Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak sekali orang yang tidak mengetahui apa itu filsafat, baik orang
yang hidupnya di lingkungan pendidikan, maupun yang jauh dari pendidikan,
seperti di pedesaan maupun di perkotaan. Padahal mereka sadari sebenarnya
mereka dekat dengan filsafat dan mereka juga pernah berfilsafat. Dalam
menjalani kehidupan ini kita sering mengandalkan filsafat, tetapi terkadang
kita tidak menyadari bahwa yang kita lakukan itu merupakan sebuah filsafat.
Kita sering merenung, berfikir apa yang hendak kita capai dan kita raih
apabila kita lulus kuliah nanti, dalam perenungan itu kita banyak sekali
muncul pertanyaan-pertanyaan dan pilihan-pilihan sebagai alternatif jawaban
dari setiap pertanyaan yang muncul, begitu pula untuk hal-hal yang lain yang
didalamnya memerlukan pemikiran-pemikiran secara mendalam. Apabila kita
terus mencari dan terus mencari jawaban dari pertanyaan tadi dengan berbagai
metode sampai kiranya kita dapat menemukan kebenaran, maka akan lahir
sebuah pengetahuan bagi kita. Begitu pula dengan pendidikan, yang melatar
belakangi pendidikan adalah ide-ide yang lahir dari filsafat yang tentu saja
semua itu perlu proses untuk menemukannya. Dari gambaran sederhana
tersebut dapat kita ketahui bahwa filsafat itu merupakan tindakan memikirkan,
merenungkan segala sesuatu secara mendalam sampai keakar-akarnya. Segala
sesuatu yang kita kenal selama ini tidaklah lahir begitu saja, nama suatu
benda, hewan, manusia, dan lain-lain saja mengandung filsafat dibaliknya.
Termasuk pula segala ilmu pengetahuan yang jumlahnya mungkin susah
untuk dihitung yang bertebaran dimuka bumi ini lahir dari sebuah proses
panjang yang dinamakan filsafat.
Semua itu mendorong manusia untuk memikirkan kembali pengertian
tentang kebenaran. Sebab setiap terjadi perubahan dalam peradaban akan
berpengaruh terhadap sistem nilai yang berlaku, karena antara perubahan
peradaban dengan cara berfikir manusia terdapat hubungan timbal balik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat pendidikan?
2. Apa saja obyek dan ruang lingkup dalam kajian filsafaat pendidikan?
3. Apa manfaat dan tujuan dalam kajian filsafat pendidikan?
4. Metode apa yang digunakan dalam kajian filsafat pendidikan?

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat Pendidikan


 .Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata ini berasal dari kata
philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti
cinta, senang dan suka, serta kata Sophia berarti pengetahuan , hikmah dan
kebijaksanaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah cinta
pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan,
Jadi orang yang berfilsafat sendiri adalah orang yang mencintai kebenaran,
berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan kebijaksanaan.
Dalam pengertian yang lebih luas , Harold Titus mengemukakan
pengertian filsafat sebagai berikut :
1. Filasafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan
alam yang biasanya diterima secara kritis.
2. Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikap yang sangat kita junjung tinggi.
3. Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan
Selanjutnya, Imam Barnadib menjelaskan filsafat sebagai pandangan
yang menyeluruh dan sistematis . Menyeluruh, karena filsafat bukan hanya
pengetahuan melainkan juga suatu pandangan yang dapat menembus sampai di
balik pengetahuan itu sendiri. Sistematis, karena filsafat menggunakan fikiran
secara sadar, teliti, dan teratur sesuai dengan hukum-hukum yang ada.
 Filsafat pendidikan
Untuk mendapatkan pengertian filsafat pendidikan yang lebih sempurna,
ada baiknya kita melihat beberapa konsep mengenai pengertian pendidikan itu
sendiri. Pendidikan adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang
memiliki kepribadian yang utama dan ideal. Yang dimaksud kepribadian yang
utama dan ideal adalah kepribadian yang memiliki kesadaran moral dan sikap
mental secara teguhdan bersungguh-sungguh memegang melaksanakan ajaran-
ajaran atau prinsip-prinsip nilai (filsafat) yang menjadi pandangan hidup secara
individu.
Menurut al-Syaibany filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang
teratur, yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan

2
dan memadukan proses pendidikan. Dalam pandangan John Dewey, pendidikan
adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang
menyangkut daya fikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi )manusia .
Dalam hubungan ini, Al- Syaibani menjelaskan bahwa pendidikan adalah
usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya sebagai
bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam sekitarnya.
Dengan demikian, dari uaraian diatas dapat kita tarik pengertian bahwa
filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan
merumuskan kaidah-kaidah, norma- norma dan ukuran tingkah laku perbuatan
yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya
Filsafat, jika dilihat ari segi fingsinya secara praktis adalah sebagai
sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika di bidang
pendidikan. Oleh karena itu, apabila dihubungkan dengan persoalan pendidikan
secara luas, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arahbtercapainya
pelaksanaan dan tujuan pendidikan.Jadi filsafat pendidikan adalah ilmu yang
hakikatnya merupakan jawaban dari pertanyaan –pertanyaan dalam bidang
pendidikan yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan
pendidikan.1
B. Objek dan Ruang Lingkup dalam Kajian Filsafat Pendidikan
Kajian dalam bidang filsafat pendidikan mencakup berbagai aspek yang juga
menjadi karakteristik kajian filsafat pada umumnya yang meliputi semua realitas
yang wujud. Hanya saja, dalam kontek filsafat pendidikan lebih menekankan pada
upaya perenungan dan perefleksian realitas-realitas yang terdapat didalam kaca dunia
kependidikan. Realitas pendidikan terkait dengan upaya-upaya sistematis dan
terprogam untuk menjadika subjek-subjek didiknya menjadi manusia-manusia
idaman sebagai mana yang diinginkan. Kondisi ini meniscayakan filsafat pendidikan
mesti berbicara persoalan pendidikan dan anak didik. Oleh karena itu filsafat
pendidikan juga akan mengosentrasikan dirinya untuk menganalisis berbagai
kemungkinan yang dapat ditempuh oleh sejumlah subjek yang terkait agar segala
yang diupayakannya benar-benar efektif dan efisien untuk merealisasikan tujuan-
tujuan yang diinginkan.
Filsafat pendidikan juga memberikan aksentuasi kajianya tentang aspek-
aspek penting yang berhubungan dengan jalanya proses pembelajaran yang

1
Jalaludin, FILSAFAT PENDIDIKAN (Jakarta, Rajawali pres, 2013) hal 1-9.

3
dimaksud, baik meliputi unsur tujuan, isi, metode, strategi dan prosedur maupun
unsur evaluasi dan penuaanya penyelenggaraan itu sendiri.
Berdasarkan itu semua, maka realitas-realitas kependidikan yang menjadi
objek kajian filsafat pendidikan antara lain menyangkut hal-hal yang berkenaan
dengan:
1. Hakikat manusia ideal sebagai acuan pokok bagi pengembangan dan
penyempurnaan.
2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berfikir dan
berbuat dalam tatanan hidup suatu masyarakat.
3. Hakikat tujuan pendidikan sebagai arah bangun pengembangan pola dunia
pendidikan.
4. Hakikat pendidikan dan anak didik sebagai subjek-subjek yang terlihat langsung
dalam pelaksanaan proses edukasi.
5. Hakikat pengetahuan dan nilai sebagai aspek penting yang dikembangkan dalam
aktifitas pendidika.
6. Hakikat kurikulum sebagai tahapan-tahapan yang akan dilalui dalam proses
pendiikan menuju peraihan-peraihan tujuan-tujuan.
7. Hakikat metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan penumbuh
kembangan potensi subjek didik.
8. Alternative-alternatif yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber daya
manusia baik menyangkut prinsip-prinsip, metode maupun alat-alat pendukung
peraihan tujuan.
9. Keterkaitan dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup
masyarkat, seperti pendidikan dan dunia politik, pendidikan dan sistem
pemerintahan, tata hukum dan adat dalam masyarakat.
10. Keterkaitan dunia kependidikan dengan perubahan-perubahan taraf hidup dalam
masyarakat.
11. Aliran-aliran filsafat yang tumbuh dan berkembang dalam memecahkan berbagai
ragam problem kependidikan.
12. Keterkaitan pendidikan sebagai suatu lembaga dengan ideologi yang dianut dan
yang berkembang di masyarakat.
Pendidikan sangat terkait dengan aktivitas mulia manusia yang tugas
utamanya adalah membantu pengembangan humanitas manusia untuk menjadi
manusia yang berkepribadian mulia dan utama menurut karakteristik idealitas

4
manusia yang diinginkan. Diharapkan manusia dapat berfungsi dan bermanfaat bagi
hidup dan kehidupannya secara individu maupun social kemasyarakatan.
Kualitas suatu masyarakat memiliki hubungan setrategis dengan kualitas
dunia pendidikan, utananya pendidikan persekolahan, karena didalamnya ada upaya
yang sungguh-sungguh tentang pendidikan untuk mempersiapkan generasi yang
terampil dan memiliki ilmu pengetahuan dengan dilandasi pada iman dan takwa
kepada Tuhan yang Maha Esa dalam konteksnya yang luas.
Oleh karena itu pakar kependidikan selalu mengadakan pembaharuan-
pembaharuan dibidang pendidikan agar segala aktifitas yang dilakukan di dalamnya
benar-benar dapat menjawab persoalan-persoalan yang berkembang ditengah-tengah
masyarakat. Jadi dapat dikatakan, bahwa lembaga pendidikan merupakan hal yang
setrategis untuk pengembangan suatu masyarakat kearah yang lebih baik, sehingga
tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kemajuan modernitas suatu bangsa dan
negara ditentukan oleh kualitas pendidikan.
Kesadaran untuk mengembangkan potensi agar muncul dalam realisasi diri,
diperlukan adanya upaya yang sungguh-sungguh, terarah dan terkontrol sedemikian
rupa yang dapat dipertanggung jawabkan dalam kerangka kesesuaian konsepsi
dengan keseluruhan wujud kesungguhan totalitas psiko-fisik manusia. Oleh karena
itu, aktifitas pendidikan diartikan dengan usaha sadar manusia untuk
mengembangkan diri dan kemampuanya sehingga menjadi realisasi diri yang
sedemikian rupa akan membentuk keperibadian yang utuuh. Jika pendidikan diartikan
dalam “usaha dasar“ implimintasinya tentu menunjukan bahwa pendidikan mestilah
direncanakan secara matang atas dasar nilai-nilai positif sebagai pijakan kukuh
berbagai aktifitasnya. Dengan demikian pendidikan termasuk didalamnya mendidik
dan mengajar, bukanlah suatu aktifitas tanpa tujuan yang jelas.
Dasar pendidikan yang selalu diaktualisasikan dalam program pendidikan
selalu berkaitan dengan falsafat yang dianut oleh subjek-subjek pelaku pendidikan
dalam suatu kelompok komunitas masyarakat, baik menyangkut ideologi, agama,
pandangan hidup, politik paham kebangsaan , dan lainnya. Dapat dikatakan, bahwa
dalam merencanakan apapun yang terkait dengan orientasi, penentuan isi, maupun
progam-progam yang akan ditempuh selalu berkenaan dengan aktifitas filsafat
pendidikan. menetapkan suatu keputusan agar segala aktifitas yang akan dilakukan
dunia pendidikan benar-benar menjawab persoalan dan kebutuhan manusia pada
masanya dan masa generasinya. Secara marko pendidikan selalu dibedakan kepada
dua wilayah besar pengembangan, yaitu bidang humanistic educational dan man

5
power educational. Yang pertama lebih mengacu pada pengembangan akademik.
Sedangkan yang kedua mengacu pada aspek keterampilan
Dalam membuat harmonisasi antara dua wilayah ini sangat tergantung pada
cara pengambilan keputusan dan kebijakan agar dapat terjadi akselerasi
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan nilai-nilai agar seimbang. Untuk
mengatur semua ini tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa adanya upaya analisis
filsafat pendidikan.
Jadi, filsafat pendidikan sebagai suatu upaya berpikir logis, kritis, radikal,
sistematis, metodis, utuh, dan menyeluruh tentang persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan permasalahan pendidikan dan aspek-aspek penting yang terkait
dengannya. Sedemikian rupa sehingga berbagai upaya edukasi yang dilakukan dalam
gerak langkah proses pendidikan benar-benar berdaya guna dan berhasil guna dalam
mencapai tujuan atau saran-saran yang telah dirumuskan. Upaya filsafat pendidikan
merupakan sesuatu yang tidak dapat dilepaskan dari keseluruhan proses
kependidikan, baik dalam pencarian orientasi, aplikasi maupu evaluasi dan
pengembangan. Pendidikan dan filsafat pendidikan merupakan dua mata uang yang
menyatu dalam satu unit yang mengikat.2
C. Manfaat Filsafat pendidikan
Mahasiswa yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan tenaga
keguruan dituntut untuk memikirkan masalah-masalah hakiki terkait pendidikan.
Pemikiran mahasiswa menjadi lebih terasah terhadap persoalan-persoalan
pendidikan baik dalam lingkup mikro maupun makro. Hal ini menjadikan
mahasiswalebih kritis dalam memandang persoalan pendidikan. Di samping itu,
mahasiswa yang mempelajari dan merenungkan masalah-masalah hakiki
pendidikan akan memperluas cakrawala berpikir mereka sehingga dapat lebih arif
dalam memahami problem pendidikan Sebagai intelektual muda yang kelak
menjadi pendidik atau tenaga kependidikan sudah sewajarnya bila mereka
dituntut untuk berpikir reflektif dan bukan sekedar berpikir teknis didalam
memecahkan problem-problem dasar kependidikan dengan menggunakan
kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial yang melekat padanya. 3
D. Metode dalam Kajian Filsafat Pendidikan
John dewey ahli filsafat pendidikan USA, sedikit berbeda dengan Descartes
dalam hal metode cara-cara yang dipergunakan dalam berfikir, meskipun sama
rasionalitasnya, yaitu berfikir refleksi, suatu cara berfikir yang dimulai dari adanya
2
Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan (Bandung, Adi Cipta, 2002) hal 28-31.
3
Rukyati(http://jurnal.uny.filsafat_pendidikan.pdf) Diakses, 25 maret 2017, 07:21.

6
berbagai problem-problem yang diharapkan padanya untuk dipecahkan. Enyataan
merupakan sesuatu problem yang oleh para ahli filsafat dipandang sebagai problem
besar, yang cara pemecahannya sebagai berikut : (menurut J.Dewey)
1. Lebih dahulu hatus menganalisis situasi dengan hati-hatidan mengumpulkan
semua fakta yang dapat kita peroleh
2. Setelah melakukan Observasi, maka pemecahan yang diususlkan dan ditetapkan
3. Melalui metode historis. Para ahli piker dapat mendekatinya sampai tingkat
tertentu yang wajar dengan menggunakan metode ini.
Metode lainnya yang digunakan dalam Study Filsafat Pendidikan adalah
sebagai berikut :
1. Metode Analisis Sintesis
Yaitu suatu metode yang didasarkan pendekatan rasional dan logis
terhadap sasaran pemikiran secara induktif dan deduktif serta nalisis ilmiah.
Banyak ahli filsafat Yunani kuno mempergunakan metode berfikir
seperti Thales, yang dengan menyaksikan yang terdapat disemua lokasi, semua
makhlu, baik tumbuhan maupun binatang atau manusia yang dalam tubuhnya
mengandung air. Gejala ini kemudian dijadikan kesimpulan bahwa segala ini
berasal dari air. Begitupun Anaximenes yang menganggap bahwa segala sesuatu
yang maujud ini berasal dari udara.
Metode berfikir induktif dapat disempurnakan dengan berpikir deduktif,
yaitu berpikir dengan menggunakan premis-premis dari fakta yang bersifat umum
menuju kearah yang bersifat khusus sebagai kesimpulan. Cara ini banyak
didasarkan atas fenomena kehidupan dalam semesta, misalnya prolema yang
bernilai cultural edukatif dengan menggunakan premis-premis yang benar, diukur
dengan kenyataan yang berlaku. Dapat disusun suatu silogisme sebagai berikut:
a. Premis mayor : bangsa yang ingin memperoleh pendidikan yang baik dan
terencana.
b. Premis minor : bangsa Indonesia juga ingin memperoleh kemajuan
c. Kesimpulan : bangsa Indonesia harus memperoleh pendidikan yang baik
2. Filsafat dipandang sebagai analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti
kata dan konsep, maka metode pengungkapan permasalahannya pun
menggunakan analisis bahasa dan konsep itu dipandang oleh hampir semua ahli
filsafat sebagai fungsi pokok yang sah dari filsafat.
Analisi filosofis pada hakikatnya adalah terdiri dari analisis
linguistik(bahasa) dan analisis konsep. Analisis bahasa digunakan untuk

7
mengetahui arti yang sesungguhnya dari sesuatu , sedangkan analisis konsep
adalah analisis kata yang dianggap kunci pokok yang mewakili suatu gagasan
atau konsep. Kedua konsep trsebut tdak dapat dipisakan.4

4
Chaedar Alwasilah,filsafat bahasa dan pendidikan (Bandung, PT.Remaja Rosdakarya, 2008)
Hal 30-34 .

8
KESIMPULAN

 Pengertian Filsafat Pendidikan


Kata filsafat berasal dari bahasa yunani. Kata ini berasal dari kata
philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang dan suka, serta kata Sophia berarti pengetahuan , hikmah
dan kebijaksanaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa filsafat adalah
cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan
kebijaksanaan. Dalam hubungan ini, Al- Syaibani menjelaskan bahwa
pendidikan adalah usaha mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan
pribadinya sebagai bagian dari kehidupan masyarakat dan kehidupan alam
sekitarnya.
filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma- norma dan ukuran tingkah
laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan
kehidupannya
 Objek dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan
Objek kajian filsafat pendidikan :
1. Hakikat manusia ideal
2. Pendidikan dan nilai-nilai yang dianut sebagai suatu landasan berfikir
3. Hakikat tujuan pendidikan
4. Hakikat pendidikan dan anak didik
5. Hakikat pengetahuan dan nilai
6. Hakikat kurikulum
7. Hakikat metode dan strategi pembelajaran
8. Alternative-alternatif yang mungkin dilalui dalam pengembangan sumber
daya manusia
9. Keterkaitan dunia pendidikan dengan lembaga-lembaga lain dalam lingkup
masyarakat,
10. Keterkaitan dunia kependidikan dengan perubahan-perubahan taraf hidup
dalam masyarakat.
11. Aliran-aliran filsafat yang tumbuh dan berkembang

9
12. Keterkaitan pendidikan sebagai suatu lembaga
Ruang lingkup Filsafat Pendidikan
1. Merumuskan secara tegas sifat hakiki pendidikan
2. Merumuskan hakikat manusia sebagai subjek dan objek pendidika.
3. Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan
kebudayaan
4. Merumuskan hubungan antara filsafat pendidikan dan teori
5. Merumuskan antara filsafat negara(idiologi)filsafat pendidikan dan politik
sistem pendidikan
6. Merumuskan sistem nilai dan norma atau isi moral pendidikan
 Manfaat Belajar Filsafat Pendidikan
1. Menjadikan mhs lebih kritis dan lebih dapat berpikir reflektif dalam
memandang persoalan pendidikan
2. Memperluas cakrawala berpikir mahasiswa agar lebih arif dalam
memahami problem pendidikan
3. Memecahkan problem-problem kependidikan dengan menggunakan
kebebasan intelektual dan tanggung jawab sosial.
 Metode dalam Kajian Filsafat Pendidikan
1. Lebih dahulu harus menganalisis situasi dengan hati-hatidan
mengumpulkan semua fakta yang dapat kita peroleh
2. Setelah melakukan Observasi, maka pemecahan yang diususlkan dan
ditetapkan
3. Melalui metode historis.

10
DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Cheader. Filsafat Bahasa Dan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2008.

Bernadib Imam. Filsafat Pendidikan. Bandung :Adi Cipto, 2002.

Jalaludin, Filsafat Pendidikan .Jakarta: Rajawali Pres, 2013.

Rukyati(http://jurnal.uny.filsafat_pendidikan.pdf) Diakses, 25 Maret 2017, 07:21.

11

Anda mungkin juga menyukai