Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH BILANGAN IRRASIONAL (PENEMUAN BILANGAN

IRRASIONAL))
Labels: Bilangan Irrasional, Sejarah Matematika
Awal penemuan bilangan irrasional tidak lepas dari bilangan-bilangan bulat yang telah
dikenal saat itu. Bilangan-bilangan bulat adalah abstraksi yang timbu dalam proses
menghitung kumpulan-kumpulan objek yang terbatas. keperluan hidup sehari-hari meminta
kita untuk selalu menghitung dan mengukur. untuk mencukupi kebutuhan pengukuran ini
tidak hanya dibutuhkan bilangan bulat saja melainkan juga diperlukan pecahan-pecahan,
karena jarang sekali pengukuran dapat menghasilkan bilangan bulat.

bilangan-bilangan rasional dapat ditafsirkan dengan geometri yang sederhana (biasa disebut
garis bilangan). yaitu tandailah sebuah garis datar dengan titik 0 dan 1, titik 0 terletak
disebelah kiri 1. dari sini bilangan-bilangan negatif bisa ditunjukkan pada titik-titik disebelah
kiri titik 0, bilangan-bilangan bulat positif disebelah kanan 1 sedangkan pecahan-pecahan q
dapat dinyaktakan dengan titik-titik yang membagi tiap satuan selisih dalam q bagian yang
sama. dengan cara seperti itulah timbul kesenjangan, bahwa terdapat titik pada garis itu yang
tidak mewakili bilangan rasional manapun. para pengikut pythagoras menunjukkan bahwa
tidak ada bilangan rasional yang menyatakan titik P dalam garis tersebut,..
titik P tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

sehingga perlu diciptakan bilangan baru untuk menyatakan bilangan itu. dari sinilah lahir
bilangan irrasional. untuk membuktikan bahwa panjang diagonal itu tidak terwakili bilangan
rasional, sama dengan kita membuktikan V2 adalah irrasional. yang kita butuhkan dalam hal
ini memisalkan V2 bilangan rasional. artinya ada bilangan bulat prima a dan b sedemikian
sehinnga V2 = a/b.
sehingga b^2 genap dan b pun genap. tetapi tidak mungkin karena a dan b tidak mungkin
genap karena a dan b relatif prima. jadi asumsi bahwa V2 adalah rasional tidak mungkin.
bukti lainnya seperti yang telah dilakukan oleh Aristoteles (384-322 SM). penemuan V2 ini
menimbulkan sedikit kebingungan dalam barisan Pythagoras. penemuan ini ternyata tidak
hanya mengacaukan asumsi dasar, bahwa segala sesuatu berlandaskan bilangan bulat, tetapi
karena batasan Pythagoras mengenai proporsi menganggap bahwa semua ukuran sejenis.
demikian besarnya skandal ini, sehingga beberapa waktu lamanya orang berusaha
menyembunyikan soal tersebut, dan ada cerita lain yang mengatakan bahwa seorang pengikut
Pythagoras, Hipasus, dibenamkan ke laut karena membeberkan rahasia tersebut pada orang
luar.

untuk beberapa waktu lamanya V2 adalah satu-satunya bilangan irrasional yang dikenal. baru
kemudian menurut Plato, Thecdoris dari Cyrona menunjukkan bahwa V2, V5, V7, V8, V10,
V11, V12, V13, V14, V17 juga merupakan bilangan irrasional. kemudian sekitar 370 SM
skandal itu diselesaikan oleh Eudexus yang cemerlang, seorang murid Plato dan murid dari
Pythagoras, Archytas, dengan mengemukakan batasan baru tentang proporsi. pembahasan
Eudexus yang ulung tentang ketiadaan satuan ukuran sama dimuat dalam buku ke-lima
unsur-unsur Euclides, dan pada dasarnya sama dengan uraian modern tentang bilangan-
bilangan irrasional yang diberikan oleh Dedekind dalam tahun 1872.

Sekian dulu untuk sejarah penemuan bilangan irrasional, silahkan baca artikel yang lain ^^
sumber: The History of Mathematics.2006.FMIPA UNY

Bilangan Rasional adalah subset dari Bilangan Riil yang didefinisikan


sebagai bentuk dengan a, b dan b 0. Himpunan semua Bilangan Rasional
akan dinotasikan dengan .

Dalam Bilangan Riil, terdapat bilangan yang bukan merupakan Bilangan


Rasional. Bilangan ini awalnya ditemukan pada abad keenam Sebelum Masehi,
masyarakat Yunani kuno yang merupakan perkumpulan Phytagoreans menemukan
bahwa diagonal dari hasil kuadrat sisi siku-siku segitiga tidak dapat
diekspresikan sebagai perbandingan bilangan bulat. Berdasarkan Teorema
Phytagoras, hal ini berakibat kuadrat dari yang bukan Bilangan Rasional
sama dengan 2. Penemuan ini berdampak besar bagi perkembangan ilmu
matematika. Oleh karena itu, konsekuensi elemen dari yang bukan
dinamakan Bilangan Irrasional. Untuk pembuktian merupakan Bilangan
Irrasional, silahkan baca di blognya Adimath17.
Kasus yang menarik perhatian saya pada Bilangan Irrasional ini adalah jika
x adalah Bilangan Rasional dan y adalah Bilangan Irrasional, maka x + y
adalah Bilangan Irrasional.

Untuk membuktiannya saya akan menggunakan Pembuktian Kontradiksi.

misal dan andaikan rasional . Berakibat

. Misal dan maka dengan .


Artinya adalah Bilangan Rasioanl. Hal ini kontradiksi dengan pernyataan,
maka haruslah Bilangan Irrasional.

Bilangan irasional
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil
baginya tidak pernah berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa dinyatakan
sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Jadi
bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional. Contoh yang paling populer dari
bilangan irasional adalah bilangan , , dan bilangan e.

Bilangan sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih 3.14, tetapi

= 3,1415926535.... atau

= 3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510...

Untuk bilangan :

= 1,4142135623730950488016887242096.... atau

= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694 80731 76679 73798..

dan untuk bilangan e:

= 2,7182818....

Sejarah

Bilangan adalah bilangan irasional.


Menurut sejarah, penemu bilangan irasional adalah Hippasus dari Metapontum (ca. 500 SM).
Sayangnya, penemuannya tersebut justru menyebabkan ia dihukum mati oleh Pythagoras
karena dianggap penganut ajaran sesat.

Dalam doctorate in Absentia-nya pada tahun 1799, A new proof of the theorem that every
integral rational algebraic function of one variable can be resolved into real factors of the
first or second degree (Sebuah bukti baru teorema bahwa setiap fungsi aljabar rasional yang
tidak terpisahkan dari satu variabel dapat diselesaikan menjadi faktor nyata pada derajat
pertama atau kedua), Gauss memberikan bukti teorema fundamental aljabar yang menyatakan
bahwa setiap-tiap dari polinomial variabel tunggal bukan-konstanta dengan koefisien
kompleks memiliki paling sedikit atau setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak
matematikawan termasuk Jean le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah pada
awalnya,dan disertasi Gauss juga banyak mengkritik kerja d'Alembert.

Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar sekarang percobaan milik Gauss
tidak dapat diterima, yang menyebabkan penggunaan secara implisit teorema Kurva Jordan di
dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara berkelanjutan memberikan tiga bukti yang
lain,yang terakhir pada 1849 yang dikenal sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep
mengenai bilangan kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional
paling terkenal : ,memecahnya dengan menempatkan minus pada satu tingkat
dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu positif real,Gauss mengubah bilangan irasional
yang sebelumnya dianggap bilangan antara ada dan tiada menjadi dapat diperhitungkan,
lihat secara khusus polar kompleks).

Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori bilangan. Di dalam bukunya
pada tahun 1801, Disquisitiones Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi Aritmetika), yang
mana, dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan notasi untuk kekongruenan
dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di dalam aritmetika modular.

Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan imajiner di tangan Abraham
de Moivre,dan secara khusus Leonhard Euler, yang menjadikannya lebih berdaya guna.
Penyelesaian teori mengenai bilangan kompleks pada abad ke-19 membedakan bilangan
irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti keberadaan bilangan transenden, dan
menjamurnya studi-studi saintifik mengenai teori bilangan irasional telah lama dipikirkan
sejak Euclid. Tahun 1872 menyaksikan publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh
muridnya, Ernst Kossak), Eduard Heine (Crelle's Journal, 74), Georg Cantor (Annalen, 5),
dan Richard Dedekind. Meray memulai pada 1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya
dikutip secara umum pada 1872.

Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan irasional, mendapat perhatian di
tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad ke-19 benar-benar dibawa menuju keagungan lewat
tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga menambahkan dalam teori umumnya,
seperti juga banyak sekali kontributor untuk penerapan mengenai subyek ini.

Anda mungkin juga menyukai