Anda di halaman 1dari 11

Makalah

PANCASILA

Disusun oleh :

1. M Jalil Affan (210203110009)


2. M Taufik Ade K (210203110011)
3. Mahanani Anisa Putri (210203110017)
4. M Najaahul Fikri D (210203110018)
5. Safinatur Rohmah (210203110024)

Dosen Pembimbing :

MUSLEH HARRY,SH., M.Hum

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap bangsa dan negara ingin berdiri kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh
kerasnya persoalan hidup berbangsa dan bernegara. Tidak terkecuali negara Indonesia.
Negara yang ingin berdiri kokoh dan kuat, perlu memiliki ideologi negara yang kokoh dan
kuat pula. Tanpa itu, maka bangsa dan negara akan rapuh. Dan Indonesia memiliki Pancasila
sebagai fondasi atas berdirinya Negara Indonesia ini.

Pancasila adalah bangsa Indonesia itu sendiri, dengan karakter bangsa yang terkandung
didalamnya. Pancasila merupakan pilar Ideologis Negara Indonesia, dan pancasila adalah
sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Pancasila sangat berperan penting dalam
membangun jiwa nasionalis dan bermoral, karena tiap butir-butir pancasila mengandung
makna mendalam dan menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia.

Rumusan pancasila yang kita kenal sekarang ini bukanlah sesuatu yang tiba-tiba apalagi
kebetulan, akan tetapi pancasila merupakan hasil dari berbagai pemikiran yang mendalam,
dan tidak terlepas dari persiapan kemerdekaan yang dilakukan oleh BPUPKI, dalam sidang
pertamanya pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945 yang membahas rumusan dasar
Negara.

Pancasila merupakan consensus politik yang sangat menakjubkan, para pendiri negara
mampu mendukung menampung semua kepentingan yang ada kedalam ideologi pancasila,
dan yang paling luar biasa adalah pancasila mampu mengambil jalan tengah antara dua
pilihan ekstrim, yakni bukan paham komunisme dan bukan kepahaman kapitalisme,
pancasila tidak berpaham individualisme tidak berpaham kolektivisme, bukan berpaham
teokrasi dan bukan berpaham sekuler.

Betapa hebatnya para pendiri republik ini, mereka telah memberi landasan yang kokoh
bagi suatu bangsa yang multiethnic, multi agama, ribuan pulau, dan kaya akan sumberdaya
alam (yang menjadi daya tarik bangsa asing).

Maka dari itu, kita sebagai inti dan aspek dari Negara Indonesia setidaknya harus
mengerti bagaimana perjuangan pancasila dalam mempersatukan bangsa Indonesia. Mulai
dari sejarah pancasila, perumusan, pengesahan, hingga dinamika yang dilalui oleh pancasila.
BAB II

RUMUSAN MASALAH

1.) Bagaimana pancasila dalam sejarah Bangsa Indonesia?


2.) Bagaimana proses perumusan Pancasila?
3.) Bagaimana proses pengesahan Pancasila?
4.) Apasaja dinamika dan tantangan Pancasila?
BAB III

PEMBAHASAN

1. Awal Munculnya Pancasila Dalam Sejarah Bangsa Indonesia

Dibagi menjadi 3 zaman, yaitu:


• Zaman Kuno
Pancasila yang saat ini menjadi dasar negara Indonesia berasal dari bahasa
Sansekerta yang artinya lima batu karang atau lima prinsip moral.Pancasila juga ada di
dalam buku Nagarakertagama dan buku Sutasoma. Jadi, Pancasila sudah ada sejak zaman
Kerajaan Majapahit. Sejak adanya kerjaankerajaan di Nusantara dan masuknya berbagai
macam Agama seperti Hindu, Budha, Dan Islam,unsur-unsur Pancasila sudah ada di
masyarakat, yaitu terkait dengan sistem kepercayaan dan adat istiadat,meskipun pada saat itu
istilah Pancasila Belum ada.

•Zaman Kolonial
Masuknya Belanda (VOC) pada tahun 1602, saat itu perlawanan rakyat masih
bersifat kedaerahan, sehingga masyarakat lebih mudah dipatahkan oleh Belanda. Lalu pada
abad ke 20, perlawan rakyat yang semula masih bersifat kedaerahan kini mulai muncul
perubahan, yaitu ditandai dengan:
1. Munculnya paham nasionalisme, liberalism, dan demokrasi
2. Pengaruh kemenangan Bangsa Asia terhadap Eropa
3. Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
4. Tumbuhnya organisasi modern
5. Sumpah pemuda
6. Penjajahan Jepang, yang didalamnya muncul berbagai sidang diantaranya sidang
BPUPKI 1 dan 2 serta Pembentukan PPKI.

• Proklamasi 17 Agustus 1945


Dalam teks proklamasi tanggal 17 Agustus 1945 yang dibacakan Bung Karno dan
didampingi Bung Hatta atas nama bangsa Indonesia, disebutkan bahwa “hal-hal yang
mengenai pemindahan kekuasaan dll, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam
tempo yang sesingkat-singkatnya”.
Nah, Teks proklamasi tersebut kemudian ditindaklajuti oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dalam sidangnya satu hari setelah proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia tersebut tanggal 18 Agustus 1945 yang langsung memutuskan dan
menetapkan Bung Karno dan Bung Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI serta
menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia merdeka di mana di dalam
Pembukaan UUD 1945 terdapat rumusan sila-sila Pancasila yang telah disepakati oleh para
pendiri bangsa.
Dengan demikian antara proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan
peristiwa awal munculnya Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka adalah dua
peristiwa penting bagi bangsa Indonesia yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal
itu ibarat dua sisi mata uang yang saling memberi bentuk dan nilai. Kesimpulannya
walaupun pada saat itu Pancasila belum ada namun perilaku masyarakatnya sudah sangat
pancasilais, maksudnya masyarakat pada zaman itu sudah menerapkan pola hidup yang
berpengang teguh pada prinsip dan nilai idealis yang terkandung pada Pancasila, baik
norma, kebiasaan, kehidupan, dll.

2. Perumusan Pancasila

Pancasila dalam sejarah, dirumuskan oleh tiga tokoh nasional Indonesia saat sidang
BPUPKI berlangsung. Ketiga tokoh tersebut berperan penting dalam perumusan Pancasila
yang hingga saat ini masih menjadi dasar negara kita. Ketiga tokoh tersebut adalah
Mohammad Yamin, Soepomo, dan Soekarno.Seperti yang kita ketahui Soekarno merupakan
tokoh penting Indonesia,
 Soekarno merupakan presiden pertama di Indonesia.
 Sedangkan Mohammad Yamin dikenal sebagai seorang sastrawan, sejarawan,
budayawan, politikus, dan ahli hukum.
 Dan yang terakhir Soepomo, ia dikenal sebagai tokoh ahli hukum dan pahlawan nasional
Indonesia.

Dan sebelum menjadi lima butir sila yang sah, dahulu ada beberapa rancangan
rumusan Pancasila, berikut rumusan Pancasila dari tiga tokoh besar Indonesia, sebagai
berikut:

1. Rumusan Mohammad Yamin


Mohammad Yamin membuat rumusan yang terdiri dari lima poin berikut ini untuk
bisa dijadikan dasar negara.
 Peri kebangsaan
 Peri kemanusiaan
 Peri ketuhanan
 Peri kerakyatan
 Kesejahteraan rakyat
Rumusan tersebut diajukan pertama kali secara lisan pada tanggal 29 Mei 1945.
Sementara, saat disampaikan dalam bentuk tertulis, rumusan yang diajukan adalah:
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Kebangsaan
 Persatuan Indonesia
 Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

2. Rumusan Dr. Soepomo


Pada pidatonya dalam sidang BPUPKI tanggal 31 Mei 1945, Soepomo mengusulkan
rumusan Pancasila yang berisi:
 Persatuan
 Kekeluargaan
 Keseimbangan lahir dan batin
 Musyawarah
 Keadilan rakyat

3. Rumusan Ir. Soekarno


Ketika sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato yang
berisi gagasan tentang dasar negara. Ir. Soekarno memberikan tiga usulan untuk dijadikan
dasar negara, yakni Pancasila, Trisila, dan Ekasila.

- Rumusan Trisila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:


 Sosio – nasionalisme
 Sosio – demokratis
 Ke – Tuhanan

- Rumusan Ekasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:


 Gotong royong
Tetapi, pada akhirnya dasar negara yang dipilih adalah Pancasila. Lima poin rumusan
Pancasila yang diusulkan Ir. Soekarno berbunyi seperti ini:
 Kebangsaan Indonesia – atau nasionalisme
 Internasionalisme – atau peri-kemanusiaan
 Mufakat – atau demokrasi
 Kesejahteraan sosial
 Ketuhanan
Rumusan Dasar Negara Pancasila
Rumusan Pancasila sebagai dasar negara yang sah tercantum dalam UUD 1945 dan
disahkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Rumusan dasar negara dalam pembukaan UUD
1945 terletak pada alinea ke empat.
Berdasarkan istruksi yang dikeluarkan Presiden Republik Indonesia, yakni Instruksi
No.12/1968 pada 13 April 1968, tata urutan dan rumusan Pancasila yang sah adalah
 Ketuhanan Yang Maha Esa
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan/perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Pengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara dalam Sidang PPKI
Piagam Jakarta yang dirumuskan pada 22 Juni 1945 dan dimusyawarahkan kembali
pada 10-17 Juli 1945 adalah hasil kesepakatan BPUPKI Artinya, Piagam Jakarta tersebut
belum mencerminkan kesepakatan di antara para pemimpin bangsa di dua wilayah
pendudukan Jepang lain di luar Jawa-Madura, yaitu: Wilayah Sumatera dan Wilayah
Sulawesi, Kalimantan dan Maluku. Bahkan, kesepakatan untuk menerima Piagam Jakarta di
kalangan anggota BPUPKI pun hampir saja tidak tercapai jika Sukarno tidak meminta
kesediaan peserta musyawarah untuk berlapang dada menerima kesepakatan tersebut.

Kemudian, setelah BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945, Pemerintah Kolonial


Jepang menyetujui usulan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
beserta nama-nama anggota yang diajukan. Awalnya, Jepang sendiri sebetulnya hanya
merancang Panitia Persiapan Kemerdekaan (tanpa kata Indonesia) sebagai kelanjutan dari
kerja-kerja BPUPKI. Namun demikian, para pemimpin bangsa yang terlibat dalam tim ini
meminta agar kata Indonesia dimasukkan menjadi nama lembaga tersebut sehingga menjadi
PPKI, bukan PPK saja. Akhirnya, Pemerintah Jepang menyetujuinya.

Komposisi keanggotaan PPKI berbeda dari BPUPKI. Beberapa orang yang menjadi
anggota kunci BPUPKI tidak terpilih kembali menjadi anggota PPKI.. Karenanya, orang-
orang seperti Agus Salim, Abdul Kahar Muzakir, Abikusno Tjokrosujoso, A.A. Maramis
dan Muhammad Yamin tidak menjadi anggota PPKI. Dalam hal ini, anggota PPKI itu
adalah 13 orang wakil Jawa-Madura (termasuk 1 Tionghoa), 3 orang wakil dari Sumatera
dan 5 orang wakil dari Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Jumlah keseluruhannya 21 orang.

Meski resmi berdiri pada 12 Agustus 1945, sidang PPKI baru digelar pada 18
Agustus 1945, sehari setelah Republik Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Dalam semangat kemerdekaan, atas saran Sukarno, anggota PPKI yang semula terdiri dari
21 orang bertambah menjadi 27 orang. Nama-nama lain yang diusulkan Sukarno menjadi
anggota PPKI adalah Sajoeti Malik, Ki Hadjar Dewantara, R.A.A. Wiranatakoeseoema,
Kasman Singodimedjo dan Iwa Koesoemaseomantri.

Pada 18 Agustus 1945 tersebut, PPKI menyepakati Sukarno sebagai Presiden RI dan
Mohammad Hatta sebagai wakilnya. PPKI juga mengesahkan Naskah Piagam Jakarta tanpa
“7 kata” pada sila pertama. Kemudian, Sila Pertama menjadi berbunyi: “Ketuhanan Yang
Maha Esa.” Pencoretan “7 kata” itu diikuti oleh penghapusan pasal 6ayat 1 UUD 1945:

“Presiden ialah orang Indonesia asli” (tidak ada lagi kata-kata “yang beragama Islam”).
Demikian juga dengan pasal 29 ayat 1 menjadi berbunyi: “Nergara berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa” (tanpa 7 kata sebelumnya).

Selain itu, atas usulan I Goesti Ketut Peodja dari Bali, PPKI mengubah frasa “Atas
berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa” pada alinea ketiga pembukaan UUD 1945 diubah
menjadi “Atas Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa”. Namun demikian, karena kesalahan
teknis, perubahan kata “Allah” menjadi “Tuhan” ini tidak muncul dalam Berita Republik
Indonesia Tahun II no.7, yang diterbitkan pada 15 Februari 1946. Kesalahan-kesalahan
teknis seperti ini memang patut disayangkan sampai bisa terjadi pada dokumen resmi
kenegaraan. Namun, situasi zaman yang sedang berubah dengan cepat tampaknya membuat
kesalahan seperti itu bisa terjadi.
Menurut Mohamed Hatta, diperlukan dialog yang terbuka dan mendalam dengan
anggota PPKI untuk mencapai kesepakatan. Bahkan, dialog juga dilakukan di luar waktu
resmi rapat PPKI. Khususnya dalam penghapusan tujuh karakter pada amanat pertama
Pancasila, Hatta sengaja mendekati tokoh-tokoh gerakan Islam. Hada menjelaskan jika "7
kata" itu tidak dihapus, umat Katolik dan Kristen di Indonesia akan menentangnya, yang
dapat memecah persatuan negara. Hatta bersama Teku Hassan dan Kasman akhirnya
membujuk Ki bagus untuk menerima penghapusan "7 kata".

Sebagai penutup, kita bisa membuat kesimpulan dari ulasan-ulasan di atas sebagai
berikut. Sukarno memiliki peranan penting dalam perumusan Pancasila, baik pada Pidato 1
Juni 1945, sebagai Ketua Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta, maupun
sebagai Ketua PPKI yang menjadikan lima poin Pancasila termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945. Sukarno bersama para pemikir dan pemimpin bangsa saat itu telah secara
kolektif melahirkan Pancasila sebagai dasar negara melalui proses dialog, debat dan
musyawarah.

4. Dinamika dan Tantangan Pancasila


Pancasila sering mengalami berbagai devisiasi dalam aktualisasai nilai-nilainya.
Devisiasi nilai pancasila tersebut bisa berupa penambahan, pengurangan dan penyimpangan
dari makna sebenarnya/seharusnya. Walaupun seiring dengan itu, sering adanya upaya
pelurusan kembali.
Dinamika pancasila sejak awal terbentuk tidak semudah yang kita bayangkan. Pasang
surut penerapan pancasila sebagai ideologi negara terus menerus terjadi. Diawali dengan
rentetan peristiwa pada November 1945 hingga sebelum adanya dekrit presiden 1959,
pemerintah Indonesia mempraktikkan demokrasi liberal. Dengan adanya dekrit presiden 5
Juli 1959 haluan politik Negara diubah, dan ini sangat menguntugkan sehingga dimanfaatkan
oleh kekuatan politik Indonesia yang berhaluan kiri. Lalu puncaknya ada di peristiwa G30-S
PKI, pemicu tumbangnya pemerintahan orde lama.

Kemudian lahirlah orde baru, namun orde baru pun juga dianggap menyimpang dari
garis politik pancasila dan UUD 1945.Ia dianggap condong ke praktik liberalisme dan
kapitalistik. Tahun 1998 munculah gerakan reformasi yang berhasil mengakhiri 32 tahun
orde baru. Setelah itu muncul empat rezim reformasi, hingga saat ini.

Tentu dengan adanya dinamika tersebut, pasti ada tantangan tersendiri bagi pancasila
yang pada hakikatnya merupakan sebuah landasan, fondasi, dan acuan hidup bangsa
Indonesia. Tantangan tersebut meliputi beberapa hal, seperti banyaknya ideology alternative
melalui media informasi yang mudah dijangkau oleh seluruh masyarakat seperti radikalisme,
ekstremisme, konsumerisme.

Tantangan selanjutnya, mungkin hal ini sudah umum bahkan mungkin hal itu terjadi
pada diri kita, yakni penerapan pancasila tidak lagi dihadapkan pada ancaman
pemberontakan-pemberontakan yang ingin mengganti ideology pancasila. Namun ancaman
sesungguhnya adalah fakta bahwa sejatinya pancasila masih belum difungsikan secara
maksimal. Hal itu dibuktikan dengan banyak nya masyarakat yang hafal butir-butir pancasila,
tetapi belum memahami makna pancasila itu sendiri.

Menurunnya rasa persatuan dan kesatuan di Indonesia dikarenakan pengaruh dari


berbagai aspek, salah satunya masuknya budaya barat ke Indonesia. Masyarakat menjadi
pribadi yang individualis, tidak peduli akan lingkungan sekitar, tentunya hal itu bertentangan
dengan pancasila, sila ke tiga. Selain itu ditandai dengan adanya konflik antar daerah, dan
tawuran antar warga dan pelajar. Hal tersebut merupakan beberapa bentuk tantangan dalam
penerapan pancasila di era Reformasi (saat ini).
BAB VI
KESIMPULAN
Awal munculnya pancasila melewati tiga zaman, yakni zaman kuno, colonial, dan masa
proklamasi. Pancasila dalam sejarah, dirumuskan oleh tiga tokoh nasional Indonesia saat sidang
BPUPKI berlangsung. Ketiga tokoh tersebut adalah Mohammad Yamin, Soepomo, dan
Soekarno. Sukarno memiliki peranan penting dalam perumusan Pancasila, baik pada Pidato 1
Juni 1945, sebagai Ketua Panitia Sembilan yang menghasilkan Piagam Jakarta, maupun sebagai
Ketua PPKI yang menjadikan lima poin Pancasila termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.
Sukarno bersama para pemikir dan pemimpin bangsa saat itu telah secara kolektif melahirkan
Pancasila sebagai dasar negara melalui proses dialog, debat dan musyawarah.

Sedangkan dinamika yang dirasakan oleh pancasila itu sendiri tidak lain dan tidak bukan,
berasal dari kita selaku bagian dari Negara Indonesia. Dengan majunya zaman seperti saat ini
kita harus benar-benar bisa memilah dan memilih informasi, harus bisa memanfaatkan era digital
ini dengan sebaik-baiknya yang tentunya hal itu berlandaskan Pancasila selaku dasar dari Negara
tercinta ini.
DAFTAR PUSTAKA

Hasanuddin, Iqbal.2020. Dinamika Historis Pengesahan Pancasila Sebagai Dasar Negara


http://genial.id/read-news/dinamika-historis-pengesahan-pancasila-sebagai-dasar-negara,
Diakses pada 19 Agustus 2021 pukul 02.37
Sejarah Perumusan Pancasila Sebagai Dasar Negara oleh 3 Tokoh Nasional
http://www.trinunnews.com/pendidikan/2021/05/21/sejarah-perumusan-pancasila-sebagai-dasar-
negara-oleh-3-tokoh-nasional?page=all, Diakses pada 18 Agustus 2021 pukul 13.05
Dwi, 2013. Ideologi Pancasila http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/03/pengertianumum-
ideologi-pancasila.html Diakses pada 18 Agustus 2021 pukul 22.30

Anda mungkin juga menyukai