Empirisme Kuasi
Empirisme kuasi adalah nama yang diberikan kepada filsafat matematika yang
dikembangkan oleh Imre Lakatos (1976, 1978). Aliran ini memandang matematika
sebagai apa yang ahli matematika lakukan dan dengan semua kekurangan yang
melekat pada aktifitas atau ciptaan manusia.
Berikut ini adalah sketsa awal dari pemikiran empirisme kuasi. Matematika
adalah sebuah dialog diantara orang-orang yang mencoba menyelesaikan persoalan
matematika. Ahli matematika tidak bisa lepas dari kesalahan dan produk mereka
termasuk konsep dan pembuktian tidak dapat dianggap produk akhir atau sempurna
tetapi masih membutuhkan negosiasi kembali sebagai standar perubahan yang harus
dilakukan dengan teliti atau sebagai tantangan baru atau makna yang muncul.
Sebagai aktifitas manusia, matematika tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang
terpisah dari sejarah dan aplikasinya kedalam sains dan ilmu lainnya. Empirisme
kuasi menampilkan kembangkitan kembali empirisme dalam filsafat matematika
terkini (Lakatos, 1967).
Lima tesis dari empirisme kuasi dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pengetahuan matematika dapat keliru
2. Matematika Bersifat Hipotetis-deduktif
3. Sejarah adalah pusat
4. Penegasan Pentingnya Matematika Informal
5. Dimasukkannya Teori Penciptaan Pengetahuan
Ada pola sederhana untuk penemuan matematika atau pertumbuhan teori
matematika informal. Pola tersebut terdiri dari tahap-tahap berikut:
1. Dugaaan awal.
2. Pembuktian (eksperimen atau argument, perubahan dari dugaan awal menjadi
sub-dugaan atau lemma).
3. Kontra contoh global (kontra contoh untuk dugaan sederhana).
4. Bukti pengujian kembali: lemma yang salah untuk kontra contoh global
adalah kontra contoh local.
Empat tahap ini adalah inti dari analisa bukti. Tetapi ada beberapa tahap standar
berikutnya yang sering muncul:
5. Bukti pengujian teori lainnya
6. Pengecekkan hasil yang diterima saat itu dari dugaan aslinya dan yang sekarang
dibuktikan kesalahannya.
7. Kontra Contoh menjadi contoh baru wilayah baru dari penemuan terbuka.
Dapat dilihat disini bahwa inti filsafat matematika Lakatos adalah sebuah teori
asal usul pengetahuan matematika. yaitu teori praktek matematika dan teori sejarah
matematika. Lakatos tidak menawarkan teori psikologi penciptaan atau penemuan
matematika karena dia tidak menyentuh asal-usul aksioma, definisi dan dugaan
dalam pikiran orang perorang. Fokus dia adalah pada proses yang merubah
penciptaan individu menjadi pengetahuan matematikan public yang diterima luas,
terkait hal tersebut,
Kriteria Cukup dan Empirisme Kuasi
Empirisme kuasi menawarkan penjelasan sebagian tentang pengetahuan
matematika serta asal usul dan dasar kebenarannya. Dalam hal ini Lakatos
menawarkan penjelasan yang lebih luas dibandingkan dengan filsafat matematika
lainnya yang telah kita bahas, jauh melebihi wilayah mereka. Lakatos menjelaskan
pengetahuan matematika sebagai hipotetisdeduktif dan empirik-kuasi dan memiliki
kesamaan dengan filsafat sainsnya Popper (1979). Dia menjelaskan kesalahan dalam
pengetahuan matematika dan memberikan teori tentang asal-usul pengetahuan
matematika. Penjelasan ini mencakup praktek matematika dan sejarahnya juga.
Karena teori Lakatos untuk asal usul matematika memiliki banyak kesamaan
dengan sains, keberhasilan penerapan matematika dapat disamakan dengan sains dan
teknologi. Memberikan penjelasan tentang matematika terapan akan menjadi
kekuatan terutama untuk menghadapi pengabaian yang ditunjukan oleh filsafat
matematika lainnya (Korbner 1960). Yang terakhir, kekuatan penting dari filsafat
matematika Lakatos adalah bahwa filsafat ini tidak preskriptif (menekankan
penerapan metode atau aturan) tetapi deskriptif (memberikan penjelasan) dan
cenderung memberikan gambaran tentang matematika seperti apa adanya dan bukan
seperti apa yang harus dipraktekan dengan menggunakan matematika.
Terkait dengan kriteria sebelumnya, empirisme kuasi memenuhi kriteria
pengetahuan matematika (i), aplikasi (iii) dan praktek (iv). Empirisme kuasi dapat
dikritik berdasarkan pada beberapa alasan.
1. Tidak ada penjelasan tentang kepastian kebenaran matematika.
2. Lakatos tidak menguraikan hakikat dari objek-objek matematika atau asal-usul
objek-objek tersebut.
3. Lakatos tidak memberikan penjelasan tentang hakikat atau keberhasilan aplikasi
matematika atau keefektifannya dalam sains, teknologi dan di wilayah lain.
4. Lakatos tidak begitu mengembangkan untuk membawa sejarah matematika
kedalam inti dari filsafat matematikanya.
5. Lakatos tidak dapat memberikan dasar kebenaran untuk memasukan tesis
sejarah empiris kedalam pendekatan filsafat analitis dengan menggunakan
pijakan yang sama dengan metodologi logis.
6. Filsafat matematika empiris-kuasi Lakatos memberikan alasan yang diperlukan
tetapi tidak cukup banyak untuk mengembangkan pengetahuan matematis.
7. Tidak ada eksposisi sistematis dari empirisme kuasi yang dijelaskan secara
detail ntuk membantah penolakan terhadap dia. Publikasi Lakatos tentang
filsafat matematika berisi studi kasus historis dan tulisan polemik.
Secara keseluruhan dapat dilihat disini bahwa kelemahan utama dari empirisme
kuasi adalah penghilangan. Kritik diatas yang diambil dari sudut pandang yang
bersimpati tidak menyingkap kelemahan mendasarnya. Kritik diatas hanya
menunjukan perlunya program penelitian katakanlah untuk mengembangkan
empirisme kuasi secara sistematis dan mengisi celahnya.