Reaksi Redoks
Reaksi redoks merupakan reaksi yang melibatkan reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Pengertian reaksi oksidasi dan reaksi reduksi berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu
kimia. Reaksi reduksi dan reaksi oksidasi banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari, misalnya
reaksi pembakaran, pembuatan cuka dari alkohol, peristiwa pemecahan glukosa di dalam
tubuh, perkaratan besi, dan lain-lainnya.
Atom-atom golongan IA (Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr) dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +1.
Atom-atom golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +2.
Atom-atom golongan IIIA (B, Al, dan Ga) dalam senyawa mempunyai bilangan
oksidasi +3.
Atom hidrogen (H) dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi +1,
kecuali dalam hidrida logam. Hidrida logam adalah senyawa yang terbentuk dari unsur
logam dan hidrogen. Pada hidrida logam, seperti LiH, NaH, CaH2, MgH2, dan AlH3,
atom hidrogen diberi bilangan ksidasi -1.
Atom oksigen (O) di dalam senyawa umumnya mempunyai bilangan oksidasi -2,
kecuali pada senyawa peroksida dan OF2.
Pada peroksida, seperti H2O2, Na2O, dan BaO, atom oksigen diberi bilangan oksidasi -1,
sedangkan pada OF2 diberi bilangan oksidasi +2
Konsep reaksi redoks berdasarkan bilangan oksidasi
Dengan menggunakan konsep bilangan oksidasi, maka suatu reaksi yang rumit dapat diketahui
zat mana yang mengalami reduksi dan oksidasi.
Contoh:
Reaksi : CuO(s) + H2(g) Cu(s) + H2O(g)
Menurut konsep oksigen pada reaksi diatas, terdapat dua reaksi, yaitu:
Reaksi reduksi : CuO Cu
Reaksi oksidasi : H2 H2O
Bila dihitung bilangan oksidasinya, maka
Reaksi reduksi : CuO Cu
(Bilangan oksidasi Cu pada CuO = +2 dan pada Cu = 0)
Reaksi oksidasi : H2 H2O
(Bilangan oksidasi H pada H2 = 0 dan pada H2O = +1)
Dari contoh reaksi tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Reaksi oksidasi adalah reaksi yang disertai dengan kenaikan bilangan oksidasi. Reaksi reduksi
adalah reaksi yang disertai dengan penurunan bilangan oksidasi. Reaksi oksidasi dan reaksi
reduksi umumnya terjadi secara bersamaan dalam satu reaksi, maka kemudian disebut reaksi
redoks.
Pengoksidasi dan Pereduksi
Dalam reaksi redoks terdapat zat-zat yang bertindak sebagai pereduksi (reduktor) dan
pengoksidasi (oksidator). Pereduksi atau reduktor adalah zat yang dalam reaksi redoks tersebut
menyebabkan zat lain mengalami reduksi. Dalam hal ini pereduksi mengalami oksidasi.
Pengoksidasi atau oksidator adalah zat yang dalam reaksi redoks tersebut menyebabkan zat
lain mengalami oksidasi. Dalam hal ini pengoksidasi mengalami reduksi.
Dalam reaksi di atas, Fe bertindak sebagai pereduksi dan HCl sebagai pengoksidasi, sedangkan
FeCl2 merupakan hasil oksidasi dan gas H2 hasil reduksi. Atom klorin dalam reaksi ini tidak
mengalami oksidasi maupun redukasi.
Apabila dalam reaksi tersebut zat mengoksidasi atau meredukasi dirinya sendiri maka
peristiwanya disebut reaksi otoredoksi
Tata Nama Senyawa
Salah satu manfaat bilangan oksidasi adalah untuk memberikan nama suatu senyawa yang bisa
membentuk beberapa senyawa dengan unsur lain. Sebagai contoh, besi dapat membentuk dua
macam senyawa dengan oksigen, yaitu FeO dan Fe2O3. Untuk pemberian nama kedua
senyawa tersebut kakan mengalami kesulitan bila tidak memperhatikan bilangan oksidasinya,
sebab keduanya merupakan senyawa yang bernama oksida. Untuk mengatasi hal tersebut
bilangan oksidasi besi dicantumkan dalam pemberian nama sehingga mudah dibedakan. Kedua
nama senyawa tersebut, yaitu:
FeO : besi (II) oksida
Fe2O3 : besi (III) oksida
Jadi untuk unsur logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan
oksidasi, maka pada penamaan bilangan oksidasinya disertakan setelah nama logam tersebut
dan diletakkan dalam tanda kurung ().