Analisis Kritik
B. Aliran-Aliran Filsafat
Absolutis
Dalam bab sebelumnya kami memandang pengikut aliran logis, formalis dan intusionis
adalah pengikut aliran absolutis. Kami telah memberikan contoh kegagalan pemikiran aliran ini
dan kami juga telah membuktikan ketaktepatan aliran absolutis untuk filsafat matematika.
Berdasarkan pada kriteria diatas, kami dapat memberikan kritik lebih jauh terkait dengan
ketidaksesuaian aliran ini sebagai filsafat matematika.
Absolutis Progresif
Meskipun berbagai macam absolutisme telah dikelompokan dan menjadi objek kritik
bersama, ada bentuk-bentuk absolutisme yang berbeda dalam matematika. Menyamakannya
dengan filsafat sains, Confrey (1981) memisahkan absolute formal dengan absolute progresif
dalam filsafat matematika. Absolutis progresif yang lebih memandang (dari sudut padang aliran
absolutis) matematika sebagai akibat dari upaya manusia untuk mencari kebenaran dari pada
hasilnya.
Platonisme
Platonisme adalah pandangan bahwa objek matematika memiliki eksistensi objektif yang
nyata dalam beberapa wilayah ideal. Penganut aliran Platonis berpendapat bahwa objek dan
struktur matematika memiliki eksistensi nyata yang terpisah dari kemanusiaan dan oleh karena itu
matematika adalah proses untuk menemukan hubungan yang ada dibaliknya. Menurut penganut
aliran Platonis pengetahuan matematika terdiri dari penjelasan objek-objek dan hubungan dengan
struktur yang menghubungkan mereka. Disamping hal yang menarik seperti itu, platonisme
memiliki dua kelemahan penting. Pertama, aliran ini tidak mampu menawarkan penjelasan yang
tepat terkait dengan bagaimana ahli matematika memperoleh akses kedalam pengetahuan yang
ada dalam wilayah platonic. Kedua, aliran ini tidak mampu memberikan deskripsi yang tepat
untuk matematika baik secara internal atau eksternal. Karena aliran ini tidak dapat memenuhi
persyaratan diatas, platonisme ditolak sebagai filsafat matematika.
Konvensionalisme
Pandangan pengikut aliran konvensionalis menyebutkan bahwa pengetahuan matematika
dan kebenaran didasarkan pada konvensi(kesepakatan) linguistik. Atau lebih jauh kebenaran
logika dan matematika memiliki sifat analitis, benar karena ada hubungan nilai dari makna istilah
yang digunakan. Filasafat matematika konvensionalis telah dikritik oleh penulis sebelumnya
dengan dua alasan. Pertama, dikatakan disini bahwa aliran ini tidak banyak memberikan
informasi. Terlepas dari penjelasan tentang sifat social matematika, konvensionalisme hanya
memberikan sedikit informasi. Kedua, penolakan dari Quine. Penolakan Quine tidak memiliki
alasan kuat karena penolakan itu tidak dapat dikenakan pada bahasa asli dan dikenakan pada peran
pembatas pada konvensi umum. Sebaliknya dia benar dengan mengatakan bahwa kita tidak akan
menemukan semua kebenaran matematika dan logika yang dikemukakan secara literal seperti
aturan dan konvensi linguistik. Meskipun Quine mengkritik konvensionalisme terkait dengan
logika, dia memandang aliran ini memiliki potensi menjadi filsafat matematika yang sedikit
berbeda.
Empirisme
Pandangan empiris tentang pengetahuan matematika (“empirisme naif” untuk
membedakannya dengan “empirisme kuasi”nya Lakatos) menyebutkan bahwa kebenaran
matematika adalah generalisasi empirik (pengamatan). Kami membedakan dua tesis empiris: (i)
konsep matematika memiliki asal usul empirik dan (ii) kebenaran matematika memiliki dasar
kebenaran empirik maka diambil dari dunia nyata. Tesis pertama tidak dapat disangkal dan telah
diterima oleh sebagian besar filsuf matematika (sehingga banyak konsep tidak terbentuk secara
langsung dari pengamatan tetapi terdefinisi karena adanya konsep lain yang menyebabkan
terbentuknya konsep dari pengamatan melalui serangkaian definisi). Tesis yang kedua ditolak oleh
semua pihak kecuali penganut aliran empiris karena arahnya yang mengarah ke ketidakjelasan.
Penolakan pertama beralasan bahwa sebagian besar ilmu matematika diterima dengan dasar alasan
teoritis dan bukan empiris.
Empirisme Kuasi
Aliran ini memandang matematika sebagai apa yang ahli matematika lakukan dan dengan
semua kekurangan yang melekat pada aktifitas atau ciptaan manusia. Empirisme kuasi
menampilkan “arah baru dalam filsafat matematika” Berikut ini adalah sketsa awal dari pemikiran
empirisme kuasi. Matematika adalah sebuah dialog diantara orang-orang yang mencoba
menyelesaikan persoalan matematika. Ahli matematika tidak bisa lepas dari kesalahan dan produk
mereka termasuk konsep dan pembuktian tidak dapat dianggap produk akhir atau sempurna tetapi
masih membutuhkan negosiasi kembali sebagai standar perubahan yang harus dilakukan dengan
teliti atau sebagai tantangan baru atau makna yang muncul. Sebagai aktifitas manusia, matematika
tidak dapat dipandang sebagai sesuatu yang terpisah dari sejarah dan aplikasinya kedalam sains
dan ilmu lainnya. Empirisme kuasi menampilkan “kembangkitan kembali empirisme dalam
filsafat matematika terkini” (Lakatos, 1967).
Analisis Kritik