Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGERTIAN, PERAN, ORIENTASI, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT


PENDIDIKAN SERTA PERANANNYA DALAM PENDIDIKAN

Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu: Dr. Ali Sunarso, M. Pd


Dr. M. Burhan Rubai Wijaya, M. Pd

Kelompok 3

Ika Nurhidayati (0103521028)


Aisya Puspa Anggita (0103521029)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan dan karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pengertian,
Peran, Orientasi, Dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Serta Peranannya Dalam Pendidikan ”
dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kelompok dari
mata kuliah Filsafat Pendidikan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai sarana belajar. Kelompok kami menyadari bahwa penulisan makalah
ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada Dr. Ali Sunarso, M. Pd dan Dr. M. Burhan
Rubai Wijaya, M. Pd selaku dosen mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.
Kelompok menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dan diterima sehingga
kedepanya kami dapat menyusun makalah–makalah lain dengan lebih baik. Kelompok kami
juga berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca.

Semarang, 18 September 2021

Tim Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam dunia pendidikan, berfilsafat adalah suatu hal yang penting, karena
dengan berfilsafat dunia pendidikan akan mengetahui hakikat dari makna, tujuan,
metode, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan itu sendiri. Arti penting
dari berfilsafat itu sendiri adalah agar tujuan-tujuan yang telah diketahui dan
ditetapkan dapat tercapai. Masalah pendidikan merupakan masalah yang berhubungan
langsung dengan kehidupan manusia. Pendidikan sendiri memiliki makna yaitu usaha
manusia dewasa yang sadar akan kemanusiaannya, dalam membimbing, melatih,
mengajar dan menanamkan nilai-nilai serta dasar pandangan hidup kepada generasi
selanjutnya, agar menjadi manusia yang bertanggung jawab akan tugasnya sesuai
dengan sifat dan hakikat kemanusiaanya. Lebih luas masalah pendidikan adalah
masalah yang menyangkut seluruh aspek hidup dan kehidupan manusia. Bahkan
pendidikan bisa juga akan menghadapi persoalan yang tidak mungkin dijawab dengan
menguakkan analisa ilmiah semata-mata, tetapi memerlukan analisa dan pemikiran
yang mendalam, yaitu analisa filsafat. Sebuah pendidikan tidak hanya sekedar
menempatkan manusia dengan tanggung jawabnya. Namun, manusia mempunyai
pandangan yaitu sebagai dasar atau sumber daya yang paling utuh. Oleh karena itu isi
dari makalah kami membahas mengenai pengertian, peran, orientasi, dan ruang
lingkup filsafat pendidikan serta peranannya dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian, peran, dan orientasi filsafat pendidikan?
2. Bagaimana urgensi filsafat pendidikan?
3. Bagaimana ruang lingkup filsafat pendidikan?
4. Bagaimana peranan filsafat pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian, peran, dan orientasi filsafat pendidikan


Pengertian Filsafat Pendidikan Kata filsafat berasal dari bahasa yunani kuno,
philos artinya cinta dan shopia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat berarti cinta
yang mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Dan dapat pula diartikan sebagai
sikap atau pandangan seseorang yang memikirkan segala sesuatunya secara
mendalam dan melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Menurut Harold titus, dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai sains yang berkaitan
dengan metodologi, dan dalam arti luas filsafat mencoba mengintegrasikan
pengetahuan manusia yang berbeda-bedadan menjadikan suatu pandangan yang
komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup. Secara istilah, filsafat
mengandung banyak pengertian sesuai sudut pandang para ahli bersangkutan,
diantaranya : 1. Muhammad Noor Syam (1986) merumuskan pengertian filsafat dari
dua sisi. Pertama, filsafat sebagai aktivitas berfikir murni, atau kegiatan akal manusia
dalam usaha mengerti secara mendalam mengenai segala sesuatu. Pengertian filsafat
disini ialah berfilsafat. Kedua, filsafat sebagai produk kegiatan berfikir murni. Jadi
merupakan suatu wujud ilmu sebagai hasil pemikiran dan penyelidikan berfilsafat,
sehingga merupakan suatu bentuk perbendaharaan yang terorganisasi, memiliki
sistematika tertentu filsafat juga diartikan satu bentuk ajaran tentang sesuatu atau
tentang segala sesuatu sebagai satu ideology. 2. Menurut Hasbullah Bakry (dalam
prasetya, 1997) filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengsn
mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusi sehingga dapat
menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakekatnya sejauh yang dapat dicapai
akal manusia dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mengetahui
pengetahuan itu. Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang
yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga
diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan 3
segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan. Kata pendidikan berasal dari kata didik. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia, pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Oleh karena ada kaitan dengan pendidikan, filsafat diartikan sebagai
teori pendidikan dengan segala tingkat. Peranan filsafat pendidikan merupakan
sumber pendorong adanya pendidikan. Dalam bentunya yang terperinci kemudian
filsafat pendidikan menjadi jiwa dan pedoman asasi pendidikan.
Peran Filsafat ilmu dalam dunia pendidikan. Jika kita soroti ilmu pengetahuan
dari kacamata filsafat maka akan kita ketahui bahwa filsafat itu sebagai mother of
science (induk ilmu pengetahuan), dari semua ilmu pengetahuan yang ada di dunia.
Dari filsafatlah ilmu pengetahuan yang ada itu terlahir/ada di dunia dengan
perkembangannya yang begitu pesat mengikuti perkembangan zaman dan peradaban
manusia. Filsafat tidak akan dapat kita hindari dan kita pisahkan dari segi kehidupan
kita. Semua orang pastilah pernah berfilsafat walaupun itu tingkatannya rendah
sekalipun. Demikian pula dengan kehidupan bermasyarakat, bernegara dan lembaga
pendidikan. Filsafat ilmu sebagai cabang khusus filsafat yang membicarakan tentang
sejarah perkembangan ilmu, metode-metode ilmiah, sikap etis yang harus di
kembangkan para ilmuwan secara umum mengandung tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Filsafat ilmu sebagai saranan pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi
kritis terhadap kegiatan ilmiah.
2. Filsafat ilmu merupakan usaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode
keilmuan.
3. Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.
Peran filsafat ilmu dalam dunia pendidikan ialah, memberikan kontribusi atau
masukan kepada para ilmuwan agar memiliki landasan berpijak yang kuat, sehingga
diharapkan terjalinnya kerjasama yang harmonis antara ilmu yang satu dengan ilmu
yang lainnya untuk memecahkan persoalan-persoalan kemanusiaan yang ada.
menyadarkan para ilmuwan agar tidak terjebak dengan pola piker yang kaku dan
monoton, yakni hanya berfikir murni dalam bidanynya tanpa mengaitkan dengan
kenyataan yang ada di luar dirinya, sedangkan aktivitas keilmuan tidak dapat
dipisahkan atau terlepas dengan konteks kehidupan diluar. Filsafat ilmu tidaklah bisa
dilepaskan dari dunia pendidikan. Misalnya dalam pembuatan kurikulum, penentuan
materi-materi ajar dan lain-lain, semua itu selalu terseleksi atau melewati filsafat.
Bagaimana dengan ketepatan metode, estetika, materi, tingkatan kesulitan materi dan
lain sebagainya. Itu di pertimbangkan sedemikian sehingga pas dan cocok di terapkan
dalam kalangan siswa disesuaikan dengan tingkatan dan jenjang pendidikannya.
B. Urgensi Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi ide-ide filosofis ke dalam masalah-
masalah pendidikan. Filsafat pendidikan lebih banyak disandarkan pada pemikiran-
pemikiran para filsuf pendidikan sembari berupaya untuk mengaplikasikan pemikiran-
pemikiran tersebut dalam praktik pendidikan. Filsafat pendidikan hanya bisa menjadi
signifikan ketika pendidik mengenali perlunya berpikir secara jernih tentang apa yang
sedang mereka lakukan. Kemudian melihat relasi antara apa yang sedang mereka
kerjakan dengan konteks individu dan perkembangan sosial yang lebih luas.
Filsafat pendidikan tidak bisa dilihat dalam ruang yang vakum, tapi harus
dilihat dalam dinamika kekuatan-kekuatan yang lain. Maka dari itu, mengkaji basis
teori kritis yang menjadi landasan bagi praksis pendidikan yang memiliki corak dalam
mengajarkan ide terhadap penghargaan atas harkat dan martabat kemanusiaan,
kesetaraan dan keadilan, penghargaan atas perbedaan, dan pembebasan atas dominasi
dan ketertindasan. Lantas memungkinkannya untuk memujudkan cita-cita transfomasi
sosial dan emansipasi.
Platon percaya bahwa pendidikan adalah pembudayaan, proses di mana
manusia anak-anak dijadikan manusia seutuhnya sesuai dengan karakter dan watak
masyarakatnya (polisnya). Pendidikan bukanlah sekedar mentransfer pengetahuan.
Tentang bagaima apa yang mau kita didikan, cara kita mendidik, dan daya serap
setiap anak didik begitu kompleks sehingga transfer seperti itu tidak menolong kita
untuk mendidik anak-anak.
Institusi pemikiran Platon tentang pendidikan berpusat pada jati diri manusia,
yaitu pada jiwanya. Mendidik artinya merawat jiwa dengan baik. Hanya jiwa yang
terawat yang nantinya bisa melahirkan pemimpin dan masyarakat rasional yang
menjadi idaman setiap orang. Dalam bahasa Platon, aktivitas berfilsafat, di mana
salah satunya adalah melakukan pendidikan, merupakan aktivitas "merawat jiwa".
Para pemikir Yunani bergulat dengan takdir dan berusaha lolos dari kungkungannya
dengan mengidamkan kehidupan Ilahi yang immortal. Aktivitas berfilsafat sebagai
perawatan jiwa tampak salah satunya dalam pendidikan. Mendidik bagi Platon artinya
merawat jiwa sebuah ruang kebebasan sehingga di situasi faktual keterberiannya ia
bisa memberikan orientasi tertentu pada dirinya sendiri. Salah satu situasi terberi
manusia adalah bahwa dirinya sudah terbentuk oleh lingkungannya untuk menghasrati
hal-hal tertentu. Dalam keterberian dirinya, hidup dengan pengalaman inderawinya
(memandang, mendengar, mengecap hal-hal inderawi) manusia selalu telah
membentuk dirinya dengan hasrat-hasrat tertentu.
Dengan demikian, kebebasan pada peserta didik harusnya dibuka oleh soal-
soal yang lebih otentik. Sebab pengalaman pada dirinya sendiri telah lebih dahulu
membentuk intelektualitas dengan pengalaman masing-masing yang berbeda-beda.
Maka, proses imitasi tersebut secara perlahan akan membentuk dirinya sendiri, dan
dengan itu manusia sudah mendidik jiwanya sendiri secara tertentu. Suatu proses
belajar yang baik bukanlah terletak pada begitu banyaknya pengetahuan yang telah
diserap oleh para pembelajar dan berakhir begitu saja tanpa adanya koherensi
terhadap soal-soal yang lain. Tetapi melainkan bagaimana segala jenis pengetahuan
akan menjadi alat untuk memeriksa dan memecahkan persoalan yang ada. Maka hal
itu menjadi penting terhadap kecerdasan, yang pada dasar itu, antitesanya bukan
karena kebodohan, tetapi karena kurangnya kebebasan dalam berpikir.
Dalam hal ini adalah kualitas kebebasan berpikir yang dapat mengolah
persoalan secara tajam pada tahap yang terus-menerus mengalami interpretatif
terhadap soal-soal tertentu. Satu konsekuensi lain, bahwa harusnya pendidik dapat
melihat keunikan dalam diri masing-masing perserta didik. Bukan sekedar berusaha
mencetak anak didik dengan cetakan yang sama. Sebagaimana yang dikatakan oleh
Neil: Menjadikan sekolah cocok dengan peserta didik dan bukan mencocokkan
peserta didik dengan sekolah. Ini membawa kita ke persoalan paling rawan dalam
dunia pendidikan -- persoalan hakikat dan sejauh mana pengaruh yang mustinya
dimiliki sekolah dalam perkembangan peserta didik. Pada tingkat itu memang sekolah
memiliki andil yang sangat penting terhadap kebebasan peserta didik dalam melihat
potensi-potensi yang ada pada diri mereka sendiri.

C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan


Ruang lingkup filsafat adalah semua lapangan pemikiran manusiayang
komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benarada (nyata), baik
material konkret maupun nonmaterial (abstrak). Jadi,objek filsafat itu tidak terbatas
(Muhammad Noor Syam, 1988:22). Ruang lingkup atau objek filsafat pendidikan
secara umum adalah segala hal yang menyangkut permasalahan kehidupan manusia,
namun jika dijabarkan secara mikro (khusus), maka objek kajian filsafat pendidikan
melingkupi beberapa hal di bawah ini :
a. Merumuskan sifat dan hakikat pendidikan (The nature of education) secara tegas.
b. Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek sekaligus objek pendidikan
(The nature of man)
c. Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan.
d. Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi), filsafat pendidikan dan
politik pendidikan atau sistem pendidikan
e. Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
Kesimpulannya, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikanadalah semua
aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untukmengerti dan memahami
hakekat pendidikan itu sendiri, yangberhubungan dengan bagaimana pelaksanaan
pendidikan yang baik danbagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang
dicita-citakan. Memperhatikan tujuan atau ruang lingkup filsafat yang begituluas,
maka para ahli pun membatasi ruang lingkupnya. Menurut WillDurant (Hamdani Ali,
1986:7-8), ruang lingkup studi filsafat itu ada lima:Logika, estetika, etika, politik, dan
metafisika.Sebagaimana filsafat umum, filsafat pendidikan juga memilikibeberapa
sumber; ada yang tampak jelas dan ada yang tidak jelas. Sumber-sumber primer dari
filsafat hidup dan filsafat pendidikan :manusia, Sekolah, dan Lingkungan.Menurut
Will Durant (Hamdani Ali, 1986:7-8), ruang lingkup studifilsafat itu ada lima: logika,
estetika, etika, politik dan metafisika.
1. Logika. Studi mengenai metode-metoe ideal mengenai berpikir danmeneliti dalam
melaksanakan observasi, introspeksi, dedukasi daninduksi, hipotensis dan analisis
eksperimental dan lain-lain, yangmerupakan bentuk-bentuk aktivitas manusia
melalui upaya logikaagar bisa dipahami.
2. Estetika. Studi tentang bentuk dan keindahan atau kecantikan yangsesungguhnya
dan merupakan filsafat mengenai kesenian.
3. Etika. Studi mengenai tingkah laku yang terpuji yang dianggap sebagaiilmu
pengetahuan yang nilainya tinggi. Menurut sacrotes, bahwa etikasebagai
pengetahuan tentang baik, buruk, jahat dan mengenaikebijaksanaan hidup.
4. Politik. Suatu studi tentang organisasi sosial yang utama dan bukansebagaimana
yang diperkirakan orang, tetapi juga sebagai senipengetahuan dalam
melaksanakan pekerjaan kantor. Politikmerupakan pengetahuan mengenai
organisasi sosial seperti monarki,aristokrasi, demokrasi, sosialisme, markisme,
feminisme, dan lain-lain,sebagai ekspresi actual filsafat politik.
5. Metafisika. Suatu studi mengenai realita tertinggi dari hakikat semuabenda, nyata
dari benda (ontologi) dan dari akal pikiran manusia(ilmu jiwa filsafat) serta suatu
studi mengenai hubungan kokoh antarapikiran seseorang dan benda dalam proses
pengamatan danpengetahuan (epistemologi)
Menurut Imam Barnadib (194:20), filsafat sebagai ilmu yangmempelajari
objek dari segi hakikatnya, memiliki beberapa problema pokok, antara lain: realita,
pengetahuan dan nilai.
1. Realita, yakni kenyataan yang selanjutnya mengarah kepadakebenaran, akan
muncul bila orang telah mampu mengambil konklusibahwa pengetahuan yang
diperoleh tersebut memang nyata. Realitadibagi oleh matafisika;
2. Pengetahuan, yakni yang menjawab pertanyaan-pertanyaan, missalapakah
pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan tersebut,
dan jenis-jenis pengetahuan. Pengetahuan dibagi oleh epistemologi;
3. Nilai, yang dipelajari oleh filsafat disebut aksiologi. Pertanyaan-pertanyaan yang
dicari jawabannya, misalnya nilai yang bagaimana yang diingini manusia sebagi
dasar hidupnya.
Sebagi filsafat umum, filsafat pendidikan memiliki beberapa sumber; ada yang
tanpa jelas dan ada yang tidak jelas.
1. Manusia (people). Manusia kebanyakan mengalami kesulitan-kesulitan dalam
proses kedewasaan atau kematangan. Hal ini tentunya memiliki dampak yang
signifikan bagi keyakinan manusia sebagai individu. Orang tua, guru, teman,
saudara kandung, anggota keluarga,tetangga dan orang lain dalam masyarakat
akan mempengaruhi pemikiran dan tingkah laku individu. Macam-macam
hubungan dan pengalaman di atas membantu proses penciptaan sikap dan sistem
keyakinannya.
2. Sekolah. Pengalaman seseorang, jenis sekolah, dan guru-guru didalamnya
merupakan sumber-sumber pokok filsafat pendidikan. Banyak orang yang telah
memutuskan untuk berprofesi sebagai guru karena mereka menyenangi sekolah,
atau mungkin karenadipengaruhi seseorang selama belajar disekolah. Sekolah
telahmempengaruhi dan terus akan mempengaruhi filsafat pendidikanseseorang.
3. Lingkungan (environment). Lingkungan sosial budaya tempatseseorang tinggal
dan dibesarkan adalah sumber yang lain dari filsafatpendidikan. Jika seseorang
dibesarkan dalam masyarakat yangmenempatkan suatu nilai pendidikan yang
tinggi hal ini akanmempengaruhi filsafat pendidikan seseorang.
Dengan demikian hubungan fisafat dan filsafat pendidikan menjadibegitu
penting. Karena masalah pendidikan merupakan masalah hidupdan kehidupan
manusia. Proses pendidikan berada dan berkembangbersama proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia. Dalamkontek ini, filsafat
pendidikan mempunyai ruang lingkup yang sangat luasmenyangkut seluruh aspek
hidup dan kehidupan manusia.

D. Perananan Filsafat Pendidikan


Fungsi pendidikan adalah mempersiapkan setiap individu untuk dapat hidup
sempurna, melalui pendidikan intelektual, moral, dan jasmani dengan cara menguasai
ilmu tentang hidup. Filsafat termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi
untuk memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan
menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik. Suatu praktek kependidikan yang
didasarkan dan diarahkan oleh suatu filsafat pendidikan tertentu, akan menghasilkan
dan menimbulkan bentuk-bentuk dan gejala-gejala kependidikan yang tertentu pula.
Hal ini adalah data-data kependidikan yang ada dalam suatu masyarakat
tertentu. Analisa filsafat berusaha untuk menganalisa dan memberikan arti terhadap
data-data kependidikan tersebut, dan untuk selanjutnya menyimpulkan serta dapat
disusun teori-teori pendidikan yang realistis dan selanjutnya akan berkembanglah
ilmu pendidikan (pedagogik). Filsafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori
pendidikan yang telah dikembangkan oleh para ahlinya, yang berdasarkan dan
menurut pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relevansi dengan
kehidupan nyata. Artinya mengarahkan agar teori-teori dan pandangan filsafat
pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa diterapkan dalam praktek
kependidikan sesuai dengan kenyataan dan kebutuhan hidup yang juga berkembang
dalam masyarakat.
Sesuai yang tercantum dalam UU RI No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, yaitu yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Usaha di sini
berarti kegiatan atau perbuatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan
untuk mencapai suatu maksud. Sadar adalah insyaf, yakin, tahu, dan mengerti.
Sedangkan terencana adalah menyusun sistem dengan landasan tertentu untuk
kemudian dilaksanakan. Perencanaan pendidikan secara sengaja dan sungguh-
sungguh ini tentunya dilakukan oleh insan pendidikan yang mempunyai kewenangan
dan tanggung jawab menyeluruh terhadap keberhasilan pelaksanaan proses
pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah. Dan penerapan filsafat pendidikan di
dalamnya merupakan faktor yang ikut menentukan dan membantu para pelaku
pendidikan tersebut.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan
kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak
didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan
berbeda-bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa
tersebut dalam struktur pendidikan. Semuanya tergantung pada mazhab apa yang
diterapkan atau dianut oleh para pelakunya. Hanya saja, dalam hal ini mereka dituntut
untuk memiliki kurikulum yang relevan dengan pendidikan ideal, juga disesuaikan
dengan perkembangan jaman dan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan
pertumbuhan yang normal. Metode pendidikan juga harus mengandung nilai-nilai
instrinsik dan ekstrinsik yang sejalan dengan mata pelajaran dan secara fungsional
dapat direalisasikan dalam kehidupan. Selain itu, tujuan pendidikan tidak hanya
terpaku pada salah satu pihak semata, melainkan untuk seluruh pihak yang terlibat
dalam pendidikan. Kedudukan guru dan siswa harus benar-benar dimengerti oleh
keduanya sehingga dapat menjalankan peranannya masing-masing dengan baik.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memandang pendidikan sebagai proses
memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri
dengan segenap potensi asli yang ada dalam dirinya. Peran filsafat ilmu dalam dunia
pendidikan ialah, memberikan kontribusi atau masukan kepada para ilmuwan agar
memiliki landasan berpijak yang kuat, sehingga diharapkan terjalinnya kerjasama yang
harmonis antara ilmu yang satu dengan ilmu yang lainnya untuk memecahkan persoalan-
persoalan kemanusiaan yang ada.
Filsafat pendidikan tidak bisa dilihat dalam ruang yang vakum, tapi harus
dilihat dalam dinamika kekuatan-kekuatan yang lain. Maka dari itu, mengkaji basis
teori kritis yang menjadi landasan bagi praksis pendidikan yang memiliki corak dalam
mengajarkan ide terhadap penghargaan atas harkat dan martabat kemanusiaan,
kesetaraan dan keadilan, penghargaan atas perbedaan, dan pembebasan atas dominasi
dan ketertindasan. Lantas memungkinkannya untuk memujudkan cita-cita transfomasi
sosial dan emansipasi.
Objek kajian filsafat pendidikan melingkupi beberapa hal seperti : (a)
Merumuskan sifat dan hakikat pendidikan (The nature of education) secara tegas. (b)
Merumuskan sifat hakikat manusia sebagai subjek sekaligus objek pendidikan (The
nature of man). (c) Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat
pendidikan, agama dan kebudayaan. (d) Merumuskan hubungan antara filsafat negara
(ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan atau sistem pendidikan. (e)
Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan
pendidikan.
Filsafat sebagai teori umum pendidikan dapat diterapkan dalam penentuan
kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan dan peran guru atau pendidik juga anak
didiknya. Adanya berbagai aliran dalam filsafat pendidikan juga menyebabkan
berbeda-bedanya kurikulum, metode, tujuan, serta kedudukan guru dan siswa
tersebut dalam struktur pendidikan.
B. Saran
Masih terdapat banyak masukan yang dapat penulis terima. Semoga makalah
pengertian, peran, orientasi, dan ruang lingkup filsafat pendidikan serta peranannya
dalam pendidikan ini dapat membantu memberikan informasi dan menambah ilmu bagi
yang membaca. Dengan segala kekurangan dari makalah ini disarankan Pembaca untuk
tidak terpaku pada makalah ini dan membaca referensi lain.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.


Dr. H. Amka, M.Si.2019.Filsafat Pendidikan. Sidoarjo : Nizamia Learning Center
Syar’i Ahmad, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus, 2005
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu. Bandung : Terbitan Khusus
Jalaluddinn dan Abdulllah Idi. 1997. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Gaya MediaPratama
Jalaluddin dan Said. 1994. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai