A. ALKOHOL
a. Kegunaan
1) Metanol digunakan sebagai pelarut dan sebagai reaktan untuk membuat ester.
2) Metanol juga dapat digunakan sebagai bahan bakar alternative (pengganti minyak bumi).
3) Sebagian besar metanol diubah menjadi formaldehida (metanal) yang merupakan bahan untuk
membuat plastik (polimer).
B. ETER
a. Kegunaan
oktan bensin.
b. Dampak
Pada konsentrasi rendah, eter dapat menyebabkan pusing kepala, sedangkan pada konsentrasi tinggi
menyebabkan tidak sadarkan diri.
C. ALDEHID
Kegunaan Aldehida
D. KETON
Kegunaan Keton
a. Aseton digunakan sebagai pelarut organik.
d. Isobutil metil keton / hekson digunakan sebagai pelarut nitroselulosa dan get.
E. ASAM KARBOKSILAT
F. ESTER
Kegunaan Ester
a. Ester rantai pendek (ester yang memiliki atom karbon kurang dari 10) digunakan sebagai essen buah-
buahan.
membuat sabun.
1. ALKOHOL
reaksi ini bersifat khas sehingga kalian harus menghafal masing-masing hasil reaksinya.
Semua senyawa karbon yang bereaksi dengan oksigen dengan jumlah yang mencukupi
sering dikenal dengan reaksi pembakaran sempurna akan menghasilkan hasil akhir berupa CO2
dan H2O. sedangkan pada reaksi pembakaran tidak sempurna (kekurangan oksigen) CO2 tidak
akan terbentuk namun akan terbentuk CO. sehingga reaksi oksidasi alkohol juga menghasilkan
hasil akhir CO2 dan H2O, sebagai contoh :
namun reaksi oksidasi ini sebenarnya terdiri dari beberapa tahapan yang hasilnya
berbeda-beda. Hal ini dapat digunakan untuk membedakan jenis-jenis alkohol. reaksi yang
terjadi.
1. Alkohol primer akan melalui 2 tahapan pada tahap pertamaakan menghasilkan aldehida/alkanal,
kemudai apabila dioksidasi lagi akan menghasilkan asam karbosilat.
e. dengan H2SO4 pada suhu tinggi akan melepas air/H2O (reaksi dehidrasi) dengan dua jenis
reaksi berdasarkan suhunya :
(1) pada suhu 130 - 140 C akan menghasilkan eter
(2) pada suhu 170 - 180 akan menghasilkan alkena
seperti halnya alkohol dan senyawa-senyawa karbon yang lain reaksi oksidasi akan
menghasilkan hasil akhir CO2 dan H2O
b. dengan PCl5
Eter tidak dapat bereaksi dengan PCl3 namun dapat bereaksi dengan PCl5, hal ini juga
berlaku untuk unsur halida yang lain seperti F, Br dan I. misalnya PBr3, PBr5 dsb
c. dengan Asam Halida (HF, HBr, HCl dan HI) akana menghasilkan alkil halida dan alkohol
Membedakan Alkohol dan Eter
Alkohol dan Eter merupakan isomer fungsi dengan rumus umum CnH2n+2O. Namun
demikian, kedua homolog ini mempunyai sifat-sifat yang berbeda nyata, baik sifat fisis maupun
sifat kimia. Alkohol mempunyai titik didih dan titik lelelh yang jauh lebih tinggi daripada eter.
Hal ini terjadi karena gugus alkohol (-OH) bersifat polar dan menyebabkan adanya ikatan
hidrogen antarmolekul alkohol, sedangkan eter bersifat kurang polar dan tidak mempunyai ikatan
hidrogen antarmolekulnya. Perbedaan yang cukup nyata juga tampak pada kelarutannya dalam
air. Kelarutan alkohol dalam air jauh lebih besar daripada eter. Hal ini juga berkaitan dengan
gugus fungsi alkohol yang bersifat polar. Antara alkohol dan air bias membentuk ikatan
hidrogen.
Secara kimia, alcohol dan eter dapat dibedakan berdasarkan reaksinya dengan natrium
dan fosforus pentaklorida.
Alkohol bereaksi dengan logam natrium membebaskan hidrogen, sedangkan eter tidak
bereaksi.
Alkohol bereaksi dengan PCl5 menghasilkan gas HCl, sedangkan eter bereaksi tetapi
tidak menghasilkan HCl.
3. ALDEHID/ALKANAL
a. dapat bereaksi dengan Fehling (CuO) dan Tollens (Ag2O)
b. direduksi dengan H2 menghasilkan alkohol primer
kedua reaksi di atas merupakan reaksi yang sama dengan reaksi alkohol primer.
4. KETON
Keton merupakan isomer gugus fungsi dari aldehid/alkanal. Perbedaannya terletak pada
reaksinya dengan fehling dan keton.
5. ASAM KARBOKSILAT
Reaksi-reaksi yang dapat terjadi dalam asam karboksilat antara lain :
a. Reaksi Esterifikasi
yakni reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol.
b. Reaksi Penetralan
Asam karboksilat bereaksi dengan basa membentk garam dan air.
6. ESTER
Reaksi-reaksi yang dapat trerjadi pada ester
a. reaksi hidrolisi ester, yakni kebalikan dari reaksi esterifikasi
b. reaksi saponifikasi
seperti halnya asam karboksilat, ester juga dapat terjadi reaksi saponifikasi. Namun hasil
sampingannya bukan air (H2O) namun alkohol.
7. HALOALKANA
Beberapa reaksi penting haloalkana adalah :
Atom halogen dari haloalkana dapat diganti oleh gugus ─OH jika haloalkana
direaksikan dengan suatu basa kuat misalnya dengan NaOH
Untuk metana dan etena, atom H yang terikat semua pada atom C primer. Jika dalam
alkana terdapat atom C primer, atom C sekunder atau C tersier, maka atom H yang
akan disubtitusikan adalah yang paling lemah, dimana :
Ctersier<Csekunder<Cprimer
Eliminasi HX
3. Reaksi Adisi
Untuk pembuatan Haloalkana yaitu antara senyawa alkana dengan senyawa asam
halida (HX) atau senyawa halogen (X2) “aturan Reaksi senyawa karbon”
R ─ CH ═ CH ─ R’ + HX → R─CH ─ CH ─ R’
l l
H X
Monohaloalkana
R ─ CH ═ CH ─ R’ + HX2 → R ─ CH ─ CH ─ R’
l l
X X
Dihaloalkana
Rumus penentuan tata nama alkohol dengan rantai C yang bercabang secara umum adalah:
(no.cabang)-(nama cabang)-(no.gugus fungsi)-(nama rantai induk)
Contohnya adalah:
CHOH-CH2-CH2-CH3: 1-butanol
CH3-CHOH-CH2-CH3: 2-butanol
CHOH-CH-CH3-CH3: 2-metil-1-propanol
Uniknya, istilah alkohol lebih umum dipakai untuk menyebut etanol/etil alkohol (C2H5OH)
daripada jenis-jenis alkohol lainnya (metanol, propanol, butanol, dsb). Mengapa begitu? Hal ini
disebabkan karena etanol merupakan jenis alkohol yang paling sering ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan minuman beralkohol maupun produk-produk
sampingan yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui proses yang disebut fermentasi.
Reaksi-reaksi alkohol:
1. Deprotonasi
Melalui proses deprotonasi, alkohol dapat berperan sebagai asam lemah yang dapat
menghasilkan garam alkoksida dari reaksi dengan basa kuat seperti natrium hidrida atau senyawa
logam aktif seperti natrium. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
2 R-OH + 2 NaH→ 2 R-O–Na+ + 2H2
2 R-OH + 2 Na→ 2 R-O−Na+ + H2
2. Substitusi Nukleofilik
Secara umum gugus hidroksil pada alkohol bukan termasuk gugus pergi (leaving group). Agar
reaksi substitusi nukleofilik dapat terjadi, alkohol memerlukan bantuan dari oksigen yang
diprotonasi.
3. Dehidrasi
Alkohol yang dipanaskan dengan katalis asam sulfat pekat akan melepaskan molekul air
(mengalami dehidrasi) membentuk eter dan alkena. Adapun yang membedakan produk yang
dihasilkan adalah suhu pemanasan, dimana pemanasan pada suhu sekitar 130oC akan
menghasilkan eter sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 180oC akan menghasilkan alkena.
4. Esterifikasi
Reaksi ini disebut esterifikasi karena menghasilkan produk berupa ester, dimana agar alkohol
dapat menghasilkan ester, diperlukan asam karboksilat. Reaksi ini juga disebut sebagai
esterifikasi Fischer. Selain asam karboksilat, reaksi ini juga memerlukan katalis berupa asam
sulfat pekat melalui proses yang disebut refluks. Umumnya reaksi esterifikasi dilakukan dengan
bantuan alat yang disebut Aparatus Dean-Stark. Reaksi esterifikasi dapat dituliskan sebagai:
R-OH + R’-COOH → R’-COOR + H2O
5. Oksidasi
Alkohol sederhana dapat terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Salah satu contoh
alkohol sebagai bahan bakar adalah etanol yang dikenal dengan nama spiritus. Adapun reaksinya
adalah:
C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor
Alkohol primer dapat membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut menjadi
asam karboksilat
Alkohol sekunder dapat membentuk keton
Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi karena tidak adanya atom karbon karbinol, yaitu
atom karbon yang mengikat gugus –OH
Metanol sebagai pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar mesin, dan bahan
pembuatan formalin/formaldehida (HCHO) untuk pengawet mayat dan bahan baku
pembuatan polimer plastik, dll.
Etanol untuk antiseptik (alkohol 70%), campuran untuk minuman beralkohol, bahan
bakar (spiritus), pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar, dll.
Haloalkana
Menurut IUPAC, tata nama pada halo alkana sama dengan tata nama pada alkana. Penamaannya adalah
sebagai berikut.
a. Rantai utama dipilih berdasarkan rantai terpanjang yang mengandung atom halogen
Contoh :
Contoh :
....................Cl
.....................l
Br................Br....Cl......F
3,5-dibromo-2,3-dikloro-1-fluoro pentana
a. Reaksi Substitusi
Reaksi substitusi adalah reaksi penggantian atom oleh atom lain/ penggantian gugus atom oleh
gugus atom lain. Reaksi substitusi dengan atom unsure halogen merupakan reaksi berkelanjutan
yang dapat menghasilkan monohalo alkana, dihaloalkana dan seterusnya.Umumnya terjadi pada
senyawa jenuh (berikatan tunggal)
Alkana bersifat kurang reaktif. agar dapat bereaksi dengan halogen maka harus dalam suhu
tinggi dan bantuan sinar UV, serta menggunakan halogen yang reakstif.
Alkana.........halogen.............haloalkana...asam halide
Contoh reaksinya :
Gugus OH dari air dapat menggantikan atom halogen pada alkil halida. Reaksi ini dikenal
juga dengan nama reaksi hidrolisis.
Bromo butan..........................butanol
3. Pembentukan Ester (Esterifikasi)
Pada reaksi ini gugus OH dari asam karboksilat diganti dengan gugus OR dari alkohol.
Asam karboksilat.....alkohol..............ester
Jadi ester dapat dibentuk dari asam karboksilat yang direaksikan dengan alkohol
Contoh reaksinya :
a. Reaksi Adisi
Reaksi adisi adalah reaksi pemecahan ikatan rangkap menjadi tunggal dengan menangkap atom
lain.
Senyawa- senyawa pengadisi dapat berupa hydrogen, asam halida, halogen dan air dengan
mengadisi senyawa alkena.
Reaksi ini dapat terjadi pada alkena, alkuna, aldehid dan alkanon. Contoh reaksi adisi
pada aldehid.
Pada reaksi ini digunakan katalis logam Pt, dan menghasilkan alkohol primer.
Senyawa alkena dibedakan menjadi 2, yaitu simetris dan asimetris. Rumus umum reaksi
adisi asam halida pada alkena simetris :
Alkena...................................kloro etana
Contoh reaksi :
CH2 = CH2 + HCl --->CH3 – CH2 –Cl
Etena................................kloro etana
Reaksi ini berlaku untuk pereaksi HF, HCl dan HI. Untuk pereaksi selain itu, berlaku
aturan anti – Markovnikov.
Contoh reaksi :
Adisi alkena dengan halogen menghasilkan haloalkana. Adisi alkena dengan air
menghasilkan alkohol.
b. Reaksi Eliminasi
Reaksi eliminasi adalah reaksi penghilangan beberapa atom/ gugus atom untuk membentuk
senyawa baru ( kebalikan senyawa adisi).
Eliminasi pada alkana akan menghasilkan alkena dengan katalis H atau Ni. Reaksi ini
dikenal dengan reaksi dehidrogenasi, karena melepas sejumlah gas H2.
Contoh :
Reaksi ini sering disebut reaksi dehidrasi, karena melepas sejumlah air. Contoh pada
pemanasan alkohol dengan H2SO4.
Reaksinya :
Etanol........................ etena
Jika yang bereaksi bukan alkohol primer, reaksinya akan mengikuti aturan Saytzef, yaitu
atom H diambil dari atom C yang jumlah atom H-nya lebih sedikit.
Contoh :
CH3 – CH2 – CHOH – CH3 --->CH3 – CH = CH – CH3 + H2O
Butanol........................................ 2- butena
Selain terjadi pada alkana dan alkohol, reaksi eliminasi juga terjadi pada alkyl halida (
dihaloalkana) dan haloalkana sekunder/ tersier.
Senyawa haloalkana dapat dibuat melalui reaksi substitusi alkana dengan halogen atau alkohol,
dengan asam halida pekat.
Pada reaksi ini, atom halogen akan mensubstitusi atom H dari alkana. Hasil reaksinya
dapat berupa mono, di, tri atau tetra halide, tergantung perbandingan mol pereaksinya.
........................................................Monokloroetana
.......................................................dikloroetana
................................................... trikloroetana
....................................................Tetrakloroetana(karbontetraklorida)
Pereaksi yang digunakan pada reaksi ini adalah asam halida dan hanya menghasilkan
monohalida atau monohaloalkana.
1. CH3Cl (klorometana) yaitu sebagai bahan pendingin, pembuatan silikon, dan zat warna
2. CH3Br (bromometana) yaitu sebagai bahan pemadam kebakaran di pesawat
3. C2H5Cl (kloretana) yaitu untuk anestesi local , membuat TEL
4. CHCl3 (Kloroform) yaitu untuk pelarut, anestesi. Akibat: merusak hati, ginjal, dan
jantung. Bereaksi dengan udara membentuk gas fosgen (COCl2) yang beracun.
5. CFC ( Freon) yaitu sebagai zat pendingin. Akibat : menipisnya lapisan ozon.
6. C2H3Cl (vinil klorida) sebagai monomer pembuatan PVC (plastik)