian kalangan di Negeri Belanda yang
mendesak pemerintah kolonial Belanda memperhatikan nasib pribumi di tanah jajahan. Kritikan
ini ditanggapi pemerintah Belanda dengan melaksanakan tuntutan Politik Etis, yaitu bahwa
pemerintah kolonial Belanda bertanggung jawab untuk mensejahterakan rakyat Indonesia.

B. Kelahiran Pancasila
1. Proses Kelahiran Pancasila
Proses lahirnya pancasila tidak terlepad dari pembentukan BPUPK. BPUPK diketuahi oleh dr.Radjiman
Wedyodiningrat dengan wakil R.P. Soeroso. Anggotanya berjumlah 60 orang ditambah 7 orang
perwakilan Jepang. Sidang BPUPK dibuka secara resmi pada tanggal 28 Mei 1945. M. Yamin
mengajukan lima asas sebagai dasar Negara Indonesia.
Kelima asas itu adalah sebagai berikut:
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri kerakyatan
5. Kesejahteraan rakyat

2. Hari Lahir Pancasila


Pada tanggal 1 Juni 1945. Soekarno menyampaikan pidatonya mengenai dasar yang akan digunakan
Indonesia sebagai dasar negara. Dasar negara yang diajukan Soekarno adalah sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia
b. Internasionalisme atau peri kemanusiaan
c. Mufakat atau demokrasi
d. Kesejahteraan sosial
e. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Di akhir pidatonya, Soekarno menyatakan bahwa lima dasar negara yang diajukan itu disebut sebagai
Pancasila. Pancasila artinya lima dasar atau lima asas. Saat itulah untuk pertama kalinya istilah
Pancasila untuk menyebut dasar negara diperkenalkan. Tanggal 1 Juni kemudian ditetapkan melalui
Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2016 sebagai Hari Lahir Pancasila.

C. Proses Perumusan Pancasila


Meski terdapat berbagai usulan mengenai dasar negara, tetapi BPUPK tidak berhasil menyepakati
suatu kesimpulan atau rumusan terkait dasar negara. Oleh karena itu BPUPK melakukan reses pada 2
Juni-9 Juli 1945. Panitia kecil disebut sebagai panitia sembilan. Panitia ini diketuai oleh Soekarno
dengan wakilnya Mohammad Hatta dan anggotanya adalah Achmad Soebardjo, Muhammad Yamin,
Wahid Hasyim, A.A Maramis, Agoes Salim, Abdul Kahar Muzakir, dan Abikoesono Tjokrosoejoso.
1. Musayawarah Perumusan
Panitia Sembilan memiliki pandangan yang berbeda mengenai dasar negara.
2. Piagam Jakarta
Meski berbeda pendapat, tetapi semua anggota memiliki keyakinan yang sama bahwa nilai ketuhanan
tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, disepakati bahwa Indonesia tidak menjadi negara agama, tetapi
tetap menjujung nilai ketuhanan sesuai budaya bangsa Indonesia yang religius.
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menyepakati rancangan dasar negara sebagai berikut:
1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

D. Proses Penetapan Pancasila


Rumusan dasar negara yang dihasilkan Panitia Sembilan masih perlu didiskusikan lebih lanjut dengan
seluruh anggota BPUPK. Hal ini sangat penting karena dasar negara yang diajukan untuk ditetapkan
secara resmi dan sah harussudah disetujui bersama.
1. Kesepakatan BPUPK
Rumusan dasar negara yang dihasilkan Panitia Sembilan kemudian diajukan untuk dibahas pada sidang
kedua BPUPK. Sidang kedua BPUPK berlangsung pada Juli 1945 sampai dengan Juli 1945. Akan
tetapi, BPUPK kemudian memutuskan untuk membentuk Panitia Perancang Undang-Undang Dasar
yang akan merancang Undang-Undang dasar (UUD). Panitia ini berhasil merancang UUD dalam tiga
bagian.
1. Pernyataan Indonesia merdeka (disusun dari tiga alinea pertama Piagam Jakarta dengan sisipan
tertentu)
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar (diambil hampir seluruhnya dari alinea keempat Piagam Jakarta
yang memuat dasar negara)
3. Batang tubuh Undang-Undang Dasar (terdiri atas 42 pasal)
2. Proklamasi Kemerdekaan
Peresmian anggota PPKI adalah wewewnang panglima tertinggi militer Jepang di Asia Tenggara.
Marsekal Hisaichi Terauchi. Untuk itu Terauchi mengundang tiga tokoh Indonesia, yaitu Soekarno,
Mohammad hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat untuk menemuinya di markas pusat Jepang untuk
Asia Tenggara di Dalat Vietnam. Pada tanggal 9 Agustus 1945, ketiga tokoh tersebut berangkat.
Ketiganya tiiba dan bertemu dengan Terauchi pada 12 Agustus 1945. Dalam pertemuan ini Terauchi
menjanjikan bahwa kemerdekaan Indonesia akan diberikan pada 24 Agustus 1945.
Saat ketiga tokoh tersebut tiba kembali di Jakarta., berita kekalahan Jepang akibat bom atom di
Hiroshima dan Nagasaki sudah menyebar di kalangan pemuda. Berita ini mendorong para pemuda
untuk mendesak golongan tua agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Hal ini memicu
ketegangandengan golongan tua. Puncaknya adalah terjadinya Peristiwa Rengasdengklok. Meski
demikian golongan tua dan golongan muda akhirnya bersepakat sehingga Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia dilaksanakan 17 Agustus 1945.
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia menandai berdirinya Negara Indonesia yang dibangun di atas
fondasi Pancasila yang telah dirumuskan. Akan tetapi, rumusan Pancasila tersebut harus ditetapkan
terlebih dahulu agar resmi menjadi dasar Negara Indonesia.
3. Penetapan Pancasila
Seluruh anggota PPKI yang mewakili seluruh rakyat Indonesia, menyetujui rumusan Pancasila.
Pancasila pun ditetapkan secara resmi dan sah sebagai dasar negara Indonesia. Rumusan yang resmi
dan sah itu terdapat pada pembukaan UUD NRI Tahun 1945, tepatnya pada alinea keempat, yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai