Anda di halaman 1dari 17

http://fitrirahmiku.blogspot.com/2013/04/makalah-sejarah-matematika-sejarah.

html

2.3 MATEMATIKA DI INDIA

Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang mengemuka di antara
tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Kota-kota mereka teratur secara geometris,
tetapi dokumen matematika yang masih terawat dari peradaban ini belum ditemukan.

Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira abad ke-9
SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang merupakan tulisan-tulisan
geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima, aturan tiga dan akar kubik;
menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan; membe rikan metode
konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang diberikan, menyelesaikan persamaan
linear dan kuadrat; mengembangkan tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan pernyataan
dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.

2.4 AHLI-AHLI MATEMATIKA DI INDIA

1. PANINI (abad ke- 5 sm)

Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM) yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang
dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta,
transformasi, dan rekursi. Pingala (kira-kira abad ke-3 sampai abad pertama SM) di dalam risalahnya
prosody menggunakan alat yang bersesuaian dengan sistem bilangan biner. Pembahasannya tentang
kombinatorika meter bersesuaian dengan versi dasar dari teorema binomial. Karya Pingala juga
berisi gagasan dasar tentang bilangan Fibonacci (yang disebut mātrāmeru).

2. SURYA SIDDANTA (abad ke- 400 sm)

Surya Siddhanta (kira-kira 400) memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan
sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang
bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam
tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu, bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik
365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305
hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman Pertengahan.

Surya Siddhanta adalah salah satu buku astronomi terawal India, meskipun karya tersebut dalam
bentuk yang kita kenal sekarang berasal dari sekitar setelah tahun 400 M. Dalam Siddhanta terdapat
peraturan-peraturan yang menjelaskan pergerakan benda-benda angkasa yang sesuai dengan letak
asli mereka di langit. Tidak diketahui siapa penulis Siddhanta atau kapan buku ini pertama kali
disusun, namun umumnya versi-versi yang ditemukan berasal dari sekitar abad ke-4.
Matematikawan dan astronom India dari periode-periode selanjutnya, misalnya Aryabhata merujuk
kepada naskah ini, sementara terjemahan-terjemahan dalam bahasa Arab dan Latin kelak menjadi
berpengaruh di Timur Tengah dan Eropa.[5]

3. ARYBHATA (abad ke-499)

Ia yang hidup pada tahun 475 – 550 A.D, adalah ahli matematika Hindu pertama yang dikenal dunia.
Risalah atau tulisannya mengenai subyek ini adalah karya Hindu yang pertama mengenai
matematika murni, dan terdiri dari tiga-puluh-tiga sloka. Ia menjelaskan mengenai sebab-sebab
gerhana matahari dan bulan.

Dia memberikan peraturan (rule) untuk pemecahan sederhana dari persamaan sederhana lanjutan
(simple intermediate equations) dan penetapan yang tepat mengenai nilai (accurate determination
of value). Percaya tau tidak, Aryabhata menyatakan hubungan keliling sebuah lingkaran pada
diameternya (relation of the circumperence of a circle to its diameter).

Aryabhata, pada tahun 499, memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India
pertama tentang sinus, mengembangkan teknik-teknik dan algoritma aljabar, infinitesimal, dan
persamaan diferensial, dan memperoleh solusi seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah
metode yang setara dengan metode modern, bersama-sama dengan perhitungan [astronomi] yang
akurat berdasarkan sistem heliosentris gravitasi. Sebuah terjemahan bahasa Arab dari karyanya
Aryabhatiya tersedia sejak abad ke-8, diikuti oleh terjemahan bahasa Latin pada abad ke-13. Dia juga
memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416.[6]

4. BRAHMA GUPTA

Ahli matematika besar Hindu berikutnya adalah Brahma Gupta, yang hidup dari tahun 598 sampai
660 A.D. Karyanya dikenal sebagai Brahma-Siddhanta dan ini terdiri dari dalil dan peraturan
(theorem and rules). Setelah Brahma Gupta, ahli matematika bessar berikutnya adalah Lalla yang
dalam tahun 748 menulis buku tipis mengenai teori matematika. Mahawira, yang hidup dalam tahun
850 A.D, membahas persamaan kwadrat (quadratic equations).

Pada tahun 628 Brahma gupta menulis sebuah buku berjudul “BRAHMA GUPTA SIDANTA” perbaikan
system brahma ,dimana dua bab yaitu bab 12 dan 18 berhubungan dengan matematika yaitu
terdapat teorema-teorema yang sudah diakui sebaai teorema yang benar. Namun ada pendapat
beberapa ahli mengatakan bahwasanya teorema brahma gupta tidak benar.disamping itu terdapat
pula teorema-teorema brahma gupta yang eksak yatu dengan memanfaatkan rumus-rumus
Archimedes Heron,untuk menentukan jari-jari lingkaran luar suatu segitiga.misalnya, brahma gupta
memberikan rumus yang ekivalen dengan rumus trigonometri yang kita pakai sekarang yakni,

2R= a/sin A= b/sin B =c/sinC

Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami barangkali hasil yang paling menarik dari
brahma gupta adalah menggeneraisasikan dari rumus beron untuk menentukan luas segi empat
yakni ,

K=V (s-a)(s-b)(s-c)(s-d)
Dimana a,b,c dan d sisi segiempat dan s setengah keliling lingkaran. Sebenarnya rumus ini hanya
berlaku untuk segiempat lingkaran saja,sedangkan untuk segiempat sembarang rumusnya adalah,

K=V (s-a)(s-b)(s-c)(s-d)-abcd cos2 (A+C)/2

Dimana A dan C adalah jumlah pasangan sudut-sudut yang berhadapan.[7]

5. MĀDHAVA

Mādhava dari Sangamagrama (lahir dengan nama Irinjaatappilly Madhavan Namboodiri) (c. 1350 – c.
1425) adalah matematikawan dan astronom India dari kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala,
India). Ia merupakan pendiri sekolah astronomi dan matematika Kerala. Mādhava dianggap sebagai
salah satu matematikawan-astronom terbesar pada abad pertengahan, dan telah menyumbangkan
kontribusi dalam deret takhingga, kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.

Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit dan pedagang yang aktif
disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan pengaruh terhadap perkembangan kalkulus di
Eropa.

Karya madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan kedalam bahasa matematika
modern,dibaca

Πr =4r –(4r)/3+(4r)/s

Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi, dan,
menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π sebagai berikut 3,14159265359.[8]
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra,.Atau “tali dari
sloka” (cord of verses). Ini berkaitan dengan pembangunan altar tempat pemujaan dan
upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya empirik.Sesungguhnya, dikatakan bahwa
Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di belakanag perkembangan kemudian dari
geometri Yunani.Semua hal yang datang dari matematika India, angka nol adalah yang paling
menonjol.
Peradaban terdini anak benua India adalah Peradaban Lembah Indus yang
mengemuka di antara tahun 2600 dan 1900 SM di daerah aliran Sungai Indus. Peradaban
Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno yang hidup
sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat.
Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus.
Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana
(kira-kira abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM)
yang merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan
prima, aturan tiga dan akar kubik.

B.     Rumusan Masalah


Pada makalah ini akan dibahas mengenai :
1.         Bagaimana Sejarah Bangsa India?
2.         Apa Sistem Bilangan India?
C.     Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Makalah ini antara lain:
1.      Mengetahui sejarah bangsa India
2.      Mengetahui sistem bilangan yang digunakan oleh bangsa India

BAB II
PEMBAHASAN

1.      Sejarah Matematika India


Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul pada abad ke-26 SM
dan berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India ini berkembang setelah matematika
China dan berakhir tepat sebelum munculnya matematika Eropa abad
pertengahan.Matematika India dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak di
daerah aliran Sungai Indus. Peradaban ini biasa disebut Peradaban Lembah Indus. Kota-kota
yang mereka tempati kala itu diatur secara geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan sebuah peradaban kuno
yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan
India barat. Peradaban ini sering juga disebut sebagai Peradaban Harappan Lembah Indus,
karena kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus Sarasvati
karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900 SM. Pemusatan terbesar dari
Lembah Indus berada di timur Indus, dekat wilayah yang dulunya merupakan Sungai
Sarasvati kuno yang pernah mengalir.
Bila dikatakan matematika Hindu atau matematika India, nama yang akan muncul
adalah nama Ramanujam (ahli matematika India abad 20 yang diakui dunia, pen), manusia
yang mengetahui ketidak-terbatasan. Tapi jauh sebelum Ramanujam, jauh sebelum orang
Arab (orang Arab mengambil matematika Hindu ketika mereka menyerbu India pada tahun
712.Dari Arab ilmu ini kemudian menyebar ke Eropa Barat), India telah memiliki
pengetahuan besar mengenai matematika yaitu Angka nol diciptakan oleh bangsa India kuno.
Demikian juga sistem desimal. Matematika Hindu atau matematika India dikenal
sebagai Sulwa Sutra,.Atau “tali dari sloka” (cord of verses).Ini berkaitan dengan
pembangunan altar tempat pemujaan dan upacara korban. Formula dari Sulwa Sutra sifatnya
empirik. Sesungguhnya, dikatakan bahwa Sulwa Sutra mungkin merupakan pengaruh di
belakanag perkembangan kemudian dari geometri Yunani.Semua hal yang datang dari
matematika India, angka nol adalah yang paling menonjol.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem letak untuk
bilangan.Angka India atau ArgamHindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol, ini
terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli matematika India
telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah memasukkan nol dalam sistem
perhitungan bukan sekedar tempat kosong.
Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong di dalam pengaturan bentuk tabel
telah dikenal dan digunakan di India dari abad ke-6.Naskah tertua yang diketahui
menggunakan nol adalah karaya Jain dari India yang berjudul Lokavibhaaga, berangka tahun
458.Penggunaan simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone pada
tahun 876.Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga dengan simbol “o” kecil
tercetak di situ.
Ensiklopedi Britanica mengatakan “Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol
mungkin telah dikenal di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan
dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9.Ide-ide brilian dari matematikawan India
selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-rahap
awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7, 8, dan 9.Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan
nol sebagai nilai tempat dalam basis sepuluh.Sistem ini disebut Sebagai Sistem Bilangan
Desimal.
2.      Sistem Bilangan India
Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam angka di India yaitu
angka Brahmi , Angka Gupta dan angka Nagari.
a.       Angka Brahmi
Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di daerah dekat Poona, Bombay dan
Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda, berbeda pula bentuk simbolnya. Angka Brahmi sudah
digunakan lebih lama sampai abad 4M.
Ada beberapa teori angka yang dikedepankan oleh para ahli sejarah melalui banyak tulisan
mengenai asal-usul angka Brahmi, yaitu :
1.    Angka Brahmi berasal dari kebudayaan sungai Indus sekitar 2000 SM
2.    Angka Brahmi berasal dari angka Aramaen
3.    Angka Brahmi berasal dari abjad Karoshthi
4.    Angka Brahmi berasal dari abjad Brahmi
5.   Angka Brahmi berasal dari sistem angka dari abjad yang pertama, seperti halnya Panini
6.    Angka Brahmi berasal dari abjad Mesir

b.      Angka Gupta


Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di Timur
laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka
Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta
 
c.       Angka Nagari
Angka Gupta kemudian berkembang menjadi angka Nagari atau angka Devahagari. Bentuk
ini berkembang dimulai sekitar abad 7M dan berlanjut berkembang dari abad 11M.
Nomor Hindi dari 0 sampai 10 juta angka, angka yang tertulis dalam alfabet Devanagari
dan transliterasi. Perhatikan bahwa unit untuk jumlah yang sangat besar tidak ditemukan
dalam bahasa Inggris: लाख (lakh) = seratus ribu, dan करोड़ (karoṛ) = sepuluh juta. Unit-unit
ini juga digunakan dalam bahasa Inggris India.

  Numeral Number Transliteration


  
० शून्य Śūnya 0

१ एक Ek 1

२ दो Do 2

३ तीन Tīn 3


२१ चार
इक्कीस Chār
Ikkīs 4
21
२२ बाईस Bāīs 22

२३ तेपाँईच
स pāṅc
Tēīs 5
23
२४ चौबीस Chaubīs 24

२५ छह
पच्चीस chaḥ
Paccīs 6
25
२६ छब्बीस Chabbī 26
७ सात Sāt 7
२७ सत्ताईस Sattāīs 27
२८
८ अट्आठ
ठाईस aṭṭhāīs
āṭh 28
8
२९ उनतीस Unatīs 29
९ नौ Nau 9
३० तीस Tīs 30
१० दस Das 10
३१ इकतीस Ikatīs 31
११
३२ ग्यारह
बत्तीस Gyārah
Battīs 11
32
१२
३३ तैंबारह
तीस Bārah
taiṃtīs 12
33
३४ चौंतीस cauṃtīs 34
१३
३५ पैंतेतीस
रह Tērah
paiṃtīs 13
35
३६ छत्तीस Chattīs 36
१४ चौदह Caudah 14
३७ सैं तीस saiṃtīs 37
३८
१५ अड़तीस
पन्द्रह aṛatīs
paṃdrah 38
15
३९ उनतालीस Unatālīs 39
४०
१६ चालीस
सोलह Cālīs
Solaha 40
16
५० पचास Pacās 50
६०
१७ साठ
सत् रह sāṭh
Satrah 60
17
७० सत्तर Sattar 70
८०
१८ अस्सी
अठारह Assī
aṭṭhārah 80
18
९० नब्बे Nabbē 90
१००
१९ सौ
उन्नीस Sau
Unnis 100
19
१,००० हज़ार Hazār 1,000
२० बीस Bīs 20
१,००,००० लाख Lākh 100,000
१०,००,००० दस लाख das lākh 1 million
१००,००,००० करोड़ karoṛ 10 million
Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui
perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta kemudian
kedalam angka Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut dikembangkan di bangsa
Arab dan beerkembang menjadi angka modern yang kita gunakan sekarang ini.

http://devimeiyanti.blogspot.com/2015/04/v-behaviorurldefaultvmlo.html

Kesimpulan
         Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra,. Atau “tali dari
sloka” (cord of verses). Semua hal yang datang dari matematika India, angka nol adalah yang
paling menonjol.
         Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan penulisan sistem letak untuk
bilangan.Angka India atau Argam Hindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol, ini
terbukti telah dituliskan posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli matematika India
telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Penggunaan simbol nol oleh orang India yang
pasti adalah di Gwalior Tablet Stone pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada
lempengan tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica.
         Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan sistem nilai
tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.Al-Khawarizmi
adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat
dalam basis sepuluh.
         Matematika Vedanta dimulakan di India sejak Zaman Besi. Shatapatha Brahmana (kira-kira
abad ke-9 SM), menghampiri nilai π, dan Sulba Sutras (kira-kira 800–500 SM) yang
merupakan tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan irasional, bilangan prima,
aturan tiga dan akar kubik; menghitung akar kuadrat dari 2 sampai sebagian dari seratus
ribuan; memberikan metode konstruksi lingkaran yang luasnya menghampiri persegi yang
diberikan,dll.
         Angka Brahmi ditemukan di gua dan kuil di daerah dekat Poona, Bombay dan Uttar Pradesh.
Data waktunya menunjukkan bahwa sudah dipakai lebih lama sampai abad 4M.
         Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke Magadha di Timur laut
India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi
dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta. Angka Gupta kemudian berkembang menjadi angka
Nagari atau angka Devahagari. Bentuk ini berkembang dimulai sekitar abad 7M dan berlanjut
berkembang dari abad 11M.
http://blognya-rinakhairina.blogspot.com/2013/11/sejarah-matematika-india.html

MATEMATIKA HINDU(INDIA)
http://alfirisqotur.blogspot.com/2015/10/sejarah-matematika-hindu-india-dan.html

A.    SEJARAH MATEMATIKA INDIA


Matematika India atau juga bisa disebut Matematika Hindu muncul
pada abad ke-26 SM dan berakhir pada abad ke-14 M. Matematika India
ini berkembang setelah matematika China dan berakhir tepat sebelum
munculnya matematika Eropa abad pertengahan. Matematika India
dimulai sejak munculnya sebuah peradaban yang terletak di daerah aliran
Sungai Indus. Peradaban ini biasa disebut Peradaban Lembah Indus. Kota-
kota yang mereka tempati kala itu diatur secara geometris.
Peradaban Lembah Sungai Indus, 2800 SM–1800 SM, merupakan
sebuah peradaban kuno yang hidup sepanjang Sungai Indus dan Sungai
Ghaggar-Hakra yang sekarang Pakistan dan India barat. Peradaban ini
sering juga disebut sebagai Peradaban Harappa Lembah Indus, karena
kota penggalian pertamanya disebut Harappa, atau juga Peradaban Indus
Sarasvati karena Sungai Sarasvati yang mungkin kering pada akhir 1900
SM. Pemusatan terbesar dari Lembah Indus berada di timur Indus, dekat
wilayah yang dulunya merupakan Sungai Sarasvati kuno yang pernah
mengalir.
Sekitar abad ke-15 SM bangsa India diusir oleh bangsa Arya yang
datang dari Asia Tengah. Selama kira-kira 1000 tahun bangsa Arya
menyempurnakan tulisan Hindu dan bahasa Sansekerta. Beberapa penulis
agama juga menulis sejarah matematika karena dalam pembangunan
altar Budha direntangkan tali yang menunjukkan pengenalan tigaan
Pythagoras.
Kemudian lahirlah matematika Vedanta yang berkembang di India
sejak Zaman besi. Sekitar abad ke-9 SM, seorang matematikawan
bernama Shatapatha Brahmana mulai menemukan pendekatan nilai π,
dan kemudian antara abad ke-8 dan ke-5 SM, Sulba Sutras memberikan
tulisan-tulisan geometri yang menggunakan bilangan rasional, bilangan
prima, aturan tiga dan akar kubik yaitu dengan menghitung akar kuadrat
dari 2 sampai sebagian dari seratus ribuan, memberikan metode
konstruksi lingkaran dan perhitungan luasnya menggunakan susunan
persegi, menyelesaikan persamaan linear dan kuadrat serta
menggembangkan Tripel Pythagoras secara aljabar, dan memberikan
pernyataan dan bukti numerik untuk teorema Pythagoras.
Pada tahun 550 bangsa Hindu menemukan bilangan nol dan
penulisan sistem letak untuk bilangan. Angka India atau Argam Hindiyyah
dimulai satu tempat kosong untuk angka nol, ini terbukti telah dituliskan
posisi itu pada Kitab Injil orang India. Para ahli matematika India telah
lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian
Aryabrata menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Aryabrata telah
memasukkan nol dalam sistem perhitungan bukan sekedar tempat
kosong. Konsep bilangan nol menggunakan satu tempat kosong di dalam
pengaturan bentuk tabel telah dikenal dan digunakan di India dari abad
ke-6. Naskah tertua yang diketahui menggunakan nol adalah karya Jain
dari India yang berjudul Lokavibhaaga, berangka tahun 458. Penggunaan
simbol nol oleh orang India yang pasti adalah di Gwalior Tablet Stone
pada tahun 876. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan tenbaga
dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica mengatakan
“Literatur Hindu membuktikan bahwa bilangan nol mungkin telah dikenal
di depan kelahiran Kristus, tetapi tidak ada catatan yang ditemukan
dengan simbol seperti itu di depan abad ke-9”. Ide-ide brilian dari
matematikawan India selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim
dan Arab. Hal ini terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-
Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang
menggambarkan sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan
bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang
pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai
tempat dalam basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai Sistem Bilangan
Desimal.
B.     SISTEM BILANGAN INDIA
Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa macam
angka di India yaitu angka Brahmi, angka Gupta dan angka Nagari.
1.      Angka Brahmi
Kebanyakan sistem angka kedudukan yang menggunakan 10
sebagai asas yang digunakan di seluruh dunia adalah berasal dari India.
Sistem angka India lazimnya dikenali di Barat sebagai sistem angka
Hindu-Arab atau angka Arab, karena ia diperkenalkan di Eropa melalui
orang Arab.
Digit 1 hingga 9 dalam sistem angka Hindu-Arab berevolusi dari
angka Brahmi.
Angka Brahmi ditemukan pada prasasti di gua dan kuil di daerah dekat
Poona, Bombay dan Uttar Pradesh, prasasti yang berbeda, berbeda pula
bentuk simbolnya. Angka Brahmi sudah digunakan lebih lama sampai
abad 4M.
2.        Angka Gupta
Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke
Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M.
Angka Gupta dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan
Gupta
Angka Gupta lalu berkembang menjadi angka Nagari kadang-
kadang juga disebut angka Devahagari.
3.      Angka Nagari
Angka Nagari sering disebut-sebut oleh Al-Biruni sebangai
“kebanyakan bilangan” karena banyak dikirim ke dalam dunia Arab.
Angka Nagari sering disebut angka Devanagari. Angka India menyebar ke
bagian dunia antara abad 7 sampai 16 M dan sudah menyebar sampai di
Eropa diakhir abad 5 M.

Angka Hindu- Perkataan Sanskrit untuk


Devanag Arab angka ordinal
ari
० 0 śūnya (शन्
ू य)
१ 1 1             éka (एक)
२ 2 2             dvi (द्वि)
३ 3 3             trí (त्रि)
४ 4 4             chatúr (चतुर)्
५ 5 5             pañch (पञ्च)
६ 6 6             ṣáṣ (षष ्)
७ 7 7             saptá (सप्त)
८ 8 8             aṣṭá (अष्ट)
९ 9 9             náva (नव

Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat


mengetahui perkembangan sistem angka India yaitu dari angka Brahmi
menuju angka Gupta kemudian kedalam angka Nagari dan selanjutnya
angka-angka India tersebut dikembangkan di bangsa Arab dan
beerkembang menjadi angka modern yang kita gunakan sekarang ini.
4.      Sejarah Nol
Sekitar 650M penggunaan nol sebagai angka sudah masuk pada
matematika India. Bangsa India juga menggunakan sistem tempat nilai
dan nol untuk menandakan tempat yang kosong. Bahkan ada buktinya
penyangga tempat yang kosong pada posisi angka dari awal 200M di India
tetapi beberapa sejarawan menyangkal hal tersebut karena dianggap
tidak asli.
Sekitar tahun 500M Aryabhata merancang sistem angka yang belum
terdapat angka nol. Ia menggunakan kata “kha” untuk posisi dan
selanjutnya digunakan untuk menandakan tempat yang kosong pada
sistem penulisan. Cukup menarik ketika dokumen yang sama kadang-
kadang menggunakan titik untuk menandakan hal yang tidak diketahui
yang biasanya kita menggunakan x. Belakangan matematika India
mensahkan nol pada posisi angka namun belum ada simbol yang
mewakilinya.
Brahmagupta mencoba memberikan aturan pada aritmatika dengan
melibatkan angka nol dan negative pada abad ke-7. Ia menjelaskan
bahwa menentukan angka dan jika kamu mensubtrasikannya sendiri
maka kamu mendapat nol. Ia memberikan peraturan tambahan yang
berhubungan dengan nol. Sbb :
“The sum of zero and a negativenumber is negative, the sum of a
positif number and zero is positive, the sum of zero and zero is zero”
Jumlah angka nol dan negatif adalah negatif, jumlah angka nol dan
positif adalah positif, jumlah nol dan nol adalah nol.
Subtraksi terlihat lebih keras:
“A negative number subtracted from zero is positive, a positive
number subtracted from zero is negative, zero subtracted from a negative
number is negative, zero subtracted from positive number is positive, zero
subtracted from zero is zero”
Angka negatif disubtraksikan dari nol adalah positif, angka positif
disubtraksikan dari nol adalah negatif, nol disubtraksikan dari angka
negatif adalah negatif, nol disubtraksikan dari nol adalah nol.
Sebenarnya Brahma gupta berkata sangat sedikit ketika ia
mengemukakan bahwa n dibagi nol adalah n/0. Ia salah ketika ia
mengklaim bahwa nol dibagi nol adalah nol. Akan tetapi, suatu percobaan
yang jenius dari orang pertama yang kita tahu mencoba untuk
mengembangkan aritmatika pada angka negatif dan nol.
Pada 830 Mahavira menulis Ganita Sara Samgraha yang dibuat
untuk memperbaharui buku Brahmagupta. Ia menyatakan bahwa :
“a number multiplied by zero is zero, and a number remain the
same when zero is substracted from it”
Angka yang dikalikan nol hasilnya nol, dan angka akan tetap sama
apabila nol disubtraksikan dengan angka tersebut.
Bagaimanapun juga ia mencoba untuk memperbaiki pernyataan
Brahmagupta tentang pembagian nol yang terlihat banyak membuat
kesalahan. Ia menulis:
 “A number remains unchanged when divided by zero”
Angka akan tetap sama jika dibagi dengan nol.
Bhaskara menulis lebih dari 500 tahun setelah Brahmagupta. Ia menulis:
“A quantity devided by zero becomes a fraction the denominator of which
is zero. This fuction is termed an infinite quantity. In this quantity
consisting of that which has zero for its divisor, there is no alteration,
though many may be inserted  or extracted; as no change take place in
the infinite and immutable God when worlds are created or destroyed,
though numrous orders of beings are absorbed or put fourth”
Banyaknya pembagian nol menjadi penyebut bilangan pecahan
adalah nol. Bilangan pecahan ini mempunyai batas yang tidak terbatas.
Dalam jumlah ini terdiri dari nol sebagai penyebut tidak ada perubahan,
walaupun banyak yang dimasukkan atau dikeluarkan tidak ada perubahan
Tuhan yang tidak terbatas dan tidak dapat digantikan ketika dunia
diciptakan atau dihancurkan, walau banyak sekali pesanan yang diserap
maupun dikeluarkan.
Maka Bhaskara mencoba untuk memecahkan masalah dengan
menulis n/0 = ∞ di lihat pertama kali mungkin kita terbujuk untuk percaya
Bhaskara benar, tetapi tentu saja dia tidak benar. Apabila benar bahwa
waktu nol adalah harus sejajar dengan semua angka n, maka semua
angka adalah sejajar. Matematika India tidak menyimpulkan pada hal
pembenaran bahwa sesuatu tidak dapat dibagi dengan  nol. Akan tetapi,
Bhaskara juga mempunyai pernyataan yang benar seperti 02 = 0 dan 0 =
0.
Bangsa Maya yang hidup di Amerika Tengah, yang sekarang dikenal
Meksiko Selatan, Guetemala, dan Utara Belize. Pada tahun 665 mereka
menggunakan sistem angka nilai-tempat dengan nilai dasar 20 dengan
menggunakan simbol 0.
Suatu kerja yang jeneus dari matematikawan India dikirimkan
matematikawan Islamis dan Arabis jauh ke barat. Inilah awal bagi
Al’Khwarizmi yang menulis Al’Khwarizmi on the Hindu Art of Reckoning.
Yang menggambarkan sistem angka place-value dengan nilai dasar 1, 2,
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Hasil inilah yang digunakan Irak dimana 0
dianggap awal dari sistem penulisan.
C.    TOKOH MATEMATIKA INDIA
1.        Pāṇini (kira-kira abad ke-5 SM)
Pāṇini  yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta.
Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi matematika modern, dan
menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi
2.        Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)
Surya Siddhanta memperkenalkan fungsi trigonometri sinus,
kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-aturan yang
menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan
posisi mereka sebenarnya di langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di
dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu,
bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya
1,4 detik lebih panjang daripada nilai modern sebesar 365,25636305 hari.
Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada
Zaman Pertengahan.
Surya Siddhanta adalah salah satu buku astronomi terawal India,
meskipun karya tersebut dalam bentuk yang kita kenal sekarang berasal
dari sekitar setelah tahun 400 M. Dalam Siddhanta terdapat peraturan-
peraturan yang menjelaskan pergerakan benda-benda angkasa yang
sesuai dengan letak asli mereka di langit. Tidak diketahui siapa penulis
Siddhanta atau kapan buku ini pertama kali disusun, namun umumnya
versi-versi yang ditemukan berasal dari sekitar abad ke-4. Matematikawan
dan astronom India dari periode-periode selanjutnya, misalnya Aryabhata
merujuk kepada naskah ini, sementara terjemahan-terjemahan dalam
bahasa Arab dan Latin kelak menjadi berpengaruh di Timur Tengah dan
Eropa.
3.      Aryabhata (abad ke-499)

Aryabhata adalah matematikawan dan astronom India yang lahir pada


tahun 475 M dan meninggal pada tahun 550 M. Dia hidup di zaman yang
sulit untuk mengembangkan matematika. Bahkan, pada masa itu dia
merupakan satu-satunya orang yang menemukan rumus-rumus
matematika sebelum lahirnya ahli-ahli matematika pada masa modern
kini.
Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil
membuat sebuah karya besar. Karyanya itu adalah sebuah Kitab yang ia
beri judul mirip dengan namanya yakni Aryabhatiya. Kitab ini begitu
populer karena didalamnya ia memperkenalkan fungsi versinus,
menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus,
mengembangkan teknik-teknik algoritma aljabar, infinitesimal, dan
persamaan diferensial, serta memperoleh solusi seluruh bilangan untuk
persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode
modern. Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan
perhitungan astronomi yang akurat berdasarkan sistem
heliosentrisgravitasi. Saking populernya, kitab ini diterjemahkan kedalam
bahasa Arab pada abad ke-8 M, dan kemudian dalam bahasa Latin pada
abad ke-13 M.
Penemuannya yang lain dalam matematika adalah penemuan
rumus π (phi). Ia memberikan nilai π yang bersesuaian dengan
62832/20000 = 3,1416. Ia juga membuat rumus untuk menemukan luas
segitiga, lingkaran, dll. Dalam rumus lingkaran, ia membuat peraturan
yang menyatakan komponen utama pemecahan keliling sebuah lingkaran
ada pada diameternya.

4.        Brahma Gupta


Brahma Gupta adalah matematikawan besar India berikutnya, ia
hidup dari tahun 598 sampai 660 M. Karyanya yang terkenal adalah
Brahma Siddhanta yang terdiri dari dalil dan peraturan. Pada tahun 628 M
Brahma Gupta menulis sebuah buku berjudul Brahma Gupta Siddhanta
sebagai perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam buku barunya ini ia
menulis 2 bab tentang matematika, yaitu bab 12 dan 18 yang didalamnya
terdapat teorema-teorema yang sudah diakui sebagai teorema yang
benar. Namun ada pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa
teorema Brahma Gupta tidak benar. Disamping itu terdapat pula teorema-
teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu dengan memanfaatkan rumus-
rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-jari lingkaran luar suatu
segitiga. Salah satu contohnya adalah saat Brahma Gupta membuat
rumus yang ekivalen dengan rumus trigonometri yang kita pakai sekarang
yakni:
2R= a/sin A= b/sin B =c/sinC
Yang merupakan formulasi kembali dari hasil karya ptolami
barangkali hasil yang paling menarik dari Brahma Gupta adalah
menggeneraisasikan dari rumus beron untuk menentukan luas segi empat
yakni :
empat yakni :
K=√(s-a)(s-b)(s-c)(s-d)
5.        Mādhava
Mādhava dari Sangamagrama (lahir dengan nama Irinjaatappilly
Madhava Namboodiri) (c. 1350 – c. 1425) adalah matematikawan dan
astronom India dari kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala, India). Ia
merupakan pendiri sekolah astronomi dan matematika Kerala. Mādhava
dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom terbesar pada
abad pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi dalam deret
takhingga, kalkulus, trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-
misionaris Yesuit dan pedagang yang aktif disekitar pelabuhan Kochi,
sehingga memberikan pengaruh terhadap perkembangan kalkulus di
Eropa.
Karya Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan
kedalam bahasa matematika modern,dibaca
Πr =4r –(4r)/3+(4r)/s
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus
Leibniz untuk pi, dan, menggunakan 21 suku, untuk menghitung nilai π
sebagai berikut    3,14159265359

D. PENEMUAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN MATEMATIKA DI INDIA


1.      The Sulba Sutra
 Catatan tertua matematikawan India yang berisi lampiran teks-teks
agama yang memberikan aturan sederhana untuk membangun altar
berbagai bentuk, seperti kotak, persegi panjang, dan lain-lain. lampiran ini
juga memberi metode untuk membuat lingkaran dengan memberikan
persegi yang luasnya sama. Serta berisi penjelasan verbal awal mengenai
teorema Pythagoras.
2.      The Siddhanta Surya
Catatan yang memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus,
dan sinus invers, dan meletakkan aturan untuk menentukan gerakan yang
sebenarnya posisi benda-benda langit.
3.      Naskah Bakhshali
Naskah Bakhshali merupakan naskah awal yang ditemukan ratusan
tahun yang lalu.
Gupta menulis :
Naskah Bakhshali adalah naskah yang diberikan pada pekerjaan
matematika yang ditulis pada pelapah pohon ditemukan pada musim
panas tahun 1881 di dekat kampong Bakhshali Yusufzai Peshawar
(sekarang Pakistan). Kampong tersebut berada di Mardhan Tsanil 50 mil
dari kota Peshawar.
Naskah Bakhsahali sebuah buku petunjuk tentang aturan-aturan
dan contoh ilustrasi dan pemecahannya. Terutama tentang Aritmatika dan
Aljabar serta beberapa Geometri dan pengukuran. Naskah tersebut
memberikan banyak pernyataan aturan kemudian diikuti contoh dan
tanda matematika serta pembuktiannya. Hanya sebagian besar disimpan,
maka kita tidak dapat memastikan ukuran atau keseimbangan antara
topik yang berbeda. Sebagian besar naskah telah rusak dan hanya sekitar
70 daun pelepah pohon yang tersisa yang masih bertahan hingga naskah
ini ditemukan. Naskah tersebut diperkirakan disusun sekitar 400M.
4.      Nilai π
Pemahaman π oleh Aryabhata
Aryabhata bekerja pada pendekatan untuk π dan memungkinkan
telah sampai pada kesimpulan bahwa π adalah tidak rasional. Pada bagian
kedua dari Aryabhata (ganitapada 10), ia menulis dalam bahasa
sansekerta, yang artinya :
“tambahkan 4 dan 100, kalikan dengan 8, dan kemudian menambahkan
62.000. dengan aturan ini keliling lingkaran dengan diameter 20.000
dapat ditemui menjadi
∏ = = 3.1416
5.      Geometri
Basis dan inspirasi dari keseluruhan matematika India adalah
geometri. Bekas-bekas peninggalan awal pengetahuan geometri dari
peradaban Lembah Indus dapat ditemukan pada penggalian kota Harappa
dan Mohenjo-daro, dimana terdapat bukti berupa alat penggambar
lingkaran yang berasal dari 2500 SM. Ilmu geometri yang berasal dari
India dapat diketahui melalui sebuah catatan konstruksi geometri para
pendeta Weda yang disebut Sulbasutra. Sulbasutra adalah panduan untuk
pembangunan altar-altar tersebut untuk pemujaan dan menjelaskan
sejarah geometri bangsa India. Altar-altar ini memiliki bentuk berbeda-
beda tetapi berdiri di wilayah yang sama. Sulbasutra berisi penjelasan
verbal awal mengenai teorema Pythagoras meskipun juga telah diketahui
oleh bangsa Babilonia. Dalil-dalil Sutrasulba berhubungan dengan
pembagian gambar-gambar seperti garis lurus, persegi panjang, lingkaran
dan segitiga. Geometri Hindu terutama untuk keperluan praktek.
Geometri yang pertama mengenai pendirian altar agama Hindu. Pendirian
altar itu terkait dengan teorema Pythagoras.
6.      Trigonometri
Penelitian trigonometri oleh Aryabhata
Dalam kitab Ganitapada 6, Aryabhata mengemukakan luas segitiga, yang
artinya :
“untuk segitiga, hasil yang tegak lurus dengan sisi setengah merupakan
daerah”
7.      Aljabar
Penelitian Aljabar oleh Aryabhata
Didalam kitab Aryabhata, Aryabhata memberikan hasil elegan untuk
penjumlahan dari serangkaian bilangan kuadrat dan bilangan pangka 3 :
12+22+...+n2 =
Dan
13+23+...+n3=(1+2+...+n)2
Jika x, y, dan r merupakan sisi segitiga dan memenuhi persamaan
x2+y2=r2 maka segitiga tersebut pastilah siku-siku, dan dikatakan x, y,
dan r adalah tripel pythagoras.
Untuk mencari tripel pythagoras kita bisa menggunakan rumus-rumus
berikut :
x=a2-b2
y=2ab
r=x2+y2
dengan ketentuan a>b
Kita bisa memakai rumus tersebut sebagai berikut:
A B a2-b2 2ab a2+b2

2 1 3 4 5

3 1 8 6 10

3 2 5 12 13

4 1 15 8 17
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Matematika Hindu atau matematika India dikenal sebagai Sulwa Sutra,. Atau “tali dari
sloka” (cord of verses). Semua hal yang datang dari matematika India, Angka India atau
ArgamHindiyyah dimulai satu tempat kosong untuk angka nol, Para ahli matematika India
telah lama menemukan bilangan nol, tetapi belum ada simbolnya. Kemudian Arybrata
menyebut bilangan nol dengan kata “kha”. Dokumen tersebut tercetak pada lempengan
tenbaga dengan simbol “o” kecil tercetak di situ. Ensiklopedi Britanica.
Al-Khawarizmi meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan
sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.Al-
Khawarizmi adalah yang pertama kali memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai
nilai tempat dalam basis sepuluh. Penomoran India berdasarkan basis 10. Ada beberapa
macam angka di India yaitu : Angka Brahmi ditemukan di gua dan kuil di daerah dekat
Poona, Bombay dan Uttar Pradesh. Data waktunya menunjukkan bahwa sudah dipakai lebih
lama sampai abad 4M. Periode Gupta adalah selama dinasti Gupta memerintah sampai ke
Magadha di Timur laut India pada awal abad 4M sampai akhir abad 6M. Angka Gupta
dibangun dari angka Brahmi dan tersebar luas oleh kerajaan Gupta. Angka Gupta kemudian
berkembang menjadi angka Nagari atau angka Devahagari. Bentuk ini berkembang dimulai
sekitar abad 7M dan berlanjut berkembang dari abad 11M.
Berdasarkan angka-angka yang ditemukan di India kita dapat mengetahui perkembangan
sistem angka India yaitu dari angka Brahmi menuju angka Gupta kemudian kedalam angka
Nagari dan selanjutnya angka-angka India tersebut dikembangkan di bangsa Arab dan
beerkembang menjadi angka modern yang kita gunakan sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai