Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PANCASILA ERA KEMERDEKAAN

DOSEN PENGAMPU

Drs. H. Maznur M. Pd

Disusun Oleh:

Aulia Mutiara Sari (2214201005)

Diana Angraini (2214201009)

Desi Wulansari (2214201042)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

TAHUN AJARAN 2023/2024


A. Latar Belakang

Pancasila adalah dasar falsafah negara Indonesia sebagaimana tercantum


dalam Pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, setiap warga negara
Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati dan
mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan.

Sila – sila pancasila mengandung nilai – nilai yang sudah sejak dulu ada
pada bangsa Indonesia. Percaya pada sesuatu yang berkuasa di luar diri
manusia yang disebut dengan berketuhanan. Berkemanusiaan yang
diwujudkan dengan mencintai sesama manusia. Saling bersatu, bergotong
royong dengan perbedaan suku, agama, dan ras yang disebut sebagai
kesatuan. Berkerakyatan dalam kelompok kecil kemudian meluas dalam
negara disebut dengan kerakyatan. Berkeadilan yaitu ingin diperlakukan
adil baik oleh dirinya sendiri maupun orang lain.

Selanjutnya apabila seseorang telah mengetahui sesuatu yang benar dan


telah memanfaatkannya, maka timbul kecenderungan pada dirinya untuk
berusaha menjaga agar sesuatu itu tetap baik keadaannya sehingga ia dapat
memanfaatkannya selama mungkin inilah yang kita maksud dengan
mengamankan Pancasila.

B. Pengertian Pancasila
Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman Kerajaan Majapahit pada abad
XIV, yaitu terdapat dalam Buku Negarakertagama Karangan Prapanca dan
Buku Sutasoma Karangan Tantular. Dalam Buku Sutasoma istilah
Pancasila mempunyai arti berbatu sendi yang kelima (dari Bahasa
Sansekerta), juga mempunyai arti pelaksanaan kesusilaan yang lima
(Pancasila Krama), yaitu:
1. Tidak boleh melakukan kekerasan
2. Tidak boleh mencuri
3. Tidak boleh berjiwa dengki
4. Tidak boleh berbohong
5. Tidak boleh mabuk minuman keras
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang Badan Penyelidik Usaha – Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Ir. Soekarno mengusulkan
agar dasar negara Indonesia diberi nama Pancasila. Menurut beliau nama
Pancasila ini didapat atas petunjuk dari kawan beliau seorang ahli bahasa.
Dengan demikian, dapatlah dimengerti bahwa dasar negara kita Pancasila
bukanlah lahir pada tanggal 1 Juni 1945, kiranya lebih tepat dikatakan
bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah hari lahir istilah Pancasila sebagai nama
dasar negara kita.

C. Pancasila Era Kemedekaan

Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan


Negara Republik Indonesia. Untuk melengkapi alat – alat perlengkapan
negara sebagaimana lazimnya suatu negara yang merdeka, maka Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera mengadakan sidang.

Dalam sidangnya pada tanggal 18 Agustus 1945 itu, PPKI yang telah
disempurnakan antara lain telah mengesahkan Undang – undang dasar
negara yang kini dikenal dengan sebutan UUD 1945.
UUD 1945 yang telah disahkan oleh PPKI itu terdiri dari 2 bagian, yakni
bagian Pembukaan dan bagian Batang Tubuh UUD yang berisi 37 pasal, 1
aturan peralihan terdiri atas 4 pasal, 1 aturan tambahan terdiri atas 2 ayat.

Di dalam bagian Pembukaan yang terdiri atas 4 alinea tercantum


perumusan pancasila yang berbunyi sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan dasar negara Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD


1945 inilah yang sah dan benar karena mempunyai kedudukan
konstitusional, juga disahkan oleh suatu badan yang mewakili seluruh
bangsa Indonesia (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang berarti
disepakati oleh seluruh bangsa Indonesia.
Selain rumusan diatas kita dapati rumusan – rumusan sebagai berikut:

a. Dalam konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat) yang berlaku


mulai tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17 Agustus 1950
rumusan dasar negara Pancasila berbunyi sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kerakyatan
5. Keadilan Sosial

b. Dalam Undang – Undang Dasar Sementara Republik Indonesia


(UUDSS 1950) yang berlaku mulai tanggal 17 Agustus 1950
sampai dengan 5 Juli 1959 (sejak 5 Juli 1959 berdasarkan Dekrit
Undang – undang 1945 yang berlaku kembali) rumusan dasar
negara Pancasila sama dengan yang tercantum dalam konstitusi
RIS.

c. Disamping itu masih ada rumusan dasar negara Pancasila yang


berbunyi sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Peri Kemanusiaan
3. Kebangsaan
4. Kedaulatan Rakyat
5. Keadilan Sosial

Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di Kota Hiroshima


oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara
Jepang. PPKI menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan
Indonesia. Bom atom kedua dijatuhkan di Kota Nagasaki yang membuat
Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.
Untuk merealisasikan tekad tersebut, maka pada tanggal 16 Agustus 1945
terjadi perundungan antara golongan muda dan golongan tua dalam
penyusunan teks proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00
– 04.00 dini hari.
Teks proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan
Mr. Ahmad Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda
tepatnya di Jalan Imam Bonjol No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir.
Soekarno. Sukarni dari golongan muda mengusulkan agar yang
menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks proklamasi tersebut diketik oleh
Sayuti Melik. Isi proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 sesuai
semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni 1945.

Piagam Jakarta ini berisi garis – garis pemberontakan melawan


imperialisme – kapitalisme dan fasisme serta memuat dasar pembentukan
Negara Republik Indonesia.piagam Jakarta yang lebih tua dari Piagam
Perjanjian San Francisco (26 Juni 1945) dan Kapitulasi Tokyo (15 Agustus
1945) itu adalah sumber berdaulat yang memancarkan proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia (Yamin, 1954:16). Piagam Jakarta ini
kemudian disahkan oleh sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945
menjadi pembukaan UUD 1945, setelah terlebih dahulu dihapus 7 kata
dari kalimat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi
pemeluk – pemeluknya”, diubah menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada tahun 1950 – an muncul inisiatif dari sejumlah tokoh yang hendak
melakukan interpretasi ulang terhadap Pancasila. Saat itu muncul
perbedaan perspektif yang dikelompokkan dalam 2 kubu. Pertama,
beberapa tokoh berusaha menempatkan Pancasila lebih dari sekedar
kompromi politik atau kontrak sosial. Mereka memandang Pancasila tidak
hanya kompromi politik melainkan sebuah filsafat sosial atau
weltanschauung bangsa. Kedua, mereka yang menempatkan Pancasila
sebagai sebuah kompromi politik. Dasar argumentasinya adalah fakta yang
muncul dalam sidang – sidang BPUPKI dan PPKI. Pancasila pada saat itu
benar – benar merupakan kompromi politik di antara golongan nasionalis
netral agama (Sidik Djojo Sukarto dan Sutan Takdir Alisyahbana dkk) dan
nasionalis islam (Hamka, Syaifuddin Zuhri sampai Muhammad Natsir
dkk) mengenai dasar negara.
D. Peranan Pancasila Bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pancasila sangat luas peranannya, sehingga dapat di ikhtisarkan sebagai
berikut:

1. Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia


Pancasila dalam pengertian ini seperti yang dijelaskan dalam teori Von
Savigny bahwa setiap bangsa mempunyai jiwanya masing – masing yang
disebut dengan volkgeist (jiwa rakyat / jiwa bangsa). Pancasila sebagai
jiwa bangsa lahir bersamaan dengan adanya bangsa Indonesia, yaitu pada
zaman Kerajaan Sriwijaya – Majapahit.

2. Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Pancasila digunakan sebagai arti statis (tetap tidak berubah)dan
mempunyai arti dinamis (bergerak). Jiwa ini keluar diwujudkan dalam
sikap mental dan tingkah laku serta amal atau perbuatan. Sikap mental,
tingkah laku dan amal atau perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri –
ciri yang khas, artinya dapat dibedakan dengan bangsa lain. Ciri – ciri khas
inilah yang kita maksud dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu
Pancasila.

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa


Pancasila digunakan sebagai pegangan hidup bangsa, penjelmaan falsafah
hidup bangsa dalam pelaksanaan hidup sehari – hari. Tidak boleh
bertentangan dengan norma – norma agama, norma – norma kesusilaan,
norma – norma sopan santun dan tidak bertentangan dengan norma –
norma hukum yang berlaku.

4. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia


Sebagai dasar negara, Pancasila dipergunakan untuk dapat mengatur
segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan suatu system
ketatanegaraan Republik Indonesia haruslah berdasarkan Pancasila.

5. Pancasila sebagai Sumber Dari Segala Sumber Hukum Atau Sumber


Tertib Hukum Bagi Negara Republik Indonesia
Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/1996 menjelaskan bahwa sumber tertib
hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita –
cita hukum serta cita – cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta
watak bangsa Indonesia.
6. Pancasila sebagai Perjanjian Luhur Bangsa Indonesia Pada Waktu
Mendirikan Negara
Presiden Soeharto pernah berpidato di depan sidang DPRGR (Dewan
Perwakilan Rakyat Gotong Royong) pada tanggal 16 Agustus 1967.
Beliau menyatakan bahwa Pancasila adalah perjanjian luhur seluruh rakyat
Indonesia yang harus selalu kita bela selama – lamanya.

7. Pancasila sebagai Cita – cita Dan Tujuan Bangsa Indonesia


Dikatakan oleh Presiden Soeharto bahwa cita – cita luhur negara kita tegas
dimuat dalam pembukaan UUD 1945. Karena pembukaan UUD 1945
adalah penuangan jiwa Proklamasi, yaitu jiwa Pancasila yang merupakan
cita – cita dan tujuan bangsa Indonesia.

8. Pancasila sebagai Falsafah Hidup Yang Mempersatukan Bangsa


Indonesia
Pancasila adalah falsafah hidup dan kepribadian bangsa Indonesia yang
mengandung nilai – nilai dan norma – norma bangsa Indonesia yang
diyakini paling besar, paling adil, paling bijaksana, paling baik dan paling
tepat bagi bangsa Indonesia sehingga dapat mempersatukan bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai