Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

EPISTEMOLOGI DAN EPIC FILSAFAT


PENDIDIKAN MATEMATIKA
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Matematika

Dosen Pengampu:
Dr. Sutini, M. Si

Disusun oleh:
Vania Zada Fauziyah (06020422061)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA TAHUN AJARAN 2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Kita akan menjelaskan dan mengkritik perspektif epistemologis yang dominan
dalam matematika.Yaitu, pandangan absolut bahwa kebenaran matematika adalah
mutlak, bahwa matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang tidak diragukan
lagi dan obyektif. Hal ini bertantangan dengan pandangan fallibilist bahwa kebenaran
matematika adalah tidak mutlak, dan tidak pernah bisa dianggap sebagai sesuatu yang
tidak perlu adanya revisi dan koreksi. Banyak yang diperoleh dari perbedaan
absolut-fallibilist , diantaranya adalah perspektif filosofis yang diadopsi karena faktor
epistemologis yang paling penting yang mendasari pengajaran matematika.
Filsafat dan ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial
maupun secara historis, karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat,
sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Filsafat menuntut
manusia agar berfikir secara cerdas, sehingga manusia tersebut berkembang menuju
level pemikiran pengetahuan selanjutnya. Akan tetapi, terkadang manusia tidak
menyadari keterbatasan dirinya, sehingga dia selalu berusaha memikirkan segala hal
di luar jangkauan kemampuan logika dan akalnya. Sehingga kebingungan itu tidak
mengantarkan dia ke level pemikiran selanjutnya, namun malah menjadikan dia
berputar-putar di siklus tiada henti, karena manusia tersebut terkadang dalam
memikirkan suatu hal tidak berada pada koridornya, seperti kereta yang berusaha
keluar dari rel, maka otomatis kereta tersebut tergelincir dan jatuh. Untuk itulah,
dalam berfilsafat, manusia perlu adanya suatu definisi yang jelas mengenai apa yang
boleh difikirkan dan yang tidak boleh dia fikirkan, karena batas itu sudah di luar batas
logikanya.
Ilmu matematika adalah ilmu yang menuntut agar manusia berfikir kritis, kreatif,
mampu melakukan abstraksi, menggunakan logikanya agar manusia tersebut mampu
memecahkan masalah. Dengan melatih kemampuan pemecahan masalah yang ada
dalam matematika, diharapkan manusia tersebut dapat menerapkan matematika untuk
memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menyampaikan
matematika, diperlukan suatu metode dalam hal ini pembelajaran kepada para
penuntut ilmu matematika, yaitu para siswa maupun mahasiswa. Pembelajaran adalah
bagian dari dunia pendidikan, dan tidak akan pernah terlepas dari pendidikan.
Selanjutnya, dalam makalah ini, akan dikaji mengenai filsafat pendidikan
matematika.
B. RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana Hakikat Epistemologi & Etika Filsafat Pendidikan Matematika ?
C. TUJUAN
• Mengetahui Hakikat Epidtemologi & Etika Filsafat Pendidikan Matematika.
BAB 2
PEMBAHASAN

Filsafat pendidikan matematika meliputi beberapa masalah inti pendidikan


matematika mengenai ideologi, landasan, dan tujuan dari ideologi tersebut. Di dalam
filsafat terdapat beberapa aliran yang menjelaskan tentang cara pengajaran di dalam
suatu pendidikan (aliran konstruktivisme dan aliran formalisme), dan juga
epistemology dan etic filsafat pendididkan matematika yang membahas tentang cara
penyelesaian suatu masalah atau soal dalam matematika.

A. PENGERTIAN EPISTEMOLOGI
Secara etimologi, istilah epistemologi berasal dari kata Yunani episteme berarti
pengetahuan, dan logos berarti teori. Epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang
filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitasnya) pengetahuan.
Epistemologi adalah sebuah teori pengetahuan yang berhubungan dengan hakikat
ilmu pengetahuan yang didapatkan oleh seseorang dan bersumber dari panca indera
manusia itu sendiri. Epistemologi pendidikan matematika yakni cara untuk
mempelajari hakikat dari pendidikan matematika. Epistemologi berperan untuk
memberikan jalan bagi orang yang ingin mempelajari pendidikan matematika. Posisi
epistemologi menjadi faktor penting dalam pendidikan matematika karena
epistemology yang mendasari pengajaran matematika.
Urutan taham perkembangan Teory Perry ada tiga, yaitu :
1. Dualisme : Penataan dalam pemilihan prioritas jawaban utama, yakni
dengan hanya memilih satu jawaban saja, benar atau salah, baik atau buruk.
Contoh: 1 + 1 = 2 (benar)
1 + 1 = 3 (salah)
2. Multiplisme : mengakui adanya keanekaragaman opini dalam jawaban
dalam tiap topik yang sama, sehingga jawaban lebih bersifat bebas dan beragam.
Misal soal essay arau uraian.
Contoh: … + … = 8, beda orang maka akan beda pula pemikirannya dalam
menyelesaikan masalah tersebut.

3. Relativisme :memandang pengetahuan, pilihan dan jawaban harus sesuai dari


semesta pembicaraan yang sedang dibahas.
Contoh : dalam matematika, 1 + 1 tidak selalu sama dengan 2, bisa saja hasilnya
5 atau 11 bergantung pada konteks atau semesta pembicaraan.
B. PENGERTIAN ETIC FILSAFAT
Etika adalah filsafat atau pemikiran kritis yang mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral. Sedangkan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berusaha mengkaji segala sesuatu yang ada dan yang mungkin ada dengan
menggunakan pikiran. Dengan demikian maka etika dan filsafat memiliki suatu
hubungan, karena etika termasuk satu komponen dari ilmu filsafat. Dalam sejarah
etika muncul saat tatanan moral bangsa Yunani tidak dapat dikendalikan. Masyarakat
Yunani mulai tidak percaya lagi pandangan-pandangan tentang baik dan buruk dalam
berbudaya. Lalu, para filosof mulai mempertanyakan lagi bagaimana norma-norma
dasar berkehidupan yang baik. Sehingga munculah perspektif baru yang menimbulkan
keheranan mengapa suatu perbuatan itu disebut baik atau buruk. Lalu, para filosofpun
melakuka suatu penyelidikan tentang semua perbuatan manusia dan dari situlah lahir
cabang ilmu filsafat baru yaitu etika. Dalam pembelajaran matematika, etika filsafat
juga memilika peran yang sangat penting yaitu untuk membentuk karakter peserta
didik. Karakter ini adalah karakter etika yang bermoral baik saat peserta didik sedang
dalam proses belajar setelah itu karakter disiplin tinggi, menghargai waktu,
menghargai sebuah proses dan taat pada peraturan sekolah maupun negara.
Perry mengasumsikan bahwa seorang ahli dan pengembangan etis dimulai dari
diletakkannya pernyataan dalam himpunan yang dipercayai. Kemajuan dimulai dari
tingkat dasar yang kritis, kesanggupan seseorang dan prinsip etis. Maka Teori Perry
bisa dihubungkan dan diterapkan ke dalam posisi filsafat matematika.
Perbedaan utama dalam filsafat pendidikan matematika adalah absolutisme dan
fallibilisme. Kita bisa memadu padankan ideologi Teori Perry dengan dua pandangan
tadi. Dualism dan Multiplistik cocok dipadukan dengan pandangan absolutis
matematika. Sedangkan pada tingkat relativistik, pandangan absolutisme dan
fallibilisme matematika dapat diadopsi secara konsisten.

Pandangan Etika Filsafat Pendidikan Matematika berdasarkan Teori Perry


terbagi menjadi tiga nilai, yaitu :
1. Dualisme Etika, yaitu nilai yang berisi perspektif hanya dalam dua cabang,
yakni benar dan salah, baik dan buruk. Dalam suatu perhitungan matematika hanya
dinilai benar dan salah saja, tidak ada setengah benar atau setengah salah. Dalam
dunia pendidikan, pandangan ini berada pada soal-soal pilihan ganda.
2. Multiplisitas Etika, yaitu nilai yang berisi bermacam-macam perspektif,
sehingga pandangan ini bergantung pada pemikiran dan pemahaman
masing-masing individu. Hal ini berarti akan timbul pemikiran yang berbeda-beda
sehingga menyebabkan variasi dalam pandangan. Dalam dunia pendidikan,
pandangan ini berada pada soal-soal essay.
3. Posisi Relativistik Etika, yaitu nilai yang berdasar pada relativisme, sehingga
dalam pandangan ini diperlukan konsistensi dan prinsip untuk menyesuaikan
dengan relativisme yang telah ditetapkan. Jadi disini pandangan yang muncul harus
didasarkan pada prinsip-prinsip yang telah ada.
Nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang sangat saling berkaitan (khususnya
persekutuan, dan aspek sosial keadilan sosial), tetapi juga mengandung unsur
keterpisahan (kesetaraan, dan aspek keadilan dari keadilan sosial) Masing-masing dari
tiga nilai tersebut menyediakan prinsip dasar untuk penalaran moral. Jadi
masing-masing konsisten dengan Relativisme, dan dapat dikombinasikan dengan
filosofi matematika yang tepat dan terhadap epistemologi agar dapat memberikan
perspektif ideologi secara keseluruhan.
Epistemologi pendidikan matematika yaitu ilmu filsafat untuk mempelajari
keaslian atau validitas dari sifat-sifat pendidikan matematika, keaslian atau kebenaran
hal-hal yang termuat dalam proses belajar mengajar matematika. Contohnya seperti
pengetahuan dasar matematika yang telah dipahami siswa sebelumnya. Apakah
pengetahuan itu bersifat benar atau tidak, seperti itulah contoh dari epistemologi
matematika.

Anda mungkin juga menyukai