Pada reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan oleh dua atom besi dan diterima
oleh tiga atom oksigen membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena itu, peristiwa oksidasi
selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi, massa dan muatan harus
setara antara ruas kanan dan ruas kiri (ingat kembali penulisan persamaan reaksi).
Persamaan reaksi redoks tersebut memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas
sebelah kiri dan sebelah kanan persamaan reaksi. Oksidasi besi netral melepaskan eektron
yang membuatnya kehilangan muatan. Dengan menyamakan koefisiennya maka muatan
pada kedua ruas persamaan reaksi menjadi sama. Penyetaraan pada reaksi reduksi oksigen
juga menggunakan cara yang sama.
Ditinjau dari serah terima elektron, reaksi reduksi dan reaksi oksidasi selalu terjadi
bersama-sama. Artinya, ada zat yang melepas elektron atau mengalami oksidasi dan ada zat
yang menerima elektron tersebut atau mengalami Reaksi oksidasi dan reduksi ternyata bukan
hanya melibatkan oksigen, melainkan juga melibatkan elektron.
Contoh:
Reaksi natrium dengan klorin membentuk natrium klorida (NaCl)
2Na + Cl2 → 2NaCl
Oksidasi : 2Na → 2Na+ + 2e- [melepas 2 elektron]
Reduksi : Cl2 + 2e- → 2Cl- [menerima 2 elektron]
Reaksi
redoks : 2Na + Cl2 → 2Na+ + 2Cl-
Contoh Reaksi Reduksi Oksidasi berdasarkan Transfer elektron
*
Sn2+ Ion Timah(II)
Timah
Sn4+ Ion Timah(IV)
*
Pb2+ Ion Timbal(II)
Timbal
Pb4+ Ion Timbal(IV)
*
Cu+ Ion Tembaga(I)
Tembaga
Cu2+ Ion Tembaga(II)
Logam Ion Logam Nama Ion Logam
*
Au+ Ion Emas(I)
Emas
Au3+ Ion Emas(III)
Seng Zn2+ Ion Zink/Seng
*
Cr2+ Ion Kromium(II)
Kromium
Cr3+ Ion Kromium(III)
*
Fe2+ Ion Besi(II)
Besi
Fe3+ Ion Besi(III)
Nikel Ni2+ Ion Nikel
*
Pt2+ Ion Platina(II)
Platina
Pt4+ Ion Platina(IV)
Tata nama senyawa biner logam dan nonlogam adalah sebagai berikut:
a) Senyawa yang unsur logamnya memiliki satu bilangan oksidasi yaitu (atom unsur
golongan IA, IIA dan IIIA) nama logam ditulis lebih dulu diikuti dengan nama nonlogam,
dan diberi akhiran ida.
Contoh : NaCl = Natrium klorida
b) Senyawa yang unsur logamnya memiliki bilangan oksidasi lebih dari satu (logam transisi),
muatan logamnya (bilangan oksidasi logam) dituliskan menggunakan angka romawi
dalam tanda kurung diikuti dengan nama nonlogam, dan diberi akhiran akhiran ida..
Contoh :
Penamaan senyawa FeO.
2+
Dari senyawa FeO, Fe membentuk kation Fe serta O mempunyai muatan -2, maka:
- Muatan besi pada FeO adalah +2. Jadi nama FeO adalah besi(II) oksida
Besi (II) oksida
Untuk senyawa yang terdiri dari kation logam dan anion poliatom, maka penamaan
dimulai dari nama kation logam diikuti nama anion poliatom.
Contoh :
NaOH : Natrium hidroksida
KCN : Kalium sianida
KMnO4 : Kalium permanganat
PbSO4 : Timbal (II) sulfat
Al2(SO4)3 : Aluminium sulfat
Untuk senyawa yang terdiri dari kation poliatom dan anion monoatom/poliatom,
penamaan dimulai dari nama kation poliatom diikuti nama anion monoatom/poliatom.
Contoh :
NH4Cl : amonium klorida
NH4CN: amonium sianida
NH4OH : amonium hidroksida
b. Untuk senyawa asam yang terdiri dari lebih 2 jenis unsur, penamaan dimulai dari kata
‘asam’ diikuti anion poliatomnya.
Contoh :
HCN : asam sianida
H2SO4 : asam sulfat
H2CO3 : asam karbonat
HCH3COO atau CH3COOH : asam asetat
4. Tata Nama Senyawa Organik
Tata nama senyawa organik lebih kompleks dibanding tata nama senyawa anorganik. Hal
ini terutama dikarenakan sebgaian besar senyawa organik tidak dapat ditentukan dari rumus
kimianya saja, melainkan dari rumus strukturnya. Disamping itu jumlah senyawa organik
jauh lebih banyak dibandingkan senyawa anorganik. Tata nama senyawa organik sederhana :
a. Senyawa organik paling sederhana hanya mengandung atom C dan H yang juga dikenal
dengan senyawa hidrokarbon. Nama senyawa dimulai dengan awalan sesuai jumlah atom
C, dan diberi akhiran –ana.
Rumus Jumlah
Awalan Nama Senyawa
kimia atom C
CH4 1 Meta- Metana
C2H6 2 Eta- Etana
C3H8 3 Propa- Propana
Nama senyawa jika atom/gugus atom pada senyawa diganti dengan atom /gugus atom lainnya
adalah sebagai berikut.
Rumus Nama
Kemungkinan
Kimia Senyawa
Jika atom H diganti gugus –OH CH3OH Metanol
maka akhiran –ana diganti
dengan –ol.
Jika atom H diganti atom CH3Cl Klorometana
halogen (F, Cl, Br, I), maka CH2Cl2 Diklorometana
diberi awalan ‘halo’ (fluoro, CHCl3 Triklorometana
kloro, bromo, iodo). Jika lebih CCl4 Tetraklorometana
dari 1 atom H diganti dengan
lebih dari 1 atom halogen
sejenis, maka guna tekan
awalan di, tri, tetra dstJika atom
H diganti gugus
b. Senyawa organik penting lainnya adalah benzena yang mempunyai rumus kimia C6H6.
Perhatikan penamaan senyawa jika satu atom H diganti dengan atom/ gugus atom lainnya.
Rumus kimia Nama IUPAC Nama lazim
C6H6 Benzena -
C6H5OH Hidroksilbenzena Fenol
C6H5Cl Klorobenzena -
C6H5NH2 Aminobenzena Anilina
C6H5NO2 Nitrobenzena -
C6H5COOH Asam karboksilat Asam benzoat
benzena