Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH MATEMATIKA DI

INDIA
LENNY MARLINA YUSUP 1884202026
ASMITA NINGSIH 18842020
Karakteristik Matematika Hindu (Hindia)
Matematika India merupakan matematika yang berkembang di daratan India yang
memiliki rentan waktuc ukup lama yaitu, abad ke-26 SM sampaiabad ke-14 M.
Matematika India ini berkembang setelah matematika China dansebelum matematika
Eropa pertengahan.Penggalian arkeologidi MohenjoDaro memberikan bukti adanya
peradaban tua dan sangat berbudaya di India selama era pembangunan
piramidaMesir, tetapi tidak memiliki dokumen matematika India dariusia itu.
Pada periode klasik, kontribusi penting dibuat oleh para cendekiawan seperti
Aryabhata, Brahmagupta, dan Bhaskara II.Peradabanterdinianakbenua India adalah
Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antaratahun 2600 dan 1900 SM di
daerah aliranS ungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris, tetapi
dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.
Pada tahun 476 M, Aryabhata,salahsatupenulismatematikatertuadi Indialahir.
Hal ini jelasbahwa sudah ada kegiatan matematika di India jauh sebelum waktu
itu, mungkin bahkan sebelum berdirinya mitos Roma pada 753 SM, seperti
Mesir dan pengetahuan geometris primitif yang diperoleh sehubungan dengan
meletakkan kuil dan pengukuranpembangunan altar yang mengambil bentuk
tubuh pengetahuan yang dikenal sebagai Sulvasutras.Sistem bilangan desimal
yang digunakan saat ini pertama kali tercatat dalam matematika India.
Matematikawan India membuat kontribusi awal untuk mempelajari konsep nol
sebagai angka, angka negatif,aritmatika, dan aljabar.Selain itu, trigonometri
yang lebih maju di India, dan khususnya definisi modern sinus dan cosinus
dikembangkan di sana.
SISTEM BILANGAN INDIA
Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di India
yaitu angka Brahmi, angka Gupta dan angka Nagari.
1. Angka Brahmi
Kebanyakan sistem angka kedudukan yang menggunakan 10 sebagai asas yang
digunakan di seluruh dunia adalah berasal dari India. Sistem angka India
lazimnya dikenali di Barat sebagai sistem angka Hindu-Arab atau angka Arab,
karena ia diperkenalkan di Eropa melalui orang Arab.
Digit 1 hingga 9 dalam sistem angka Hindu-Arab berevolusi dari angka Brahmi.
Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di daerah dekat Poona,
Bombay dan Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda, berbeda pula bentuk
simbolnya. Angka Brahmi sudah digunakan lebih lama sampai abad 4M.
2. Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di Timur
laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka
Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta
Angka Gupta lalu berkembang menjadi angka Nagari kadang-kadang juga disebut
angka Devahagari.
3. Angka Nagari
Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebangai “kebanyakan bilangan”
karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab. Angka Nagari sering disebut angka
Devanagari. Angka India menyebar ke bagian dunia antara abad 7 sampai 16 M dan
sudah menyebar sampai di Eropa diakhir abad 5 M.
Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui
perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta
kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut
dikembangkan di bangsa Arab dan beerkembang menjadi angka modern yang kita
gunakan sekarang ini.
TOKOH-TOKOH MATEMATIKA INDIA
1. Surya Sidhantas
Surya Siddhanta(kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometrisinus, kosinus,
dan balikan sinus, yang meletakkan aturan-aturan untuk menentukan gerak sejati
benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit.Daur
waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan, yang merupakan salinan dari karya
terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4
detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman
Pertengahan.Pembentukan dinasti Raja Guptamenandai awal kebangkitan dalam
budaya Sansekerta, dan Siddhantas tampaknya telah menjadi hasil dari kebangkitan ini.
Lima versi yang berbeda dari Siddhantas dikenal dengan nama, Paulisha Siddhanta,
Surya Siddhanta, Vasisishta Siddhanta, Paitamaha Siddhanta, dan Romanka Siddhanta .
2. Arybhata

Selama abad keenam, tak lama setelah komposisi dari siddhantas, hiduplah dua
matematika hindu yang diketahui telah menulis bukudenganjenisyang sama. Dari
keduamatematikahindutersebut, yang paling terkenaladalahAryabhata danyang paling
terkenal bekerja, danahlidibidangastronomi dan
matematika.Iamenjelaskanmengenaisebab-sebabgerhanamataharidanbulan.
Diamemberikanaturan (rule) untukpemecahansederhanadaripersamaansederhanalanjutan
(simple intermediate equations) danpenetapan yang tepatmengenainilai (accurate
determination of value).Percayaatau tidak,
Aryabhata menyatakan hubungan keliling sebuah lingkaran pada diameternya
(relation of the circumperence of a circle to its diameter).Sebuah terjemahan
bahasa Arab dari karyanya, Aryabha,t ersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh
terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga memberikan nilai π
yangbersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Ini menjelaskan aturan
jikab=c/x, maka x=bc/a, dimana a adalah "ukuran", b"buah", c"keinginan",
danxbuah/darikeinginan. Karya Aryabhata memang sederhana dan kompleks.
4. Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM)
Pāṇini yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan
sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta,
transformasi, dan rekursi.

5. Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)


Surya Siddhanta memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus,
dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang
bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan
di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan
rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada
nilai modern sebesar 365,25636305 hari.
6. Brahma Gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan besar India berikutnya, ia hidup dari tahun 598
sampai 660 M. Karyanya yang terkenal adalah Brahma Siddhanta yang terdiri dari dalil
dan peraturan. Pada tahun 628 M Brahma Gupta menulis sebuah buku berjudul Brahma
Gupta Siddhanta sebagai perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam buku barunya ini ia
menulis 2 bab tentang matematika, yaitu bab 12 dan 18 yang didalamnya terdapat
teorema-teorema yang sudah diakui sebagai teorema yang benar. Namun ada pendapat
beberapa ahli yang mengatakan bahwa teorema Brahma Gupta tidak benar. Disamping
itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu dengan
memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-jari lingkaran
luar suatu segitiga. Salah satu contohnya adalah saat Brahma Gupta membuat rumus
yang ekivalen dengan rumus trigonometri yang kita pakai sekarang yakni:
2R= a/sin A= b/sin B =c/sinC
Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami barangkali hasil yang
paling menarik dari Brahma Gupta adalah menggeneraisasikan dari rumus beron untuk
menentukan luas segi empat yakni :
empat yakni :

K=√(s-a)(s-b)(s-c)(s-d)
7. Mādhava
Mādhava dari Sangamagrama (lahir dengan nama Irinjaatappilly Madhava Namboodiri)
(c. 1350 – c. 1425) adalah matematikawan dan astronom India dari kota Irinjalakkuda
(dekat Cochin, Kerala, India). Ia merupakan pendiri sekolah astronomi dan matematika
Kerala. Mādhava dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom terbesar pada
abad pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi dalam deret takhingga, kalkulus,
trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit dan
pedagang yang aktif disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan pengaruh terhadap
perkembangan kalkulus di Eropa.
Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan kedalam bahasa
matematika modern,dibaca
Πr =4r –(4r)/3+(4r)/s
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan,
menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai berikut 3,14159265359
PENEMUAN YANG BERHUBUNGAN
DENGAN MATEMATIKA DI INDIA
1. The Sulba Sutra
Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks agama yang
memberikan aturan sederhana untuk membangun altar berbagai bentuk, seperti kotak,
persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini juga memberi metode untuk membuat
lingkaran dengan memberikan persegi yang luasnya sama. Serta berisi penjelasan verbal
awal mengenai teorema Pythagoras.
2. The Siddhanta Surya
Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan sinus invers, dan
meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang sebenarnya posisi benda-benda
langit.
3. Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan tahun yang lalu.
4. Nilai π
Pemahaman π oleh Aryabhata
Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk π dan memungkinkan telah sampai pada
kesimpulan bahwa π adalah tidak rasional. Pada bagian kedua dari Aryabhata
(ganitapada 10), ia menulis dalam bahasa sansekerta, yang artinya :
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan 62.000. dengan
aturan ini keliling lingkaran dengan diameter 20.000 dapat ditemui menjadi
∏ = = 3.1416
5. Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah geometri. Bekas-bekas
peninggalan awal pengetahuan geometri dari peradaban Lembah Indus dapat ditemukan
pada penggalian kota Harappa dan Mohenjo-daro, dimana terdapat bukti berupa alat
penggambar lingkaran yang berasal dari 2500 SM. Ilmu geometri yang berasal dari India
dapat diketahui melalui sebuah catatan konstruksi geometri para pendeta Weda yang
disebut Sulbasutra.
6. Trigonometri
Penelitian trigonometri oleh Aryabhata
Dalam kitab Ganitapada 6, Aryabhata mengemukakan luas segitiga, yang artinya :
“untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan sisi setengah merupakan daerah”
7. Aljabar
Penelitian Aljabar oleh Aryabhata
Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata memberikan hasil elegan untuk penjumlahan dari
serangkaian bilangan kuadrat dan bilangan pangka 3 :
12+22+...+n2 =
Dan
13+23+...+n3=(1+2+...+n)2
Jika x, y, dan r merupakan sisi segitiga dan memenuhi persamaan x2+y2=r2 maka
segitiga tersebut pastilah siku-siku, dan dikatakan x, y, dan r adalah tripel pythagoras.
Untuk mencari tripel pythagoras kita bisa menggunakan rumus-rumus berikut :
x=a2-b2
y=2ab
r=x2+y2
dengan ketentuan a>b
Karakteristik Angka Hindu
Sistemangka Hinduialah sistem angka kedudukan persepuluh yang dibangun
pada kurun ke-9 oleh ahli matematika India, diadaptasi ahli matematik Parsi
(Al-Khawarizmi dalam buku tentang pengiraan dengan angka Hindu yang
ditulis sekitar 825M) dan ahli matematik Arab (Al-Kindi menerusi bukunya
tentang penggunaan angka India keluaran 830M), dan kemudian tersebar ke
dunia barat pada Zaman Pertengahan.Sejarawanmelacakangkamodern
dikebanyakan bahasadenganangkaBrahmiyangdigunakansekitar
pertengahanabadke-3 SM. AngkaBrahmitelah ditemukandalam prasastidi gua-
guadandi koindi daerahdekat Pune, Mumbai, dan
UttarPradesh.Iniangka(dengan sedikit variasi) yangdigunakanselamawaktu
yang cukup lamahinggaabadke-4.
Berikut ini beberapa perbedaan angka Hindu
dengan angka-angka lainnya.

Anda mungkin juga menyukai