Anda di halaman 1dari 14

MATERI (BAHAN AJAR)

Reaksi Redoks Dan Tata Nama Senyawa

A. REAKSI REDUKSI OKSIDASI


Definisi Reaksi Oksidasi dan Reduksi
Redoks merupakan istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksid)asi (keadaan
oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia. Istilah redoks berasal dari dua konsep,
yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut:
 Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
 Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mengoksidasi senyawa lain
disebut sebagai oksidator atau agen pengoksidasi. Oksidator melepaskan elektron dari
senyawa lain, sehingga dirinya sendiri tereduksi. Oksidator bisanya adalah senyawa-senyawa
yang memiliki unsur-unsur dengan bilangan oksidasi yang tinggi
(seperti H2O2, MnO−4, CrO3, Cr2O2−7, OsO4) atau senyawa-senyawa yang
sangat elektronegatif, sehingga dapat mendapatkan satu atau dua elektron yang lebih dengan
mengoksidasi sebuah senyawa.
Senyawa-senyawa yang memiliki kemampuan untuk mereduksi senyawa lain disebut
sebagai reduktor atau agen pereduksi. Reduktor melepaskan elektronnya ke senyawa lain,
sehingga ia sendiri teroksidasi. Senyawa-senyawa yang berupa reduktor sangat bervariasi.
Unsur-unsur logam seperti Li, Na, Mg, Fe, Zn, dan Al dapat digunakan sebagai reduktor.
Logam-logam ini akan memberikanelektronnya dengan mudah. Jenis reduktor lainnya
adalah reagen transfer hidrida, misalnya NaBH4 dan LiAlH4.
Di sekitar kita sering dijumpai peristiwa kimiawi seperti logam berkarat, pembuatan
besi dari bijih besi, penyepuhan logam, terjadinya arus listrik pada aki atau baterai, buah
masak, buah busuk, mercon meledak, kembang api dibakar, dan lain sebagainya.
Perkaratan pada logam, pembakaran, pembusukan oleh mikroba, fotosintesis pada
tumbuhan, dan metabolisme di dalam tubuh merupakan sebagian contoh-contoh reaksi
oksidasi dan reduksi.
Pengikatan Oksigen :
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan oksigen dinamakan oksida sehingga
reaksi antara oksigen dan suatu unsur dinamakan reaksi oksidasi.
Karat besi adalah senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan oksigen (besi
oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari
reaksi oksidasi. Persamaan reaksi pembentukan oksida besi dapat ditulis sebagai berikut

Pada reaksi tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat


oksigen menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan reaksi reduksi. Pada
reaksi reduksi terjadi pelepasan oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan
cara direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan reaksinya :
Pelepasan dan Penerimaan Elektron
Dalam konsep redoks, peristiwa pelepasan elektron dinamakan oksidasi,
sedangkan peristiwa penerimaan elektron dinamakan reduksi. Reaksi redoks pada
peristiwa perkaratan besi dapat dijelaskan dengan reaksi berikut:

Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima
oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena itu, peristiwa oksidasi
selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan harus
setara antara ruas kanan dan ruas kiri (ingat kembali penulisan persamaan reaksi).
Persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas
sebelah kiri dan sebelah kanan persamaan reaksi. Oksidasi besi netral melepaskan eektron
yang membuatnya kehilangan muatan. Dengan menyamakan koefisiennya maka muatan
pada kedua ruas persamaan reaksi menjadi sama. Penyetaraan pada reaksi reduksi oksigen
juga menggunakan cara yang sama.

Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi (Redoks)


Perhatikan gambar buah apel di bawah ini. Apakah terjadi perubahan setelah
dibiarkan di udara terbuka? Perubahan apa yang terjadi? apa yang menyebabkan terjadinya
perubahan tersebut?

Gambar 1 : Gambar 2 : Gambar 3 :


Ketika baru digigit Setelah dibiarkan beberapa Setelah dibiarkan
saat diudara beberapa jam di
udara
Perhatikan pula gambar paku di bawah ini.

Gambar 4 : Gambar 5 : Gambar 6 :


Paku Paku mulai Paku berkarat
berkarat
Dari gambar di atas, jika sepotong besi diletakkan di udara terbuka, ternyata lama-
kelamaan logam besi tersebut berkarat. Mengapa logam besi dapat berkarat dan reaksi apa
yang terjadi pada logam besi tersebut? Untuk mengetahuinya, marilah kita mempelajari
tentang materi konsep reaksi redoks.
Beberapa reaksi yang terjadi di sekitar kita, seperti apel yang berubah warna menjadi
kecoklatan setelah dikupas dan dibiarkan di udara terbuka, paku berkarat, dan proses
fotosintesis merupakan beberapa contoh reaksi redoks yang terjadi dalam kehidupan kita
sehari-hari.

Perkembangan Konsep Reaksi Oksidasi- Reduksi


Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami perkembangan dari masa ke masa
sesuai cakupan konsep yang dijelaskan. Perkembangan konsep reaksi redoks menghasilkan
dua konsep, yakni konsep klasik dan modern. Awalnya, konsep reaksi oksidasi dan reduksi
ditinjau dari peristiwa penggabungan dan pelepasan oksigen. Oksidasi didefinisikan sebagai
peristiwa penggabungan/pengikatan suatu zat dengan oksigen. Sebaliknya peristiwa
pelepasan oksigen oleh suatu zat disebut reduksi.

Oksidasi: pengikatan oksigen


Reduksi: pelepasan oksigen

Contoh reaksi oksidasi:


1. Proses perkaratan logam, seperti besi : 4Fe(s) + 3O2(g) → 2Fe2O3(s)
2. Reduksi Merkuri (II) Oksida HgO ketika dipanaskan :
2HgO(s) → 2Hg (l) + O2 (g)
Contoh reaksi reduksi:
1. Peristiwa fotosintesis: 6CO2 + 6H2O sin ar UV C6H12O6 + 6O2
Seiring dilakukannya berbagai percobaan, konsep redoks juga mengalami
perkembangan. Mengingat tidak semua reaksi kimia melibatkan oksigen, maka munculah
teori yang lebih modern yang hingga saat ini masih dipakai. Dalam teori ini disebutkan
bahwa :
a. Oksidasi adalah peristiwa yang menyebabkan hilangnya satu atau lebih elektron dari suatu
zat. Zat yang mengalami oksidasi menjadi lebih positif.
b. Reduksi adalah peristiwa yang menyebabkan diperolehnya satu atau lebih elektron oleh
suatu zat. Zat yang mengalami reduksi akan menjadi lebih negatif.
Teori ini masih dipakai hingga saat ini. Jadi proses oksidasi dan reduksi tidak hanya dilihat
dari penangkapan oksigen dan hidrogen, melainkan dipandang sebagai proses perpindahan
elektron dari zat yang satu ke zat yang lain.

Ditinjau dari serah terima elektron, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi selalu terjadi
bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi dan ada zat
yang menerima elektron tersebut atau mengalami Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan
hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron.

Oksidasi: pelepasan elektron


Reduksi: penerimaan elektron

Contoh:
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida (NaCl)
2Na + Cl2 → 2NaCl
Oksidasi : 2Na → 2Na+ + 2e- [melepas 2 elektron]
Reduksi : Cl2 + 2e- → 2Cl- [menerima 2 elektron]
Reaksi
redoks : 2Na + Cl2 → 2Na+ + 2Cl-
Contoh Reaksi Reduksi Oksidasi berdasarkan Transfer elektron

Dari persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa Mg melepaskan elektron dan Cl


menerima elektron. Dengan demikian, Mg mengalami oksidasi dan Cl mengalami reduksi.

Reduktor dan Oksidator


Dalam reaksi redoks, pereaksi yang dapat mengoksidasi pereaksi lain
dinamakan zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya, zat yang dapat
mereduksi zat lain dinamakan zat pereduksi atau reduktor. Pada Contoh diatas,
Magnesium melepaskan elektron yang
menyebabkan klorin mengalami reduksi. Dalam hal ini, magnesium disebut zat
pereduksi atau reduktor. Sebaliknya, atom klorin berperan dalam
mengoksidasi magnesium sehingga klorin disebut oksidator.
Contoh Reduktor dan Oksidator

Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi


Bagaimana bilangan oksidasi dapat menjelaskan reaksi redoks? Apa
Anda cukup puas dengan konsep transfer elektron? Tinjau antara reaksi SO2 dengan O2
membentuk SO3. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen maka reaksi
tersebut adalah reaksi oksidasi. Jika dikaji berdasarkan transfer elektron maka Anda
mungkin akan bingung, mengapa? Pada reaksi tersebut tidak terjadi transfer elektron, tetapi
terjadi penggunaan bersama pasangan elektron membentuk ikatan kovalen. Reaksi
tersebut tidak dapat dijelaskan dengan konsep transfer elektron.
Oleh karena banyak reaksi redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep
pengikatan oksigen maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan
konsep alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut
konsep ini, jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom meningkat maka
atom tersebut mengalami oksidasi. Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya
turun maka atom tersebut mengalami reduksi.
Untuk mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut konsep
perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap atom, baik dalam
pereaksi maupun hasil reaksi.

Berdasarkan diagram tersebut dapat disimpulkan bahwa:


Atom S mengalami kenaikan biloks dari +4 menjadi +6, peristiwa
ini disebut oksidasi; atom O mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi –2, peristiwa ini
disebut reduksi. Dengan demikian, reaksi tersebut adalah reaksi redoks.
Oleh karena molekul O2 menyebabkan molekul SO2 teroksidasi maka molekul O2
adalah oksidator. Molekul O2 sendiri mengalami reduksi akibat molekul SO2
sehingga SO2 disebut reduktor.
Contoh Reaksi Redoks Menurut Perubahan Bilangan Oksidasi
B. TATA NAMA SENYAWA
Tata Nama Senyawa
Tata nama senyawa yang digunakan adalah tata nama IUPAC yang didasarkan atas
rumus kimia senyawa. Dalam materi ini akan dibahas tata nama senyawa anorganik dan
senyawa organik sederhana.
1. Tata Nama Senyawa Biner
a. Senyawa biner dari logam dan nonlogam
Senyawa biner dari logam dan nonlogam umumnya adalah senyawa ion. Logam
membentuk ion positif (kation) dan nonlogam membentuk ion negatif (anion). Nama
beberapa kation logam dan anion nonlogam (monoatom) diberikan pada Tabel 1 dan 2.
Tabel 1. Beberapa kation dari logam
Logam Ion Logam Nama Ion Logam
+
Litium Li Ion Litium
Natrium Na+ Ion Natrium
Kalium K+ Ion Kalium
Magnesium Mg2+ Ion Magnesium
Kalsium Ca2+ Ion Kalsium
Barium Ba2+ Ion Barium
Aluminium Al3+ Ion Aluminium

*
Sn2+ Ion Timah(II)
Timah
Sn4+ Ion Timah(IV)

*
Pb2+ Ion Timbal(II)
Timbal
Pb4+ Ion Timbal(IV)

*
Cu+ Ion Tembaga(I)
Tembaga
Cu2+ Ion Tembaga(II)
Logam Ion Logam Nama Ion Logam

*
Au+ Ion Emas(I)
Emas
Au3+ Ion Emas(III)
Seng Zn2+ Ion Zink/Seng

*
Cr2+ Ion Kromium(II)
Kromium
Cr3+ Ion Kromium(III)
*
Fe2+ Ion Besi(II)
Besi
Fe3+ Ion Besi(III)
Nikel Ni2+ Ion Nikel

*
Pt2+ Ion Platina(II)
Platina
Pt4+ Ion Platina(IV)

Tabel 2. Beberapa anion dari nonlogam


Anion dari nonlogam
Nonlogam Anion Nama Anion
-
Hidrogen H Hidrida
3-
Nitrogen N Nitrida
2-
Oksigen O Oksida

Fosfor P3- Fosfida


2-
Belerang S Sulfida
2-
Selenium Se Selenida
-
Fluorin F Florida

Nonlogam Anion Nama Anion


-
Klorin Cl Klorida
-
Bromin Br Bromida
-
Iodin I Iodida

Tata nama senyawa biner logam dan nonlogam adalah sebagai berikut:
a) Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi yaitu (atom unsur
golongan IA, IIA dan IIIA) nama logam ditulis lebih dulu diikuti dengan nama nonlogam,
dan diberi akhiran ida.
Contoh : NaCl = Natrium klorida
b) Senyawa yang unsur logamnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu (logam transisi),
muatan logamnya (bilangan oksidasi logam) dituliskan menggunakan angka romawi
dalam tanda kurung diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran akhiran ida..
Contoh :
 Penamaan senyawa FeO.
2+
Dari senyawa FeO, Fe membentuk kation Fe serta O mempunyai muatan -2, maka:
- Muatan besi pada FeO adalah +2. Jadi nama FeO adalah besi(II) oksida
Besi (II) oksida

Nama Logam nonlogam diakhiri


akhiran –ida

Muatan ion besi


 Fe2O3 : besi(III) oksida
 Cu2O : tembaga(I) oksida atau kupro oksida
 CuO : tembaga(II) oksida atau kupri oksida
 FeCl2 : besi(II) klorida atau fero klorida
 FeCl3 : besi(III) klorida feri klorida
b. Senyawa biner dari nonlogam dan nonlogam
Tata nama senyawa tersebut adalah sebagai berikut :
 Penamaan dimulai dari nama nonlogam pertama diikuti nama nonlogam kedua dan diberi
akhiran –ida
Contoh : HCl dinamakan Hidrogen klorida
ClF dinamakan klorin flourida
 Jika dua jenis nonlogam dapat membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka digunakan
awalan Yunani sesuai angka indeks dalam rumus kimianya.
Tabel 3. Awalan untuk senyawa molekul biner
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
9 = nona
10 = deka
Contoh :
Rumus kimia Nama
CO Karbon monoksida
CO2 Karbon dioksida
NO Nitrogen monoksida
NO2 Nitrogen dioksida
N2O4 Dinitrogen tetraoksida
N2O5 Dinitrogen pentaoksida
Rumus kimia Nama
PCl3 Fosfor triklorida
PCl5 Fosfor pentaklorida
P4O10 Tetrafosfor dekaoksida

2. Tata Nama Senyawa Poliatom


Banyak senyawa ion mengandung ion poliatom. Ion poliatom dapat berupa kation
poliatom atau anion poliatom. Akan tetapi, kebanyakan ion poliatom berupa anion poliatom.
Tabel 4. Beberapa ion poliatom
Ion Nama Ion Nama
CH3COO- Ion asetat OH- Ion hidroksida
NH4+ Ion ammonium NO3- Ion nitrat
CO32- Ion karbonat NO2- Ion nitrit
ClO- Ion hipoklorit C2O42- Ion oksalat

ClO2- Ion klorit MnO4- Ion permanganat


SO42- Ion sulfat SO32- Ion sulfit
Cr2O72- Ion dikromat ClO3- Ion klorat
ClO4- Ion perklorat CrO42- Ion kromat
CN- Ion sianida PO43- Ion posfat

 Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam dan anion poliatom, maka penamaan
dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion poliatom.
Contoh :
NaOH : Natrium hidroksida
KCN : Kalium sianida
KMnO4 : Kalium permanganat
PbSO4 : Timbal (II) sulfat
Al2(SO4)3 : Aluminium sulfat
 Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom,
penamaan dimulai dari nama kation poliatom diikuti nama anion monoatom/poliatom.
Contoh :
NH4Cl : amonium klorida
NH4CN: amonium sianida
NH4OH : amonium hidroksida

Akhiran –ida pada anion digunakan untuk


anion yang mengandung satu atom
(monoatom), misalnya Cl- (klorida) kecuali Ion
hidroksida (OH-) dan sianida (CN-).

3. Tata Nama Senyawa Asam


Asam dapat didefinisikan sebagai zat kimia yang dalam air menghasilkan ion H+.
Contohnya adalah HCl. Dalam keadaan murni, HCl adalah senyawa molekul dan berada
sebagai gas. Akan tetapi jika HCl dilarutkan ke dalam air, maka HCl akan menghasilkan ion
H+. Senyawa demikian disebut senyawa asam. Tata nama senyawa asam adalah sebagai
berikut :
a. Untuk senyawa asam biner (terdiri dari 2 jenis unsur), penamaan dimulai dari kata ‘asam’
diikuti nama sisa asamnya, yakni anion nonlogam.
Contoh : HCl (asam klorida), H2S (asam sulfida), HF (asam flourida)
Tabel 5. Perbedaan tata nama senyawa molekul biner dengan asam biner.
Rumus Kimia Senyawa molekul biner Asam Biner
HCl Hidrogen klorida Asam klorida
HF Hidrogen flourida Asam flourida
H2S Hidrgoen sulfida Asam sulfida

b. Untuk senyawa asam yang terdiri dari lebih 2 jenis unsur, penamaan dimulai dari kata
‘asam’ diikuti anion poliatomnya.
Contoh :
HCN : asam sianida
H2SO4 : asam sulfat
H2CO3 : asam karbonat
HCH3COO atau CH3COOH : asam asetat
4. Tata Nama Senyawa Organik
Tata nama senyawa organik lebih kompleks dibanding tata nama senyawa anorganik. Hal
ini terutama dikarenakan sebgaian besar senyawa organik tidak dapat ditentukan dari rumus
kimianya saja, melainkan dari rumus strukturnya. Disamping itu jumlah senyawa organik
jauh lebih banyak dibandingkan senyawa anorganik. Tata nama senyawa organik sederhana :
a. Senyawa organik paling sederhana hanya mengandung atom C dan H yang juga dikenal
dengan senyawa hidrokarbon. Nama senyawa dimulai dengan awalan sesuai jumlah atom
C, dan diberi akhiran –ana.
Rumus Jumlah
Awalan Nama Senyawa
kimia atom C
CH4 1 Meta- Metana
C2H6 2 Eta- Etana
C3H8 3 Propa- Propana

Nama senyawa jika atom/gugus atom pada senyawa diganti dengan atom /gugus atom lainnya
adalah sebagai berikut.
Rumus Nama
Kemungkinan
Kimia Senyawa
 Jika atom H diganti gugus –OH CH3OH Metanol
maka akhiran –ana diganti
dengan –ol.
 Jika atom H diganti atom CH3Cl Klorometana
halogen (F, Cl, Br, I), maka CH2Cl2 Diklorometana
diberi awalan ‘halo’ (fluoro, CHCl3 Triklorometana
kloro, bromo, iodo). Jika lebih CCl4 Tetraklorometana
dari 1 atom H diganti dengan
lebih dari 1 atom halogen
sejenis, maka guna tekan
awalan di, tri, tetra dstJika atom
H diganti gugus

 –NH2, maka akhiran –ana CH3NH2 Metilamina


diganti dengan –amina.
 Jika atom H diganti gugus –
NO2, maka beri awalan nitro. CH3NO2 Nitrometana
 Jika gugus –CH3 diganti gugus
–COOH, maka nama pertama HCOOH Asam metanoat
senyawa adalah ‘asam’ diikuti
nama senyawa tetapi akhiran –
ana diganti dengan –oat.

b. Senyawa organik penting lainnya adalah benzena yang mempunyai rumus kimia C6H6.
Perhatikan penamaan senyawa jika satu atom H diganti dengan atom/ gugus atom lainnya.
Rumus kimia Nama IUPAC Nama lazim
C6H6 Benzena -
C6H5OH Hidroksilbenzena Fenol
C6H5Cl Klorobenzena -
C6H5NH2 Aminobenzena Anilina
C6H5NO2 Nitrobenzena -
C6H5COOH Asam karboksilat Asam benzoat
benzena

Anda mungkin juga menyukai