Anda di halaman 1dari 33

FILSAFAT

MANAJEMEN PENDIDIKAN

Pendahuluan & Orientasi Perkuliahan

Prof. Dr. Hj. Eri Sarimanah, M.Pd.


Program Studi Manajemen Pendidikan (S3)
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pakuan
erisarimanah@unpak.ac.id

Disampaikan pada perkuliahan Filsafat Manajemen Pendidikan, Program S3 Prodi Manajemen Pendidikan, SPs Unpak
PENDAHULUAN DAN
ORIENTASI PERKULIAHAN
1. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
2. Tujuan Pembelajaran
3. Pokok Bahasan
4. Rasional Perkuliahan
5. Pendekatan, Model, Metode
6. Penilaian
Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memperkenalkan inti permasalahan dalam filsafat
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang manajemen
pendidikan. Topik kuliah tentang hakikat metode ilmiah, teori
kebenaran, teori justifikasi, demarkasi sains dan pengetahuan,
rasionalitas perubahan teori, dan realisme ilmiah. Mahasiswa
akan diperkenalkan dengan pemikir utama dalam filsafat ilmu
pengetahuan yang relevan dengan manajemen pendidikan. Topik
khusus akan mencakup bagaimana ilmuwan menghasilkan
pengetahuan melalui observasi, eksperimen, dan simulasi; logika
dan fallacy dalam objektivitas ilmiah; sifat komunitas ilmiah yang
mengoreksi diri; evolusi sejarah manajemen; hubungan antara
pendidikan dan perkembangan kemanusiaan; dan peran etika
dalam komunitas ilmiah dan pendidikan.
Tujuan Pembelajaran
a. Mahasiswa mampu menjelaskan mengapa teori-teori ilmiah berubah dari
waktu ke waktu. Mahasiswa dapat membuat sketsa perkembangan ilmu
pengetahuan dari filsafat abad ke abad sehingga mahasiswa mampu
menyadari bahwa ilmu pengetahuan bukanlah upaya yang terisolasi, tetapi
terletak dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas.
b. Mahasiswa memahami pengertian-pengertian kunci dalam filsafat, seperti
teori, inferensi, empirisme-rasionalisme, positivisme, fenomenologi, tesis-
antitesis-sintesis, dan model deduktif-hipotetis, dll, yang mampu
diproyeksikan dalam ruang lingkup manajemen pendidikan.
c. Mahasiswa dapat mengetahui pemikir-pemikir (filsuf-filsuf) utama dalam
filsafat ilmu pengetahuan khususnya dalam konteks manajemen pendidikan
dan kontribusinya di bidang ini dan mampu menempatkan mereka dalam
sejarah filsafat
Pokok Bahasan
P POKOK-POKOK MATERI PEMBELAJARAN/KULIAH
P–1 Pendahuluan dan orientasi perkuliahan
Hubungan filsafat, pengetahuan, ilmu pengetahuan (sains),
P–2
dan agama
P–3 Teori dan inferensi dalam pengetahuan
Justification Theory dan hakikat kebenaran dalam ilmu
P–4
pengetahuan
P–5 Logical Fallacy
P–6 Silogisme Kategoris
P–7 Socrates, Plato, dan Aristoteles
P–8 Rasionalisme vs Empirisme
P–9 Revolusi Kopernikan Immanuel Kant
P – 10 Dialektika (Tesis-Antitesis-Sintesis) Friedriech Hegel
P – 11 Positivisme Auguste Comte
P – 12 Evolusi sejarah manajemen
P – 13 Teori etika normatif dalam manajemen dan pendidikan
P – 14 Manajemen Pendidikan sebagai disiplin ilmu pengetahuan
Rasional Perkuliahan
Perkuliahan dilaksanakan secara daring dan luring
menggunakan LMS E-Learning dengan variasi aktivitas.
Dalam setiap pertemuan perkuliahan dapat
memanfaatkan LMS dengat fitur-fitur yang telah
disediakan dosen seperti pengisian daftar hadir, paparan
materi, chat, forum diskusi, tugas, kuis, UTS, UAS, forum
tatap maya dengan menggunakan Zoom yang link nya
dimuat ke E-Learning.
Pendekatan/Model/Metode Pembelajaran
Pelaksanaan perkuliahan menggunakan prinsip student
centered learning yang mengacu pada berbagai teknik
pembelajaran aktif melalui proses belajar interaktif,
holistik, integratif, saintifik, kontekstual, dan tematik,
serta dikelola secara efektif dengan mengusung prinsip
kolaboratif dan diintegrasikan dengan kegiatan penelitian
dan PkM. Pembelajaran dilakukan secara blended
learning (off dan on-line), menggunakan LMS dengan
moda synchronous dan asynchronous. Pembelajaran
dilakukan dalam bentuk perpaduan antara ceramah,
penugasan dan diskusi kelompok dan problem based
learning.
Asesmen Pembelajaran

Asesmen yang digunakan untuk mengukur


keteracapain kompetensi dalam mata kuliah ini
meliputi:
q penilaian kinerja: keaktifan dalam perkuliahan
q penilaian portofolio: tugas individu dan tugas
kelompok
q Tes tertulis: UTS & UAS
TUGAS
1. Tugas Kelompok: Mahasiswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-
masing kelompok membuat makalah terkait dengan topik bahasan
perkuliahan
2. Tugas Individu: Pilih satu topik dari bidang keilmuan mahasiswa
dalam kajian filsafat Manajemen Pendidikan, dan membuat
makalah. (Informasi tugas terdapat pada LMS E-Learning)
3. Selesai 2 minggu sebelum UTS dan dipaparkan (dipilih secara
acak).
CATATAN:
Naskah tugas bisa dikirim melalui LMS E-Learning atau dikirim via
e-mail dengan alamat: erisarimanah@unpak.ac.id
Sumber rujukan :
pilih sendiri sesuai kebutuhan.
Bahan, Sumber Informasi, dan Referensi:
1. Alex Rosenberg and Lee McIntyre, Philosophy of Science A Contemporary Introduction.
New York: Routledge, 2020
2. Daniel A Wren, The Evolution of Management Thought. Singapore: John Wiley & Sons,
2017
3. Hans Halvorson, The Logic in Philosophy of Science. Cambridge: Cambridge University
Press, 2019
4. Harry J. Genssler, Introduction to Logic, New York: Routledge, 2010
5. Ludwig Wittgenstein, Tractatus Logico-Philosophicus, London & New York: Routledge
Taylor & Francis Group.
6. Martinus Tukiran, Filsafat Manajemen Pendidikan. Yoyakarta: Kanisius: 2020
7. Martinus Tukiran, Fondasi Teori Manajemen. Yoyakarta: Kanisius: 2020.
8. Ole Fogh Kirkeby, Management Philosophy: A Radical-Normative Perspective. Berlin:
Springer, 2010
9. Oliver Sheldon, The Early Sociology Of Management and Organizations. London:
Routledge, 2003
10.Peter Drucker, The Essential Drucker. New York: Harper Collins, 2008
11.Russell Bertrand, The Problems of Philosophy, London: Oxford University Press.
2002.

12.Stephen J. Farenga, and Daniel Ness, Encyclopedia of Education and Human Development.
New York: Myron E. Sharpe, 2005
13.Ted Benton and Ian Craib, The Philosophical Foundations of Social Thought. New York:
Palgrave, 2011
APA ITU FILSAFAT?
PERTANYAAN YANG BESAR

CARA BERPIKIR YANG BENAR.

Fisafat adalah aktivitas


mencari cara terbaik dalam memikirkan
sesuatu!!!!!!
Filsafat adalah usaha untuk memahami dan mengerti dunia
dalam hal makna dan nilai-nilainya.
PENGERTIAN FILSAFAT
PENGERTIAN MENURUT ETIMOLOGI
Filsafat berakar dari bahasa Yunani “phillein”
yang berarti cinta, dan “sophia” yang berarti
kebijaksanaan atau hikmah.
Cinta: hasrat yang besar sungguh-sungguh
mengambarkan adanya aksi yang didukung oleh
dua pihak,
Kebijaksanaan : kebenaran sejati
/sesungguhnya.
Kebijaksanaan menggambarkan pengetahuan
hakiki tentang bijaksana, hakikat perbuatan
bijaksana.
PENGERTIAN MENURUT ETIMOLOGI
Perbuatan benar, baik, dan adil lahir karena
adanya dorongan kemauan yang kuat
menurut perenungan akal pikiran, dan atas
pertimbangan perasaan yang mendalam.
Perenungan akal pikiran tersebut
melahirkan seperangkat pengetahuan
manusia tentang kebenaran, kebaikan, dan
keadilan.
Hasrat atau keinginan yang sungguh-
sungguh akan kebenaran sejati
PENGERTIAN MENURUT TERMINOLOGIS

Filsafat adalah kegiatan/hasil pemikiran/perenungan


yang menyelidiki sekaligus mendasari segala sesuatu
yang berfokus pada makna di balik kenyataan/ teori
yang ada untuk disusun dalam sebuah sistem
pengetahuan rasional.
OBJEK
Sesuatu yang merupakan bahan dari suatu penelitian atau pembentukan
pengetahuan.
Objek filsafat ilmu dibagi menjadi dua, yaitu: objek material dan objek
formal.
Objek Material adalah bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau
pembentukan ilmu pengetahuan, yaitu pengetahuan yang telah disusun
secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggung-jawabkan kebenarannya secara umum.
Tidak terbatas dalam kenyataan kongkret atau dalam realitas abstrak.,
Dalam gejala ini jelas ada tiga hal menonjol, yaitu manusia, dunia, dan
akhirat.
OBJEK FORMAL FILSAFAT ILMU

Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu


pengetahuan artinya filsafat ilmu lebih menaruh perhatian
terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti apa
hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh
kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
mencakup tentang apakah yang ingin manusia ketahui,
bagaimanakah cara manusia memperoleh pengetahuan, dan
apakah nilai pengetahuan tersebut bagi manusia itu sendiri.
Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan
pengembangan ilmu pengetahuan yakni:
ontologis, epistemologis dan aksiologis.
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
1. Radikal. Artinya berfikir sampai ke akar-akarnya.
Radikal berasal dari kata Yunani radix yang berarti
akar.
§ Maksud dari berfikir sampai ke akar-akarnya adalah
berfikir sampai pada hakikat, esensi atau sampai
pada substansi yang dipikirkan.
§ Manusia yang berfilsafat dengan akalnya berusaha
untuk dapat menangkap pengetahuan hakiki, yaitu
pengetahuan yang mendasari segala pengetahuan
indrawi.
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
2. Universal atau umum.
Berfikir secara umum adalah berfikir tentang
hal-hal serta suatu proses yang bersifat umum,
secara menyeluruh tidak terbatas pada bagian
tertentu tetapi mencakup seluruh aspek.
Jalan yang dituju oleh seorang filsuf adalah
keumuman yang diperoleh dari hal-hal yang
bersifat khusus yang ada dalam kenyataan.
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
3. Konseptual.
Yaitu mengenai hasil generalisasi dan abstraksi dari
pengalaman tentang hal-hal serta proses-proses
individual.
Berfikir secara kefilsafatan tidak bersangkutan
dengan pemikiran terhadap perbuatan-perbuatan
bebas yang dilakukan oleh orang-orang tertentu
sebagaimana yang biasa dipelajari oleh seorang
psikolog, melainkan bersangkutan dengan pemikiran
“apakah kebebasan itu”?
Hasil konstruksi pemikiran.
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
q Koheren dan konsisten.
v Artinya, berfikir sesuai dengan kaidah-kaidah berfikir luru, ajeg, dan tidak
mengandung kontradiksi/berlawanan atau dapat pula diartikan dengan
berfikir secara runtut.
q Sistematik.
v Dalam mengemukakan jawaban terhadap suatu masalah, para filsuf
memakai pendapat-pendapat sebagai wujud dari proses befilsafat.
Pendapat-pendapat itu harus saling berhubungan secara teratur dan
terkandung maksud dan tujuan tertentu.
q Komprehensif (menyeluruh).
v Berfikir secara filsafat berusaha untuk menjelaskan alam semesta
secara keseluruhan.
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT

q Bebas.
Bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural
ataupun religius.
Berfikir dengan bebas itu bukan berarti sembarangan, sesuka
hati, atau anarkhi, sebaliknya bahwa berfikir bebas adalah
berfikir secara terikat, akan tetapi ikatan itu berasal dari
dalam, dari kaidah-kaidah, dari disiplin fikiran itu sendiri.
Dengan demikian pikiran dari luar sangat bebas, namun dari
dalam sangatlah terikat
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT

q Spekulatif: berpikir spekulatif terhadap kebenaran yang perlu


pengujian untuk memberikan bukti kebenaran yang dipikirkan.
q Kritis: tanggap terhadap persoalan yang berkembang dalam
kehidupan
q Logis & Rasional: berpikir sejauh yang dapat dijangkau akal
atau logika manusia
q Reflektif: berpikir yang mencerminkan kedalaman
pengalaman pribadi
q Metodis: memiliki cara untuk memperoleh kebenaran
CIRI-CIRI BERPIKIR FILSAFAT
q Berfikir atau pemikiran yang bertanggungjawab.
Pertanggungjawaban yang pertama adalah terhadap
hati nuraninya sendiri.
Seorang filsuf seolah-olah mendapat panggilan untuk
membiarkan pikirannya menjelajahi kenyataan.
Namun, fase berikutnya adalah bagaimana ia
merumuskan pikiran-pikirannya itu agar dapat
dikomunikasikan pada orang lain serta
dipertanggungjawabkan.
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga
menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Merupakan usaha merepleksi, menguji, mengkritik
asumsi dan metode keilmuan.
3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode
keilmuan.
4. Memupuk Kemandirian
MANFAAT BELAJAR FILSAFAT
● Membiasakan diri utk bersikap kritis.
● Membiasakan diri utk bersikap logis-rasional Opini & argumentasi.
● Mengembangkan semangat toleransi dlm perbedaan pandangan (pluralitas).
● Mengajarkan cara berpikir yg cermat dan tdk kenal lelah.
● Menjawab pertanyaan mendasar tentang kehidupan.
● Memberi alternatif penanganan masalah terdalam manusia serta hakikat kebaikan dan
kebenaran.
● Merefleksikan pikiran filsuf terdahulu dan mengambil maknanya untuk kehidupan
sekarang.
● Mampu berpikir kritis-rasional dan otonom-mandiri.
● Filsafat mampu memberikan pemahaman yang menyeluruh (general) terhadap suatu
wujud (ontologi) sekaligus memberikan konsep kebenaran (justifikasi) terhadap wujud
tersebut. Dengan kebenaran manusia akan bertindak bijaksana (wesdom).
Manfaat Filsafat bagi Agama

1. Mengajarkan cara berpikir kritis, sehingga tidak terjebak ke dalam sifat taqlid
(mempercaya/meyakini/mencintai secara secara buta).
2. Akal terdiri atas 3 bagian: ma’rifatullah (memahami Allah melalui ilmu
pengetahuan), tha’atullah (taat terhadap Allah yang didasari oleh pemahaman
yang mendalam ), shobru an-ma’siyatullah (sabar terhadap segala ujian Allah).
3. Dinamika terus berkembang, sehingga diperlukan penggunaan akal yg
proporsional.
4. Membuka wawasan berpikir menuju ke arah verstehen (penghayatan).
5. Akal merupakan salah satu sarana utk memahami kekuasaan Allah (‘Ulil
albaab).

Ali-Imron: 190-191.
Pendobrak
Peranan Filsafat Mendobrak tembok-tembok tradisi (dongeng,
takhayul, dan mitos) yang begitu sakral.

1
Pembebas

2 Membebaskan manusia dari “penjara” pikiran yang


mempersempit ruang gerak akal budi manusia.

Pembimbing
Membimbing manusia dari cara berpikir mistis dan mitis menjadi berpikir
rasional, dari cara berpikir yang picik dan dangkal menjadiberpikir luas dan
lebih mendalam (radikal).

4
3 Pengarah
Mengarahkan manusia dari cara berpikir tidak teratur dan tidak
jernih ke arah berpikir sistematis dan logis, dan dari cara berpikir
yang tak utuh dan fragmentaris ke arah berpikir secara integral dan
koheren
PENUTUP
Dengan demikian filsafat merupakan
ilmu yang mempelajari dengan
sungguh-sungguh hakikat kebenaran
segala sesuatu.
Dengan bantuan filsafat, manusia
berusaha menangkap makna,
hakikat, hikmah dari setiap pemikran,
realitas dan kejadian.
Filsafat mengantarkan manusia untuk
lebih jernih, mendasar danbijaksana
dalam berfikir, bersikap, berkata,
berbuat dan mengambil kesimpulan.
PENUTUP

Filsafat perenungan pemikiran


bebas yang mendasar
dalam kehidupan masuk akal.
Filsafat Ilmu hadir dengan memikul
tanggung jawab yang berat,
karena di samping menetralisir
temuan-temuan ilmu
pengetahuan,
juga memikirkan bagaimana ilmu
pengetahuan berdaya guna
dalam kehidupan manusia.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai