Klasifikasi sebagai logam dan semilogam cukup beralasan didasarkan pada data titik leleh dan titik didih
unsur-unsur yang bersangkutan. Dalam kelompok ini titik didih naik dengan naiknya nomor atom, dan
kenaikan titik leleh terjadi hingga antimon (Tabel 1). Dengan demikian, sifat nonlogam bagi golongan 15
semakin berkurang dengan naiknya nomor atom, dan anggota terakhir golongan, yaitu bismut, mungkin
dapat dikategorikan sebagai logam walaupun sangat lunak.
Elektronegativitas yang mencolok paling tinggi dari keempat unsur nonlogam kelompok ini adalah
nitrogen, yaitu N = 3; P = 2,1; As = 2,0 dan Sb = 1,9. Perbedaan aspek lainnya adalah bahwa nitrogen stabil
sebagai molekul diatomik sedangkan yang lain tetraatomik. Kesamaannya antara lain adalah dengan hidro-
gen membentuk senyawa MH3, dan dengan oksigen membentuk M2O3 dan M2O5.
1. Nitrogen
Unsur nitrogen sebagai gas N2 terdapat di udara kira-kira 78,09% volume; oleh karena itu untuk
perdagangan, N2 dibuat dari udara dengan metode pencairan dan destilasi bertingkat. Tetapi dalam
laboratorium, N2 dibuat dengan beberapa metode, umumnya melibatkan oksidasi amonium atau amonia,
yaitu pirolisis amonium nitrat atau pengaliran amonia melalui tembaga oksida panas. Demikian juga,
dekomposisi termal sodium azida, NaN3 menghasilkan unsur-unsurnya, na dan N2 murni.
Aspek kimiawi atom nitrogen
Atom nitrogen dengan konfigurasi elektronik 1s2 2s2 2p3 dapat mencapai konfigurasi elektron valensi
penuh menurut empat proses yaitu:
(1) penangkapan tiga elektron untuk membentuk anion nitrida, N3-; ion ini hanya terdapat dalam senyawa-
senyawa nitrida mirip-garam dari logam-logam yang sangat elektropositif (seperti alkali). M
(2) pembentukan pasangan elektron ikatan sebagai ikatan tunggal seperti dalam NH3, dan ikatan ganda tiga
** **
seperti dalam N2 atau rangkap dua seperti dalam gugus N N .
(3) pembentukan pasangan elektron ikatan disertai penangkapan elektron seperti dalam NH2-,
2
HN
H
** **
dan NH , H N
2- * .
** **
*
(4) pembentukan pasangan elektron ikatan disertai penangkapan elektron seperti dalam NH4- dan ion-ion
amonium tersubstitusi (NR4]+.
Elektronegativitas
Elektronegativitas nitrogen jauh lebih tinggi dibanding dengan anggota-anggota lainnya dalam
golongannya. Akibatnya, sifat polaritas ikatan dalam senyawa nitrogen sering berlawanan dengan sifat
polaritas ikatan dalam senyawa anggota lainnya. Sebagai contoh, perbedaan polaritas ikatan dalam NCl
dan PCl mengakibatkan perbedaan hasil hidrolisis dari kedua senyawa triklorida yang bersangkutan
menurut persamaan reaksi:
NCl3(l) + 3 H2O(l) NH3(g) + 3 HClO(aq)
PCl3(l) + 3 H2O(l) H3PO3(aq) + 3 HCl(g)
Beberapa Senyawa Nitrogen
Amonia
Amonia meleleh pada -77,7oC dan mendidih pada -33,8oC. Amonia dibuat menurut proses Haber,
yaitu dihidrogen dan dinitrogen direaksikan pada tekanan ~ 1000 atm dan temperatur ~ 500oC dengan
katalisator besi, menurut persamaan reaksi:
N2(g) + 3 H2(g) 2 NH3(g)
Dalam molekul amonia atom pusat N dikelilingi oleh tiga pasang elektron ikatan dan sepasang
elektron non ikatan, maka bentuk molekul amonia adalah piramida segitiga; atom nitrogen terletak pada
puncak piramida sedangkan ketiga atom hidrogen pada dasar piramida. Panjang ikatan NH adalah ~ 1,014
dan sudut HNH adalah 106o 47. Adanya pasangan elektron non ikatan pada atom nitrogen dan
posisinya pada puncak piramida mengakibatkan molekul NH3 bersifat polar (N-H+) dengan harga momen
dipol yang cukup besar, ~ 1,47 Debye.
Amonia cair dapat dipakai sebagai pelarut baik untuk senyawa-senyawa anorganik maupun organik,
dan sering dipakai sebagai media reaksi dalam sintesis.
Amonia cair dapat melarutkan logam-logam yang sangat elektropositif, seperti alkali dan alkali
tanah, secara reversibel. Larutannya yang encer berwarna biru ( ~ 15000 ), tetapi yang pekat berwarna
seperti lelehan perunggu.
Amonia, dalam temperatur kamar, berupa gas yang berbau khas tidak enak. Pada temperatur kamar,
lebih dari 50 gram amonia dapat larut dalam 100 gr air menghasilkan larutan dengan rapatan 0,880 g mL -1,
yang dikenal sebagai amonia 880; larutannya ini sangat tepat disebut larutan amonia (aqueous ammonia),
tetapi sering secara menyesatkan disebut amonium hidroksida. Amonia perdagangan dalam air biasanya
berisi sekitar 28% berat (~ 14,8 M). Selain dapat berperan sebagai basa Lewis seperti dalam senyawa
kompleks, amonia juga bersifat sebagai basa Bronsted-Lowry, yaitu dapat mengikatn proton dari air
sehingga menghasilkan larutan alkalis atau basa menurut persamaan reaksi:
NH3(aq) + H2O(l) NH4+(aq) + OH-(aq) K25 = 1,77 x 10-5
Walaupun larutan amonia dalam air sering diberi label amonia hidroksida, senyawa NH 4OH
sesungguhnya belum pernah diisolasi atau dideteksi di dalam larutan. Bukti bahwa pemberian label NH4OH
ini tidak tepat, dijelaskan dalam uraian berikut ini.
(1) Bila diketahui pH larutan amonia dalam air misalnya berharga 10, maka dapat dikatakan tentulah
terdapat ion OH- dalam larutan yang bersangkutan. Ini berarti bahwa 1,00 M larutan amonia dalam air
akan menghasilkan 10-4 mol ion OH- (pOH = 4), atau dengan kalimat lain, setiap 10 -4 (sepuluh ribu)
molekul NH3 dalam larutan air, hanya ada satu molekul NH3 saja yang mampu mengikat satu proton
dari air untuk menghasilkan satu ion NH4+ dan satu ion OH-; sungguh merupakan suatu perbandingan
jumlah yang terlalu kecil untuk menyatakan bahwa larutan ini adalah NH4OH.
(2) Baik NH3 dalam fase gas maupun dalam larutan air, keduanya menghasilkan bau yang sama, dan gas
NH3 sangat mudah lepas menguap dari larutannya. Jadi, larutan amonia dalam air tetap berbau
karakteristik sebagai NH3, dan tidak berbau sebagai ion NH4+ (misalnya NH4Cl tidak berbau).
(3) Bila NH4+ OH- benar-benar ada, tentunya diharapkan dapat dikristalkan pada pendinginan.
Kenyataannya, dua macam hidrat yaitu NH3.H2O dan (NH3)2.H2O dapat dihasilkan pada temperatur
100oC. Struktur kristalnya telah dapat ditentukan (Gambar 1), yaitu bahwa tiap molekul NH 3 terlibat
oleh empat ikatan hidrogen yang terdiri atas tiga dengan atom-atom H yang dekat dengan atom N (jarak
ikatan kovalen 1,0 ) dan satunya dengan atom H yang relatif jauh dari atom N tetapi relatif dekat
terikat menjadi molekul air.
H H
O
kuat
lemah
H H H
O H N H O
H H H
lemah
kuat O
O
H
H H
Demikian juga molekul air ini terlibat dalam ikatan hidrogen dengan dua atom H relatif dekat pada
atom O dan satu atom H yang lain relatif jauh. Tidak ada gugus atau spesies NH 4+ maupun OH- dan
sangat nyata tidak ada molekul-molekul NH4OH dengan ikatan kovalen dalam struktur kristalnya.
Bahkan bila molekul NH3 dan H2O (dalam larutan NH3 dalam air) ditekan mendekat dengan cara
kristalisasi, ternyata tidak ada transfer proton dari molekul air ke molekul amonia menjadi NH 4+.
Namun demikian, jelas terdapat gaya tarik intermolekular yang kuat dalam bentuk ikatan hidrogen yang
membuat gas NH3 mudah larut dalam air. Model ikatan ini seperti dilukiskan pada Gambar 9.1, setiap
molekul NH3 dikelilingi oleh satu ikatan kuat NHOH dan tiga ikatan lemah H2OHN.
Oleh karena bersifat basa, amonia bereaksi dengan asam menghasilkan garam amonium dan dengan
gas HCl menghasilkan asap putih amonium klorida menurut persamaan reaksi:
NH3(g) + HCl(g) NH4Cl(s)
Demikian juga hampir semua garam amonium larut dalam air dan larutannya bersifat asam oleh karena
hidrolisis amonium yang bertindak sebagai asam lemah Bronsted-Lowry menurut persamaan reaksi:
NH4+(aq) + H2O(l) NH3(aq) + H3O+(aq)
Semua garam amonium mengalami dekomposisi termal. Garam dengan anion bukan-oksidator
menghasilkan amonia dan asam-asam induknya menurut persamaan reaksi:
NH4Cl(s) NH3(g) + HCl(g)
NH4HCO3(s)
NH3(g) + H2O(g) + CO2(g)
NH4HS(s)
NH3(g) + H2S(g)
Sedangkan garam-garam dengan anion yang bersifat oksidator mengalami dekomposisi swaredoks
(disproporsionasi) jika dipanaskan:
170 260 C
NH4NO3(s) N2O(g) + 2 H2O(g)
o
Dalam reaksi tersebut atom nitrogen dalam amonium (bilangan oksidasi -3) teroksidasi sedangkan atom
nitrogen dalam nitrat (bilangan oksidasi +5) tereduksi, dan keduanya menjadi atom nitrogen dengan
bilangan oksidasi +1 dalam N2O. Dekomposisi ini sangat hebat (eksplosif), lebih-lebih pada temperatur
tinggi akan terjadi redoks lebih lanjut menjadi nitrogen dengan bilangan oksidasi nol menurut persamaan
reaksi:
300 C
2 NH4NO3(s) 2 N2(g) + 4 H2O(g) + O2(g)
o
Oleh karena itu, campuran antara amonium nitrat dengan senyawa-senyawa yang dapat teroksidasi adalah
sangat berbahaya.
Hidrazin
Hidrazin, H2NNH2, dalam larutan air dibuat dari reaksi amonia dengan hipoklorit, dan diduga
terjadi menurut dua tahap reaksi sebagai berikut:
(1) NH3(g) + OCl-(aq) NH2Cl(aq) + OH-(aq)
kloramin
(2) NH2Cl(aq) + OH -
(aq) + NH3(g) N2H4(aq) + Cl-(aq) + H2O(l)
Hidrazin anhidrat berupa cairan tak berwarna, mudah terbakar, higroskopik, membeku pada ~ 2oC
dan mendidih pada ~ 113,5oC. Dalam larutan air, hidrazin bersifat basa lebih lemah daripada amonia dengan
persamaan reaksi keseimbangan sebagai berikut:
N2H4(aq) + H2O(l) N2H5+ + OH-(aq) K25 = 8,5 x 10-7
Baik dalam suasana asam maupun basa, hidrazin bersifat sebagai pereduksi kuat, banyak digunakan sebagai
pereduksi komponen bahan bakar roket dalam bentuk dimetil hidrazin, (CH 3)2NNH2. Oksidasi terhadap
hidrazin menghasilkan berbagai macam senyawa, bergantung pada jenis oksidatornya. Beberapa oksidator
HIO3, I2, Cu2+, dan K3Fe(CN)6, mengoksidasi hidrazin menjadi nitrogen, N2 dan amonia, NH3. Tetapi, peroksida
asam dan HNO2 mengoksidasi hidrazin menjadi asam hidrozoik (atau hidrogen azida), HN3. Contoh
persamaan redoks ini adalah:
N2H4(aq) + 2 I2(aq) N2(g) + 4 HI(aq)
N2H4(aq) + 2 Cu2+(aq) 2 Cu(s) + N2(g) + 4 H+(aq)
Struktur hidrazin mirip dengan struktur etana kecuali dalam hal salah satu atom H dari tiap gugus
metilnya diganti dengan sepasang elektron menyendiri; struktur ini mempunyai panjang ikatan tunggal
NN, 145 pm.
Nitrida
Nitrida adalah senyawa metal-nitrogen. Secara umum, apabila metal-amida dipanaskan akan terjadi
deaamoniasi menjadi metal-nitrida, misalnya seperti pada reaksi berikut:
3 Mg(NH2)2 Mg3N2 + 4 NH3
Metode yang lebih baik untuk pembuatan nitrida adalah pemanasan logam atau campuran oksida logam dan
karbon dengan nitrogen atau amonia, seperti pada nitrida-nitrida dari logam berikut ini:
(1) Li, Be, Mg, Ca, Sr, Ba, Si, dan Th; kelompok metal nitrida ini termasuk nitrida ionik yaitu mengandung
ion N3- dalam kisi-kisi kristalnya.
(2) B, Al, Sc, Y, La, Ce, Ga, dan In; kelompok metal nitrida ini tremasuk nitrida kovalen.
(3) Ti, Zr, Hf, V, Nb, Ta, Mn (II, V), U (II, III), Mo (sebagai Mo2N), dan W (sebagai W2N); kelompok metal
nitrida ini termasuk nitrida metalik (intertisi) yang mempunyai titik leleh tinggi, sangat keras, bersifat
konduktan seperti logam, dan relatif inert.
Nitrogen halida
Senyawa nitrogen fluorida yang terkenal adalah nitrogen trifluorida NF3, yang berupa gas tak berbau,
tak berwarna, dan tidak reaktif, yang dapat dibuat dari elektrolisis leburan amonium bifluorida atau
larutannya dalam anhidrat hidrogen fluorida. Senyawa ini mempunyai struktur mirip dengan amonia,
mempunyai satu pasang elektron menyendiri namun bersifat basa Lewis lemah.
Sifat basa Lewis senyawa tersebut ditunjukkan oleh reaksinya dengan oksigen oleh pengaruh arus
listrik pada temperatur rendah, membentuk senyawa nitrogen oksida trifluorida, ONF3, menurut persamaan
reaksi:
2 NF3(g) + O2(g) ONF3(g)
Senyawa nitrogen klorida lebih banyak dikenal macamnya. Kloramin, NH 2Cl, larutannya dalam air
dapat dibuat dari reaksi amonia dalam air dengan hipoklorit (lihat persamaan reaksi pembuatan hidrazin).
Nitril klorida dan nitrosil klorida bereaksi hebat dengan air menurut persamaan reaksi berikut:
NOCl(g) + 2 H2O(l) HNO2(aq) + H3O+(aq) + Cl-(aq)
NO2Cl(g) + 3 H2O(l) 2 H3O+(aq) + NO3-(aq) + Cl-(aq)
Senyawa nitrogen iodida dikenal dalam NI3.NH3 yang berupa padatan hitam, yang dapat dibuat dari
reaksi larutan amonia dengan iodin menurut persamaan reaksi:
5 NH3(aq) + 3 I2(aq) NI2.NH3(s) + 3 NH4+(aq) + 3 I-(aq)
Senyawa ini sensitif terhadap cahaya dan terurai dengan disertai ledakan menjadi N2, I2 dan NH3.
NH4NO3(aq)
H
N2O(g) + H2O(l)
Metode standar pembuatan gas ini adalah melalui pemanasan ~ 280oC pada leburan padatan amonium nitrat;
ledakan dapat terjadi pada pemanasan kuat, dan untuk menghindarinya pemanasan dilakukan pada larutan
amonium nitrat yang telah diasamkan dengan asam hidroklorida.
Oksida ini isoelektronik dengan karbon dioksida dan ion azida; tetapi senyawa ini mempunyai
struktur molekul linear asimetri dengan kedua atom nitrogen saling berdekatan dalam bentuk resonansi
sebagai berikut:
N N O N N O atau N = N O
Jadi, struktur asimetri NON tidak dikenal, karena pertimbangan muatan formal yaitu +2 untuk atom O
2
dan -1 untuk masing-masing atom N dalam N O N , dan ini tentu tidak mungkin karena atom oksigen
lebih elektronegatif daripada atom nitrogen.
Dinitrogen oksida berbau khas enak hingga sering disebut gas gelak. Nama ini berkaitan dengan efek
non toksik pada konsentrasi rendah. Gas ini kadang-kadang dipakai sebagai obat bius hanya untuk bedah
singkat, namun pada konsentrasi tinggi mengakibatkan tidak sadar.
Nitrogen oksida, NO, untuk keperluan perdagangan dibuat dari oksida amonia dalam udara terbuka
dengan katalisator logam Pt pada temperatur ~ 500oC menurut persamaan reaksi:
4 NH3(g) + 5 O2(g) 4 NO(g) + 6 H2O(g)
Jika reaksi berlangsung tanpa katalisator, akan diperoleh hasil utama N 2. Dalam laboratorium, oksida ini
dapat dibuat dari penambahan asam ke dalam campuran larutan nitrit dan iodida dalam air menurut
persamaan reaksi:
2 NO2-(aq) + 2 I-(aq) + 4 H3O+(aq) 3 NO(g) + I2(aq) + 6 H2O(l)
Demikian juga gas NO dengan mudah dapat diperoleh dari reaksi antara logam tembaga dengan
asam nitrat 50% menurut persamaan reaksi:
3 Cu(s) + 8 HNO3(aq) 3 Cu(NO3)2(aq) + 4 H2O(l) + 2 NO(g)
Namun, oleh karena mudah teroksidasi oleh udara, gas NO hasil reaksi ini mudah terkontaminasi oleh NO 2,
dan untuk memisahkannya gas hasil dialirkan melalui air, agar gas NO2 cepat bereaksi menjadi asam nitrat.
Gas NO pada dasarnya tidak berwarna; warna biru yang sering teramati oleh karena kontaminasi
dengan N2O3. Gas ini mempunyai jumlah elektron gasal (11 elektron valensi) dengan panjang ikatan 115
pm. Panjang ikatan ini sedikit lebih pendek daripada panjang ikatan NO dalam N2O (yaitu 119 pm dengan
derajat ikatan 1,5), tetapi lebih panjang daripada ikatan rangkap tiga NO dalam NO+ (yaitu 106 pm, derajat
ikatan 3).
Nitrogen monoksida mudah kehilangan satu elektron membentuk ion nitrosil, NO+, yang
isoelektronik dengan karbon monoksida. Gas ini sangat reaktif terhadap oksigen membentuk gas NO 2 yang
berwarna coklat menurut persamaan reaksi:
2 NO(g) + O2(g) 2 NO2(g)
Itulah sebabnya sering terjadi kesalahan hasil reaksi yang berlangsung pada keadaan terbuka, misalnya
reaksi antara logam tembaga dengan 50% asam nitrat, sesungguhnya yang terjadi adalah gas NO bukan NO 2,
tetapi segera teroksidasi oleh udara menjadi NO 2. Laju oksidasi ini ternyata menurun dengan naiknya tem-
peratur.
Dinitrogen tetroksida, N2O4 dan nitrogen dioksida, NO2, selalu berada bersama-sama dalam
keseimbangan baik dalam keadaan gas maupun cairan sebagai berikut:
2 NO2(g) coklat N2O4(g) tak berwarna
Keseimbangan reaksi ini cepat tercapai dengan harga K25 ~ 8,8 atm-1. Dalam keadaan padat dapat diperoleh
N2O4 murni; ingat padatan dapat diperoleh dengan cara menaikkan tekanan atau menurunkan volume pada
temperatur tetap yang berarti reaksi keseimbangan bergeser ke arah N2O4. Berbeda dari NO2 yang berwarna
coklat dan bersifat paramagnetik, N2O4 tidak berwarnai dan bersifat diamagnetik.
NO2 mempunyai struktur bengkok, V, dengan jarak ikatan NO ~ 1,19 dan sudut ikatan ~ 134o. Dinitro-
gen tetroksida mempunyai struktur O2NNO2 dengan jarak ikatan NN ~ 1,75 , jauh lebih panjang
daripada umumnya ikatan tunggal NN (~ 1,47 dalam hidrazin, H2NNH2). Sudut ikatan ONO ternyata
sama, baik dalam N2O4 maupun dalam NO2. Dengan demikian hal ini menyarankan bahwa N 2O4 dapat
dipandang terdiri atas 2 NO2 yang berikatan secara lemah melalui NN.
Gas NO2 dapat dipreparasi dari reaksi antara tembaga dengan asam nitrat pekat menurut persamaan
reaksi:
Cu(s) + 4 HNO3(l) Cu(NO3)2(aq) + 2 H2O(l) + 2 NO2(g)
Dinitrogen pentoksida, N2O5, berupa padatan tak berwarna dan mudah menguap. Oksida ini dapat dibuat
dari oksida N2O4 dengan ozon menurut persamaan reaksi:
N2O4(s) + O3(g) N2O5(s) + O2(g)
60o
2,21 A
P
P P P
P P P P P P P
P
P P P
P
Fosfor merah, lebih stabil daripada fosfor putih, dan dalam udara tidak terbakar secara spontan;
strukturnya merupakan beberapa modifikasi hubungan antara atom fosfor yang membentuk rantai secara
acak atau jaringan dengan sudut PPP diduga lebih besar daripada sudut dalam molekul fosfor putih (P 4).
Fosfor merah dapat diperoleh dari fosfor putih dengan pengaruh pemanasan 300 oC dalam atmosfer inert
selama beberapa hari:
P4(putih)
4 P(merah) Ho25 = -73,6 kJ mol-1
Titik leleh fosfor merah kira-kira 600oC, pada temperatur ini rantai polimer putus dan diperoleh kembali
struktur unit fosfor putih, P4.
Modifikasi fosfor yang lain adalah fosfor hitam, yang lebih stabil daripada fosfor merah. Kristalin
fosfor hitam dapat dibuat dari pemanasan fosfor putih pada tekanan tinggi dengan menggunakan katalisator
Hg yang berfungsi sebagai seed, bijih penolong tumbuhnya kristal. Strukturnya terdiri atas bermacam-
macam fase, salah satunya terdiri atas lembaran-lembaran atom-atom fosfor.
Dari ketiga bentuk alotrop tersebut, fosfor putih bersifat paling reaktif, mudah larut dalam berbagai
pelarut, dan mempunyai tekanan uap lebih tinggi daripada fosfor hitam dan fosfor merah. Fosfor putih juga
mudah terbakar di udara sehingga disimpan di dalam air, mempunyai kelarutan yang sangat tinggi dalam
CS2, yaitu sekitar 880 g tiap 100 g pelarut pada temperatur 10 oC. Fosfor merah dan fosfor hitam kurang
reaktif dan kurang larut dalam CS2. Fosfor putih mempunyai titik leleh ~ 44,1oC dan titik didih ~ 280,5oC
sedangkan fosfor merah mempunyai titik leleh ~ 59oC dan menyublim pada ~ 430oC.
Oksida Fosfor
Berbeda dari nitrogen, fosfor membentuk hanya dua macam oksida yaitu tetrafosfor heksaoksida,
P4O6, dan tetrafosfor dekaoksida, P4O10. Keduanya berupa padatan putih pada temperature kamar. Struktur
kedua oksida ini didasarkan pada struktur piramida segitiga (atau tetrahedron) fosfor putih, P 4. Dalam P4O6,
tiap atom oksigen menempati pada tiap posisi antara dua atom fosfor sebagai jembatan penghubung,
sedangkan dalam P4O10 empat atom oksigen lebihnya masing-masing terikat secara kovalen koordinat
dengan atom fosfor menyusun suatu bangun tetrahedron PO4
P O O
O O P
P O
O O
O P
P P O O
O
O P P O
O O O
P4O6 P4O10
Gambar 4. Struktur P4O6 dan P4O10
Tetrafosfor heksaoksida terbentuk oleh pemanasan fosfor putih dalam lingkungan oksigen terbatas,
sebliknya pemanasan dalam lingkungan oksigen berlebih menghasilkan tetrafosfor dekaoksida, menurut
persamaan reaksi:
P4(s) + 3 O2(g) P4O6(s)
P4(s) + 5 O2(g) P4O10(s)
Tetrafosfor dekaoksida yang lebih umum dan lebih penting, sering digunakan sebagai agen pengering
(air), sebab bereaksi dengan air secara hebat menghasilkan asam fosfat menurut persamaan reaksi:
P4O10(s) + 6 H2O(l) 4 H3PO4(l)
.. Cl Cl + Cl
Cl Cl Cl
Cl P P P
Cl Cl
P Cl Cl Cl
I Cl Cl
Cl Cl
Cl
Keduanya bereaksi dengan air, bagi PCl3 menghasilkan asam fosfit atau asam fosfonik, berbeda dari
NCl3 dan bagi PCl5 menghasilkan asam fosfat menurut persamaan reaksi berikut:
PCl3(l) + 3 H2O(l) H3PO3(l) + 3 HCl(g)
PCl5(l) + H2O(l) POCl3(l) + 3 HCl(g)
POCl3(l) + 2 H2O(l) H3PO3(l) + 3 HCl(g)
3. Arsen
Arsen, biasanya berada dalam bentuk metalik yang mempunyai struktur mirip dengan fosfor hitam.
Modifikasi arsen semacam ini sangat baik untuk konduktor termal tetapi buruk untuk konduktor listrik.
Bentuk metalik ini mudah menyublim membentuk kristalin abu-abu yang mengkilap. Metalik arsen berupa
serbuk halus berwarna hitam, dapat dibuat dari reduksi asam arsenit dengan ion Sn2+ menurut persamaan
reaksi:
2 H3AsO3(aq) + 3 Sn2+(aq) + 6 H+(aq) 2 As(s) + 3 Sn4+(aq) + 6 H2O(l)
Reduksi oksidanya oleh karbon atau hidrogen juga menghasilkan unsur arsen menurut persamaan reaksi:
As2O3(s) + 3 C(s) 2 As(s) + 3 CO(g)
As2O3(s) + 3 H2(s) 2 As(s) + 3 H2O(l)
Uap arsen mungkin membentuk molekul As 4, dan pendinginan mendadak pada temperatur rendah
menghasilkan arsen kuning yang cepat berubah menjadi bentuk metalik pada temperatur kamar. Struktur
arsen mungkin analog dengan struktur fosfor.