Anda di halaman 1dari 5

A.

Kelimpahan Merkuri di Alam


Merkuri merupakan elemen dari kerak bumi. Kelimpahan kerak bumi: 85 bagian per miliar
berat, 9 bagian per miliar mol. Kelimpahan tata surya: 20 bagian per miliar berat, 120 bagian per
triliun oleh mol. Manusia tidak dapat membuat atau memusnahkan merkuri. Merkuri murni
adalah logam cair, kadang-kadang disebut sebagai raksa yang mudah menguap. Raksa merupakan
terjemahan ke bahasa Indonesia dari bahasa latin "hydrargyrum" (Hg). Terjemahan ke bahasa
Inggris adalah mercury, yang berarti mudah menguap. Walaupun terjemahan hydrargyrum ke
bahasa Indonesia adalah raksa, namun dikalangan peneliti dan masyarakat unsur hydrargyrum
lebih terkenal dengan nama atau sebutan merkuri (Hutagalung,1985:94).
Sumber utama Merkuri (Hg) di atmosfer adalah penguapan Hg dari tanah dan air, disamping
itu pembakaran "fossil-fuels" terutama batu bara. Kadar Hg diudara akan naik dapat disebabkan
oleh pembuangan sampah padat seperti termometer Hg, Switch listrik, dan battery juga
pemakaian cat yang mengandung Hg, anti jamur dan pestisida serta pembakaran limbah minyak.
Sumber utama pada air adalah dari buangan industri (terutama industri tambang emas) dan proses
pelapukan batuan karena pengaruh iklim (Alfian,2006).
Merkuri walaupun mengambil bentuk cairan sebenarnya masuk dalam kategori logam.
Merkuri ditemukan dalam banyak batu termasuk batu bara. Bila batu bara dibakar, Merkuri
dilepaskan kedalam lingkungan. Coal-burning power plants terbesar manusia adalah yang
disebabkan oleh sumber emisi Merkuri ke udara di Amerika Serikat, yang memberikan kontribusi
lebih dari 40 persen pada semua manusia-lokal yang disebabkan oleh emisi merkuri. EPA telah
memperkirakan bahwa sekitar seperempat dari emisi AS akibat dari pembakaran batu bara
pembangkit tenaga listrik didepositkan di Amerika Serikat dan perbatasan, sisanya masuk ke
siklus global. Pembakaran limbah berbahaya, yang memproduksi khlor, memecahkan produk
bermerkuri, dan tumpahan merkuri, serta penanganan pengobatan dan pembuangan limbah atau
produk yang mengandung merkuri, juga dapat melepaskannya ke dalam lingkungan. Perkiraan
sekarang adalah bahwa kurang dari separuh dari semua endapan merkuri di AS berasal dari
sumber-sumber AS (Alfian,2006).
B. Sifat-sifat Fisika dan Kimia Merkuri
1. Sifat fisik
Merkuri atau Raksa adalah unsur kimia, yang mempu-nyai nomor atom 80, berat atom
200,61 dan jari-jari atom 1,48 A°. Merupakan satu-satunya unsur logam yang berbentuk cair
pada suhu kamar ( 25°C ) dan sangat mudah menguap. Membeku pada suhu — 38,87°C dan
mendidih pada suhu 356,9°C. Warnanya tergantung pada bentuk fasanya. Fasa cair berwarna
putih perak, sedangkan fasa padat berwarna abu-abu. Densitas raksa yaitu 13,55 merupakan
densitas yang tertinggi dari semua benda cair. Tegangan permukaannya juga sangat tinggi
yaitu 547 dine, dibandingkan dengan air (73 dine) atau alkohol (22 dine).
Properti Atom

Berat Atom : 200,59

Densitas : 13.546 g/cm3

Struktur Kristal : Rhombohedral

Kofigurasi Elektron : 2,8,18,32,18,2

Elektron Valensi : 1,2

Orbital : [Xe] 4f14 5d10 6s2

Jari-jari Atom : 1.76 Angstrum

Jari-jari Ion : 1.02 (+2) Angstrum

Volume Atom : 14.82 cm3/mol

Elektronegativitas : 2
Energi Ionisasi I : 10.4375 V

Energi Ionisasi II : 18.759 V

Energi Ionisasi III : 34.202 V

Bilangan Oksidasi : (2),1

Termodinamika

Titik Didih : 356.58°C

Titik Lebur : -38.87°C

Kalor Jenis : 0.139 J/gK

Kalor Uap : 59.229 kJ/mol

Kalor Lebur : 2.295 kJ/mol

Konduktivitas Panas : 0.0834 W/cmK


Merkuri termasuk logam berat berbahaya, yang dalam konsentrasi kecilpun dapat bersifat racun.
Pemakaian merkuri dalam cat rambut dapat menimbulkan berbagai hal, mulai dari perubahan warna
kulit yang pada akhirnya dapat menyebabkan bintik-bintik hitam pada kulit, alergi, iritasi kulit serta
pemakaian dengan dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan permanen otak, ginjal, dan gangguan
perkembangan janin bahkan paparan jangka pendek dalam dosis tinggi juga dapat menyebabkan
muntah muntah, diare dan kerusakan paru-paru serta merupakan zat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker) pada manusia (Parengkuan, 2013).
2. Sifat Kimia
Raksa mempunyai potensial oksidasi0,799 volt. Potensial oksidasi yang rendah ini
menyebabkan raksa tidak dapat bereaksi dengan oksigen pada suhu kamar, dan tahan terhadap
korosi. Pada suhu sekitar titik didihnya (356,9°C), raksa dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk HgO yang berwarna merah. Senyawa HgO ini tidak begitu stabil, sehingga bila
dipanaskan pada suhu yang lebih tinggi (sekitar 500°C), oksigen akan dilepaskan kembali.
Bila dalam raksa terkandung sedikit logam lain, misalnya Zn atau Pb, maka raksa ini menjadi
sensitif terhadap O2. Raksa bereaksi cepat dengan gas-gas Cl2, S, Br2, J2 dan N2O, tetapi
tidak dapat bereaksi dengan air, uap, alkalis atau asam-asam yang bukan oksidator kuat
(DURRANT 1960). Kecuali dengan Fe, raksa mudah bereaksi dengan logam-logam lain
membentuk senyawa logam yang disebut amalgam. Oleh karena itu pekerjapekerja yang
banyak berhubungan dengan raksa harus berhati-hati, raksa tidak boleh bersentuhan dengan
barang-barang yang terbuat dari emas, platina atau perak. Raksa mudah larut dalam HNO3,
tetapi sukar larut dalam pelarut-pelarut yang umum, misalnya dalam air atau aseton. Kelarutan
Hg dalam air hanyalah 0,02 ppm; 0,6 ppm dalam metanol dan 2,7 ppm dalam pentana pada
suhu 40°C. Raksa mempunyai tiga buah bilangan oksidasi yaitu nol, 1 dan 2, sehingga raksa
dapat membentuk 3 seri senyawa kimia yaitu yang bervalensi nol, 1 dan 2, Di alam raksa
dapat membentuk ratusan senyawa kimia (GOLDWATER & STOPFORD 1977).

Daftar pustaka
Alfian Zul.2006.Merkuri : Antara Manfaat dan Efek Penggunaanya Bagi Kesehatan
Manusia dan Lingkungan.Universitas Sumatera Utara :Medan.
Hutagalung, Horas P. 1985. “Raksa (Hg)”. Oseana. 10 (3) : 93 -105.
GOLDWATER J.L. and W. STOPFORD 1977. Mercury. In : The chemical environment and
man (LERIHAN & FLETCHER eds.). Blackic Glasgow. London. (6) 2 ;38-63.

Anda mungkin juga menyukai