PENDAHULUAN
1
1.3 TujuanPenulisan
1. Mengetahui perkembangan konsep reaksi oksidasi dan reduksi
2. Mengetahui cara menentukan bilangan oksidasi
3. Mengetahui cara menentukan oksidator dan reduktor dalam reaksi redoks
4. Mengetahui reaksi autoredoks dan konproporsionasi
5. Mengetahui tatanama senyawa kimia
6. Mengetahui peranan redoks dalam kehidupan sehari- hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b. Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron
Pada perkembangan selanjutnya, ternyata banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang
tidak melibatkan oksigen sehingga konsep oksidasi reduksi dikembangkan lagi.
Pengertian reaksi oksidasi dan reduksi tidak hanya menyangkut penerimaan dan
pelepasan oksigen, tetapi diterapkan untuk semua reaksi yang menyangkut pelepasan dan
penerimaan elektron.
1. Oksidasi
Oksidasi adalah reaksi pelepasan elektron oleh suatu zat.
Contoh:
Na(s) → Na+(aq) + e-
Mg(s)→ Mg2+(aq) + 2 e-
Fe2+(aq) →Fe3+(aq)+ e-
2. Reduksi
Reduksi adalah reaksi penerimaan elektron oleh suatu zat.
Contoh:
Br2(l) + 2 e-→ 2Br-(aq)
Sn4+(aq)+2 e- → Sn2+(aq)
Pelepasan dan penangkapan elektron terjadi secara simultan, artinya jika suatu
spesi melepas elektron berarti ada spesi lain yang menyerapnya. Hal itu berarti setiap
oksidasi disertai reduksi. Reaksi yang melibatkan oksidasi-reduksi selanjutnya disebut
reaksi redoks. Reaksi oksidasi dan reduksi saja disebut setengah reaksi.
Zat yang mengalami oksidasi (melepas e-) sehingga menyebabkan zat lain
tereduksi (menerima e-) disebut reduktor. Sedangkan zat yang mengalami reduksi
(menerima e-) sehingga menyebabkan zat lain teroksidasi (melepas e-) disebut oksidator.
c. Konsep Reaksi Oksidasi dan Reduksi Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Konsep reaksi redoks berdasarkan perubahan bilangan oksidasi merupakan
pengembangan konsep reaksi redoks di atas, agar berlaku tidak hanya pada senyawa ion
tetapi juga pada senyawa kovalen. Para ahli melihat karakteristik dari ikatan kimia pada
kedua jenis senyawa tersebut, yakni adanya pergerakan elektron. Pada senyawa ion,
4
pergerakan elektron tersebut berupa serah terima elektron, sedangkan pada senyawa
kovalen berupa pergerakan elektron menuju atom dengan keelektronegatifan lebih besar.
Pergerakan elektron akan menyebabkan perbedaan muatan atom-atom pada
senyawanya (muatan penuh atau muatan parsial). Untuk mengetahui atom mana yang
memiliki muatan positif dan atom mana yang memiliki muatan negatif, dirumuskan suatu
sistem yang dapat berlaku umum, yakni bilangan oksidasi (tingkat oksidasi).
Berdasarkan bilangan oksidasi, oksidasi adalah reaksi kimia yang didalamnya
terjadi kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi adalah reaksi kimia yang
didalamnya terjadi penurunan bilangan oksidasi.
Reaksi redoks:
Na + Cl → Na+ + Cl-
Sesuai dengan reaksi redoks diatas, reaksi Na menjadi Na+ disebut reaksi oksidasi
karena bilangan oksidasi Na adalah nol dan mengalami kenaikan menjadi +1 pada ion
Na+, sedangkan reaksi Cl menjadi Cl- disebut reaksi reduksi karena bilangan oksidasi Cl
menurun dari nol menjadi -1 pada ion Cl.
Berdasarkan konsep bilangan oksidasi, oksidator adalah unsur atau senyawa yang
mengalami penurunan bilangan oksidasi, sedangkan reduktor adalah unsur atau senyawa
yang mengalami kenaikan bilangan oksidasi.
5
b. Bilangan oksidasi ion monoatom sama dengan muatan ionnya.
Contoh:
Bilangan oksidasi ion Na+ = +1
Bilangan oksidasi ion Fe2+ = +2
Bilangan oksidasi ion Fe3+ = +3
Bilangan oksidasi ion Cl- = -1
Bilangan oksidasi ion O2- = -2
c. Jumlah bilangan oksidasi atom-atom dalam senyawa netral sama dengan 0.
Contoh:
Dalam HNO3 : (1 x b.o H) + (1 x b.o N) + (3 x b.o O) = 0
Dalam Al2(SO4)3 : (2 x b.o Al) + (3 x b.o S) + (12 x b.o O) = 0
d. Jumlah bilangan oksidasi atom unsur dalam suatu ion poliatom = muatannya
Contoh:
Dalam MnO4- : (1 x b.o Mn ) + (4 x b.o O) = -1
Dalam Cr2O72- : (2 x b.o Cr) + (7 x b.o O) = -2
Aturan untuk unsur-unsur di golongan utama:
e. Bilangan oksidasi fluorin (F) dalam senyawanya selalu sama dengan -1
Contoh: bilangan oksidasi F dalam NaF, HF, CIF =-1
f. Bilangan oksidasi atom H dalam senyawanya = +1
Hal ini tidak berlaku untuk senyawa hidrida, yaitu senyawa hidrogen dengan
logam. Bilangan oksidasi H dalam senyawa hidrida = -1.
Contoh:
Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa H2O, NH3, HCl, NaOH = +1
Bilangan oksidasi atom H dalam senyawa hidrida NaH, KH, CaH2= -1
g. Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawanya sama dengan -2, kecuali dalam
senyawa biner fluorida, peroksida dan superoksida.
Senyawa fluorida OF2 = +2
Senyawa peroksida, seperti senyawa H2O2, Na2O2, BaO2, bilangan oksidasi atom
O = -1
Senyawa superoksida seperti senyawa KO2, NaO2, bilangan oksida atom O =
-1/2
6
h. Bilangan oksidasi logam golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs) dalam senyawanya sama
dengan +1
i. Bilangan oksidasi logam golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, Ba) dalam senyawanya
sama dengan +2
j. Bilangan oksidasi non logam
1. Dalam senyawa biner dari logam dan non logam, non logam mempunyai
bilangan oksidasi sama dengan muatan ionnya
Contoh: Cl berada sebagai ion Cl- dalam senyawa NaCl
Jadi, bilangan oksidasi Cl dalam NaCl = -1
2. Dalam senyawa biner dari non-logam dan non-logam, non logam yang lebih
elektronegatif mempunyai bilangan oksidasi negatif. Bilangan oksidasinya sama
dengan bilangan oksidasi jika nonlogam tersebut berada sebagai ionnya.
Contoh: dalam senyawa ICl, Cl lebih elektronegatif dibandingkan I sehingga Cl
mempunyai bilangan oksidasi negatif. Nilai bilangan oksidasi Cl dalam ICl
sama dengan bilangan oksidasi ionnya (Cl-) yakni -1.
Aturan untuk logam transisi
k. Bilangan oksidasi logam transisi dalam senyawanya dapat lebih dari satu
Contoh: Fe mempunyai bilangan oksidasi +2 dalam FeO, +3 dalam Fe2O3, dan
seterusnya. Bilangan oksidasi Fe dapat ditentukan dengan menggunakan aturan
penentuan bilangan oksidasi.
Contoh soal:
Tentukan bilangan oksidasi Cl dalam KClO4!
Jawab:
Jumlah total bilangan atom K, Cl dan 4 atom O adalah 0.
(1 x b.o K) + (1 x b.o Cl) + (4 x b.o O) =0
(1 x (+1) + (1 x (b.o Cl) + (4 x (-2) =0
1 + ( b.o Cl) + (-8) =0
b.o Cl = +7
7
Tentukan bilangan oksidasi S dalam SF6!
Jawab:
bilangan oksidasi F= -1
(b.o S) + 6 x (-1) = 0
Maka biloks S = +6
8
Reduktor: Mg karena bilangan oksidasi atom Mg bertambah dari 0 menjadi +2 berarti
mengalami oksidasi.
Oksidator: CuSO4 karena bilangan oksidasi atom CuSO4 berkurang dari +2 menjadi 0
berarti mengalami reduksi.
Hasil oksidasi: MgSO4
Hasil reduksi: Cu
oksidasi
reduksi
Pada contoh tersebut, hasil reduksi dan hasil oksidasinya merupakan zat yang
sama, yaitu belerang.
9
2.5 Tata Nama Senyawa Kimia
1. Tata Nama Oksida Basa dan Oksida Asam
1) Tata nama Oksida Basa
a. Oksida basa adalah oksida logam yaitu hasil reaksi logam dengan oksigen.
Apabila logamnya mempunyai bilangan oksidasi satu macam maka cara
pemberian namanya yaitu dengan menyebutkan nama logamnya kemudian
ditambah kata oksida. Contoh:
Unsur Bilangan oksidasi Rumus senyawa Nama senyawa
Na +1 Na2O Natrium oksida
Ag +1 Ag2O Perak oksida
Mg +2 MgO Magnesium oksida
Al +3 Al2O3 Aluminium oksida
b. Apabila logamnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka
cara pemberian namanya dapat memakai nama sistematik (sistem Stock) atau
memakai nama lama.
Nama sistematik (sistem Stock)
Nama logamnya disebutkan, kemudian disebutkan tingkat bilangan
oksidasinya yang pada penulisannya memakai angka Romawi dalam kurung.
Contoh:
Unsur Bilangan oksidasi Rumus senyawa Nama senyawa
Fe +2 FeO Besi(II) oksida
+3 Fe2O3 Besi(III) oksida
Cu +1 Cu2O Tembaga(I) oksida
+2 CuO Tembaga(II) oksida
Sn +2 SnO Timah(II) oksida
+4 SnO2 Timah(IV) oksida
10
Unsur Bilangan oksidasi Rumus senyawa Nama senyawa
Fe +2 FeO Fero oksida
+3 Fe2O3 Feri oksida
Cu +1 Cu2O Kupro oksida
+2 CuO Kupri oksida
11
Pemberian nama asam yang tidak mengandung oksigen diberi akhiran ida
Contoh:
Rumus kimia Nama senyawa
HF(aq) Asam fluorida
HCl(aq) Asam klorida
HBr(aq) Asam bromida
b. Asam yang mengandung oksigen
Pada asam yang mengandung jumlah oksigen lebih sedikit diberi akhiran it, pada
asam yang mengandung jumlah oksigen lebih banyak diberi akhiran at.Contoh:
Rumus Kimia Nama senyawa
HNO2 Asam nitrit
HNO3 Asam nitrat
H2SO3 Asam sulfit
H2SO4 Asam sulfat
Awalan per diberikan kepada asam yang mengandung oksigen lebih dari asam
umumnya. Sementara itu, awalan hipo diberikan pada asam yang mengandung
oksigen kurang dari asam umumya. Contoh:
Rumus kimia Nama senyawa
HClO Asam hipoklorit
HClO2 Asam klorit
HClO3 Asam klorat
HClO4 Asam perklorat
12
Contoh:
Nama kimia Nama senyawa
NaOH Natrium hidroksida
KOH Kalium hidroksida
Mg(OH)2 Magnesium hidroksida
b. Apabila logamnya mempunyai bilangan oksidasi lebih dari satu macam maka
tata namanya seperti tata nama oksida logam atau oksida basa tetapi oksida
diganti dengan hidroksida.
Nama sistematik
Rumus kimia Nama senyawa
Cu(OH)2 Tembaga(II) hidroksida
Fe(OH)3 Besi(III) hidroksida
Nama lama
Contoh:
Rumus kimia Nama senyawa
Cr(OH)2 Kromo hidroksida
Cr(OH)3 Kromi hidroksida
Fe(OH)2 Fero hidroksida
Fe(OH)3 Feri hidroksida
13
Perhatikan tabel berikut.
Rumus Sisa Asam Nama Sisa Asam Rumus Garam Nama Garam
14
2. Proses Pemutihan Pakaian
Jenis zat pemutih yang banyak digunakan dalam produk-produk pemutih adalah
natrium hipoklorit (NaOCl). Jika dilarutkan dalam air, NaOCl akan terurai menjadi
Na+ dan OCl-. Ion OCl- akan tereduksi menjadi ion klorin dan ion hidroksida.
OCl- + 2e-+ H2O Cl- + 2H2O-
Biloks Cl dalam OCl- adalah +1, sedangkan biloks Cl- adalah -1. Berarti Cl mengalami
reduksi atau bertindak sebagai oksidator. Sifat oksidator inilah yang menyebabkan
NaOCl dapat mengoksidasi noda pada pakaian.
15
Contoh-contoh antioksidan yang sering digunakan dalam tubuh adalah vitamin C
(asam askorbat), vitamin E dan beta-karotin. Sementara itu, antioksidan yang sering
digunakan dalam industri antara lain adalah BHT (butylated hydroxytoluene) dan
BHA (butylated hydroxyanisole) yang sering ditambahkan pada bahan makanan
dengan konsentrasi yang kurang dari 1%.
4. Fotosintesis
Fotosintesis merupakan sebuah proses yang dilakukan oleh tumbuhan hijau
yang menghasilkan karbohidrat sederhana (glukosa) dan gas oksigen dari karbon
dioksida dan air dengan menggunakan energi yang diserap oleh klorofil dari sumber-
sumber radiasi energi, seperti matahari.
cahaya matahari, klorofil
6CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2
Sesuai dengan persamaan kimia diatas, maka fotosintesis merupakan reaksi
redoks dimana atom karbon mengalami reduksi dan atom oksigen mengalami oksidasi.
16
pipa besi dan badan kendaraan bermotor. Pengkaratan akan terjadi jika ada air dan
oksigen. Selain itu, bakteri juga dapat menghasilkan enzim oksidasi yang dapat
mempercepat terjadi karat.
Ketika air yang mengandung sedikit oksigen bercampur dengan logam besi, besi
akan mengalami oksidasi. Elektron yang dihasilkan besi, kemudian ditangkap oleh ion
hidrogen dan molekul oksigen membentuk air. Dengan kata lain, elektron pada besi
berpindah ke molekul oksigen. Kemudian, ion oksigen yang bermuatan negatif akan
masuk ke permukaan besi. Reaksi besi dan oksigen akan menghasilkan besi oksida
sehingga besi akan keropos. Proses perkaratan besi yang berlangsung dapat dituliskan
dalam bentuk persamaan reaksi sebagai berikut:
4Fe(s) + 3O2(aq) + 6H2O(l) 2Fe2O3.3H2O(l)
besi karat besi
Pada reaksi tersebut, bilangan oksidasi Fe sebagai pereaksi adalah nol,
sedangkan bilangan oksidasi Fe pada Fe2O3.3H2O adalah +3. Berarti Fe mengalami
oksidasi karena biloksnya bertambah. Adapun bilangan oksidasi O pada O2 adalah 0,
sedangkan bilangan oksidasi O pada Fe2O3 adalah -2. Berarti biloks atom O berkurang
(dari 0 menjadi -2) atau mengalami reduksi. Bilangan oksidasi H pada H2O tidak
berubah, baik sebagai pereaksi maupun hasil reaksi, karena H2O hanya terikat sebagai
kristal pada Fe2O3.
17
dan kutub positif terbuat dari timbal(IV) oksida (PbO2). Di kutub negatif (anode) terjadi
reaksi oksidasi, sedangkan di kutub positif (katode) terjadi reaksi reduksi.
Kutub negatif
Reaksi : Pb + SO42- PbSO4 + 2e-
Kutub Positif
Reaksi: PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e- PbSO4 + 2H2O
Reaksi akhir adalah Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+ 2PbSO4 + 2H2O
Pada reaksi tersebut terjadi perpindahan elektron dari logam Pb ke PbO2. Perpindahan
elektron tersebut menyebabkan terjadinya listrik. Pada saat akumulator disetrum, reaksi
yang terjadi adalah kebalikannya.
2PbSO4 + 2H2O Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+
18
19
BAB III
MISKONSEPSI MATERI REDOKS DAN TATA NAMA
20
BAB 1V
PENUTUP
4.1 Rangkuman
1. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan oksigen
Oksidasi adalah reaksi pengikatan oksigen
Reduksi adalah reaksi pelepasan oksigen
2. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan pengikatan dan pelepasan elektron
Oksidasi adalah pelepasan elektron
Reduksi adalah penerimaan elektron
3. Konsep reaksi oksidasi dan reduksi berdasarkan perubahan bilangan oksidasi
Oksidasi adalah pertambahan bilangan oksidasi
Reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi
4. Bilangan oksidasi adalah bilangan yang menunjukkan jumlah elektron suatu atom unsur
yang dilepaskan atau diterima suatu unsur atau senyawa. Harga bilangan oksidasi
menunjukkan banyaknya elektron yang dilepaskan atau diterima
5. Reaksi autoredoks (disproporsionasi) adalah reaksi redoks dimana pereaksi yang sama
mengalami oksidasi dan reduksi sekaligus. Sedangkan reaksi konproporsionasi adalah
reaksi redoks yang mana hasil reduksi dan oksidasinya sama
6. Tatanama yang digunakan pada senyawa kimia yaitu tata nama IUPAC berdasarkan
sistem Stock
7. Penerapan reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari seperti pembakaran bahan bakar
roket, proses pemutihan pakaian, mencegah kerusakan radikal bebas, fotosintesis,
pengkaratan besi, penyetruman akumulator dan ekstraksi logam
21
LAMPIRAN SOAL-SOAL SULIT
1. Banyak pupuk penting yang merupakan senyawa ionik seperti ammonium fosfat, kalium
nitrat dan ammonium nitrat. Hitunglah persentase massa nitrogen, fosfor dan kalium
untuk senyawa tersebut.1(bumi aksara 2013 hlm 176)
2. Dalam suatu eksperimen, seorang siswa memanaskan timbal(II) oksida dengan arang
dalam wadah. Setelah selesai, ia memperoleh cairan berwarna keperakan di bagian bawah
wadah.
a. Menurut kalian, kira-kira apa cairan tersebut?
b. Dapatkah kalian menuliskan persamaan reaksinya?
c. Apakah reaksi tersebut merupakan reaksi redoks? Jelaskan (ESIS hlm 273)
3. Konsep reaksi redoks berdasarkan pelepasan dan penerimaan elektron telah
dikembangkan lebih lanjut untuk menjelaskan pergerakan elektron tidak hanya pada
senyawa ion tetapi juga senyawa kovalen, yakni berdasarkan bilangan oksidasi.
a. Jelaskan perbedaan pergerakan elektron pada senyawa ion dan senyawa kovalen ?
b. Bagaimana pergerakan elektron yang berbeda pada kedua jenis senyawa tersebut
dirumuskan sebagai bilangan oksidasi ? Jelaskan dengan contoh (ESIS hlm 271)
4. Mangan yang tidak dapat dioksidasi lagi terdapat dalam ion....
a. MnO4-
b. MnO42-
c. Mn2+
d. MnCl42-
e. Mn4+2 (Yudistira hlm 256)
1 ,2
Bumi Aksara. Michelke Purba
22