Anda di halaman 1dari 39

Disusun Berdasarkan :

Irma Ragentu, S.Pd KURIKULUM 2013

MODUL PEMBELAJARAN

KIMIA
BIDANG KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN REKAYASA
SMK/MAK Kelas X Semester 2

Uji Kemampuan Diri

Contoh Soal
Uji Kemampuan Diri
SMKS RAHMANI
Ulangan Akhir Bab
Uji Kemampuan Diri BETELEME
Ulangan Akhir Semester
Uji Kemampuan Diri

Sumber : Purba M dan Sidah A. Kimia Untuk SMK.MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga
BAB 7
REAKSI REDOKS DAN
ELEKTROKIMIA

KOMPETENSI DASAR
Menentukan bilangan oksidasi unsur untuk mengidentifikasi reaksi oksidasi dan reduksi
Mengevaluasi proses yang terjadi dalam sel elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi-
reaksi pada sel Volta dan sel elektrolsisi, proses pelapisan logam) yang digunakan dalam
kehidupan.
Membandingkan antara reaksi oksidasi dengan reaksi reduksi berdasarkan hasil
perhitungan bilangan oksidasinya.
Mengintegrasikan antara hasil perhitungan E0 sel dengan proses yang terjadi dalam sel
elektrokimia (menghitung E0 sel, reaksi-reaksi pada sel Volta dan sel elektrolisis, proses
pelapisan logam) reaksi yang digunakan dalam kehidupan.
PENDAHULUAN
Reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi kita sebut reaksi
reduksi-oksidasi atau reaksi redoks. Pengertian redoks telah mengalami beberapa
perkembangan. Awalnya, konsep redoks dikaitkan dengan peningkatan dan
pelepasan oksigen, kemudian dikaitkan dengan penerimaan dan pelepasan
elektron, hingga akhirnya dengan perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks ada
yang dapat berlangsung spontan dan ada juga yang tidak spontan. Reaksi redoks
spontan dapat digunakan sebagai sumber arus, yaitu dalam sel Volta seperti batu
baterai dan aki. Sementara itu, reaksi redoks tidak spontan dapat dilangsungkan
dengan menggunakan arus listrik, yaitu dalam reaksi elektrolisis. Elektrolisis
banyak diterapkan dalam industri, misalnya pengolahan aluminium, produksi
NaOH dan klorin, serta dalam penyepuhan (electroplating).
A. REAKSI REDOKS
Reaksi-reaksi kimia terjadi setiap saat, baik di dalam tubuh manusia
maupun di lingkungan sekitar. Perubahan-perubahan suatu materi menjadi
materi baru terjadi setiap detik. Salah satu reaksi kimia yang memegang
peranan penting dalam kehidupan adalah reaksi reduksi dan oksidasi.
Reaksi reduksi dan oksidasi berlangsung secara simultan (bersamaan),
sehingga penamaan yang lebih tepat adalah reaksi reduksi-oksidasi.
Pengertian oksidasi dan reduksi itu sendiri telah mengalami
perkembangan, seperti yang telah dituliskan pada pendahuluan di atas. Oleh
sebab itu, dalam subbab ini akan dibahas pengertian reduksi-oksidasi menurut
tiga konsep tersebut.
1. Oksidasi dan Reduksi sebagai Pengikatan dan Pelepasan Oksigen
Seperti yang telah dikemukakan di atas, pengertian awal oksidasi dan
reduksi dikaitkan dengan oksigen.

Oksidasi adalah pengikatan oksigen


Reduksi adalah pelepasan oksigen

Contoh Oksidasi :
a) Perkaratan logam, misalnya besi
4Fe + 3O2 → 2Fe2O3
b) Pembakaran gas metana (CH4)
CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
c) Oksidasi glukosa dalam tubuh
C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O
d) Oksidasi belerang oleh kalium klorat, KClO3
3S + 2KClO4 + 2KCl + 3SO2
Sumber oksigen pada reaksi oksidasi disebut oksidator. Pada contoh, a,
b, dan c di atas, oksidator yang digunakan adalah adalah udara (O2),
sedangkan pada contoh (d) adalah kalium klorat, KClO3.

Contoh Reduksi :
a) Reduksi bijih besi (Fe2O3, hematit) dengan karbon monoksida (CO)
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
b) Reduksi kromium (III) oksida oleh aluminium
Cr2O3 + 2Al → Al2O3 + 2Cr
c) Reduksi tembaga (II) oksida oleh gas hidrogen
CuO + H2 → Cu + H2O

Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi disebut reduktor. Pada
contoh sebelumnya, reduktor yang digunakan adalah CO, Al, dan H 2.
Proses apakah yang terjadi pada reduktor, reduksi atau oksidasi?

2. Oksidasi dan Reduksi sebagai Pelepasan dan Penerimaan Elektron


Konsep reaksi redoks kemudian dikaitkan dengan pelepasan dan
penerimaan elektron. Mari kita perhatikan dua contoh berikut untuk
memahami konsep pelepasan-penerimaan elektron.
a. Reaksi kalsium dengan oksigen

b. Reaksi kalsium dengan belerang

Jika didasarkan pada konsep redoks yang dikaitkan dengan oksigen,


reaksi (a) dapat digolongkan sebagai reaksi redoks karena terjadi
pengikatan oksigen, sedangkan reaksi (b) bukan termasuk reaksi redoks
karena tidak ada keterlibatan oksigen. Padahal pada kenyataannya, reaksi
(b) termasuk reaksi redoks. Berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa
konsep reaksi redoks yang dikaitkan dengan oksigen terlalu sempit,
sehingga dibutuhkan suatu konsep yang lebih luas. Konsep tersebut
didasarkan pelepasan dan penerimaan elekron. Jadi, reaksi redoks tidak
harus selalu melibatkan oksigen.
Pada reaksi (b) di atas, terlihat bahwa kalsium mengalami pelepasan
elektron, sedangkan belerang mengalami penerimaan elektron.
Oksidasi adalah pelepasan elektron
Reduksi adalah penerimaan elektron

Pelepasan elektron hanya akan terjadi jika ada yang menerimanya. Hal
itu berarti bahwa oksidasi dan reduksi berlangsung secara simultan
(bersamaan). Reaksi reduksi atau oksidasi saja, disebut setengah reaksi.
Pemisahan reaksi redoks menjadi setengah reaksi reduksi dan setengah
reaksi oksidasi hanya dalam ide saja, tidak dalam kenyataannya. Reaksi
kalsium dengan belerang di atas terdiri dari 2 setengah reaksi yang dapat
dituliskan sebagai berikut :
Oksidasi : Ca → Ca2+ + 2e-
Reduksi : S + 2e- → S2-
Redoks : Ca + S → Ca2+ + S2-

3. Oksidasi dan Reduksi sebagai Pertambahan dan Penurunan Bilangan


Oksidasi
Dalam berbagai reaksi redoks yang melibatkan spesi yang kompleks,
kadang-kadang tidak mudah menentukan atom mana yang melepas dan
menyerap elektron. Sebagai contoh, perhatikan reaksi redoks berikut.

Contoh :

KMnO4 + H2SO4 + H2C2O4 → K2SO4 + MnSO4 + CO2 + H2O

Apakah Anda dapat segera mengenali unsur mana yang melepas


ataupun yang menerima elektron pada reaksi tersebut? Kerumitan ini dapat
diatasi dengan mengaitkan oksidasi dan reduksi dengan perubahan
bilangan oksidasi. Sebagaimana tampak pada contoh reaksi kalsium dan
belerang pada konsep redoks sebelumnya, terlihat bahwa pelepasan
elektron menyebabkan kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan penerimaan
elektron menurunkan bilangan oksidasi.

Oksidasi = pertambahan bilangan oksidasi


Reduksi = penurunan bilangan oksidasi

Mari kita perhatikan kembali reaksi kalsium dengan belerang


membentuk kalsium sulfida.
Setelah melepas 2 elektron, bilangan oksidasi kalsium naik dari 0
menjadi +2; di lain pihak, setelah menyerap 2 elektron, bilangan oksidasi
belerang turun dari 0 menjadi -2. Jadi, dalam reaksi itu, kalsium
mengalami oksidasi (pertambahan bilangan oksidasi) sedangkan belerang
mengalami reduksi (penurunan bilangan oksidasi). Pemahaman tentang
konsep bilangan oksidasi akan dibahas pada subbab berikutnya.

Uji Kemampuan Diri


1. Nyatakan apakah proses berikut tergolong oksidasi, reduksi, atau
redoks!
a) C + O2 → CO2
b) Ag2O + C → 2Ag + CO
c) Mg → Mg2+ + 2e-
d) Cr2O72- + 14H+ 6e- → 2Cr3+ + 7H2O
e) N2 + 3H2 → 2NH3
f) 2Na + H2 → 2NaH

B. BILANGAN OKSIDASI
Atom-atom dalam suatu senyawa mengemban muatan listrik tertentu. Hal
itu sangat jelas terlihat pada senyawa ion. Misalnya dalam NaCl, dimana
natrium mengemban muatan positif satu (Na+) dan klorin mengemban muatan
negatif satu (Cl-). Dalam senyawa kovalen, atom-atom juga mengemban
muatan listrik karena adanya polarisasi ikatan. Misalnya dalam HCl, atom
hidrogen mengemban muatan positif, sedangkan klorin mengemban muatan
negatif (Ingat: keelektronegatifan klorin lebih besar daripada
keelektronegatifan hidrogen). Bilangan oksidasi berkaitan dengan muatan
yang diemban oleh suatu atom dalam suatu senyawa.

1. Aturan-Aturan untuk Menentukan Bilangan Oksidasi


Dengan mempertimbangkan keelektronegatifan unsur, dapat
disimpulkan aturan-aturan untuk menentukan bilangan oksidasi sebagai
berikut :
a. Unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0
Contoh : bilangan oksidasi H, N, dan Fe berturut-turut dalam H2, N2,
dan Fe = 0
b. Fluorin, unsur yang paling elektronegatif dan membutuhkan tambahan
1 elektron, mempunyai bilangan oksidasi -1 pada semua senyawa.
c. Bilangan oksidasi unsur logam selalu bertanda positif. Bilangan
oksidasi beberapa unsur logam adalah sebagai berikut.
Golongan IA (logam alkali : Li, Na, K, Rb, Cs) = +1
Golongan IIA (alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba) = +2

Al = +3 Fe = +2 dan +3
Zn = +2 Hg = +1 dan +2
Ag = +1 Cu = +1 dan +2
Sn = +2 dan +4 Au = +1 dan +3
Pb = +2 dan +4 Pt = +2 dan +4

Penulisan bilangan oksidasi dengan muatan ion dibedakan sebagai


berikut :
Bilangan oksidasi dinyatakan dengan menuliskan tanda muatan terlebih
dahulu, baru besar muatan. Contoh : +2, -1, dan +3. Sementara itu, muatan
ion dinyatakan dengan menulis besar muatan terlebih dahulu, baru jenis
muatannya. Contoh : Mg2+, S2-, dan F-.
d. Bilangan oksidasi suatu ion tunggal sama dengan muatannya.
Contoh : Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe3+
Bilangan oksidasi S dalam ion S2- = -2
e. Bilangan oksidasi H umumnya = +1, kecuali dalam senyawanya dengan
logam, bilangan oksidasi H = -1.
Contoh : Bilangan oksidasi H dalam HCl, H2O, H2S = +1
Bilangan oksidasi H dalam NaH, BaH2 = -1
f. Bilangan oksidasi O umumnya = -2
Contoh : Bilangan oksidasi O dalam H2O, MgO = -2
Kecuali :
Dalam F2O bilangan oksidasi O = +2
Dalam peroksida, seperti H2O2, bilangan oksidasi O = -1
Dalam superoksida, seperti KO2, bilangan oksidasi O = -½
Dalam senyawa terner, bilangan oksidasi O selalu = -2
Dalam senyawa biner, bilangan oksidasi O belum tentu = +2
g. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu senyawa = 0
Contoh : dalam H2SO4 : (2 𝗑 b.o H) + (b.o S) + (4 𝗑 b.o O) = 0
(b.o = bilangan oksidasi)
h. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam suatu ion poliatom =
muatannya.
Contoh : dalam S2O32- : (2 𝗑 b.o S) + (3 𝗑 b.o O) = -2

Contoh :
Menentukan bilangan oksidasi

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak mirik pada zat/spesi berikut.
a) CH4
b) Fe2O3
c) H2S2O7
d) Cr2O72-
Jawab :
a) CH4 : bilangan oksidasi (b.o) H = +1
(b.o C) + (4 𝗑 b.o H) = 0
(b.o C) + (4 𝗑 (+1)) = 0
Maka biloks C = -4

b) Fe2O3 : bilangan oksidasi O = -2


(2 𝗑 b.o Fe) + (3 𝗑 b.o O) = 0
(2 𝗑 b.o Fe) + (3 𝗑 (-2)) = 0
2 𝗑 b.o Fe = +6
Maka biloks Fe = +6/2 = +3

c) H2S2O7 : bilangan oksidasi H = +1


bilangan oksidasi O = -2
(2 𝗑 (+1)) + (2 𝗑 b.o S) + (7 𝗑 (-2)) = 0
2 𝗑 b.o S = +12
Maka biloks S = +12/2 = +6

d) Cr2O72- : bilangan oksidasi O = -2


(2 𝗑 b.o Cr) + (7 𝗑 (-2)) = -2
2 𝗑 b.o Cr = +12
Maka biloks Cr = +12/2 = +6

Uji Kemampuan Diri

Tentukan bilangan oksidasi unsur yang dicetak miring pada zat atau spesi berikut.

a) NH4+
b) H3PO4
c) Ca(ClO3)2
d) H2C2O4

2. Oksidator dan Reduktor


Setelah memahami konsep redoks dan bilangan oksidasi, Anda kemudia
dapat memahami oksidator dan reduktor. Oksidator merupakan zat yang
mengoksidasi zat lain dalam reaksi redoks, sedangkan reduktor adalah zat
yang mereduksi zat lain dalam reaksi redoks. Oksidator akan mengalami
reduksi, sedangkan reduktor mengalami oksidasi.

Oksidator = menyerap elektron, mengalami penurunan bilangan oksidasi


Reduktor = melepas elektron, mengalami pertambahan bilangan oksidasi
Mari kita perhatikan sekali lagi reaksi antara kalsium dengan belerang
berikut ini.

Reduktor Oksidator Hasil oksidasi Hasil reduksi

Oksidasi
Reduksi

Pada reaksi tersebut, kalsium mengalami oksidasi, sementara belerang


mengalami reduksi. Belerang mengoksidasi kalsium, sementara kalsium
mereduksi belerang. Jadi, kalsium berperan sebagai reduktor, sementara
belerang berperan sebagai oksidator.

Contoh :
Oksidator dan Reduktor

Tentukan reduktor, oksidator, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi redoks
berikut.

CuO + H2 → Cu + H2O

Jawab :
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan unsur yang
mengalami perubahan bilangan oksidasi. Ingat, reduktor adalah zat yang
mengalami oksidasi, oksidator adalah zat yang mengalami reduksi. Pada jawaban
berikut hanya dituliskan bilangan oksidasi dari unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi.
+2 0 0 +1
CuO(s) + H2(g) → Cu(s) + H2O(g)

Reduksi
Oksidasi

Reduktor : H2 Hasil Oksidasi : H2O


Oksidator : CuO Hasil Reduksi : Cu

Uji Kemampuan Diri

Tentukan oksidator, reduktor, hasil oksidasi, dan hasil reduksi pada reaksi redoks
berikut ini.

a) 3Cu + 8HNO3 → Cu(NO3)2 + 2NO + 4H2O


b) Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2

3. Reaksi Autoredoks (Disproporsionasi dan Komproporsionasi)


Reaksi disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana oksidator dan
reduktornya merupakan zat yang sama. Jadi, sebagian dari zat itu
mengalami oksidasi dan sebagian lagi mengalami reduksi.

Contoh :
Reaksi antara gas klorin (Cl2) dengan larutan NaOH.

0 -1 +1
Cl2 + 2NaOH → NaCl + NaClO + H2O

Sebagian dari gas Cl2 (bilangan oksidasi = 0) mengalami reduksi


menjadi Cl- (bilangan oksidasi = -1) dan sebagian mengalami oksdasi
menjadi ClO- (bilangan oksidasi = +1).
Kebalikan dari reaksi disproporsionasi adalah reaksi komproporsionasi,
yaitu reaksi redoks dimana hasil reduksi dan oksidasinya zat yang sama.

Contoh :
Reaksi antara hidrogen sulfida dengan belerang dioksida menghasilkan
belerang dan air.

-2 +4 0
2H2S + SO2 → 3S + 2H2O

Pada contoh tersebut, hasil reduksi dan hasil oksidasinya adalah zat
yang sama, yaitu belerang.

C. PENYETARAAN REAKSI REDOKS


Seperti telah dikemukakan sebelumnya, banyak reaksi redoks yang sukar
disetarakan dengan cara biasa. Cobalah setarakan reaksi berikut ini. Apakah
anda dapat menemukan koefisiennya?

Cu(s) + HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + NO(g) + H2O(l)

Untuk penyetaraan reaksi redoks diperlukan cara-cara khusus. Kita akan


membahas dua diantaranya, yaitu metode bilangan oksidasi dan metode
setengah reaksi.

1. Metode Bilangan Oksidasi


Metode ini disasarkan pada pengertian bahwa jumlah pertambahan
bilangan oksidasi dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan
oksidasi dari oksidator.
Langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
a. Tulis kerangka dasar reaksi, yaitu reduktor dan hasil oksidasinya, serta
oksidator dan hasil reduksinya.
b. Setarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi, biasanya
unsur selain hidrogen dan oksigen, dengan memberi koefisien yang
sesuai.
c. Tentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan
jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor. Dalam hal ini,
yang dimaksud dengan “jumlah penurunan maupun pertambahan
bilangan oksidasi” adalah hasil kali antara jumlah atom yang terlibat
dengan perubahan bilangan oksidasinya.
Contoh :
Diketahui reaksi oksidasi H2C2O4(aq) → 2CO2(g). Setiap atom karbon
mengalami pertambahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +4,
sementara ada dua atom karbon yang terlibat dalam reaksi itu, maka
jumlah pertambahan bilangan oksidasi karbon adalah 2 𝗑 1 = 2. Jadi,
biloks berubah dari +6 menjadi +8.
d. Samakan jumlah perubahan bilangan oksidasi tersebut dengan memberi
koefisien yang sesuai.
e. Setarakan muatan dengan menambah ion H+ (dalam suasana asam) atau
ion OH- (dalam suasana basa).
f. Setarakan atom H dengan menambahkan H2O.

Contoh :
Penyetaraan reaksi redosk (reaksi ion) dengan metode bilangan oksidasi
Setarakan reaksi redoksi berikut dengan metode bilangan oksidasi.
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) + H+(aq) → Mn2+(aq) + CO2(g) + H2O(l)
Jawab :

Langkah 1 : Menuliskan kerangka dasar reaksi :

+7 +3 +2 +4
MnO4 (aq) + H2C2O4(aq) → Mn (aq) + CO2(g)
- 2+

Langkah 2 : Menyetarakan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi


dengan memberi koefisien yang sesuai, dalam hal ini atom karbon

+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) → Mn2+(aq) + 2CO2(g)

Langkah 3 : Menentukan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator dan


jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor.

+7 +3 +2 +4
MnO4 (aq) + H2C2O4(aq) → Mn (aq) + 2CO2(g)
- 2+

+7 (turun 5) +2

+6 (naik 2) +8

Langkah 4 : Menyamakan jumlah perubahan bilangan oksidasi dengan memberi


koefisien yang sesuai.

+7 +3 +2 +4
MnO4-(aq) + H2C2O4(aq) → Mn2+(aq) + 2CO2(g)

+7 (turun 5) (𝗑2) +2

+6 (naik 2) (𝗑 5) +8

Hasilnya sebagai berikut :


2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) → 2Mn2+(aq) + 10CO2(g)

Langkah 5 : Menyamakan muatan dengan menambahkan ion H+ (suasana asam)

2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) + 6H+ → 2Mn2+(aq) + 10CO2(g) (muatan setara)


Langkah 6 : Menyetarakan atom H dengan menambahkan molekul air

2MnO4-(aq) + 5H2C2O4(aq) + 6H+(aq) → Mn2+(aq) + 10CO2(g) + 8H2O(l)

2. Metode Setengah Reaksi (Ion-Elektron)


Metode ini didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang
dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron
yang diserap pada setengah reaksi reduksi. Penyetaraan dalam larutan
suasana basa berbedan dengan suasana asam. Kita akan melihat terlebih
dahulu penyetaraan dalam larutan suasana asam.

a. Suasana larutan asam


Proses penyetaraan berlangsung menurut langkah-langkah sebagai
berikut :
1) Tulislah kerangka dasar dari setengah reaksi reduksi dan setengah
reaksi oksidasi secara terpisah dalam bentuk reaksi ion.
2) Setiap kerangka setengah reaksi disetarakan dengan urutan sebagai
berikut :
a) Setarakan atom unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi (biasanya unsur selain oksigen dan hidrogen).
b) Setarakan oksigen dengan menambahkan molekul air (H2O).
c) Setarakan atom hidrogen dengan menambahkan ion H+.
d) Setarakan muatan dengan menambahkan elektron.
3) Samakan jumlah elektron yang diserap dan yang dibebaskan pada
setiap reaksi setengah reaksi oksidasi dan reduksi dengan cara
memberi koefisien yang sesuai, kemudian jumlahkan kedua reaksi
tersebut. Dengan demikian, diperoleh reaksi redoks yang telah
setara.

Contoh :

Menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion-elektron (suasana asam)

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode ion-elektron.

Cr2O72-(aq) + H+(aq) + Cl-(aq) → Cr3+(aq) + Cl2(g) + H2O(l)


Jawab :
Langkah 1 dan 2
Reduksi
(1) Cr2O72-(aq) → Cr3+(aq)
(2a) Cr2O72-(aq) → 2Cr3+(aq)
(2b
Cr2O72-(aq) → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
)
(2c) Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
(2d
Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
)

Oksidasi
(1) Cl-(aq) → Cl2(g)
(2a) 2Cl-(aq) → Cl2(g)
(2b
2Cl-(aq) → Cl2(g)
)
(2c) 2Cl-(aq) → Cl2(g)
(2d
2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-
)

Langkah 3 : Samakan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi
dengan jumlah elektron yang dibebaskan pada setengah reaksi oksidasi, kemudian
jumlahkan.
Reduksi : Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6e- → 2Cr3+(aq) + 7H2O(l)
Oksidasi : 6Cl-(aq) → 3Cl2(g) + 6e-

Redoks : Cr2O72-(aq) + 14H+(aq) + 6Cl-(aq) → 2Cr3+(aq) + 3Cl2(g) + 7H2O(l)


b. Suasana larutan basa
Penyetaraan reaksi redoks dalam suasana basa dapat dilakukan
dengan cara yang sama seperti dalam suasana asam, tetapi ion H +
kemudian harus dihilangkan. Cara menghilangkan ion H + tersebut
adalah dengan cara menambahkan ion OH- pada kedua ruas, sesuai
dengan jumlah ion H+ yang ada.

Contoh :

Menyetarakan reaksi redoks dengan metode ion-elektron (suasana basa)

Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode ion-elektron.

Bi2O3(s) + OH-(aq) + ClO-(aq) → BiO3-(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)

Jawab :
Langkah 1 dan 2
Reduksi
(1) ClO-(aq) → Cl-(aq)
(2a) ClO-(aq) → Cl-(aq)
(2b
ClO-(aq) → Cl-(aq) + H2O(l)
)
(2c) ClO-(aq) + 2H+(aq) → Cl-(aq) + H2O(l)
(2d
ClO-(aq) + 2H+(aq) + 2e- → Cl-(aq) + H2O(l)
)

Oksidasi
(1) Bi2O3(s) → BiO3-(aq)
(2a) Bi2O3(s) → 2BiO3-(aq)
(2b
Bi2O3(s) + 3H2O(l) → 2BiO3-(aq)
)
(2c) Bi2O3(s) + 3H2O(l) → 2BiO3-(aq) + 6H+(aq)
(2d
Bi2O3(s) + 3H2O(l) → 2BiO3-(aq) + 6H+(aq) + 4e-
)

Langkah 3 : Samakan jumlah elektron, kemudian jumlahkan.

Reduksi : ClO-(aq) + 2H+(aq) + 2e- → Cl-(aq) + H2O(l)


Oksidasi : Bi2O3(s) + 3H2O(l) → 2BiO3-(aq) + 6H+(aq) + 4e-

Redoks : 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + H2O(l) → 2Cl-(aq) + 2BiO3-(aq) + 2H+(aq)

Langkah 4 : hilangkan ion H+


 Untuk menghilangkan dua ion H+, tambahkan dua ion OH- pada kedua ruas.
Redoks : 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + H2O(l) + 2OH-(aq) → 2Cl-(aq) + 2BiO3-(aq) +
2H+(aq) + 2OH-(aq)
 Dua ion H+ dan dua ion OH- di ruas kana akan bergabung membentuk dua
molekul air.
Redoks : 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + H2O(l) + 2OH-(aq) → 2Cl-(aq) + 2BiO3- (aq)
+ 2H2O(l)
 Kurangkan molekul air yang ada di ruas kiri dari ruas kanan, sehingga
menyisakan satu molekul air di ruas kanan.
Redoks : 2ClO-(aq) + Bi2O3(s) + 2OH-(aq) → 2Cl-(aq) + 2BiO3- (aq) + H2O(l)
Uji Kemampuan Diri
Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi dan metode ion-
elektron (metode setengah reaksi)
1) Cl2(g) + SO2(g) + H2O(l) → SO42-(aq) + Cl-(aq) + H+(aq)
2) ClO-(aq) → Cl-(aq) + ClO3-(aq)

D. SEL ELEKTROKIMIA
Di awal bab telah dikemukakan hubungan timbal balik reaksi redoks
dengan arus listrik. Reaksi redoks spontan dapat digunakan sebagai sumber
arus listrik karena menghasilkan arus listrik. Sebaliknya arus listrik dapat
digunakan untuk melangsungkan reaksi redoks tidak spontan. Perangkat
tempat berlangsungnya perubahan itu disebut sel elektrokimia. Dengan
demikian ada dua jenis sel elektrokimia, yaitu sel Volta dan sel elektrolisis.
1. Sel Volta
Dalam sel Volta, reaksi redoks spontan digunakan untuk menghasilkan
arus listrik. Prinsip kerjanya yaitu mengubah energi kimia menjadi energi
listrik. Di katode terjadi reduksi dan merupakan elektrode positif (+),
sedangkan di anode terjadi oksidasi dan merupakan elektrode negatif (-).

Sel Volta
Katode : Terjadi reduksi, bermuatan positif
Anode : Terjadi oksidasi, bermuatan negatif

Notasi sel Volta dituliskan :

anode | larutan (ion) ‖ larutan (ion) | katode

Semakin ke kiri Semakin ke kanan

E0 makin negatif (-), makin E0 makin positif (+), makin


bersifat reduktor, makin bersifat oksidator, makin
mudah dioksidasi mudah direduksi

Potensial sel Volta sama dengan selisih potensial elektrode


positif(katode) dengan potensial elektrode negatif (anode).
Potensial sel dapat ditentukan dengan rumus :

E0 sel = E0reduksi - E0oksidasi = E0katode - E0anode = E0kanan - E0kiri = E0besar - E0kecil

Tabel 7.1 Potensial Elektrode Standar, E0 (volt)


Potensial Standar,
Reaksi Elektrode
E0 (volt)
Li+(aq) + e- ⇌ Li(s) -3,04
K+(aq) + e- ⇌ K(s) -2,92
Ba2+(aq) + 2e- ⇌ Ba(s) -2,90
Ca2+(aq) + 2e- ⇌ Ca(s) -2,87
Na+(aq) + e- ⇌ Na(s) -2,71
Mg2+(aq) + 2e- ⇌ Mg(s) -2,37
Al3+(aq) + 3e- ⇌ Al(s) -1,66
Mn2+(aq) + 2e- ⇌ Mn(s) -1,18
2H2O(l) + 2e- ⇌ H2(g) + OH-(aq) -0,83
Zn2+(aq) + 2e- ⇌ Zn(s) -0,76
Cr3+(aq) + 3e- ⇌ Cr(s) -0,74
Fe2+(aq) + 2e- ⇌ Fe(s) -0,44
Cd3+(aq) + 3e- ⇌ Cd(s) -0,40
Ni2+(aq) + 2e_ ⇌ Ni(s) -0,28
Sn2+(aq) + 2e- ⇌ Sn(s) -0,14
Pb2+(aq) + 2e- ⇌ Pb(s) -0,13
2H+(aq) + 2e- ⇌ H2(g) 0,00
Cu2+(aq) + 2e- ⇌ Cu(s) +0,34
O2(g) + 2H2O(l) + 4e- ⇌ 4OH-(aq) +0,40
I2(s) + 2e- ⇌ 2I-(aq) +0,54
Hg22+(aq) + 2e- ⇌ Hg(l) +0,79
Ag+(aq) + e- ⇌ Ag(s) +0,80
Hg2+(aq) + 2e- ⇌ Hg(l) +0,85
NO3-(aq) + 4H+(aq) + 3e- ⇌ NO(g) + 2H2O(l) +0,96
Br2(l) + 2e- ⇌ 2Br-(aq) +1,07
O2(g) + 4H+(aq) + 4e- ⇌ 2H2O(l) +1,23
Cl2(g) + 2e- ⇌ 2Cl-(aq) +1,36
Au3+(aq) + 3e- ⇌ Au(s) +1,52
F2(g) + 2e- ⇌ 2F-(aq) +2,87

Contoh :
Ditentukan potensial elektrode Mg2+ | Mg = -2,34 volt, berarti potensial
reduksi ion Mg2+ menjadi logam Mg = -2,34 volt, sedangkan potensial
oksidasi Mg menjadi Mg2+ = +2,34 volt.
Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) E0 = -2,34 V
Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- E0 = +2,34 V

Yang termasuk sel Volta yaitu aki, baterai kering (sel Leclanche), baterai
alkalin, baterai litium, dan sel bahan bakar.

Contoh :
Menentukan potensial standar sel

Diketahui dua elektrode sebagai berikut.

Ag+(aq) + e- ⇌ Ag(s) E0 = +0,79 V

Mg2+(aq) + 2e- → Mg(s) E0 = -2,34 V

a. Tentukan E0 sel yang disusun dari kedua elektrode itu


b. Tulis reaksi elektrode dan reaksi selnya

Jawab :

a. Potensial sel adalah selisih potensial katode dengan anode. Katode adalah
elektrode yang potensial reduksinya lebih positif, dalam hal ini ialah perak.
E0sel = E0katode - E0anode
E0sel = +0,79 V – (-2,34 V)
E0sel = + 3,13 V
b. Reaksi elektrode adalah reaksi yang terjadi pada elektrode masing-masing.
Reaksi katode adalah reduksi, sedangkan reaksi anode adalah oksidasi.

Katode (reduksi) : Ag+(aq) + e- ⇌ Ag(s) E0 = +0,79 V

Anode (oksidasi) : Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- E0 = +2,34 V

Reaksi sel adalah penjumlahan reaksi elektrode dan merupakan reaksi redoks.
Untuk menyetarakan koefisien reaksi, jumlah elektron yang terlibat pada setiap
reaksi sel harus disamakan. Dalam hal ini, reaksi katode harus dikalikan dengan
dua. Akan tetapi, perlu diingat bahwa nilai potensial elektrode tidak bergantung
pada koefisien reaksi. Oleh karena itu, potensial reduksi (Ag) tidak ikut dikalikan
dengan dua.

Katode (reduksi) : 2Ag+(aq) + 2e- ⇌ 2Ag(s) E0 = +0,79 V

Anode (oksidasi) : Mg(s) → Mg2+(aq) + 2e- E0 = +2,34 V

Reaksi sel (redoks) : 2Ag+(aq) + Mg(s) → 2Ag(s) + Mg2+(aq) E0 = +3,13 V


2. Sel Elektrolisis
Dalam sel elektrolisis, arus listrik digunakan untuk melangsungkan
reaksi redoks spontan. Prinsip kerjanya mengubah energi listrik menjadi
energi kimia. Di katode terjadi reduksi dan sebagai elektrode (-), di anode
terjadi oksidasi sebagai elektrode (+).

Sel elektrolisis
Katode : Tempat terjadinya reduksi; bermuatan negatif
Anode : Tempat terjadinya oksidasi; bermuatan positif

Reaksi di katode dan anode pada elektrolisis adalah sebagai berikut :


Reaksi pada Katode Reaksi di Anode
(Reduksi terhadap Kation) (Oksidasi terhadap Anion)
Ion-ion IA, IIA, Al3+, Mn2+ Ion-ion SO42-, NO3-
2H2O + 2e- → 2OH- + H2 2H2O → 4H+ + O2 + 4e-
Ion-ion logam dengan E0 ˃ -0,83 volt Ion-ion halida (F-, Cl-, Br-, I-)
Ln+ + ne- → L 2X- → X2 + 2e-
Ion H+ dari asam Ion OH-
2H+ + 2e- → H2 4OH- → 2H2O + O2 + 4e-
Elektrolisis leburan elektrolit, ion IA, Proses penyepuhan dan pemurnian
IIA, Al3+, Mn2+ logam
Ln+ + ne- → L L → Ln+ + ne-

Contoh :

Menuliskan reaksi elektrolisis

Tulislah reaksi elektrolisis larutan NaCl dengan elektrode grafit.

Jawab :

Elektrolisis larutan NaCl dengan elektrode grafit. Susunan sel elektrolisisnya


adalah sebagai berikut.
 Reaksi katode
Reaksi katode bergantung pada jenis kation. Oleh karena kationnya adalah
Na+, yaitu kation logam aktif (sukar direduksi), sehingga reaksi katode adalah
reduksi air :
Katode : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
 Reaksi anode
Reaksi anode bergantung pada jenis anode dan anion. Dalam hal ini anodenya
adalah inert (grafit) sehingga reaksi anode akan bergantung pada jenis anion.
Anion klorida, Cl- tergolong anion mudah dioksidasi, jadi reaksi anode adalah
oksidasi anion Cl- menjadi Cl2 :
Anode : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

Reaksi elektrolisis lengkap adalah :


Katode : 2H2O(l) + 2e- → 2OH-(aq) + H2(g)
Anode : 2Cl-(aq) → Cl2(g) + 2e-

2H2O(l) + 2Cl-(aq) → 2OH-(aq) + H2(g) + Cl2(g)

E. HUKUM FARADAY
Jauh sebelum penemuan elektron, Michael Faraday dari Inggris, telah
menemukan hubungan kuantitatif antara massa zat yang dibebaskan pada
elektrolisis dengan jumlah listrik yang digunakan. Penemuan itu disimpulkan
dalam dua hukum berikut.

Hukum Faraday 1 : “Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (m)


berbanding lurus dengan jumlah listrik yang digunakan (q)”.
m=q

Adapun jumlah muatan listrik (q) sama dengan hasil kali dari kuat arus (I)
dengan waktu (t).
q=I𝗑t

Jadi, persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut :


m=I𝗑t

Hukum Faraday 2 : “Massa zat yang dibebaskan pada elektrolisis (m)


berbanding lurus dengan massa ekivalen zat itu (ME)”.

m = ME

Penggabungan hukum Faraday I dan 2 menghasilkan :


m = k 𝗑 I 𝗑 t 𝗑 ME
(k = suatu konstanta)
1
Faraday menemukan nilai tetapan pembanding k =
96.500
Jadi, persamaan di atas dapat dinyatakan sebagai berikut :
M E×I×t
m=
96.500
dengan, m = massa zat yang dibebaskan (dalam gram)
I = kuat arus listrik (dalam ampere)
t = waktu (dalam detik)
ME = massa ekuivalen
Massa ekuivalen dari unsur-unsur logam sama dengan massa atom relatif (A r)
dibagi dengan bilangan oksidasinya.
Ar
ME =
Biloks

Contoh :
Pada elektrolisis larutan CuSO4 terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu.

Cu2+(aq) + 2e- → Cu(s)

Ar Cu 63,5
Diperoleh massa ekuivalen Cu = = = 31,75
2 2

Contoh :

Menggunakan Hukum Faraday

1). Proses elektrolisis lelehan NaCl dengan elektrode karbon digunakan arus
sebesar 10 ampere selama 30 menit. Massa logam natrium yang diperoleh
adalah.... (Ar Na = 23; Cl = 35,5)

Jawab :

Elektrolisis lelehan NaCl

Reaksi yang terjadi di katode : Na+ + e- → Na(s)

Massa logam Na yang diperoleh dari reaksi di katode :

I xt
= ME ×
96.500

Ar Na I .t
= ×
jumlah e 96.500

23 10 .(30 ×60)
= ×
1 96.500
23× 10 ×30 ×60
=
96.500

= 4,29 gram

F. KOROSI BESI
Besi merupakan logam yang paling banyak dan paling luas
penggunaannya. Namun demikian, besi mempunyai satu kelemahan, yaitu
mudah berkarat, khususnya dalam udara lembab.
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan berbagai zat di
lingkungannya yang menghasilkan senyawa-senyawa yang tak dikehendaki.
Contoh korosi paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen
(udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3.XH2O, suatu zat padat yang
berwarna cokelat-merah.

Fe(s) → Fe+(aq) + 2e- E0 = +0,44 V

Elektron yang dibebaskan di anode itu dialirkan pada bagian lain dari besi
itu yang berlaku sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.

O2(g) + 2H2O(l) + 4e- → 4OH-(aq) E0 = +0,40 V

Atau

O2(g) + 4H+(aq) + 4e- → 2H2O(l) E0 = +1,23 V

Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi


membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida
terhidrasi, Fe2O3.XH2O, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu
yang bertindakn sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai
katode bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau
perbedaan kerapatan logam itu.
Faktor yang mempercepat korosi adalah : keasaman, kontak dengan
elektrolit, kontak dengan logam lain, kerapatan, adanya O2, dan deret
potensial reduksi.
Ulangan Akhir Bab 7
1. Besi diproduksi dari reaksi antara bijih besi dengan karbon monoksida,
misalnya hematit (Fe2O3) dengan karbon monoksida (CO). Reaksi yang
terjadi dapat disimpulkan sebagai berikut.
Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2
a. Tentukan unsur yang mengalami perubahan bilangan oksidasi pada
reaksi tersebut.
b. Tentukan oksidator dan hasil oksidasinya.

2. Bahan utama pada baterai kering adalah logam zink, batu kawi (MnO2), dan
amonium klorida (NH4Cl). Bahan itu mengalami reduksi atau oksidasi secara
terpisah, tetapi reaksi gabungannya dapat ditulis sebagai berikut.
Zn + 2MnO2 + 2NH4Cl → ZnCl2 + 2NH3 + H2O + Mn2O3
Tentukan reduktor, oksidator, hasil reduksi serta hasil oksidasi pada reaksi
tersebut.

3. Setarakan reaksi redoks berikut dengan metode bilangan oksidasi dan metode
ion-elektron (metode setengah reaksi).
MnO4-(aq) + C2H4(g) + H2O(l) →MnO2 + OH-(aq) + C2H6O2(aq)
4. Hitung massa perak yang dapat dibebaskan oleh arus listrik 10 ampere yang
dialirkan selama 5 menit ke dalam larutan AgNO3 (Ar Ag = 108).

BAB 8
5. Tuliskan dan jelaskan tentang cara-cara pencegahan korosi besi (minimal 3
cara)!.

HIDROKARBON DAN
MINYAK BUMI

KOMPETENSI DASAR
Menganalisis struktur, sifat senyawa hidrokarbon serta dampak pembakaran senyawa
hidrokarbon terhadap linkungan dan kesehatan serta cara mengatasinya.
PENDAHULUAN
Senyawa hidrokarbon merupakan salah satu golongan senyawa karbon yang
bermanfaat di muka bumi. Walaupun merupakan golongan senyawa karbon yang
paling sederhana, sudah jutaan senyawa hidrokarbon dikenal saat ini.pemanfaatan
senyawa hidrokarbon yang paling tampak terlihat terdapat pada bidang
transportasi. Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa utama dalam komposisi
bahan bakar kendaraan. Senyawa ini diambil dan diolah dari minyak bumi hasil
penimbunan jasad renik laut selama berjuta-juta tahun.

A. PENGENALAN SENYAWA KARBON


Pada awalnya, para ahli kimia menggolongkan senyawa atas senyawa
organik dan senyawa anorganik. Penggolongan ini dilakukan berdasarkan
sumber senyawa-senyawa tersebut. Senyawa organik berasal dari makhluk
hidup, sedangkan senyawa anorganik berasal alam diluar makhluk hidup.
Contoh senyawa organik adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh tumbuhan
melalui fotosintesis, urea yang terdapat dalam urine mamalia, dan vitamin C
yang terdapat pada buah-buahan. Namun, hal ini tidak berlangsung lama.
Pada tahun 1828, Fredrich Wöhler, seorang ahli kimia berkebangsaan
Jerman, mengumumkan bahwa ia telah berhasil membuat urea tanpa ginjal
manusia. Wöhler menghasilkan senyawa ini melalui pemanasan amonium
sianat dengan reaksi sebagai berikut.

pemanasan
NH4CNO CO(NH2)2 + H2O
Amonium sianat Urea Air

Dengan penemuan ini, pendapat yang menyatakan bahwa senyawa organik


berasal dari makhluk hidup dapat dipatahkan. Meskipun demikian,
penggolongan senyawa ke dalam senyawa organik dan anorganik tetap
dipertahankan. Penggolongan tersebut kemudian didasarkan pada sifat dan
struktur senyawa bukan lagi berdasarkan sumbernya. Meskipun tidak ada
perbedaan sifat yang tegas antara senyawa organik dan senyawa anorganik,
kedua kelompok senyawa tersebut mempunyai ciri umum yang berbeda.
Adapun perbedaan utama diantara keduanya dapat dilihat pada Tabel 8.1
berikut :

Tabel 8.1 Perbedaan senyawa organik dan senyawa anorganik.


Perbedaan Senyawa organik Senyawa anorganik
Stabilitas terhadap
Kurang stabil Stabil
pemanasan
Titik cair dan titik Umumnya relatif Umumnya sangat
didih rendah tinggi, tetapi ada yang
sangat rendah
Larut dalam pelarit Larut dalam pelarut
Kelarutan
nonpolar polar (air)
Bereaksi dengan
kereaktifan lambat, kecuali Bereaksi dengan cepat
pembakaran
Umumnya terdiri dari
Umumnya terdiri dari
rantai karbon yang
struktur ikatan ion atom bukan
berikatan kovalen
rantai karbon
(senyawa karbon)

Sebagai perbandingan sifat senyawa organik dan anorganik, perhatikan


sifat-sifat benzena (mewakili senyawa organik) dan sifat-sifat natrium klorida
(mewakili senyawa organik) pada Tabel 8.2 berikut.
Tabel 8.2 Perbandingan sifat senyawa organik (benzena) dengan senyawa
anorganik (natrium klorida)
Perbedaan Benzena Natrium klorida
Rumus kimia C6H6 NaCl
Kelarutan dalam air
Tidak larut Larut
(polar)
Kelarutan dalam
Larut Tidak larut
bensin (nonpolar)
Keterbakaran Mudah terbakar Tidak dapat terbakar
Titik cair 5,50C 8010C
Titik didih 800C 1,4130C
Kerapatan 0,88 g cm-3 2,7 g cm-3
Tipe ikatan Kovalen Ionik

Struktur senyawa organik terdiri dari senyawa dengan rantai-rantai karbon


sehingga senyawa organik saat ini dikenal juga sebagai senyawa karbon.
Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang hanya terdiri dari atom
karbon (C) dan atom hidrogen (H).

Alkana (CnH2n+2) Alkena (CnH2n) Alkuna (CnH2n-2)


– Merupakan hidrokarbon – Merupakan – Merupakan
jenuh (ikatan tunggal) hidrokarbon tidak hidrokarbon tidak
– Penamaan : penomoran jenuh (ikatan rangkap jenuh (dengan ikatan
dimulai dari ujung rantai dua) rangkap tiga)
C utama dekat cabang; – Penamaan : – Penamaan:
bila cabang ˃ 1 diberi penomoran seperti penomoran seperti
awal di, tri, tetra; contoh : alkana, akhiran –ana alkana, akhiran –ana
diganti –ena; diganti –una;
Contoh: Contoh:

4-etil-2,2,4-trimetil
heptana 2-etil-4-metil-1-
– Hanya mempunyai pentena
isomer rantai saja. – Mempunyai isomer
– Reaksi subtitusi : posisi, rantai, dan 3-etil-5,5-dimetil-1-
CH3—CH3 + Br2 → geometri heksuna
CH3CH2Br + HBr – Reaksi adisi : – Mempunyai isomer
– Reaksi eliminasi : CH2═CH2 + H2 → posisi dan isomer
CH3CH2—CH3 → CH3CH3 rantai
CH3CH═CH2 + H2
– Reaksi oksidasi : CH2═CH2 + Br2 →
CH4 + O2 → CO2 + 2H2O

Gugus fungsi senyawa karbon sebagai berikut.


Nama Gugus Penamaa Rumus
Kegunaan Contoh
golongan fungsi n umum
Alkanol —OH -ol CnH2n+2O Pelarut, antiseptik
(alkohol)
Alkoksi —O— -oksi -ana CnH2n+2O Pengawet
alkana nonpolar, obat
(eter) bius
Alkanal —COH -al CnH2nO Pengawet
(aldehida) preparat anatomi,
zat warna
Alkanon —CO -on CnH2nO Pelarut organik
(keton)

Asam —COOH Asam –oat CnH2nO2 Cuka makan,


alkanoat vulkanisasi
(asam
karboksilat
)
Alkil —COOR’ -il –oat CnH2nO2 Esens makanan,
alkanoat pembuatan sabut
(ester)

Isomer kerbon berupa isomer struktur sebagai berikut :


a. Isomer rantai, isomer senyawa dalam satu golongan dengan rantai karbon
berbeda.
b. Isomer posisi, isomer senyawa dalam satu golongan dengan letak gugus
fungsi yang berbeda
c. Isomer fungsi, isomer senyawa dengan gugus fungsi berbeda dan rumus
umum yang sama
Reaksi-reaksi yang terdapat pada senyawa karbon :
a. Reaksi pada senyawa alkohol
 Reaksi dengan logam Na : 2R-OH + 2Na → 2R-Ona + H2
 Reaksi dengan PCl5 : C2H5OH + PCl5 → C2H5Cl + POCl3 + HCl
 Reaksi oksidasi : CH3-CH2OH → CH3-COH → CH3-COOH
 Reaksi esterifikasi : asam karboksilat + alkohol → ester + H2O
b. Reaksi senyawa eter
 Reaksi dengan PCl5 : R-O-R’ + PCl5 → R-Cl + R’-Cl + POCl3
 Reaksi dengan asam halida : R-O-R’ + 2HI → R-I + R’-I + H2O
c. Reaksi senyawa aldehida
 Reaksi adisi : R-COH + H2 → R-CH2OH
 Reaksi oksidasi : aldehida → asam karboksilat

Contoh :

1) Tuliskan rumus struktur senyawa 2-metil-2-butanol.

Jawab :

2-metil-2-butanol

2) Senyawa 3-metil-2-pentena diadisi oleh asam bromida menurut persamaan


reaksi:

+ HBr hasil

Jawab :

Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Atom halogen dari
asam halogenida akan terikat pada atom C rangkap yang memiliki atom H sedikit.
Atom H asam halogenida terikat pada atom C rangkap yang memiliki atom H
lebih banyak.
3-metil-2-pentena

Ulangan Akhir Bab 8


1. Gambarkan rumus bangun alkana berikut.
a. 2-metilbutana
b. 2,3,3-trimetil pentana

2. Tuliskan rumus molekul dan rumus bangun (struktur) dari alkena berikut.
a. 2-metil heksena
b. 3-etil-2-oktena

3. Tuliskan rumus struktur dan rumus molekul dari setiap senyawa berikut.
a. 4-metil-2-heksuna
b. 1-metil-2-butuna

4. Tuliskan penjelasan singkat mengenai minyak dan gas bumi, dibahas


berdasarkan :
a. Pengolahan minyak bumi
b. Kegunaan minyak bumi
BAB 9
POLIMER

KOMPETENSI DASAR
Menganalisis struktur, tata nama, sifat, penggolongan polimer, dan kegunaan polimer
Mengintegrasikan kegunaan polimer dalam kehidupan sehari-hari dengan struktur, tata
nama, sifat, penggolongan primer.
PENDAHULUAN
Dewasa ini penggunaan plastik telah dikenal secara luas. Plastik banyak
digunakan tak hanya dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga pada berbagai
bidang industri. Beberapa benda berbahan dasar plastik diantaranya botol, jas
hujan, dan tali plastik. Di bidang industri, plastik diproduksi sebagai pembungkus
makanan dan pelapis peralatan dapur (teflon). Selain plastik, terdapat juga karet.
Karet merupakan bahan utama penyusun ban dan kendaraan bermotor.apakah
sebenarnya plastik dan karet? Apakah anda mengetahui bahwa plastik dan karet
merupakan suatu polimer?

A. PENGERTIAN POLIMER
Berbagai jenis barang yang kita gunakan terbuat dari bahan plastik.
Umumnya jenis plastik yang lazim digunakan adalah polietilena,
polipropilena, polistirena, polivinilklorida (PVC), dan poliester. Ahli kimia
menyebut bahan-bahan tersebut sebagai polimer.
Polimer terdiri dari molekul-molekul besar sehingga disebut juga
makromolekul. Molekul polimer dapat didefinisikan sebagai sebuah rantai
molekul yang setiap mata rantainya mewakili satu unit pembangung. Unit
pembangun itu berasal dari molekul sederhana yang disebut monomer (dari
bahasa Yunani : monos = satu +meros = bagian). Oleh karena itu, bahan ini
disebut polimer (dari bahasa Yunani : poly = banyak). Reaksi pembentukan
polimer dari monomernya disebut polimerisasi.

B. PENGGOLONGAN POLIMER
Polimer dapat digolongkan berdasarkan asal (sumber), jenis monomer
pembentuk, atau berdasarkan sifat tertentu. Perhatikan pembahasan berikut.
1. Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya
Berdasarkan asalnya, polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer
sintetik. Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam, sedangkan
polimer sintetik adalah polimer yang dibuat di pabrik dan tidak terdapat
di alam. Polimer sintetik meliputi semua jenis plastik, serat sintetik, dan
karet sintetik.
2. Penggolongan Polimer Berdasarrkan Jenis Monomernya
Berdasarkan jenis monomernya, polimer dibedakan atas homopolimer
dan kopolimer. Homopolimer terbentuk dari sejenis monomer, sedangkan
kopolimer terbentuk lebih dari sejenis monomer.
3. Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifatnya terhadap Panas
Berdasarkan sifatnya terhadap panas, khususnya plastik, polimer
dibedakan atas plastik termoplastik dan plastik termoseting. Polimer
termoplastik (meliat panas) adalah polimer yang melunak jika
dipanaskan. Polimer ini dapat dibentuk ulang. Polimer termoseting
(memadat panas) adalah polimer yang melunak jika dipanaskan. Polimer
jenis termoseting tidak dapat dibentuk ulang.
Perbedaan sifat antara polimer termoplastik dan polimer termoseting
terletak pada strukturnya. Polimer termoplastik terdiri atas molekul-moleul
rantai lurus atau bercabang, sedangkan polimer termoseting terdiri atas
ikatan silang antarrantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih
kaku.
Ulangan Akhir Bab 9
1. Tuliskan beberapa contoh polimer alam berdasarkan monomer, polimerisasi,
dan tempatnya (minimal 3)

2. Tuliskan beberapa contoh polimer sintetik berdasarkan monomer,


polimerisasi, dan contoh produknya (minimal 3)

3. Tuliskan jenis-jenis plastik dan kegunaannya.


ULANGAN AKHIR SEMESTER 2
1. Jika diketahui data potensial elektrode
E0 Al = -1,66 volt
E0 Zn = -0,76 volt
E0 Fe = -0,44 volt
E0 Cu = +0,34 volt
E0 Ag = +0,80 volt
Pasangan logam yang dapat melindungi besi dari korosi sesuai data
di atas adalah ....
a. Cu dan Ag
b. Cu dan Zn
c. Zn dan Al
d. Al dan Ag
e. Al dan Cu

2. Senyawa berikut yang jika dielektrolisis menghasilkan logam Na


adalah ....
a. Lelehan NaCl
b. Larutan NaCl
c. Larutan NaOH
d. Larutan Na2SO4
e. Larutan NaNO3

3. Perhatikan data berikut.


Al3+ + 3e- → Al E0 = -1,66 volt
Sn2+ + 2e- → Sn E0 = -0,14 volt
Cu2+ + e → Cu E0 = +0,52 volt
+ -
Ag + e → Ag E0 = +0,80 volt
Dari data di atas, dapat diketahui reaksi yang berlangsung spontan
adalah....
a. Ag ⃒ Ag+ ‖ Al3+ ⃒ Al
b. Ag ⃒ Ag+ ‖ Cu ⃒ Cu+
c. Al ⃒ Al3+ ‖ Ag+ ⃒ Ag
d. Cu ⃒ Cu+ ‖ Al3+ ⃒ Al
e. Cu ⃒ Cu+ ‖ Sn2+ ⃒ Sn
4. Berikut ini yang bukan merupakan sel Volta dalam kehidupan sehari-
hari adalah ....
a. Baterai
b. Baterai alkaline
c. Baterai perak oksida
d. Akumulator
e. Penyepuhan emas

5. Logam yang paling efektif untuk melindungi pipa yang ditanam dalam
tanah agar terhindar dari korosi adalah ....
a. Aluminium
b. Mangan
c. Magnesium
d. Tembaga
e. Nikel

6. Potensial reduksi suatu reaksi menunjukkan ....


a. Kemampuan suatu zat untuk mereduksi zat lain
b. Kemampuan untuk mengalami reaksi reduksi
c. Besarnya potensial listrik dari reaksi yang terjadi di anode
d. Besarnya potensial listrik pada sel elektrokimia
e. Besarnya energi yang dibutuhkan pada reaksi reduksi

7. Nama yang tepat untuk rumus struktur dari senyawa hidrokarbon


adalah .....
a. 3,4,4-trimetil-2-heksena
b. 3,3,4-trimetil-2-heksuna
c. 3-etil-2-metil-2-heptena
d. 3-etil-2-metil-2-heptena
e. 3-metil heptana

8. Jumlah isomer dari pentana C5H12 adalah ....


a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6

9. Senyawa hidrokarbon yang paling banyak terdapat dalam minyak


bumi adalah....
a. Alkana dan alkena
b. Alkana dan alkuna
c. Alkana dan sikloalkana
d. Alkena dan sikloalkana
e. Alkuna dan sikloalkana

10. Pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi dilakukan dengan cara ....


a. Pemanasan
b. Distilasi bertingkat
c. Filtrasi
d. Sublimasi
e. Penyaringan

11. Polutan yang paling berbahaya bagi pernapasan kita merupakan hasil
pembakaran tidak sempurnah bahan bakar kendaraan bermotor,
yaitu....
a. Karbon dioksida
b. Karbon monoksida
c. Belerang dioksida
d. Nitrogen monoksida
e. Nitrogen dioksida

12. Pembakaran tidak sempurnah fraksi minyak bumi dapat menyebabkan


polusi udara yang sangat berbahaya bagi kita karena ....
a. Terbentuk gas CO2 yang mengakibatkan pemanasan global
b. Terbentuk gas NO dan NO2 yang mengakibatkan adanya asap
kabut
c. Terbentuk gas CO yang akan diikat oleh hemoglobin dalam darah
d. Menghasilkan logam berat timbel yang dapat merusak otak
e. Menghasilkan logam berat merkuri yang dapat mengakibatkan
kanker

13. Pemutusan ikatan pada proses pengolahan fraksi minyak bumi untuk
memperpendek rantai C disebut ....
a. Polimerisasi
b. Desulfurisasi
c. Cracking
d. Distilasi bertingkat
e. Eliminasi

14. Perhatikan data polimer dan monomer pembentuknya berikut.

No. Polimer Monomer


1. Polietilena Etena
2. PVC Vinil klorida
3. Nilon 6,6 Asam adipat dan heksametil diamin
4. Poliestirena Stirena
5. Tetoron Asam tereflatat dan glikol
Pasangan polimer yang terbentuk secara kondensasi adalah ....
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 4
d. 2 dan 5
e. 3 dan 5

15. Monomer dari polivinilklorida (PVC) adalah ....


a. CH3-CH2Cl
b. CH2≟CHCl
c. CH3-C(CH2C6H)-CH3
d. CH2≟CH-C(Cl)-CH2
e. CH3-C(HCl)-C(HCl)-CH3

16. Monomer dari selulosa adalah ....


a. Fruktosa
b. Glukosa
c. Amilum
d. Maltosa
e. Sukrosa

17. Polimer berikut yang proses pembentukannya melalui polimerisasi


adisi adalah ....
a. Protein, PVC, dan polietilena
b. Dakron, amilum, dan bakelit
c. Polistirena, protein, dan polietilena
d. Polistirena, PVC, dan polietilena
e. Protein, PVC, dan polistirena

18. Polimer yang tidak melunak jika dipanaskan sehingga tidak dapat
didaur ulang adalah ....
a. Homopolimer
b. Kopolimer
c. Termoseting
d. Termoplastik
e. Sintetik
19. Contoh polimer yang monomernya berupa ester adalah ....
a. Nilon
b. Tetoron
c. Melamin
d. Teflon
e. Dakron

20. Berikut yang tidak termasuk dalam metode daur ulang 5R adalah .....
a. Reuse
b. Recycle
c. Replace
d. Remake
e. Reduce

GOOD LUCK 

Anda mungkin juga menyukai