Anda di halaman 1dari 7

NAMA : YULIKA DISTI HAPSARI

MATA KULIAH : PANCASILA


NIM : 201440139
PRODI : KEPERAWATAN

TUGAS PANCASILA 2
Soal
1.Jelaskan ketentuan ketentuan Fungsi sila dalam Pancasila!
2.Jelaskan Pancasila dirumuskan secara resmi dan sah!
3.jelaskan latar belakang Pancasila sebagai ideologi Negara!
4.Jelaskan tahap tahap berkembangnya Pancasila!
5.Jelaskan sikap-sikap yang mencerminkan sila ke 1 sampai sila ke 5!

Jawaban
1. Pancasila dicetuskan pertama kali oleh para pendiri bangsa Indonesia, agar
kita sebagai bagian dari bangsa Indonesia memiliki pondasi yang kuat dalam
menjalankan pemerintahannya. Artinya dengan adanya Pancasila di negara
kita, maka Indonesia akan memiliki dasar yang kuat atau pondasi yang utuh
dalam hidup bernegara. Hal ini dilakukan agar bangsa kita tidak mudah dijajah
lagi oleh bangsa lainnya di dunia. Dasar negara tersebut dibuat dengan
beberapa simbol, yang dilambangkan dengan burung garuda. Yang dimana
terdapat padi dan kapas, rantai, bintang, pohon beringin, dan kepala banteng
pada burung garuda tersebut. yang kemudian ke semuanya menjadi lambang
negara Indonesia, yaitu garuda Pancasila. Secara etimologi kata Pancasila
berasal dari sebuah bahasa sanskerta India, pada kasta Brahmana. Yang
dimana arti kata Panca adalah lima, dan arti kata sila artinya dasar. Sehingga
pengertian kata Pancasila secara harfiah adalah lima dasar, yang kemudian
dibuatlah masing-masing lambang dari Pancasila tersebut yang jumlahnya 5. Isi
dari Pancasila ini juga berjumlah 5 sesuai arti kata Pancasila.
Berikut ini adalah bunyi atau isi dari Pancasila, diantara-Nya sebagai berikut :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Makna dari sila pertama pada Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha
Esa, adalah kemerdekaan beragama bagi bangsa Indonesia. Sila ini membuat
setiap warga Negara Indonesia memiliki kebebasan, dalam menganut dan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa ini memberikan kebebasan yang
bertanggung jawab, pada setiap warga Negara Indonesia untuk memeluk
agama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Tidak diperbolehkan
adanya pemaksaan pada setiap agama yang akan dipilih oleh masing-masing
orang. Karena agama adalah hak asasi setiap manusia, yang keberadaannya
pun dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Maka jagalah kedamaian antar umat beragama, karena hal itu memang
kewajiban pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia. Dengan masa lalu bangsa
Indonesia yang kelam yang dijajah oleh Bangsa asing, membuat bangsa
Indonesia semakin bijak dalam kehidupan bernegara dan berbangsa. Maka
dengan adalahnya sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab ini, bangsa
Indonesia dijamin kesamaan derajatnya untuk seluruh warga Negara
Indonesia.
▪ Menjadi simbol pengakuan atas kemanusiaan
Di dalam rumusan sila kedua ini terdapat kata beradab, yang akan
memperingatkan manusia agar selalu bersikap beradab di setiap kesempatan.
Dengan adanya adab kemanusiaan ini, maka muncullah rasa saling mencintai
antar sesama manusia. Serta sikap tenggang rasa agar tercipta keamanan dan
ketertiban di tengah masyarakat.
▪ Berani dalam membela kebenaran
Pada saat kita memaknai isi dari sila kedua ini, maka kita harus menegakkan
keadilan dan kebenaran di dalam hidup kita. Untuk itu kita tidak boleh
bertindak semena-mena pada orang lain. Sebaliknya jika ada orang yang
bersikap semena-mena terhadap kita, kita harus memiliki sikap membela diri
dan tidak boleh menerimanya begitu saja.
▪ Rasa bangga pada bangsa
2. Semua berawal dari pemberian janji kemerdekaan oleh Perdana Menteri
Jepang saat itu, Kuniaki Koiso untuk Indonesia pada tanggal 7 September 1944.
Pemerintah Jepang lalu mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada tanggal 1 Maret 1945 (2605, tahun
Showa 20) dengan tujuan untuk mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
tata pemerintahan Indonesia Merdeka. BPUPKI diketuai oleh Dr. Kanjeng
Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato
pembukaannya kala itu, dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan
kepada anggota-anggota Sidang – terdiri dari 74 orang (67 orang Indonesia, 7
orang Jepang). “Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?,”
tanyanya. Sontak, sejumlah usulan pun disampaikan oleh para anggota.
Muhammad Yamin, misalnya. Dalam pidatonya pada tanggal 29 Mei 1945, Ia
merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan,
Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat.Dia menyatakan
bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban,
agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di
Indonesia.Pada 1 Juni 1945, Soekarno menyebut dalam pidato spontannya
yang kemudian dikenal dengan judul “Lahirnya Pancasila”, dasar-dasar sebagai
berikut: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan;
Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan;
Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan.Nama Pancasila diucapkan oleh Soekarno
dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu.“Sekarang banyaknya prinsip:
kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima
bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan
petunjuk seorang teman kita ahli bahasa – namanya ialah Pancasila. Sila
artinya asas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara
Indonesia, kekal dan abadi.”Usulan Soekarno diterima dengan baik oleh semua
peserta sidang. Setelah itu, tanggal 1 Juni 1945 pun diketahui sebagai hari
lahirnya pancasila.Sebelum sidang pertama berakhir, suatu Panitia Kecil
dibentuk untuk tak hanya merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar
Negara – mengacu pada pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni
1945, tetapi juga menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk
memproklamasikan Indonesia Merdeka.Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang
yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu.
Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi
nama Piagam Jakarta.

Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi


beberapa dokumen penetapannya ialah:
• Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) – tanggal 22 Juni 1945
• Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 – tanggal 18 Agustus
1945
• Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat – tanggal
27 Desember 1949
• Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara – tanggal
15 Agustus 1950
• Rumusan Kelima: Rumusan Pertama menjiwai Rumusan Kedua dan merupakan
suatu rangkaian kesatuan dengan Konstitusi (merujuk Dekret Presiden 5 Juli
1959)

3. Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila dijadikan sebagai dasar


Negara sejak 1 Juni 1945, walaupun hal tersebut baru disahkan pada tanggal
18 Agustus 1945. Negara yang berdasarkan Pancasila itu ingin mencapai
masyarakat yang adil dan makmur dan ikut membangun perdamaian dunia.
Pancasila tidak secara statis sebagai dasar Negara tetapi juga sebagai ideologi
bangsa yang selalu diperjuangkan dengan sekuat tenaga. Pancasila dijadikan
sebagai dasar Negara dan sebagai falsafah hidup bangsa karena Pancasila digali
dari nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

4. Terdapat 3 tahapan perkembangan Pancasila menurut Koento Wibisono.

Tahap pertama (1945-1968) dimulainya tahap politik dari Pancasila.Tahap


kedua (1969-1994) dimulainya tahapan pembangunan ekonomi dari Pancasila.
Tahun ketiga (1995-2020) sebagia tahap untuk dimulainya pengembalian posisi
Pancasila.

Berikut adalah penjelasannya:

1. Dalam tahapan politik Pancasila yang dimulai pada tahun 1945-1968, dalam
hal ini penggunaan Pancasila adalah sebagai bentuk untuk melakukan
pembentukan karakter bangsa . Hal ini dikarenakan munculnya sebuah
keinginan yang dimana dimiliki oleh bangga Indonesia yang dimana pada saat
itu muncul keinginan untuk bertahan hidup dari berbagai macam halangan
yang dimana ada dan muncul baik untuk di dalam dan juga untuk di luar negeri
sendiri. Kemudian hal itulah yang dimana kegiatan Pancasila sendiri dianggap
sebagai sebuah kegiatan yang dimana dianggap politis.

2. Dalam dimulainya tahapan pembangunan ekonomi dengan menggunakan


Pancasila pada tahun 1969-1944. Hal ini adalah sebuah bentuk dari melakukan
pengisian kemerdekaan yang dimana pada tahapan ini banyak dikaji dan diisi
sebuah program ekonomi. Dalam hal ini, fokus dari Pancasila bukanlah lagi
untuk politik melainkan untuk pemikiran pembangunan ekonomi sebagai
ideologi. Kemudian, dari hal itulah kemudian membuat Pancasila sendiri dalam
melakukan pengembangan ekonomi menjadi sebuah kesuksesan. Tetapi,
dalam hal itu pula terjadi sebuah kegagalan dalam melakukan tindakan untuk
melakukan pemerataan pembangunan itu sendiri.

5Berikut sikap yang mengamalkan nilai sila Pancasila

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

- Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa

- Menjalankan perintah Tuhan YME dengan menjalankan segala perintahnya


dan menjauhi larangannya.

- Tidak memaksakan kehendak agama bagi orang lain.

- Saling menghormati antar umat beragama.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

- Tidak membeda-bedakan antara kaya dan miskin, semua di mata Tuhan


sama.

- Saling tolong menolong antara sesama manusia.

- Saling menghormati antara sesama.

- Berteman dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan ras, suku, dan agama.

3. Persatuan Indonesia

- Ikut serta dalam kegiatan masyarakat, seperti gotong royong, kerja bakti, pos
ronda, dan kegiatan lainnya.

- Menumbuhkan sikap persatuan dan kesatuan agar terciptanya kedamaian


dan kesejahteraan dalam hidup bermasyarakat.

- Tidak boleh membeda-bedakan ras, suku, dan agama karena semboyan kita
adalah “ Bhineka Thunggal Ika” yang artinya walaupun berbeda-beda namun
tetap satu jua.

4. Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dan permusyawaratan


perwakilan

- Menghargai pendapat dan perbedaan orang lain.

- Tidak mementingkan kepentingan pribadi.

- Tidak memaksakan kehendak.

- Melakukan musyawarah mufakat.

- Menerima hasil keputusan bersama.


5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

- Menghormati hak orang lain.

- Menegakkan hukum dan HAM.

- Menjaga keseimbangan hak dan kewajiban

- Menegakkan hukuman yang adil dan tidak pandang bulu sekalipun ia adalah
pejabat

Anda mungkin juga menyukai