Sel Volta atau Sel Gavani adalah sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah elektroda dan
dapat mengahsilkan energi listrik akibat terjadinya reaksi redoks secara spontan pada kedua
elektroda tersebut. Pada sel Volta tau Gavani anoda adalah elektroda negatif dan terjadi reaksi
oksidasi, sedangkan katoda adalah elektroda positif dan terjadi reaksi reduksi.
Sel Elektrolisis
Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis
larutan.
Elektrolisis Lelehan
Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion
pasti teroksidasi di anoda. Sebagai contoh, berikut ini adalah reaksi
elektrolisis lelehan garam NaCl (yang dikenal dengan istilah sel Downs) :
Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) ——> 2 Na(s) + Cl2(g) …….. [(1) + (2)]
Elektrolisis Larutan
Potensial elektroda standar dari suatu logam adalah beda potensial antara
elektroda hidrogen standar dengan setengah sel yang terdapat logam tercelup
dalam larutannya dengan konsentrasi 1 molar pada suhu 25 0 atau dengan kata
lain DLG (daya gerak listrik) dari sel. Dengan mengetahui potensial
standardari masing-masing elektroda, kita dapat menentukan
besarnya potensial standar sel lain yang terbentuk.Potensial yang digunakan
dalam pemahasan ini adalah potensial standar reduksi.
a.
Pembanding
b.
Sebagai pembanding
2. Penentuan
Daya Gerak Listrik dari Sel Kimia
3. Elektrolisis
Elektrolisis larutan KI
1.a. Dalam percobaan ini kami menyiapkan 3 tabung reaksi, masing-masing tabung
tersebut diisi dengan 1mL larutan KI 0.1M dan 5 tetes larutan kanji (amilum) sehingga
larutan masih tidak berwarna. Pada tabung 1 ditambahkan H2SO4 larutan menjadi berwarna
ungu setelah ditambah H2O2 larutannya berubah warna menjadi ungu (++) . Hal itu
mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: O pada H2O2 mengalami reduksi menjadi
H2O, sedangkan I pada KI mengalami oksidasi menjadi I2. Sesuai dengan reaksi :
-1 reduksi -2
-1 0 oksidasi
Pada tabung 2 ditambahkan H2SO4 larutan menjadi berwarna ungu dan setelah ditambahkan
FeCl3 larutannya berubah warna menjadi hitam. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi
redoks yakni: Fe pada FeCl3 mengalami reduksi menjadi FeCl2. FeCl3 +
OH- Fe(OH)2 merupakan suatu reaksi pendesakan. Untuk I pada KI mengalami oksidasi
menjadi I2sesuai dengan reaksi :
-1 oksidasi 0
Pada tabung ketiga ditambah HNO3 5 tetes larutannya berubah warna menjadi ungu
(+++). Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks yakni: N dalam
HNO3 mengalami reduksi menjadi NO, sedangkan I pada KI mengalami oksidasi menjadi I2.
oksidasi -1 0
Untuk membuat pembanding kami menyiapkan tabung reaksi lagi yang diisi dengan 5 tetes
larutan I2 dan 2 tetes larutan kanji, dalam percobaan ini campuran tersebut menghasilkan
warna hitam.
Berdasarkan hipotesa yaitu larutan yang mengalami perubahan warna menandakan
adanya reaksi redoks. Maka, dibutuhkan pembanding untuk mengetahui seberapa besar
kandungan I2 atau amilum dalam larutan tersebut.
1.b. Pada percobaan ini kami memakai tabung U yang diisi H2SO4 1M sampai 3cm dari mulut
tabung. Tabung kananH2SO4 ditambahkan 2 mL
(NH)4 Fe(SO4)2 jenuh dan KSCN 0.1M larutan berubah warna menjadi jingga . Kemudian,
dicelupkan elektroda karbon larutan menjadi berwarna jngga (++) . Hal ini mengindikasikan
bahwa terjadi reaksi redoks dari perubahan warna tersebut yakni: S dalam H 2SO4 mengalami
reduksi menjadi SO2, sedangkan Fe dalam FeSO4 mengalami oksidasi menjadi Fe3+. Sehingga
reaksi yang terjadi :
+6 reduksi +4
Pada tabung kiri H2SO4 ditambahkan K2Cr2O7 larutan berwarna jingga, setelah dicelupkan
elektroda karbon larutan berubah warna menjadi jingga kekuningan. Hal ini mengindikasikan
bahwa terjadi reaksi redoks yakni: Cr dalam K2Cr2O7 mengalami reduksi menjadi Cr3+.
+6 reduksi +3
Pembanding dibuat untuk dapat membedakan warna larutan pada tabung kanan dan kiri, serta
mengetahui tabung mana yang memiliki kandungan Fe lebih banyak didalam larutan tersebut.
Pada percobaan kedua penentuan daya gerak listrik dari sel kimia, pada
percobaan Pada percobaan ini kami menyiapkan 2 gelas kimia. Gelas yang pertama diisi
dengan CuSO4 sebanyak 15 mL dan tabung yang kedua diisi dengan ZnSO4 sebanya 25
mL, pada larutan CuSO4 dicelupkan batang lempeng Cu dan pada larutan
ZnSO4 dicelupkan batanglempeng Zn. Pada kedua lempeng dihubungkan dengan voltmeter.
Setelah itu dihubungkan dengan jembatan garam yang dibuat dari kertas tissue yang digulung
dan dibasahi dengan larutan KCl. Sehingga, dapat diartikan sebagaimana CuSO4 yang
larutannya berwarna biru mengalami reduksi dan ZnSO4 yang larutannya tidak berwarna
mengalami oksidasi.
Berdasakan hipotesis daya gerak listrik untuk reaksi redoks yang dihubungkan
dengan jembatan garam antara CuSO4 dan ZnSO4 adalah +1,1 volt. Namun pada percobaan
kami ini setelah dirangkai sel Gavani, voltmeter menunjukkan angka 4 dan daya gerak listrik
yang didapatkan adalah 1 volt. Pada percobaan kami dihasilkan reaksi :
Katoda : Cu2+ + 2e Cu Eo = +0,34 volt
Anoda : Zn Zn2+ + 2e Eo = -0,76 volt
Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
0 oksidasi 2+
Cu2+ + Zn Cu + Zn2+
2+ reduksi 0
Eo sel = 1 volt
Pada percobaan yang ketiga yaitu Elektrolisis pada percobaan ini kami menguji
elektrolisis pada larutan KI 0.1 M, dalam percobaan ini kami menggunakan tabung U yang
diisi dengan larutan KI sampai ± 3 cm dari mulut tabung lalu dicelupkan elektroda karbon
pada mulut tabung. Sebelah kanan dan kiri elektroda terendam hingga ± 2cm. Hubungkan
elektroda karbon kanan dengan kutub negatif pada sumber arus searah (9 volt). Elektroda
sebelah kiri dengan kutub positifnya, sehingga setelah dihubungkan, larutan sebelah kiri
menjadi berwarna jingga karena mengalami oksidasi dan terdapat sedikit gelembung,
sedangkan sebelah kanan tetap tidak berwarna karenamengalami reduksi dan terdapat banyak
gelembung. Untuk pembanding, diambil 2 mL dari hasil elektrolisis dari sebelah kanan dan
sebelah kiri. Pada pembanding kanan dimasukkan ke tabung reaksi A dan ditambahkan 1 mL
CHCl3 sehingga larutan berwarna merah muda kemudian ditambah lagi FeCl3 0.1 M larutan
berubah warna menjadi jingga (+++). Pada tabung sebelah kiri dimasukkan kedalam tabung
reaksi B kemudian CHCl3 sehingga larutan menjadi berwarna kuning dan merah muda yang
terpisah. Warna merah muda terdapat didasar, warna kuning terdapat diatasnya dan terdapat
tekanan gas sesaat setelah dikocok. Sehingga reaksi yang terjadi yaitu :
Katoda 2H2O + 2e H2 + 2OH-
Anoda 2I- I
2 + 2e
c. Daya gerak listrik menggunakan voltmeter dalam sel volta dapat digunakan untuk
menghitung perubahan potensial reduksi.
d. Sel elektrolisis merupakan sel elektrokimia yang membutuhkan energi listrik untuk diubah
menjadi energi kimia dalam reaksi redoks dan larutan KI dapat dielektrolisis dan
menghasilkan gas H2 pada katoda dan I2 pada anoda.