Anda di halaman 1dari 9

1. Jelaskan apa yang dimaksud matematika sebagai ratunya ilmu!

Matematika sebagai ratunya ilmu dikarenakan hakikat matematika itu sendiri secara tradisional,
telah dipandang sebagai paradigma pengetahuan tertentu. Euclid mendirikan struktur logika yang
luar biasa hampir 2.500 tahun lalu, yang hampir sampai abad ke sembilan belas dianggap sebagai
paradigma untuk mendirikan kebenaran dan kepastian. Pengetahuan matematika diklasifikasikan
sebagai pengetahuan prioritas, karena terdiri dari dalil menegaskan berdasarkan nalar semata. Jadi
dasar pengetahuan matematika, yang merupakan alasan untuk menyatakan kebenaran dalil
matematika, terdiri dari buktI deduktif.Pandangan absolutis pengetahuan matematika adalah suatu
kemungkinan dan kenyataan yang tak terbantahkan dan merupakan ilmu pengetahuan yang
objektif. Penulis juga mengetahui bahwa Ada tiga aliran yang digunakan sebagai acuan berpikir,
yaitu: Logisme, Formalis dan Konstruktivisme. Matematika menjadi ilmu pokok soal yang
dipertimbangkan secara cermat dan penuh perhatian.
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan matematika sebagai pengetahuan absolute.
Pandangan absolutis pengetahuan matematika adalah suatu kemungkinan dan kenyataan yang tak
terbantahkan dan merupakan ilmu pengetahuan yang objektif. Penulis juga mengetahui bahwa Ada
tiga aliran yang digunakan sebagai acuan berpikir, yaitu: Logisme, Formalis dan Konstruktivisme.
Matematika menjadi ilmu pokok soal yang dipertimbangkan secara cermat dan penuh perhatian
3. Bagaimana pembuktian deduktif dalam matematika?
Pembuktian deduktif dalam matematika yaitu Mendeduktifkan teorema dari seperangkat aksioma,
membutuhkan asumsi lebih lanjut, yaitu aksioma dan aturan inferensi logika. Ini adalah non trivial
dan tidak dapat diasumsikan untuk argument diatas berlaku sama logika. Dengan demikian
kebenaran matematika tergantung pada logika mendasar sama seperti asumsi matematis.Tidaklah
mungkin untuk menambahkan semua asumsi logika untuk menetapkan asumsi matematika,
mengikuti ‘jika-maka’ dari strategi hipotetika-deduktif. Karena logika menyediakan kanon dari
penarikan kesimpulan yang benar dengan teorema matematika yang diperoleh. Memasukkan
semua asumsi logis dan matematis ke dalam bagian ‘hipotesis’ dasar untuk bagian deduktif’ dari
metode ini.
Metode deduktif memberikan pernyataan pengetahuan matematika. Dasar-dasar untuk
mengklaim bahwa matematika (dan logika) memberikan pengetahuan yang pasti, bahwa hal itu
adalah kebenaran, yaitu sebagai berikut. Pertama-tama, pernyataan dasar yang digunakan dalam
pembuktian dianggap benar. Aksioma Matematika diasumsikan benar, untuk tujuan
pengembangan sistem yang sedang dipertimbangkan, definisi matematika adalah benar
denganfiat, dan aksioma-aksioma logis diterima sebagai sesuatu yang benar. Kedua,
aturan penyimpulan penarikan logika adalah kebenaran, yang memungkinkan mereka tidak lain
hanyalah kebenaran harus disimpulkan dari kebenaran. Berdasarkan dari kedua fakta tersebut,
setiap pernyataan dalam bukti deduktif, termasuk kesimpulan adalah benar. Jadi, karena semua
teorema matematika dibentuk oleh alat bukti deduktif, maka semua itu adalah kebenaran yang
pasti. Ini merupakan dasar dari banyak filsuf yang mengklaim bahwa kebenaran matematika
adalah kebenaran yang pasti.

4. Bagaimana pembuktian dengan cara induktif?


Pembuktian suatu argument untuk mendukung kesimpulan tetapi tidak berkesinambungan
atau cara induktif perluasan dari cara deduktif.

5. Jelaskan apa yang diutarakan dalam absolutis, absolutis progresif, platonisme, formalisme,
konvensionalisme, empirisme, empirisme kuasi.
 Absolutis
Pandangan absolutis pengetahuan matematika adalah bahwa hal itu terdiri dari kebenaran
tertentu dan tak tertandingi. Menurut pandangan ini, pengetahuan matematika terdiri dari
kebenaran absolut, dan mewakili ranah pengetahuan tertentu yang unik, terpisah dari logika
dan pernyataan benar berdasarkan arti istilah, seperti 'Semua bujangan belum menikah'.
Dalam pemikiran absolut, dinyatakan bahwa Mathematics is the one and perhaps the only
realm of certain, unquestionable and objective knowledge yang maksudnya adalah
Matematika adalah suatu kemungkinan dan kenyataan yang tak terbantahkan dan merupakan
ilmu pengetahuan yang objektif.
 Absolut progresif
Absolutis progresif yang lebih memandang (dari sudut padang aliran absolutis) matematika
sebagai akibat dari upaya manusia untuk mencari kebenaran dari pada hasilnya. Filsafat
absolut progresif:
1. Menerima penciptaan dan perubahan teori-teori aksiomatis (yang kebenarannya hampir
dianggap mutlak).
2. mengakui bahwa keberadaan matematika formal karena intuisi matematika diperlukan sebagai
dasar dari penciptaan teori
3. mengakui aktifitas manusia dan akibatnya dalam penciptaan pengetahuan dan teori-teori baru.
 Platonisme
Platonisme adalah pandangan bahwa objek matematika memiliki eksistensi objektif yang nyata
dalam beberapa wilayah ideal. Pandangan ini berasal dari Plato dan dapat dilihat dalam tulisan
penganut aliran Logis seperti Frege dan Rusell, dan juga Cantor, Bernays (1934), Hardy (1967)
dan Godel (1964). Penganut aliran Platonis berpendapat bahwa objek dan struktur matematika
memiliki eksistensi nyata yang terpisah dari kemanusiaan dan oleh karena itu matematika
adalah proses untuk menemukan hubungan yang ada dibaliknya
 Formalisme
Pelopor aliran Formalism adalah David Hilbert dari Jerman. Matematika disebutkan sebagai
sistem simbol yang formal. Ini berkaitan dengan sifat terstrukti dari simbol dan operasi yang
dilakukan terhadap simbol simbol tersebut. Simbol itu merupakan perwakilan dari objek yang
dipermasalahkan. Dalam istilah populer, formalisme merupakan pandangan bahwa sebuah
permainan formal yang tidak berarti yang dimainkan dengan tanda-tanda diatas kertas,
mengikuti aturan-aturan.
 Konvensionalisme
Pandangan pengikut aliran konvensionalis menyebutkan bahwa pengetahuan matematika dan
kebenaran didasarkan pada konvensi (kesepakatan) linguistik. Atau kebenaran logika dan
matematika memiliki sifat analitis, benar karena ada hubungan nilai dari makna istilah yang
digunakan. Bentuk moderat dari konvensionalisme seperti Quine (1936) atau Hempel (1945)
menggunakan konvensi linguistic sebagai sumber kebenaran matematika dasar yang menjadi
landasan konstruksi bangunan matematika.
 Empiris
Pandangan empiris tentang pengetahuan matematika menyebutkan bahwa kebenaran
matematika adalah generalisasi empiric (pengamatan). Kami membedakan dua tesis empiris:

(i) konsep matematika memiliki asal usul empirik dan


kebenaran matematika memiliki dasar kebenaran empirik maka diambil dari dunia nyata.
Tesis pertama tidak dapat disangkal dan telah diterima oleh sebagian besar filsuf matematika
(sehingga banyak konsep tidak terbentuk secara langsung dari pengamatan tetapi terdefinisi
karena adanya konsep lain yang menyebabkan terbentuknya konsep dari pengamatan melalui
serangkaian definisi). Tesis yang kedua ditolak oleh semua pihak kecuali penganut aliran
empiris karena arahnya yang mengarah ke ketidakjelasan. Penolakan pertama beralasan
bahwa sebagian besar ilmu matematika diterima dengan dasar alasan teoritis dan bukan
empiris. Oleh karena itu saya tahu bahwa 999.999 + 1 = 1.000.000 tidak melalui pengamatan
kebenarannya di dunia tetapi melalui pengetahuan teoritis saya tentang angka dan
penjumlahan.
 Empiris kuasi
Empirisme kuasi adalah nama yang diberikan kepada filsafat matematika yang
dikembangkan oleh Imre Lakatos (1976, 1978). Aliran ini memandang matematika sebagai
apa yang ahli matematika lakukan dan dengan semua kekurangan yang melekat pada aktifitas
atau ciptaan manusia. Empirisme kuasi menampilkan “arah baru dalam filsafat matematika”
(Tymoczko, 1986), karena penekanannya pada praktek matematika. Para pendukung dari
pandangan ini adalah Davis (1975), Hallett (1979), Hersh (1979), Tymoczko (1979) dan
Putnam (1975). Berikut ini adalah sketsa awal dari pemikiran empirisme kuasi. Matematika
adalah sebuah dialog diantara orang-orang yang mencoba menyelesaikan persoalan
matematika. Ahli matematika tidak bisa lepas dari kesalahan dan produk mereka termasuk
konsep dan pembuktian tidak dapat dianggap produk akhir atau sempurna tetapi masih
membutuhkan negosiasi kembali sebagai standar perubahan yang harus dilakukan dengan
teliti atau sebagai tantangan baru atau makna yang muncul.
6. Apa yang dimaksud dengan konstruksivisme sosial?
Konstruktivisme sosial adalah asal dari pengetahuan matematika, bukan hanya pembuktian.
Konstruktivisme Sosial menghubungkan pengetahuan subjektif dan objektif dalam sebuah
siklus yang mana masing-masing memiliki konstribusi untuk pembaruan bagi yang lain. Pada
siklus ini, jalan yang diikuti oleh pengetahuan matematika yang baru dari pengetahuan
subjektif (hasil karya perorangan sebagai individu) melalui publikasi ke pengetahuan objektif,
( dengan intersubjektif, penelitian yang cermat, reformulasi dan dukungan). Pengetahuan
objektif adalah internalisasi dan rekonstruksi dari individu, selama mempelajari matematika
yang menjadi pengetahuan subjektif individu. Dengan menggunakan pengetahuan ini,
individu menciptakan dan mempublikasikan pengetahuan matematika yang baru, dengan
demikian terpenuhilah siklus tersebut.

A. Jelaskan apa yang dimaksud dengan objektif dan subjektif suatu pengetahuan.
Objektif dan Subjektif suatu pengetahuan ialah menurut Popper, (tahun 1979) tentang tiga
dunia yang berbeda, dan asosiasi dari jenis pengetahuan.Kita dapat memanggil dunia fisik 'dunia
1', dunia pengalaman yang kita sadari 'dunia 2', dan dunia Logis isi buku-buku,
perpustakaan, memori komputer dan sebagainya ' dunia 3'. Pengetahuan subjektif adalah
pengetahuan dunia 2, pengetahuan objektif adalah pengetahuan dunia 3, dan menurut Popper
mencakup hasil pikiran manusia, seperti teori-teori yang diterbitkan, berdiskusi seperti tentang
teori-teori, masalah yang saling berhubungan, pembuktian; merupakan buatan manusia dan
berubah-ubah. Satu perbedaannya adalah bahwa saya juga ingin menyertakan 'hasil dari pikiran
manusia' tambahan sebagai pengetahuan objektif, terutama pada bagian konvensi dan aturan
penggunaan bahasa (tapi mungkin implisit
.
7. Jelaskan keterkaitan antara pengetahuan objektif dan subjektif matematika.
Keterkaitan antara pengetahuan objektif dan subjektif matematika yaitu diikuti oleh
pengetahuan matematika yang baru dari pengetahuan subjektif (hasil karya perorangan
sebagai individu) melalui publikasi ke pengetahuan objektif, ( dengan intersubjektif,
penelitian yang cermat, reformulasi dan dukungan). Pengetahuan objektif adalah internalisasi
dan rekonstruksi dari individu, selama mempelajari matematika yang menjadi pengetahuan
subjektif individu. Dengan menggunakan pengetahuan ini, individu menciptakan dan
mempublikasikan pengetahuan matematika yang baru, dengan demikian terpenuhilah siklus
tersebut. Kemudian pengetahuan subjektif dan objektif dari matematika masing-masing
berkonstribusi untuk menciptakan dan menciptakan kembali untuk yang lainnya

8. Apa yang dimaksud sejarah matematika, sosiologi matematika, dan psikologi matematika?
1. Sejarah matematika: Yaitu perkembangannya pada waktu yang berbeda dan dalam budaya
yang berbeda;
2. Sosiologi matematika:Matematika sebagai konstruksi sosial yang hidup, dengan nilai-nilai
sendiri, lembaga, dan hubungan dengan masyarakat luas;
3. Psikologi matematika: Bagaimana individu belajar, menggunakan dan menciptakan
matematika.

9. Jelaskan maksud aims and ideologies of mathematics education.


Maksud dari aims and ideologies of mathematics education yaitu tentang apa dasar tujuan dan
ideology yang terkandung dalam pendidikan matematika. Tujuan dari matematika apa yang
harus dicapai tanpa harus mengubah pandangan matematika yang sudah ada dari sebelumnya.

10. Jelaskan tujuan pendidikan matematika.


Tujuan pendidikan matematika adalah niatan yang mendasari pendidikan matematika dan
lembaga-lembaga yang melaluinya pendidikan tersebut terpengaruh. Tujuan tersebut
mewakili salah satu komponen dari tujuan umum pendidikan, dan bergabung dengan tujuan
lainnya untuk membentuk tujuan keseluruhan. Akibatnya, tujuan pendidikan matematika
harus konsisten dengan tujuan umum pendidikan. Banyak pernyataan tujuan pendidikan
matematika telah diterbitkan.

11. Jelaskan unsur-unsur ideologi pendidikan matematika.


Unsur unsur ideology pendidikan matematika berkaitan dengan ideology politik, ideology
pandangan matematika, nilai – nilai moral, teori anak dan teori kemampuan.

12. Bagaimana teori penilaian pembelajaran matematika.


Teori penilaian pembelajaran matematika berdasarkan oleh Lawlor, 1988; Prais, 1987, 1987
yang menyatakan Target yang jelas dan sederhana adalah diperlukan, dan kemampuan anak-
anak untuk mereproduksi pengetahuan dan menerapkannya dengan benar harus diuji.
Pengujian menyediakan standar eksternal. Jika anak-anak dilindungi dari kegagalan, tes
adalah palsu. Lulus tes dengan benar adalah tujuan dan menurut Cox dan Dyson, (1969a) Jadi
tes yang diperlukan untuk memeriksa perolehan murid terhadap pengetahuan dan
keterampilan matematika, dan untuk memastikan bahwa kewajiban moral sekolah terpenuhi.
Akibatnya kesalahan dalam matematika dikecam sebagai kegagalan aplikasi diri, atau bahkan
sebagai kelalaian moral. Diskusi dan kerjasama adalah ditolak karena mereka berisiko godaan
dari kecurangan, yaitu mendapatkan jawaban tanpa kerja keras, mengalah pada godaan
kemalasan. Persaingan secara moral perlu, itu mengarah pada survival of the fittest, yaitu,
bermanfaat, melalui kemakmuran dan kesuksesan, dari berbudi luhur

13. Jelaskan apa yang dikemukakan teori anak


Yang dikemukakan dalam teori anak yaitu Anak, seperti seluruh umat manusia, sudah dikotori
oleh dosa warisan, dan mudahtergelincir ke dalam bermain, kemalasan dan kejahatan kecuali
diperiksa dan disiplin.Kewenangan tegas diperlukan sebagai pedoman, dan 'orang harus kejam
untuk bersikap baik'. Persaingan diperlukan untuk membawa keluar yang terbaik dalam individu,
karenahanya melalui kompetisi ini akan mereka akan termotivasi untuk unggul.
.
14. Bagaimana ideologi pendidikan terhadap pendidik matematika progresif teori pengetahuan
matematika sekolah.
Ideology pendidikan terhadap pendidik matematika progresif yaitu teori pengetahuan
matematika sekolah Keterampilan mencakup ‘pemahaman matematika sederhana’ dan fakta-fakta
termasuk ‘2 + 2 = 4’ (Letwin, 1988). Matematika Sekolah jelas batas-batasnya dari daerah lain
pengetahuan, dan harus dijaga bebas dari noda hubungan silang-kurikuler dan nilai-nilai sosial
(Lawlor, 1988, halaman 7). Isu-isu sosial tidak punya tempat dalam matematika (Kampanye untuk
Pendidikan Real, 1987), yang benar-benar netral, dan perhatian hanya isiyang obyektif seperti
bilangan dan perhitungan.
anak-anak yang perlu untuk menghitung dan perkalian sedang belajar matematika anti-rasis—
apa pun yang mungkin. Anak-anak yang membutuhkan kemampuan untuk dapat mengekspresikan
diri dalam bahasa Inggris yang jelas sedang diajarkan slogan-slogan politik. (Margaret Thatcher)
Dengan demikian penggangguan isu sosial seperti multikulturalisme, etnisitas, anti-seksisme,
anti-rasisme, studi-dunia, isu lingkungan, perdamaian dan persenjataan, langsung ditolak. Bukan
saja mereka dianggap tidak relevan dengan matematika, mereka merusak budaya Inggris (Falmer,
1986). Pertimbangan dari setiap isu sosial penting dalam pengajaran matematika adalah menjadi
sangat menentang (Kampanye untuk Pendidikan Real, 1987; Lawlor, 1988). Matematika adalah
alat bebas nilai, dan sehinggadengan memasukkan isu-isu seperti itu, biasanya merupakan upaya
jahat untuk merusak netralitasny

15. Jelaskan teori belajar mengajar Polya, Vigotsky, Bruner, Piaget, dan Jhost matematika.
 Teori polya : teori belajar polya mengacu kepada teori kognitif yang meliputi struktur intelek
yang digunakan untuk mengetahui sesuatu.
 Teori belajar vigotsky : penekanan pada hakikat sosiokultural pada pembelajaran, zona
perkembangan terdekat, pematangan kognitif, dan pernacangan.
 6teori belajar Bruner mengacu kepada pembelajaran secara penemuan yaitu mengolah apa
yang diketahui pelahjar tersebut namun kearah pembelajaran yang baru (condong ke
kontrukvisisme)
 teori belajar Piaget tentang perkembangan intelektual. Piaget menyatakan rangkaian empat
tahap : sensori motor, pre-operasional, operasional kongrit, operasi formal. Pelajar harus
menguasai tahap sebelum dia menjalankan tahap selanjutnya.
 Teori belajar Gagne menyatakan bahwa topik hanya bisa dipelajari jika hierarki prasyaratnya
telah dipelajari. Topik (item pengetahuan) pada tahap tertentu dalam hierarki harus didukung
oleh satu atau lebih topik pada tahap yang lebih rendah. Setiap orang tidak akan mampu
belajar topik tertentu jika dia gagal mencapai topik di bawahnya yang mendukung. (Gagne,
1977).
 Teori josh : hokum josh lebih mengacu kepada pendekatan kepada siswa yang sering
mempraktekkan materi pembelajaran denagan cara memanggil kembali memori lama yang
berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.
17. Sebutkan apa-apa saja yang menjadi kendala pada matematika dalam kurikulum nasional.
 Pada kurikulum nasional siswa siswa harus aktif sehingga susah bagi guru untuk
menimbulkan semangat siswa
 Guru kurang terampil mengembangkan silabus, RPP yang mencerminkan PAKEM
 Guru kurang mengembangkan indicator pencapaian kompetensi yang sesuai dengan
materi ajar
 Guru kurang terbiasa membuat pedoman penilaian hasil belajar yang mengakomodasi
variasi cara berfikir siswa

18. Jelaskan maksud hierarki dalam belajar matematika.


Hirarki dapat didefinisikan kumpulan tingkatan setiap unsur pengetahuan matematika dengan
keseluruhan struktur. Apakah itu struktur aksiomatik (berdasarkan aksioma dan aturan yang
berpengauh), atau struktur definisi (berdasarkan istilah primitif dan ditetapkan suatu istilah lebih
lanjut). Kumpulan pengetahuan matematika bisa menjadi bentuk hierarki resmi yang menetapkan
sistem atau struktur matematika tunggal, yang dihubungkan oleh hubungan inferensial atau
defisional. Hubungan inferensial adalah yang paling tepat untuk dipertimbangkan, karena
menunjukkan hubungan justificatory antara dalil dan rumus matematika, yang memberikan
struktur aksiomatik deduktif.
Sedangkan yang dimaksud hirarki dalam belajar matematika yaitu berarti ada pengetahuan
dan keterampilan yang memerlukan prasyarat untuk belajar pengetahuan matematika.

19. Jelaskan maksud hierarki kemampuan matematis.


Hirarki kemampuan matematis yaitu kemampuan matematika dianggap sebagai faktor utama
kecerdasan umum (Wrigley, 1958), menyebabkan berkembang luasnya persepsi bahwa
kemampuan matematika seseorang adalah tetap dan kekal. guru sebagai penyebab utama adanya
perbedaan tingkatan pencapaian dalam matematika. Guru cenderung memiliki persepsi stabil akan
kemampuan siswa terhadap prestasi matematikanya meskipun ada bukti yang berlawanan, yang
disebut dengan ability stereotyping atau stereotip kemampuan. Akibatnya, perbedaan kinerja pada
tugas-tugas tertentu dianggap sebagai indikasi dari kemampuan matematika dari siswa tersebut.

20. Jelaskan maksud matematika netral dan bebas nilai.


Matematika ada nilai-nilai implisit. Abstrak dinilai lebih konkret, formal lebih informal
yang objektif atas subjektif, pembenaran atas penemuan, rasionalitas atas intuisi, alasan di atas
emosi, umum lebih khusus, teori di praktek, kerja otak atas pekerjaan tangan dan sebagainya.
Jawaban dari absolutis adalah perhatian nilai matematikawan dan budaya mereka dan bukan tujuan
dunia matematika itu sendiri. Hal ini menyatakan bahwa isi dan metode matematika dengan
sifatnya yang abstrak, umum, formal, objektif, rasional, teoritis dan prihatin dengan pembenaran.
Itu adalah sifat pengetahuan teoritis ilmiah termasuk matematika. Tidak ada yang salah dengan
konteks konstruksi, informal, subjektif, khusus atau penemuan menurut pandangan ini. Hanya saja
bukan ilmu dan tentu bukan matematika (Popper, 1979).

Apa yang saya ingin klaim bahwa nilai-nilai absolutis diselundupkan ke matematika, baik
secara sadar atau tidak sadar melalui definisi lapangan. Dengan kata lain, semua perspektif
absolutisme akan mengakui sebagai pengetahuan matematika bonafide yang harus memenuhi
nilai-nilai. Dalil matematika dan bukti mereka, produk-produk dari wacana matematika formal
yang mengaku sebagai matematika yang sah. Penemuan matematika, praktek matematikawan dan
produk lainnya dan proses wacana matematika informal dan tidak profesional. Setelah aturan
pembatasan disiplin ditetapkan dengan cara ini, maka dapat mengklaim bahwa matematika adalah
netral dan bebas nilai

21. Jelaskan maksud pedagogi berbasis inkuiri.


Pedagodi berbasis inkuiri untuk membedakan pendekatan penemuan terbimbing, pemecahan
masalah, dan pendekatan investigasi, dipandang dari hal-hal yang dilakukan guru dan murid ketika
menggunakan salah satu metode. Tabel 13.1. disajikan sebagai berikut:

Metode Hal yang dilakukan guru Hal yang dilakukan siswa

Penemuan  Mengajukan masalah, atau Mengikuti petunjuk yang


terbimbing memilih situasi dengan tujuan diberikan guru
yang sudah dibayangkan
 Membimbing siswa menuju
solusi atau tujuan tadi

Pemecahan Masalah  Mengajukan masalah Mencari jalan sendiri untuk


 Meninggalkan metode memecahkan masalah
pencarian solusi terbuka untuk
dicari sendiri oleh siswa

Pendekatan Memilih situasi awal untuk  Mendefinisikan masalah


investigasi mengarahkan siswa dengan situasi yang ada
 Melakukan pemecahan
dengan cara mereka
sendiri

Anda mungkin juga menyukai