Anda di halaman 1dari 11

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENDIDIKAN NILAI, NORMA, DAN MORAL PANCASILA


"NILAI PANCASILA DALAM PERSPEKTIF PRA-KEMERDEKAAN"
Dosen Pengampu: Fauzi Abdillah, S.Pd., M.Pd.

Kelompok 1
Annisa Sukmana - 1401620003
Alendzya Qintara F - 1401620012
Dorince Kossay - 1401621081
Girimbang Wahyu - 1401620014
M. Farhan Nafis - 1401620059
Stefani - 1401620092
Ibra Bimo Hakim - 1401618053
Bersama-sama kita dapat memahami bahwa Pancasila adalah landasan
filosofis bangsa Indonesia. Sebagai landasan filosofis dan ideologis yang
diharapkan sebagai landasan persatuan. Sebagai simbol persatuan, sebagai
pedoman hidup bangsa Indonesia dan bagian dari pertahanan negara dan
negara.

Pancasila adalah ideologi negara Indonesia yang sudah ada jauh sebelum
negara Indonesia merdeka. Pancasila berasal dari budaya dan sejarah
bangsa Indonesia. Para Founding Fathers bangsa ini berhasil menggali nilai-
nilai luhur dan mengartikulasikannya dalam sebuah prinsip, sila atau
ideologi Pancasila. Pancasila sebenarnya merupakan budaya yang sudah
ada pada dalam masyarakat Indonesia dan masih berlangsung hingga saat
ini.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur. Nilai-


nilai pancasila adalah sumber segala peraturan, formal maupun informal. Nilai-
nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat berupa nilai-nilai agama, budaya,
dan adat yang berlaku bagi negara dan kehidupan bangsa.
Nilai Pancasila

Nilai-nilai inti ini merangkum cita-cita, tujuan, dan nilai luhur sejati, karena
memahami nilai-nilai Pancasila adalah esensi (sifat) dari pelajaran Pancasila
yang universal. Nilai-nilai inti tersebut tertuang dalam Pembukaan UUD 1945
yang memuat nilai-nilai inti ideologis Pancasila. Pembukaan UUD 1945
merupakan norma dasar yang merupakan tatanan hukum tertinggi sebagai
sumber hukum positif, sehingga negara berstatus sebagai norma dasar atau
tatanan nasional.

Nilai Pancasila sebagai dasar negara terletak pada statusnya sebagai sumber
segala informasi hukum bagi suatu provinsi atau daerah di Indonesia.
Sebagai sumber segala hukum, nilai-nilai pancasila menjadi pedoman hidup,
kesadaran, cita-cita hukum dan moral.
Historis Pra-Kemerdekaan

Awal Masuknya Penjajahan Belanda

Pada tahun 1596, Belanda tiba di Banten di bawah pimpinan Cornelis de


Houtmann. Inilah awal mula kedatangan belanda ke nusantara, namun
kedatangan belanda akhirnya dihalau karena sikap kasar dan sombong
penduduk pesisir banten. Belanda dipimpin oleh Waybrand Van Warwijk
kembali ke nusantara. Keberhasilan pelayaran ini mendorong berbagai
perusahaan Belanda mengirimkan kapal ke Indonesia. Di bawah
kepemimpinan Francois Wittert, Verenigde Oost Indien Compagnie (VOC)
membuka bursa pertama di Banten pada tahun 1602. Kedatangan bangsa
Eropa di Nusantara pada awalnya merupakan bagian dari aktivitas
perdagangan.

Akhir Penjajahan Belanda

Masa penjajahan Belanda pada Indonesia bisa dibagi pada 2 periode yaitu
periode tahun 1602 hingga 1799, & periode tahun 1800 hingga 1942. Ratusan
tahun telah Belanda membentuk kemaharajaan pada Kepulauan Indonesia, ada
tanah Hindia Belanda. Secara interen pejuang & para pemuda yg lalu berpolitik
guna mewujudkan persatuan guna melawan penjajahan.

Masuknya bumiputera menjadi anggota Volksraad bukan berarti kaum


bumiputera diberi hak penuh buat menyuarakan pendapatnya.Di tengah-
tengah roda konvoi kebangsaan bergesekan & beradu menggunakan roda
kolonialisme & imperialisme, Tuhan Yang Maha Kuasa, sudah menciptakan
skenario baru, yakni berkobarnya perang Dunia II. Perang itu pun
menggunakan cepat menjalar ke Indonesia yg ditandai menggunakan
datangnya tentara Jepang yg lalu ikut menyudahi kemaharajaan Belanda
pada Indonesia.
Historis Pra-Kemerdekaan
Masuknya Penjajahan Jepang

Pada 10 Januari 1942, Jepang menyerbu Indonesia melawan Belanda.


Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942, pasukan Belanda di Jawa menyerah
kepada pasukan Jepang, mengakhiri kekuasaan Belanda atas Jawa. Rezim
militer Jepang, terutama setelah tahun 1943, membanjiri Indonesia dengan
mata uang pendudukan yang menyebabkan kenaikan inflasi. Pada
pertengahan 1945, mata uang itu bernilai sekitar 2,5% dari nilai nominalnya.
Terutama pada tahun 1944 dan 1945, pembatasan makanan dan kerja wajib,
gangguan transportasi dan kerusuhan sosial menyebabkan kelaparan.

1. Partai Politik: Legal & Ilegal

Selama pendudukan Jepang, gerakan politik dilarang dan dibubarkan. Dengan


demikian, beberapa organisasi gerakan menjalankan gerakanbawah tanah
(ilegal) dan beberapa bekerja sama dengan Jepang (legal).

2. Terbentuknya Kekuatan
Nasionalis

Beberapa hari setelah Jepang mendarat di Jawa, pemerintah fasis segera


memberlakukan peraturan dan undang-undang untuk membatasi pergerakan
kaum nasionalis untuk menentang kekuasaan mereka. Tujuan utama undang
undang ini tidak lain adalah untuk membagi kekuatan nasionalis agar tidak
membentuk satu kekuatan yang dapat menentang pemerintah Jepang.
Historis Pra-Kemerdekaan

3. Organisasi Semi Militer &

Organisasi Militer

Perang Dunia II menghabiskan energi dan kekayaan Indonesia. Oleh karena itu,
sejak awal perang, Jepang berencana untuk memobilisasi pemuda dan pelajar
paramiliter, terutama setelah Jepang mengalami masa pertahanan.

4. Represi & Resistensi

Salah satu bentuk represi yang dilakukan oleh pemerintah Jepang yaitu
pengurasan tenaga kerja dengan menciptakan Romusha sebagai tenaga kerja
paksa.

5. BPUPKI & PPKI

Pembentukan BPUPKI merupakan langkah konkrit pertama dalam memenuhi janji


Perdana Menteri "Indonesia merdeka di masa depan". Tujuan dibentuknya lembaga
ini adalah untuk mempertimbangkan hal-hal penting terkait dengan berdirinya
Indonesia yang merdeka. Badan tersebut diresmikan pada tanggal 28 Mei 1945 di
gedung Sang In pusat di Pejambon. Pada tanggal 7 Agustus 1945, ketika
perjuangan kemerdekaan mencapai puncaknya, dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), Zyumbi Linkai yang independen, untuk
menggantikan BPUPKI.
Tokoh - Tokoh Pencetus

Pancasila

Pancasila dirumuskan pada Musyawarah BPUPKI Pertama, 29 Mei-1 Juni


1945. Dalam sesi ini diadakan diskusi tentang dasar- dasar bangsa Indonesia.
Soepomo, Moh.Yamin, dan Soekarno menyampaikan beberapa usulan
mengenai cita-cita atau dasar negara Indonesia.

Moh. Yamin
Moh. Yamin menyampaikan usulan dasar negara secara tertulis pada
ketua sidang dan secara lisan. Usulan tersebut
disampaikan pada 29 Mei 1945.
Usulan lisan:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan, dan
5. Kesejahteraan Rakyat
Usulan tertulis:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kebangsaan persatuan Indonesia
3. Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Tokoh-tokoh Pencetus

Pancasila

Soepomo
Tokoh selanjutnya yang berperan penting dalam perumusan Pancasila adalah
Soepomo. Pada tanggal 31 Mei 1945, ia
menyampaikan usulannya.
1. Persatuan (Unitarisme)
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat

Ir. Soekarno
Soekarno menyampaikan pidato pada tanggal 1 Juni 1945 atas
dasar negara Indonesia merdeka.
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasional atau Perikemanusiaan
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial, dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai-Nilai yang Terkandung di

dalam Pancasila

Nilai Ketuhanan. Sebuah nilai yang

mempunyai jalinan kuat antara individu

dengan suatu hal sakral seperti agama

dan kepercayaannya.

Nilai Kemanusiaan. Ialah suatu nilai yang dapat membentuk

kesadaran seseorang mengenai suatu kesamaan sebagai

bentuk dari asas kehidupan, karena sejatinya semua manusia

memiliki harapan untuk menjadi manusia yang beradab.

Nilai Persatuan. Negara Kestuan Republik

Indonesia dikenal sebagai sebuah negara

majemuk yang memiliki banyak sekali suku,

budaya, adat, dan bahasa.

nilai permusyawaratan perwakilan. ialah sebuah nilai

tersirat dalam sila keempat, dimana sila ini menyatakan

sebagai makhluk sosial setiap individu membutuhkan

sebuah hubungan untuk mencapai kesepakatan serta

memiliki sikap saling menghargai antar sesama.

nilai keadilan. nilai yang memegang

teguh pada akhlak moral yang ada

berlandaskan sebuah keadaan netral

dalam semua aspek kehidupan


Nilai Pancasila dalam Perspektif

Historis Pra Kemerdekaan

Nilai-nilai pancasila sudah ada dalam adat, budaya dan agama yang

berkembang dalam kehidupan masyarakat Indonesia sejak zaman kerajaan

sebelumnya. Artinya sejak saat itu nilai-nilai kehidupan berbangsa, bernegara

dan berpemerintahan harus berdasarkan Pancasila, akan tetapi pada

kenyataannya nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut diamalkan

oleh nenek moyang bangsa Indonesia dan diamalkan hingga saat ini.
Menurut salah satu ahli yang bernama (Sunoto :1984) mengemukakan melalui
kajian falsafah Pancasila bahwa jauh sebelum kemerdekaan Indonesia, bangsa

Indonesia memiliki unsur- unsur atau nilai-nilai Pancasila dan bahkan

mengimplementasikannya dalam kehidupan yang merdeka. Sunoto memaparkan

fakta sejarah terkait nilai-nilai Pancasila, antara lain:


1. Tuhan Yang Maha Esa: Beriman kepada Tuhan selalu ada di
Indonesia.
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Orang Indonesia dikenal ramah,
sopan dan baik kepada orang lain.
3. Persatuan Indonesia: Masyarakat Indonesia dicirikan dengan ramah,
rukun, bersatu dan kekeluargaan.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan: Sudah ada unsur demokrasi di
masyarakat kita.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia: Orang Indonesia dikenal
lebih ramah dan memperlakukan orang lain secara adil dalam
memenuhi kewajiban hidup mereka.
Kesimpulan

Masa Penjajahan Belanda dimulai saat bangsa Belanda datang untuk


mencari rempah-rempah di Indonesia, penjajahan ini pun berakhir
setelah 350 tahun Belanda menduduki Indonesia. Tetapi tidak sampai
disitu, setelah Belanda hengkang dari Indonesia bangsa Jepangpun
masuk dan kembali menjajah Indonesia selama 3 tahun. Setelah Jepang
menyerah pada Sekutu Indonesia pun memunjukkan sisi nasional dengan
membentuk PPKI dan BPUPKI guna memerdekakan Indonesia, lalu
terbentuklah Pancasila sebagai dasar negara setelah melewati beberapa
kali persidangan.

Pancasila sendiri memiliki nilai yang terkandung dalam setiap butirnya. Nilai
ini diantaranya nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
permusyawaratan perwakilan dan nilai keadilan. Nilai yang tercantum dalam
Pancasila ini memiliki pesan tersirat baik bagi bangsa ataupun masyarakat
Indonesia. Nilai pancasila telah digunakan sejak sebelum kemerdekaan.
Pancasila dan nilai yang terkandung didalamnya merupakan pengamalan dari
praktik yang dilakukan nenek moyang Indonesia. Nilai yang terkandung dan
sudah dipraktekkan sejak sebelum kemerdekaan ialah nilai ketuhanan
dimana masyarakat Indonesia sebelum mengenal agamapun sudah lebih
dulu menyembah dan berhala. Selain itu, sejak jaman dahulu kerajaan pun
masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat berakhlah
moral dan ramah tamah.

Anda mungkin juga menyukai