Anda di halaman 1dari 4

Tokoh matematika india

1. Pāṇini (abad ke-5 SM)

Pāṇini yang merumuskan aturan-aturan tata bahasa Sanskerta. Notasi yang dia gunakan sama dengan notasi
matematika modern, dan menggunakan aturan-aturan meta, transformasi, dan rekursi
2. Madhava

Mādhava dari Sangamagrama (lahir dengan nama Irinjaatappilly Madhava Namboodiri) (c. 1350 – c. 1425)
adalah matematikawan dan astronom India dari kota Irinjalakkuda (dekat Cochin, Kerala, India). Ia merupakan
pendiri sekolah astronomi dan matematika Kerala. Mādhava dianggap sebagai salah satu matematikawan-astronom
terbesar pada abad pertengahan, dan telah menyumbangkan kontribusi dalam deret tak hingga, kalkulus,
trigonometri, geometri dan aljabar.
Karya Madhava diduga dikirim ke Eropa melalui misionaris-misionaris Yesuit dan pedagang yang aktif
disekitar pelabuhan Kochi, sehingga memberikan pengaruh terhadap perkembangan kalkulus di Eropa. Karya
Madhava yang memberikan suatu urutan untuk π diterjemahkan kedalam bahasa matematika modern,dibaca
Pada abad ke-14, Madhava dari Sangamagrama menemukan rumus Leibniz untuk pi dan menggunakan 21
suku, untuk menghitung nilai π sebagai berikut 3,14159265359

3. Brahma gupta
Brahma Gupta adalah matematikawan besar India berikutnya, ia hidup dari tahun 598 sampai 660 M. Karyanya
yang terkenal adalah Brahma Siddhanta yang terdiri dari dalil dan peraturan. Pada tahun 628 M Brahma Gupta
menulis sebuah buku berjudul Brahma Gupta Siddhanta sebagai perbaikan dari buku sebelumnya. Dalam buku
barunya ini ia menulis 2 bab tentang matematika, yaitu bab 12 dan 18 yang didalamnya terdapat teorema-teorema
yang sudah diakui sebagai teorema yang benar. Namun ada pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa
teorema Brahma Gupta tidak benar. Disamping itu terdapat pula teorema-teorema Brahma Gupta yang eksak yaitu
dengan memanfaatkan rumus-rumus Archimedes Heron untuk menentukan jari-jari lingkaran luar suatu segitiga.
Salah satu contohnya adalah saat Brahma Gupta membuat rumus yang ekivalen dengan rumus trigonometri yang
kita pakai sekarang yakni:
2R= a/sin A= b/sin B =c/sin c
4. ARYABHATA

Aryabhata adalah matematikawan dan astronom India yang lahir pada tahun 475 M dan meninggal pada
tahun 550 M. Dia hidup di zaman yang sulit untuk mengembangkan matematika. Bahkan, pada masa itu dia
merupakan satu-satunya orang yang menemukan rumus-rumus matematika sebelum lahirnya ahli-ahli matematika
pada masa modern kini. Pada tahun 499 M, saat usianya baru 23 tahun ia sudah berhasil membuat sebuah karya
besar yaitu sebuah Kitab yang ia beri judul mirip dengan namanya yakni Aryabhatiya. Kitab ini begitu populer
karena didalamnya memperkenalkan fungsi versinus, menghasilkan tabel trigonometri India pertama tentang sinus,
mengembangkan teknik-teknik algoritma aljabar, infinitesimal, dan persamaan diferensial, serta memperoleh solusi
seluruh bilangan untuk persamaan linear oleh sebuah metode yang setara dengan metode modern.
Tak hanya matematika, di dalam kitab ini ia juga menuliskan perhitungan astronomi yang akurat
berdasarkan sistem heliosentrisgravitasi. Saking populernya, kitab ini diterjemahkan kedalam bahasa Arab pada
abad ke-8 M, dan kemudian dalam bahasa Latin pada abad ke-13 M.Penemuannya yang lain dalam matematika
adalah penemuan rumus π (phi). Ia memberikan nilai π yang bersesuaian dengan 62832/20000 = 3,1416. Ia juga
membuat rumus untuk menemukan luas segitiga, lingkaran, dll. Dalam rumus lingkaran, ia membuat peraturan yang
menyatakan komponen utama pemecahan keliling sebuah lingkaran ada pada diameternya.
5. Surya Siddhanta (kira-kira abad ke-400 SM)

Surya Siddhanta memperkenalkan fungsi trigonometri sinus, kosinus, dan balikan sinus, dan meletakkan aturan-
aturan yang menentukan gerak sejati benda-benda langit, yang bersesuaian dengan posisi mereka sebenarnya di
langit. Daur waktu kosmologi dijelaskan di dalam tulisan itu, yang merupakan salinan dari karya terdahulu,
bersesuaian dengan rata-rata tahun siderik 365,2563627 hari, yang hanya 1,4 detik lebih panjang daripada nilai
modern sebesar 365,25636305 hari. Karya ini diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan bahasa Latin pada Zaman
Pertengahan. Surya Siddhanta adalah salah satu buku astronomi terawal India, meskipun karya tersebut dalam
bentuk yang kita kenal sekarang berasal dari sekitar setelah tahun 400 M. Dalam Siddhanta terdapat peraturan-
peraturan yang menjelaskan pergerakan benda-benda angkasa yang sesuai dengan letak asli mereka di langit. Tidak
diketahui siapa penulis Siddhanta atau kapan buku ini pertama kali disusun, namun umumnya versi-versi yang
ditemukan berasal dari sekitar abad ke-4. Matematikawan dan astronom India dari periode-periode selanjutnya,
misalnya Aryabhata merujuk kepada naskah ini, sementara terjemahan-terjemahan dalam bahasa Arab dan Latin
kelak menjadi berpengaruh di Timur Tengah dan Eropa.

Sejarah Nol

Sekitar 650M penggunaan nol sebagai angka sudah masuk pada matematika India. Bangsa India juga menggunakan sistem
tempat nilai dan nol untuk menandakan tempat yang kosong. Bahkan ada buktinya penyangga tempat yang kosong pada
posisi angka dari awal 200M di India tetapi beberapa sejarawan menyangkal hal tersebut karena dianggap tidak asli.

Sekitar tahun 500M Aryabhata merancang sistem angka yang belum terdapat angka nol. Ia menggunakan kata “kha” untuk
posisi dan selanjutnya digunakan untuk menandakan tempat yang kosong pada sistem penulisan. Cukup menarik ketika
dokumen yang sama kadang-kadang menggunakan titik untuk menandakan hal yang tidak diketahui yang biasanya kita
menggunakan x. Belakangan matematika India mensahkan nol pada posisi angka namun belum ada simbol yang mewakilinya.

Brahmagupta mencoba memberikan aturan pada aritmatika dengan melibatkan angka nol dan negative pada abad ke-7. Ia
menjelaskan bahwa menentukan angka dan jika kamu mensubtrasikannya sendiri maka kamu mendapat nol. Ia memberikan
peraturan tambahan yang berhubungan dengan nol. Sbb :

“The sum of zero and a negativenumber is negative, the sum of a positif number and zero is positive, the sum of zero and
zero is zero”. Jumlah angka nol dan negatif adalah negatif, jumlah angka nol dan positif adalah positif, jumlah nol dan nol
adalah nol.

Subtraksi terlihat lebih keras:

“A negative number subtracted from zero is positive, a positive number subtracted from zero is negative, zero subtracted
from a negative number is negative, zero subtracted from positive number is positive, zero subtracted from zero is zero”

Angka negatif disubtraksikan dari nol adalah positif, angka positif disubtraksikan dari nol adalah negatif, nol disubtraksikan
dari angka negatif adalah negatif, nol disubtraksikan dari nol adalah nol.
Sebenarnya Brahma gupta berkata sangat sedikit ketika ia mengemukakan bahwa n dibagi nol adalah n/0. Ia salah ketika ia
mengklaim bahwa nol dibagi nol adalah nol. Akan tetapi, suatu percobaan yang jenius dari orang pertama yang kita tahu
mencoba untuk mengembangkan aritmatika pada angka negatif dan nol.

Pada 830 Mahavira menulis Ganita Sara Samgraha yang dibuat untuk memperbaharui buku Brahmagupta. Ia menyatakan
bahwa :

“a number multiplied by zero is zero, and a number remain the same when zero is substracted from it”

Angka yang dikalikan nol hasilnya nol, dan angka akan tetap sama apabila nol disubtraksikan dengan angka tersebut.

Bagaimanapun juga ia mencoba untuk memperbaiki pernyataan Brahmagupta tentang pembagian nol yang terlihat banyak
membuat kesalahan. Ia menulis:

“A number remains unchanged when divided by zero”

Angka akan tetap sama jika dibagi dengan nol.

Bhaskara menulis lebih dari 500 tahun setelah Brahmagupta. Ia menulis:

“A quantity devided by zero becomes a fraction the denominator of which is zero. This fuction is termed an infinite quantity.
In this quantity consisting of that which has zero for its divisor, there is no alteration, though many may be inserted or
extracted; as no change take place in the infinite and immutable God when worlds are created or destroyed, though numrous
orders of beings are absorbed or put fourth”

Banyaknya pembagian nol menjadi penyebut bilangan pecahan adalah nol. Bilangan pecahan ini mempunyai batas yang tidak
terbatas. Dalam jumlah ini terdiri dari nol sebagai penyebut tidak ada perubahan, walaupun banyak yang dimasukkan atau
dikeluarkan tidak ada perubahan Tuhan yang tidak terbatas dan tidak dapat digantikan ketika dunia diciptakan atau
dihancurkan, walau banyak sekali pesanan yang diserap maupun dikeluarkan.

Maka Bhaskara mencoba untuk memecahkan masalah dengan menulis n/0 = ∞ di lihat pertama kali mungkin kita terbujuk
untuk percaya Bhaskara benar, tetapi tentu saja dia tidak benar. Apabila benar bahwa waktu nol adalah harus sejajar dengan
semua angka n, maka semua angka adalah sejajar. Matematika India tidak menyimpulkan pada hal pembenaran bahwa
sesuatu tidak dapat dibagi dengan nol. Akan tetapi, Bhaskara juga mempunyai pernyataan yang benar seperti 02 = 0 dan 0 =
0.

Bangsa Maya yang hidup di Amerika Tengah, yang sekarang dikenal Meksiko Selatan, Guetemala, dan Utara Belize. Pada
tahun 665 mereka menggunakan sistem angka nilai-tempat dengan nilai dasar 20 dengan menggunakan simbol 0.

Suatu kerja yang jeneus dari matematikawan India dikirimkan matematikawan Islamis dan Arabis jauh ke barat. Inilah awal
bagi Al’Khwarizmi yang menulis Al’Khwarizmi on the Hindu Art of Reckoning. Yang menggambarkan sistem angka place-value
dengan nilai dasar 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 0. Hasil inilah yang digunakan Irak dimana 0 dianggap awal dari sistem penulisan.

Anda mungkin juga menyukai