Anda di halaman 1dari 5

Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)

Perhatikan gambar buah apel di bawah ini. Apakah terjadi perubahan setelah dibiarkan di
udara terbuka? Perubahan apa yang terjadi? apa yang menyebabkan terjadinya perubahan
tersebut?

Gambar 1: Apel Gambar 3: Apel setelah dibiarkan


Gambar 2: Apel setelah dibiarkan
ketika baru digigit beberapa saat di udara. beberapa jam di udara

Perhatikan pula gambar paku di bawah ini.

Gambar 4: paku Gambar 5: paku mulai berkarat Gambar 6: paku berkarat

Dari gambar di atas, jika sepotong besi


Fakta Kimia
diletakkan di udara terbuka, ternyata lama-kelamaan
logam besi tersebut berkarat. Mengapa logam besi
dapat berkarat dan reaksi apa yang terjadi pada logam
besi tersebut? Untuk mengetahuinya, marilah kita
mempelajari tentang materi konsep reaksi redoks.
Beberapa reaksi yang terjadi di sekitar kita,
seperti apel yang berubah warna menjadi kecoklatan
setelah dikupas dan dibiarkan di udara terbuka, paku
berkarat, dan proses fotosintesis merupakan beberapa
Fotosintesis terjadi pada tumbuhan hijau. contoh reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan kita
Selama proses fotosintesis tumbuhan hijau
yang mengandung klorofil menyerap cahaya sehari-hari.
matahari untuk mengubah karbondioksida Reaksi redoks adalah reaksi oksidasi dan reduksi.
dan air menjadi senyawa yang di butuhkan
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami
tumbuhan (glukosa)
perkembangan yang pada awalnya didasarkan pada
6CO2  6H 2 O s   C 6 H 12 O 6  6O 2
in a r UV
pengikatan dan pelepasan oksigen, kemudian didasarkan
Fotosintesis sangat penting bagi kehidupan pada penangkapan dan pelepasan elektron, dan
di bumi karena hampir semua makhluk hidup selanjutnya berdasarkan kenaikan dan penurunan biloks.
bergantung pada energi yang dihasilkan dari
proses fotosintesis
Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi- Reduksi

Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa sesuai
cakupan konsep yang dijelaskan. Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan dua konsep,
yakni konsep klasik dan modern. Awalnya, konsep reaksi oksidasi dan reduksi ditinjau dari
peristiwa penggabungan dan pelepasan oksigen. Oksidasi didefinisikan sebagai peristiwa
penggabungan/pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya peristiwa pelepasan oksigen oleh
suatu zat disebut reduksi.

Oksidasi: pengikatan oksigen


Reduksi: pelepasan oksigen

Contoh reaksi oksidasi:


1. Proses perkaratan logam, seperti besi : 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
2. Reduksi Merkuri (II) Oksida HgO ketika dipanaskan : 2HgO(s) 

 2Hg (l)  O2 (g)
Contoh reaksi reduksi:
1. Peristiwa fotosintesis: 6CO  6H O s
in a 
r
UV  C H O  6O
2 2 6 12 6 2

Seiring dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami perkembangan.


Mengingat tidak semua reaksi kimia melibatkan oksigen, maka munculah teori yang lebih modern
yang hingga saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan bahwa:
a. Oksidasi adalah peristiwa yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari suatu zat.
Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
b. Reduksi adalah peristiwa yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh suatu
zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat dari
penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan elektron
dari zat yang satu ke zat yang lain.
Ditinjau dari serah terima elektron, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi selalu terjadi bersama-
sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi dan ada zat yang menerima
elektron tersebut atau mengalami Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan hanya melibatkan
oksigen, melainkan juga melibatkan elektron.

Oksidasi: pelepasan elektron


Reduksi: penerimaan elektron

Contoh:
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida (NaCl)
2Na + Cl2  2NaCl
Oksidasi : 2Na → 2Na+ + 2e- [melapas 2 elektron]
Reduksi : Cl2 + 2e- → 2Cl- [menerima 2 elektron]
Reaksi redoks: 2Na + Cl2 → 2Na + 2Cl-
+
Pada reaksi di atas Na mengalami reaksi oksidasi (melepas 2 elektron) dan menyebabkan
Cl2 tereduksi sehingga disebut reduktor. Sementara Cl2 mengalami reaksi reduksi (menerima 2
elektron) sehingga disebut oksidator.

2Na + Cl2 → 2 Na+ + 2 Cl–(aq)


Reduktor Oksidator Hasil Oksidasi Hasil Reduksi

oksidasi
reduksi

Reaksi redoks dapat pula ditinjau dari perubahan bilangan oksidasi atom atau unsur
sebelum dan sesudah reaksi. Bilangan oksidasi (b.o) dari suatu atom didefinisikan sebagai jumlah
muatan dari atom yang secara tidak langsung menandakan jumlah elektron yang telah diterima
atau diserahkan.

Oksidasi: kenaikan bilangan oksidasi


Reduksi : penurunan bilangan oksidasi

Untuk menentukkan terjadinya reaksi redoks maka bilangan oksidasi dari setiap atom suatu zat
dalam reaksi kimia di hitung. Kemudian lihat bilangan oksidasi atom dalam zat sebelum dan
sesudah reaksi yang berubah.
Contoh:
1.) 0 +1 -1 +2 -1 0
Zn(s) + 2HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)

oksidasi
reduksi
dari reaksi di atas dapat dilihat bahwa bilangan oksidasi Zn sebelun reaksi (sebelah kiri tanta
panah) dengan sesudah reaksi (sebelah kanan tanda panah) berubah dari 0 menjadi +2, dan
bilangan oksidasi atom H berubah dari +1 menjadi 0.
Aturan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut:
Aturan Umum
1. Bilangan oksidasi atom dalam unsur-unsur bebas = 0 (nol)
Contoh: Bilangan oksidasi unsur Na, Be, Al, H2, O2, Cl2, P4, S8 = 0
2. Bilangan oksidasi molekul bebas = 0 (nol)
Contoh: Bilangan oksidasi molekul H2, O2, Cl2, Br2, N2 = 0
3. Bilangan oksidasi unsur dalam keadaan ion = muatannya
Contoh : - Bilangan oksidasi ion Li+ = +1
- Bilangan oksidasi ion S2- = -2
- Bilangan oksidasi ion Fe3+ = +3
4. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa netral = 0 (nol)
Senyawa Jumlah biloks semua unsur
NaCl (1 x b.o Na) + (1 x b.o Cl) = (+1) + (-1) = 0

CaBr2 (1 x b.o Ca) + (2 x b.o Br) = (+2) + (-2) = 0


BF3 (1 x b.o B) + (3 x b.o F) = (+3) + (-3) = 0

*b.o = bilangan oksidasi


5. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ionnya
Ion poliatom Jumlah biloks dalam ionnya
NO3- (1 x b.o N) + (3 x b.o O) = -1
S2O32- (2 x b.o S) + (3 x b.o O) = -2
Cr2O72- (2 x b.o Cr) + (7 x b.o O) = -2
MnO4- (1 x b.o Mn) + (4 x b.o 0) = -1
6. Bilangan oksidasi unsur fluorin (F) selalu bernilai -1
7. Bilangan oksidasi unsur hidrogen (H) selalu bernilai +1, kecuali pada senyawa hidrida bernilai
-1
Catatan : senyawa hidrida adalah senyawa yang terbentuk dari unsur logam dan unsur
hidrogen, contoh : NaH, MgH2
8. Bilangan oksidasi unsur oksigen (O) selalu bernilai -2, kecuali pada senyawa peroksida
bernilai -1, dan pada senyawa F2O bernilai +1
Catatan : senyawa peroksida adalah senyawa antara logam dan anion peroksida (O22-),
contoh : Na2O2, H2O2, CaO2
9. Unsur logam golongan utama hanya memiliki satu bilangan oksidasi, sedangkan unsur logam
transisi memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu
Contoh, Cu memiliki 2 bilangan oksidasi dalam senyawa yaitu +1 pada Cu2O dan +2 pada CuO
*lihat letak Cu (tembaga) dalam Tabel Periodik Unsur

Bilangan oksidasi tidak sama dengan muatan ion. Untuk


membedakannya, penulisan bilangan oksidasi diberi tanda +/- di
depan angka. Sebaliknya penulisan muatan ion diberi tanda +/-
di belakang angka. Sebagai contoh:
 Ion Na+ mempunyai muatan 1+ dan bilangan oksidasi +1.
 Ion O2- mempunyai muatan 2- dan bilangan oksidasinya -2

Reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi) adalah reaksi yang melibatkan suatu zat yang
mengalami reduksi dan sekaligus oksidasi.
Cl2(g) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + NaClO(aq) + H2O(l)
0 -1 +1

reduksi
oksidasi

Biloks Cl dalam Cl2 (unsur bebas) = 0


Biloks Cl dalam NaCl = -1
Biloks Cl dalam NaClO = +1
Berarti Cl mengalami kenaikan sekaligus penurunan bilangan oksidasi, sehingga Cl mengalami
reduksi sekaligus oksidasi.
Reaksi anti autoredoks (raksi konproporsionasi) adalah reaksi yang hasil reduksi dan oksidasinya
sama.
Contoh:
2H2S (g) + SO2 (g) →3S (s) + 2H2O (l)
-2 +4 0

reduksi
oksidasi

Biloks S dalam H2S (unsur bebas) = -2


Biloks S dalam SO2 = +4
Biloks S dalam S = 0
Berarti S mengalami kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi dan menghasilkan zat yang sama,
sehingga reaksi tersebut termasuk reaksi anti autoredoks.

Anda mungkin juga menyukai