Anda di halaman 1dari 22

REVIEW MATERI PANCASILA semester 1

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

A. Sejarah Lahirnya Pancasila sebagai Dasar Negara

Kedudukan pokok Pancasila bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)adalah


sebagai dasar negara. Pernyataan demikian berdasarkan ketemtuan Pembukaan UUD
1945 yang menyatakan sebagai berikut :maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab,
Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusywaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

Kata berdasarkan tersebut secara jelas menyatakan bahwa Pancasila merupakan


dasar dari NKRI. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara ini merupakan kedudukan
yuridis formal oleh karena tertuang dalam ketentuan hukum negara, dalam hal ini UUD
1945 pada Pembukaan Alenia IV. Secara historis pula dinyatakan bahwa Pancasila yang
dirumuskan oleh para pendiri bangsa (the founding fathers) itu dimaksudkan untuk
menjadi dasarnya Indonesia merdeka.

Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan bernegara.
Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman normatif
bagi penyelenggaraan bernegara.

B. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Nasional

Ideologi berasal dari kata ideo artinya cita-cita,gagasan,konsep pengertian dasar, cita-
cita. dan logy berarti: pengetahuan, ilmu dan paham. Dalam pengertian sehari-hari, idea
disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang
bersifat tetap yang harus dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar atau
pandangan/paham. Hubungan manusia dan cita-ctanya disebut dengan ideologi.
Ideologi berisi seperangkat nilai, dimana nilai-nilai itu menjadi cita-citanya atau
manusia bekerja dan bertindak untuk mencapai nilai-nilai tersebut. Ideologi yang pada
mulanya berisi seperangkat gagasan, dan cita-cita berkembang secara luas menjadi
suatu paham menngenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh
seseorang atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup.

C. Cita- Cita, Tujuan dan Visi Negara Indonesia

1
Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan rumusan singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal
ini sesuai dengan amanat dalam Alenia II Pembukaan UUD 1945 yaitu negara Indonesia
yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Tujuan Negara Indonesia selanjutnya terjabar dalam alenia IV Pembukaan UUD 1945.
Secara rinci sbagai berikut :

1. Melindungi seganap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan Kehidupan bangsa.

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi, dan keadilan sosial

Adapun visi bangsa Indonesia adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai ,
demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia Indonesia yang sehat,
mandiri, beriman, bertakwa dan berahklak mulia, cita tanah air, berkesadaran hukum
dan lingkungan, mengausai ilmu pengetahuandan teknologi, serta memiliki etos kerja
yang tinggi serta berdisiplin.

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsaIndonesiabelum merdeka. BangsaIndonesiadijajah


oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa diIndonesia,
misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama menjajah adalah
bangsa Belanda. Padahal sebelum kedatangan penjajah bangsa asing tersebut, di
wilayah negara RI terdapat kerajaan-kerajaan besar yang merdeka, misalnya Sriwijaya,
Majapahit, Demak, Mataram,Ternate, dan Tidore. Terhadap penjajahan tersebut,
bangsaIndonesiaselalu melakukan perlawanan dalam bentuk perjuangan bersenjata
maupun politik.

saat ituIndonesiadiduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama
mendudukiIndonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah dalam melawan
tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsaIndonesiaagar bersedia membantu
Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak
kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal7
September 1944. Oleh karena terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945
Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji
kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar
Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).Tugas badan ini adalah menyelidiki

2
dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah
Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaanIndonesia.

Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang
pertama pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama ini yang
dibicarakan khusus mengenai calon dasar negara untukIndonesiamerdeka nanti..
Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri
ataslimahal, yaitu:

1. Peri Kebangsaan

2. Peri Kemanusiaan

3. Peri Ketuhanan

4. Peri Kerakyatan

5. Kesejahteraan Rakyat

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang
masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI.

Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal 9 Agustus
dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus
1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu Indonesia kosong
dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para
pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi kemerdekaan PPKI
mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan rancangan Hukum Dasar
dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih Presiden dan Wakil Presiden.

D. Selaku Ideologi Nasional, Pancasila Memiliki Beberapa Dimensi :

a. Dimensi Idealitasartinya ideologi Pancasila mengandung harapan-harapan dan cita-


cita di berbagai bidang kehidupan yang ingin dicapai masyarakat.

b. Dimensi Realitas artinya nilai-nilai dasar yang terkandung di dalamnya bersumber


dari nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat penganutnya, yang menjadi milik mereka
bersama dan yang tak asing bagi mereka.

c. Dimensi normalitas artinya Pancasila mengandung nilai-nilai yang bersifat mengikat


masyarakatnya yang berupa norma-norma atauran-aturan yang harus dipatuhi atau
ditaati yang sifatnya positif.

3
d. Dimensi Fleksilibelitas artinya ideologi Pancasila itu mengikuti perkembangan jaman,
dapat berinteraksi dengan perkembangan jaman, dapat mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi, bersifat terbuka dan demokratis.

LANDASAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

A. Landasan Pendidikan Pancasila

1. Landasan Historis

Bangsa Indonesia terbentuk dalam suatu proses sejarah yang cukup panjang sejak
Zaman kutai. Beratus ratus tahun bangsa Indonesia berjuang menemukan jati dirinya
sebagai suatu bangsa yang merdeka , mandiri serta filsafat hidup bangsa. Setelah
melalui suatu proses yang panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya , yang di dalamnya tersimpul ciri khas , sifat, dan karakter
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain.

Dalam hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi,
bangsa Indonesia sebagai bangsa yang harus memiliki visi harus serta pandangan hidup
yang kuat agar tidak terombang ambing ditengah tengah masyrakat Internasional.

Jadi, secara historis bahwa nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila pancasila,
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif
historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri sehingga asal nilai nilai pancasila
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa
Indonesia sebagai kuasa materialis pancasila.

2. Landasan Kultural

Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara


senantiasa memiliki suatu pandangan hidup. Filsafat hidup serta pegangan hidup agar
tidak terombang ambing dalam pergaulan masyarakat internasional. Setiap bangsa
memiliki ciri khas serta pandangan hidup yang berbeda dengan bangsa lain. Negara
komunisme dan liberalisme meletakan dasar filsafat negaranya pada suatu konsep
ideologi tertentu.

Berbeda dengan bangsa bangsa lain , bangsa Indonesia mendasarkan pandangan


hidupnya dalam masyarrakat, berbangsa dan bernegara pada suatu asas cultural yang
dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri. Satu satunya karya besar bangsa
Indonesia yang sejajar dengan karya besar bangsa lain di dunia ini adalah hasil
pemikiran tentang bangsa dan Negara yang mendasarkan pandangan hidup suatu
prinsip nilai yang terutang dalam sila sila pancasila.

3. Landasan Yuridis

4
Landasan Yuridis perkuliahan pendidikan pancasila di pendidikan Tinggi tertuang
dalam undang undang No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 29
telah menetapkan bahwa ia isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan,
wajib memuat pendidikan pancasila, pendidikan agama dan pendidikan
kewarganegaraan konseptual tersebut kemudian dikokohkan kembali oleh kehadiran
dan undang undang Nomor tahun 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
sebagai pengganti undang undang no 2 tahun 1989.

4. Landasan Filosofis

Pancasila adalah sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan

Filosofis bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sudah merupakan suatu keharusan moral
untuk secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan
bermasyarakat , berbangsa dan bernegara. Hal ini berdasarkan pada kenyataan secara
filosofis dan objektif bahwa bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara mendasarkan pada nilai nilai yang tertuang dalam sila sila pancasila yang
secara filosofis merupakan filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan Negara.

B. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA

Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual yang penuh


tanggung jawab yang berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi
masing masing. Sedangkan kompotensi lulusan pendidikan pancasila ditujukan untuk
memahami seperangkat tindakan intelektual , yang penuh tanggung jawab sebagai
seorang warga Negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang
berlandaskan nilai nilai pancasila.

FILSAFAT PANCASILA

Pancasila sebagai sistem filsafat

PENGERTIAN FILSAFAT

Istilah filsafat secara etimologis merupakan padanan kata falsafah (Arab) dan
philosophy (Inggris) yang berasal dari bahasa Yunani ( philosophia ).
Kata philosophia merupakan kata majemuk yang terususun dari kata philos atau philein
yang berarti kekasih, sahabat, mencintai dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan,
hikmat, kearifan, pengetahuan

5
Dengan demikian philosophia secara harafiah berarti mencintai kebijaksanaan,
mencintai hikmat atau mencintai pengetahuan.

PEBGERTIAN FILSAFAT MENURUT TOKOH-TOKOH FILSAFAT

1. Socrates (469-399 s.M.)

Filsafat adalah suatu bentuk peninjauan diri yang bersifat reflektif atau berupa
perenungan terhadap azas-azas dari kehidupan yang adil dan bahagia.

2.plato (472-347 s.M.)

Dalam karya tulisanya republik plato menegaskan bahwa para filsuf adalah pecinta
pandangan tentang kebenaran (vision of truth).dalam pencarian dan menangkap
pengetahuan mengenai ide yang abadi dan tak berubah.dalam konsepsi plato filsafat
merupakan pencarian yang bersifat spekulatif atau

Perekaan terhadap pandangan tentang sseluruh kebenaran.filsafat plato ini kemudian


digolongkan sebgai filsafat spekulatif.

Pengertian Filsafat Pancasila Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai,


dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan
jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan
dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani). Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

CABANG-CABANG FILSAFAT

1.Metafisika, membahas tentang hal-hal yang bereksistensi dibalik fisis yang meliputi
bidang-bidang ontologi, kosmologi dan antropologi.

2.Epistimologi, berkaitan dengan persoalan hakikat pengetahuan

3.Metodologi, berkaitan dengan persoalan hakikat metode dalam ilmu pengetahuan

4.Logika, berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumus-rumus dan dalil-dalil
berfikir yang benar.

5.Etika, berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia

6.Estetika, berlaitan dengan persoalan hakikat keindahan

6
PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan dengan cara
deduktif dan induktif. Cara deduktif yaitu dengan mencari hakikat Pancasila serta
menganalisis dan menyusunnya secara sistematis menjadi keutuhan pandangan yang
komprehensif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-gejala sosial budaya
masyarakat, merefleksikannya, dan menarik arti dan makna yang hakiki dari gejala-
gejala itu.

Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang
dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling
bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya
merupakan suatu kesatuan organis.

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-
cita dan logos yang berarti ilmu. Kata idea berasal dari bahasan Yunani eidos yang
artinya bentuk . Disamping itu ada kata idien yang artinya melihat. Jadi secara harfiah
ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar.

Secara umum ideologi dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan , ide-ide,


keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang
menyangkut; bidang politik, bidang sosial, bidang kebudayaan, dan bidang keagamaan.
(Soejono Soemargono, Ideologi Pancasila Sebagai Penjelmaan Filsafat Pancasila dan
Pelaksanaannya dalam masyarakat Kita Dewasa ini)

IDEOLOGI TERTUTUP Suatu sistem pemikiran tertutup dengan ciri khas :

Ideologi tersebut bukan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat melainkan
merupalan suatu cita-cita satu kelompok orang yang yang mendasari suatu program
untuk mengubah atau membaharui masyarakat. Isinya bukan hanya berupa nilai-nilai
dan cita-cita tertentu, melainkan intinya terdiri dari tuntutan kongkret dan operasional
yang keras, yang diajukan dengan mutlak.

IDEOLOGI TERBUKA Suatu sistem pemikiran terbuka dengan ciri khas:

7
Nilai-nilai dan cita-citanya tidak dipaksakan dari luar,melainkan digali dan diambil dari
harta kekayaan rohani, moral dan budaya masyarakat itu sendiri.Ideologi terbuka tidak
hanya dapat dibenarkan, melainkan dibutuhkanIsinya tidak operasional, baru menjadi
operasional kalau sudah dijabarkan kedalam perangkat yang berupa konstitusi atau
perundang-undangan lainnya.

Ideologi bermakna sebagai cita-cita harapan, ide-ide serta pemikiran-pemikiran yang


secara bersama merupakan suatu orientasi yang bersifat dasariah bagi semua tindakan
dalam hidup kenegaraan. Ideologi membimbing bangsa dan negara untuk mencapai
tujuannya melalui berbagai realisasi pembangunan, hal ini desebabkan karena dalam
ideologi terkandung suatu orientasi praksis

KEBERADAAN PANCASILA

1. Pancasila sebaga jiwa Bangsa Indonesia

2. Pancasila sebagai kepribadian Bangsa Indonesia

3. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia

4. Pancasila sebagai dasar Negara RI

5. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum

6. Pancasila sebagai perjanjian luhur Bangsa Indonesia pada waktu Mendirikan Negara.

7. Pancasila sebagai cita-cita dan Tujuan Bangsa Indonesia

8. Pancasila Sebagai falsafah Hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.

RUMUSAN SILA-SILA PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT

1. Dasar Antropologis Sila-sila Pancasila: Pancasila yang terdiri dari lima sila setiap
sila bukanlah merupakan asas yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan memiliki suatu
kesatuan dasar ontologis. Dasar ontologis Pancasila pada hakikatnya adalah manusia
yang memiliki hakikat mutlak monopluralis, hakikat dasar ini juga disebut sebagai
dasar antropologis.

2. Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila:

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga juga merupakan suatu sistem pengetahuan.

3. Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

8
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat juga juga memiliki suatu kesatuan dasar
aksiologinya sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila pada hakikatnya juga
merupakan satu kesatuan.

Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai, yaitu nilai dasar.nilai
instrumental, dan nilai praktis. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai
dalil yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak perlu dipertanyakan
lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.

Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial dan norma hukum yang
selanjutnya akan terkristalisasi dalam peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga
negara. Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita laksanakan dalam kenyataan.
Nilai ini merupakan batu ujian apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat. Nila-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan selanjutnya mendasari
semua aktivitas kehidupan masyarakat, berbansa, dan bernegara.

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia sebelum disahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman
dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara. Adapun nilai-nilainya yaitu
berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan, serta nilai nilai religious.

1) Zaman Kutai

Masyarakat Kutai membuka zaman sejarah Indonesia pertama kalinya ini menampilkan
sosial politik dan ketuhanan dalam bentuk karangan kenduri serta sedekah kepada
Brahmana.

2) Zaman Sriwijaya

Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan di Sumatera yaitu kerajaan Sriwijaya yang
dibawah kekuasaan wangsa Syilendra.Kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang
mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat Sunda, selat Malaka.Dalam sistim
pemerintahannya terdapat pegawai pengurus pajak, harta benda.Pada saat itu, kerajaan
dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan dengan nilai ketuhanan.

3) Zaman Kerajaan-Kerajaan Sebelum Majapahit

9
Banyak kerajaan yang menanamkan nilai-nilai nasionalisme seperti di daerah Jawa
Tengah dan Jawa Timur.Pada kerajaan Airlangga mengalami penggemblengan lahir dan
batin.Para rakyat dan Brahmana bermusyawarah sebagai perwujudan sila ke-4.

4) Kerajaan Majapahit

Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam
Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, Pada saat ini
di perkenalkan pula istilah bhineka tunggal ika dalam kitab Sutasoma. Sumpah Palapa
pun diucapkan untuk mempersatukaan semua wilayah kerajaan.

5) Zaman Penjajahan

Setelah Majapahit runtuh, maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di


Indonesia.Bersama dengan itu, maka berkembang pula kerajaan-kerajaan Islam seperti
kerajaan Demak.Selain itu, berdatangan juga bangsa-bangsa Eropa di Nusantara.

Bangsa asing yang masuk ke Indonesia pada awalnya berdagang, namun kemudian
berubah menjadi praktek penjajahan.Adanya penjajahan membuat perlawanan dari
rakyat Indonesia di berbagai wilayah nusantara, namun karena tidak adanya kesatuan
dan persatuan di antara mereka maka perlawanan tersebut senantiasa sia-sia.

6) Kebangkitan Nasional

Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional untuk mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya sendiri.

7) Zaman Penjajahan Jepang

Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan ulang tahun kaisar Jepang, Jepang
memberikan hadiah ulang tahun kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa
syarat. Untuk mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai
wujud realisasinya terbentuklah suatu badan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-usaha
Kemerdekaan Indonesia) dengan ketua Dr. K.R.T Radjiman wediodiningrat.Dengan 60
anggota.

8) Sidang BPUPKI Pertama

Terdapat usulan-usulan sebagai berikut:

a) Mr. Muh Yamin (29 Mei 1945)

Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan dasar
negara sebagai berikut: I. Peri kebangsaan II. Peri kemanusian III. Peri Ketuhanan IV.
Peri kerakyatan (permusyawaratan, perwakilan, kebijaksanaan) V. Kesejahteraan
rakyat (keadilan sosial).Selain usulan tersebut pada akhir pidatonya Muh.Yamin
menyerahkan naskah sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi
rumusan Undang Undang Dasar RI.

10
9) Sidang BPUPKI kedua (10-16 Juni 1945)

Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti dengan istilah
Undang Undang Dasar.Keputusan penting dalam rapat ini adalah tentang bentuk negara
republik dan luas wilayah negara baru.Tujuan anggota badan penyelidik adalah
menghendaki Indonesia Raya yang sesungguhnya, yang mempersatukan semua
kepulauan Indonesia. Susunan Undang Undang Dasar yang diusulkan terdiri atas tiga
bagian yaitu:

a) Pernyataan Indonesia merdeka, yang berupa dakwaan dimuka dunia atas Penjajahan
Belanda

b) Pembukaan yang didalamnya terkandung dasar negara Pancasila

c) Pasal-pasal Undang Undang Dasar.

10) Proklamasi Kemerdekaan dan Sidang PPKI

Kemenangan sekutu dalam perang dunia membawa hikmah bagi bangsa Indonesia.
Pada tanggal 9 Agustus 1945 Jendral Terauci memberikan tiga cap kepada Ir. Soekarno
yaitu:

a. Soekarno diangkat sebagai Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan, Moh. Hatta sebagai
Wakil Ketua, Radjiman sebagai anggota.

b. Panitia persiapan sudah mulai bekerja pada tanggal 9Agustus1945.

c. Cepat atau tidak pekerjaan panitia diserahkan sepenuhnya oleh panitia.

Panitia persiapan kemerdekaan menyelenggarakan Undang Undang Dasar Negara


republik Indonesia dan memilih presiden dan wakil presiden yang pada hakikatnya
sebagai komite nasional memiliki sifat representatif, atau bersifat perwakilan seluruh
rakyat Indonesia.Panitia persiapan kemerdekaan Indonesia merupakan badan
bentukan Jepang, setelah Jepang jatuh badan berubah menjadi badan nasional.

PANCASILA SEBAGAI SUMBER ETIK

A. Pengertian Etika

Etika adalah ilmu pengetahuan yang membahas tentang prinsip-prinsip yang mendasar
tentang pandangan moralitas.

B.Hubungan Etika dengan Nilai, Norma dan Moral

Dalam pembentukan sistem etika dikenal namanya nilai, norma dan moral.

11
Nilai : Sifat atau kualitas yang melekat pada suatu obyek, bukan obyek itu sendiri

Norma : Aturan tingkah laku yang ideal.

Moral : Integritas dan martabat pribadi manusia.

Sedangkan etika sendiri memiliki makna suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang
ajaran dan pandangan moral.

Nilai, norma dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang
cukup erat, karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini.

C.Pancasila sebagai Sumber Etika

Pancasila adalah sumber sumber nilai, maka nilai dasar Pancasila dapat dijadikan
sebagai sumber pembentukan norma etik (norma moral) dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai pancasila adalah nilai moral. Oleh
karena itu, nilai pancasila juga dapat diwujudkan kedalam norma-norma moral (etik).
Norma-norma etik tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan
dalam bersikap dan bertingkah laku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

D.Pancasila Sebagai Nilai Dasar Fundamental Bagi Indonesia

Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 menyatakan: Pancasila seperti tercantum dalam


Pembukaan UUD 45 merupakan sumber hukum yang berlaku di negara RI dan karena
itu secara obyektif ia merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum,
serta cia-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan bangsa . Sebagai dasar
pandangan hidup bernegara dan sistem nilai kemasyarakatan, Pancasila mengandung 4
pokok pikiran, sebagai berikut:

1. Negara merupakan negara persatuan, yang bhinneka tunggal ika.

2. Negara Indonenesia didirikan dengan maksud mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat , dan berkewajiban pula mewujudkan kesejahteraan serta mencerdaskan
kehidupan bangsa.

3. Negara didirikan di atas asas kedaulatan rakyat

4. Negara didirikan di atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung arti bahwa
negara menjunjung tinggi keberadaan agama-agama yang dianut bangsa .

E.Etika Kehidupan Bangsa Indonesia

Ketetapan MPR No. VI/MPR/2001 tentang etika Kehidupan Berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat merupakan penjabaran nilai-nilai pancasila sebagai pedoman dalam
berpikir, bersikap, dan bertingkah laku yang merupakan cerminan dari nilai-nilai
keagamaan dan kebudayaan yang sudah mengakar dalam kehidupan bermasyarakat

12
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RRPUBLIK INDONESIA

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang dalam ilmu
kenegaraan popular disebut sebagai dasae filsafat Negara (Philosofische Grondslag).
Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai dan sumber norma, kaidah
baik moral dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber
tertib hukum di negara Republik Indonesia.

Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang berdasarkan atas hokum, oleh karena
itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara di atur dalam suatu
system peraturan perundang-undangan. Dalam pengertian inilah maka negara
dilaksanaka berdasarkan pada suatu konstitusi atau Undang-Undang Dasar Negara.
Pembagian kekuasaan, lembaga-lemaga tinggi negara, hak dan kewajiban warga negara,
keadilan social dan lainya di atur dalam suatu Undang-Undang Dasar negara.

1. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Pembukaan UUD 1945 bersamaan dengan pasal-pasal UUD 1945, disahkan oleh PPKI
pada tanggal 18 Agustus 1945, dan diundangkan dalam Berita Republik Indonesia
Tahun II No.7.

Pembukaan UUD 1945 terdiri atas empat alinea, dan setiap alinea memiliki spesifikasi
jikalau ditinjau berdasarkan isisnya. Alinea pertama, kedua dan ketiga memuat
pernyataan yang menjelaskan peristiwa yang mendahului terbentuknya negara
Indonesia. Alinea ke empat memuat fundamental negara, yaitu: tujuan negara,
ketentuan UUD negara, bentuk negara dan dasar filsafat negara Pancasila.

a. Pembukaan UUD 1945 sebagai Tertin Hukum Tertinggi

Kedudukan Pembukaan UUD 1945 dlam kaitannya dengan tertib hokum Indonesia
memiliki dua aspek yang fundamental, yaitu: pertama, memberikan faktor-faktor
mutlak bagi terwujudnya tertib hokum Indonesia. Kedua, memasukan diri dalam tertib
hukum Indonesia sebagai tertib humuk tertinggi.

Berdasarkan penjeasan isi Pembukaan UUD 1945 dalam Berita Republik Indonesia
Tahun II No. 7 dapat disimpulkan bahwa Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber
hokum positif Indonesia.

b. Pembukaan UUD 1945 Memenuhi Syarat Adanya Tertib Hukum Indonesia

Syarat-syarat tertib hukum yang dimaksud meliputi empat hal, yaitu :

1) Adanya kesatuan subyek,

2) Adanya kesatuan asas kerokhahian,

13
3) Adanya kesatuan daerah,

4) Adanya kesatuan waktu.

Dengan demikian maka seluruh peraturan hukum yang ada di dalam wilayah Republik
Indonesia sejak ditetapkan telah memenuhi syarat sebagai suatu tertib hukum negara.

c. Pembukaan UUD 1945 sebagai Pokok Kaidah yang Fundamental

Pokok Kaidah yang Fundamental menurut ilu hukum ketatanegaraan memiliki


beberapa unsur mutlak, antara lain dapat dirinci sebagai berikut:

1) Dari segi terjadinya:

Ditentukan oleh Pembentuk Negara dan terjelma dalam suatu pernyataan lahir sebagai
penjelmaan kehendak Pembentuk negara, untu menjadikan hal-hal tertentu sebagai
dasar-dasar negara yang dibentuknya.

2) Dari segi isinya:

a) Dasar tujuan negara, (baik tujuan umum maupun tujuan khusus)

b) Ketentuan diadakannya UUD Negara

c) Bentuk negara

d) Dasar filsafat negara (asas kerokhanian negara)

Dalam hubungannya dengan pasal-pasal UUD 1945 pembukaan UU 1945 mempunyai


hakikat dan kedudukan sebagai berikut:

1. Pembukaan UUD 1945 hakikat kedudukan yang terpisah dengan batang tubuh UUD
1945,pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi dibandingkan batang
tubuh UUD 1945.

2. Pembukaan UUD 1945 merupakan suatu tertib hukum tertinggi dan kedudukannya
lebih tinggi dibandingkan batang tubuh UUD 1945.

3. Pembukaan UUD 1945 merupakan pokok kaedah negara yang


fundamental,menguasai hukum dasar negara baik tertulis maupun tidak.

4. Pembukaan UUD 1945 mengandung pokok pikiran yangg dijabarkan dalam pasal-
pasal UUD 1945.

Pembukaan UUD 1945 tetap terlekatpada kelangsunganHidup negara RI Pembukaan


UUD 1945 memiliki kedudukan yang kuat dan tidak dapat dirubah,berdasarkan alasan-
alasan sebagai berikut:

14
1. Menurut tata hukum peraturan hanya dapat diubah atau dihapuskan oleh penguasa
atau peraturan huku yang lebih tinggi tingkatannya daripada penguasa yang
menetapkannya

2. Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi .Ketentuan hukum UUD
1945,secara yuridis tidak dapat meniadakan pembukaan UUD 1945 karena terkandung
faktor- faktor utlak bagi adanya tertib huku di Indonesia

3. Secara material isi yang terkandung dalam pembukaan Uud 1945 ,senantiasa terlekat
pada kelangsungan hidup negara Indonesia.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, adalah konstitusi


negara Republik Indonesia yang disahkan sebagai undang-undang dasar negara oleh
PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, yang pada kurun waktu tahun 1999-2002, UUD
1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen), yang merubah susunan lembaga-
lembaga dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia.

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA PEMBANGUNAN NASIONAL

Pengertian Paradigma

Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma sebagai ilmu


pengetahuan terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah
Thomas S. Khun. Pengertian paradigama adalah:

suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoritis yang umum , sehingga merupakan


sumber hokum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan
sifat, cirri, serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri (Kaelan, 2000).

Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menyebabkan semakin banyak hasil-hasil


penelitian, sehingga membuka kemungkinan ditemukan kelemahan-kelemahan pada
teori-teori yang digunakan. Dengan demikian para ilmuwan mengkaji kembali teori-
teori dasar dari ilmu itu sendiri. Contohnya dalam ilmu social manakala suatu teori
didasarkan kepada hasil penelitian ilmiah berdasarkan metode kuantitatif yang
mengkaji manusia dan masyarakat bedasarkan sifat-sifat parsial, terukur dan korelatif
ternyata hasil daripada ilmu pengetahuan itu secara epistemologis hanya mengkaji satu
aspek saja dari objek ilmu pengetahuan, yaitu manusia. Bedasarkan kajian paradigm
ilmu pengetahuan social tersebut kemudian dikembangkan metode baru, yaitu metode
kualitatf.

Istilah ilmiah itu berkembang kepada bidang-bidang kehidupan lainnya, sehingga


menjadi terminology dari suatu pengembangan dan pembangunan yang mengandung
konotasi pengertian:

1. Kerangka berfikir

15
2. Sumber nilai, dan

3. Orientasi arah.

B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan

Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala


aspek pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila
Pancasila.

1. Pancasila sebagai Paradigma Pembangunan Iptek

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya


sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila
sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek
pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pacasila. Pembangunan nasional adalah
untuk manusia Indonesia, dimana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan
sebagai makhluk social. Manusia tidak hanya mengejar kepentingan pribadi, tetapi juga
memperhatikan kepentingan masyarakat. Manusia tidak hanya mementingkan
tercapainya kebutuhan material, tetapi juga kebahagian spiritual. Manusia memiliki
fungsi monodualistis tidak hanya mengejar kepentingan dunia, tetapi mendapatkan
kebahagiaan di akhirat kelak. Oleh karena itu, pembangunan nasional hendaklah
mewujudkan tujuan tersebut.

Pancasila memrupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai,
kerangka berfikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita melihat
sila-sila demi sila sebagai berikut:

a. Sila ketuhanan yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta,


perimbangan antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa dan kehendak.
Berdasarkan sila pertama ini iptek tidak hanya memilikirkan apa yang ditemukan,
dibuktikan, dan diciptak menemukan, tetapi juga mempertimbangkan maksud dan
akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan sekitarnya.

b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa
manusia dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian
dari proses budaya manusia beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembangunan iptek
harus berdasarkan kepada usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia, bukan
menjadikan manusia sebagai makhluk yang angkung dan sombong dari penggunaan
iptek.

c. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepanda bangsa Indonesia bahwa


nasionalisme bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, iptek persatuan dan
kesatuan bangsa dapat terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar
daerah di berbagai daerah terjalin karena tidak lepas dari factor kemajuan iptek. Oleh
sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan untuk memperkuat rasa persatuan dan

16
kesatuan bangadapi jiwa sila dan selanjutnya dapat dikembangkan dalam hubungan
manusia Indonesia dengan masyarakat internasional.

d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Kikmah dalam Permusyawaratan/ Perwakilan,


prinsip demokrasi sebagai jiwa sila keempat ini dapat mendasari pemikiran manusia
secara bebas untuk mengkaji dan mengembangkan iptek. Seorang ilmuan harus pula
memiliki sikap menghormati terhadap hasil pemikiran orang lain dan terbuka, dikritik
dan dikaji ulang hasil dari pemikirannya. Penemuan iptek yang telah teruji
kebenerannya harus dapat dipersembahkan kepada kepentingan rakyat banyak.

e. Sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan, yaitu keseimbangan keadilan
dalam kehidupan kemausiaan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan
sesamanya, hubungan antara manusia dengan Tuhan sebagai Penciptanya, hubungan
manusia dengan lingkungan dimana mereka berada.

Kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional harus memperhatikan


konsep berikut ini:

a. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif dalam identifikasi diri sebagai bangsa.
Pancasila harus diletakkan sebagai kerangka berfikir yang objektif rasional dalam
membangun kepribadian bangsa. Oleh sebab itu perlu dikembangkan budaya ilmu
pengetahuan dalam memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

b. Pancasila sebagai landasan pembangunan nasional, perubahan yang terjadi dalam


masyarakat dan bangsa akibat dari pembangunan harus semakin menempatkan nilai-
nilai Pancasila yang dapat dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

c. Pancasila merupakan arah pembangunan nasional, proses pembangunan nasional


tidak terlepas dari control nilai-nilai Pancasila. Oleh sebab itu, kemana arah
pembangunan melalui tahap-tahapnya tidak dapat dilepaskan dari usaha
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, sehingga pembangunan adalah
pengamanan Pancasila.

d. Pancasila merupakan etos pembangunan nasional, mewujudkan visi bangsa


Indonesia masa depan diciptakan misi pengamalan Pancasila secara konsisten dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Konsistensi antara teori dan
kenyataan dan ucapan dengan tindakan, merupakan paradigm baru dalam menjadikan
Pancasila sebagai etika pembangunan nasional.

e. Pancasila sebagai moral pembangunan, sebutan ini mengandung maksud agar nilai-
nilai luhur Pancasila (norma-norma Pancasila yang tercantum dalam pembukan UUD
1945) dijadikan tolak ukur dalam melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam
melaksanakan pembangunan nasional, baik dalam perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan, maupun dalam evaluasinya.

17
2. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-
Budaya, Pertahanan dan Keamanan (Ipoleksosbudhankam)

a. Pengembangan Ideologi

Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideology harus memandang sebagai ideologi


yang dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan dan perubahan
zaman. Untuk itu kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti berikut ini:

1) Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Nilai-nilai dasar dalam ideology Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945 untuk
memperjelas suatu tatanan kehidupan beragama, hokum, politik, ekonomi, social
budaya, hankam, dan sebagainya. Nilai dasar tidak berubah ddengan gampang,
sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat berkembang secara
kesepakatan bersama di MPR yang disebut dengan amandemen dan GBHN. Nilai dasar
tidak udah berubah karena merupakan tolak ukur stabilitas dan dinamika, untuk Pasal
37 UUD 1945.

2) Wawasan Kebangsaan (Nasionalisme)

Konsep Negara (Staatsidee) bangsa Indonesia dapat kita rangkum dari pokok-pokok
pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. Negara adalah keadaan
kehidupan berkelompok bangsa Indonesia, yang:

1. Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan

2. Didorong oleh keinginan luhur bangsa, untuk

3. Berkehidupan yang bebas, dalam arti

4. Merdeka, berdaulat, adil dan makmur.

5. Bedasarkan Pancasila

Pancasila dijadikan platform kehidupan bersama bagi bangsa Indonesia yang sangat
majemuk agar tetap terikat erat sebagai bangsa bersatu.

b. Pengembangan Politik

Landasan: kekuasaan dan kedaulatan berada ditangan rakyat. Oleh sebab itu, perlu
menyempurnakan UUD 1945 sejalan dengan perkembangan kebutuhan bangsa,
dinamika dan tuntutan reformasi dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan
bangsa, serta sesuai dengan jiwa dan semangat Pembukaan UUD 1945. Meningkatkan
peran MPR, DPR dan lembaga tinggi Negara lainnya dengan menegaskan fungsi,
wewenang dan tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan
tata hubungan yang jelas antara lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif.

18
Dalam usaha membangun kehidupan politik, maka beberapa unsure yang perlu
dikembangkan dan ditingkatkan adalah sebagai berikut :

1. Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka

2. Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan rakyat.

3. Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang


demokratis

4. Pemilihan umum yang berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya.

Tiga aspek demokrasi yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut :

1. Demokrasi sebagai sistem pemerintahan

2. Demokrasi sebagai kebudayaan politik

3. Demokrasi sebagai struktur organisasi

Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalau didukung oleh
demokrasi sebagai budaya politik yang rasional objektif. Hak Asasi Manusia harus
dilaksanakan secara kontekstual sesuai dengan kebudayaan Indonesia yang tercermin
dalam kesetaraan dan keseimbanga peranan lembaga-lembaga demokrasi.

C. Pengembangan Ekonomi

Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri atas
beberapa criteria kualitas SDM yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

1. Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang

2. Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam secara
efektif , efesien, lestari dan berkesinambungan.

3. Memiliki etos professional; tanggung jawab atas pengembangan keahliannya,


kejujuran dalam pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan kepada masyarakat,
penghargaan terhadap waktu dan ketetapan waktu

d. Pengembangan Sosial-Budaya

Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri kalau Pancasila semakin
credible, yaitu bahwa masyarakat mengalami secara nyata realisasi dari prinsip-prinsip
yang terkandung dalam Pancasila. Usaha yang dilakukan melalui cara-cara:

19
1. Dihormati martabatnya sebagai manusia,

2. Diperlakukan secara manusiawi,

3. Mengalami solideritas sebagai bangsa karena semakin hilangnya kesenjangan


ekonomi dan budaya,

4. Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik, dan

5. Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai manusia.

e. Pengembangan Hankam

Ketahanan nasional, pembangunan nasional tidak terlepas dari ketahanan nasional,


yaitu perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional yang terjabar
sebagai berikut :

1. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga Negara, yaitu pengembangan


pribadi warga Negara, yaitu pengembangan pribadi dalam matra horizontal dan
vertical, pertumbuhan social ekonomi, keanekaragaman, dan persamaan derajat.

2. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem/struktur kehidupan masyarakat


yaitu pemerataan kesejahteraan, solideritas masyarakat, kemandirian, dan partisipasi
seluruh masyarakat.

3. Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antaa pribadi-pribadi warga


Negara dan sistem/struktur kehidupan masyarakat, yaitu keadilan social,
keamanan/stabilitas dan keseimbangan lingkungan.

f. Pancasila sebagai paradigma pengembangan kehidupan beragama

Pancasila telah memberikan dasar dasar nilai yang fundamental bagi umat bangsa
Indonesia untuk hidup secara damai dalam kehidupan beragama di Negara Indonesia
ini.

C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi

Reformasi adalah menata kehidupan bangsa dan Negara dalam suatu sistem Negara di
bawah nilai-nilai Pancasila, bukan menghancurkan dan membubarkan bangsa dan
Negara Indonesia.

1. Gerakan reformasi

Disebabkan oleh krisis berkepanjangan, serta praktek KKN

a. Gerakan reformasi dan ideology Pancasila

Syarat gerakan reformasi :

a) Dilakukan karena adanya suatu penyimpangan.

20
b) Harus dengan suatu cita-cita yang jelas

c) Dilakukan dengan berdasar suatu kerangka struktural tertentu.

d) Dilakukan kearah dan keadaan yang lebih baik.

2. Pancasila sebagai paradigma reformasi hukum

Dapat diuraikan sebgai berikut :

1) Pancasila sebagi sumber nilai perubahan hukum

Reformasi hukum dewasa ini selain Pancasila sebagai paradigma pembaruan


hukumnya, juga diambilkan dari sumber norma dan sumber nilai, selama hal tersebut
tidak bertentangan dengan nilai nilai yang terkandung dalam Pancasila.

2) Dasar yuridis reformasi hukum

Dasar yuridisnya adalah : Tap no.XX/MPRS/1966, yang menyatakan bahwa Pancasila


sebagai sumber hukum di Indonesia, yang berarti sebagai sumber produk serta proses
penegakan hukum di Indonesia.

3) Pancasila sebagai paradigma reformasi pelaksanaan hukum

3. Pancasila sebagai paradigma reformasi politik

Prinsip demokrasi dalam pancasila adalah bahwa kedaulatan tertinggi ada di tangan
rakyat. Rakyat adalah asal mula kekuasaan Negara, oleh karena itu paradigma ini harus
menjadi dasar dalam reformasi politik.

1) Reformasi atas system politik

Ditandai dengan adanya :

Perubahan susunan keanggotaan MPR

Perubahan susunan kenggotaan DPR,DPRD I, DPRD II.

Reformasi partai politik

2) Reformasi atas kehidupan politik

Reformasi kehidupan politik juga dilakukan dengan meletakan cita-cita kehidupan


kenegaraan dan kebangsaan dalam suatu kesatuan waktu yaitu nilai masa lalu, masa
kini dan kehidupan masa datang.

4. Pancasila sebagai paradigma reformasi ekonomi

Langkah yang strategis dalam upaya melakukan reformasi yang berbasis pada ekonomi
kerakyatan yang berdasarkan nilai-nilai pancasila adalah sebagai berikut :

21
1) Keamanan pangan dan mengembalian kepercayaan, yaitu dilakukan dengan program
social safety net yang popular dengan program Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Sementara untuk mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap pemerintah, maka
pemerintah harus secara konsisten menghapuskan KKN, serta mengadili bagi oknum
pemerintah masa orde baru yang melakukan pelanggaran. Hal ini akan memberikan
kepercayaan dan kepastian usaha.

2) Program rehabilitasi dan pemulihan ekonomi. Upaya ini dilakukan dengan


menciptakan kondisi kepastian usaha. dan

3) Transformasi struktur, yaitu guna memperkuat ekonomi rakyat maka perlu


diciptakan sistem untuk mendorong percepatan perubahan structur.

22

Anda mungkin juga menyukai